Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

RINGKASAN MATA KULIAH SAP 4

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN


INTERNAL

OLEH :

KELOMPOK 2

Ngurah Surya Maotama (1607532129)


I Gusti Ayu Agung Yustika Nanda (1607532136)
Anak Agung Mas Prabha Iswara (1607532152)

PROGAM NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
1. Perlunya Pengendalian
1) Pengendalian dan Eksposur
Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan
probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Istilah risiko merupakan sinonim untuk istilah
probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur adalah risiko dikalikan
konsekuensi finansial atas risiko tersebut. Pengendalian dapat berguna mengurangi
eksposur, tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab terjadinya eksposur.
2) Eksposur Umum
(1) Biaya yang Terlalu Tinggi
(2) Pendapatan yang Cacat
(3) Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva.
(4) Akuntansi yang Tidak Akurat
(5) Interupsi Bisnis
(6) Sanksi Hukum
(7) Ketidakmampuan untuk Bersaing
(8) Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih
Istilah kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas ilegal yang terjadi
sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih biasanya melibatkan
penggunaan transaksi fiktif dalam sistem akuntansi. Terdapat tiga bentuk kejahatan kerah
putih, antara lain; a) kecurangan manajemen; b) Laporan keuangan yang menyesatkan; dan
c) Kejahatan korporat.
Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik merupakan satu dari beberapa istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan aktivitas seseorang yang bertugas mencegah dan mendeteksi kecurangan.
Tingkat Keseriusan Kecurangan
Kecurangan merupakan masalah yang serius. Tiga jenis kecurangan paling mahal adalah
pelanggaran rahasia paten, kecurangan kartu kredit, dan laporan keuangan palsu.
3) Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Banyak aspek pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi
terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data dan penyimpanan data
secara mekanis, serta kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer
yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi
organisasi.
Aktiva Pemrosesan Data
Aktiva pemrosesan data harus dilindungi seperti melindungi kekayaan organisasi yang
lain. Akses yang terbatas harus menjadi pertimbangan utama. Hanya individu dengan
validasi yang sah yang diizinkan masuk ke lokasi rersebut
4) Tujuan Pengendalian dan Siklus Transaksi
Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu
organisasi sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi, pada umumnya organisasi
menghadapi kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian tersebut menghasilkan transaksi yang
dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis berikut.
(1) Siklus pendapatan
(2) Siklus pengeluaran
(3) Siklus produksi
(4) Siklus keuangan
2. Komponen Proses Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan satu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi
perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk memberikan jaminan yang
masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan 1) reliabilitas pelaporan keuangan, 2) efektivitas
dan efisiensi operasi, dan 3) kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku.
Proses pengendalian internal suatu organisasi terdiri dari lime elemen: lingkungan
pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pengawasan. Konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis utama, yaitu tanggung
jawab (terkait dengan tanggung jawab manajemen dan dewan direksi untuk membangun dan
memelihara proses pengendalian internal) dan jaminan yang masuk akal (terkait dengan
relativitas biaya dan manfaat suatu pengendalian.
1) Pengaruh Eksternal yang Terkait dengan Entitas dan Pengendalian Internal.
Organisasi harus memastikan bahwa aktivitas yang mereka jalankan tidak melanggar
hukum dan regulasi yang diterbitkan oleh lembaga yang secara hukum memiliki
kewenangan atas organisasi dan operasi organisasi. SEC (Securities Exchange Commission)
dan FASB (Financial Accounting Standard Board) aktif dalam bidang akuntansi keuangan.
FCPA (Federal Foreign Corrupt Practices Act) tahun 1977 merupakan satu persyaratan
legal yang menjadi pertimbangan banyak organisasi.
Bagian 102 dari FCPA mansyaratkan semua perusahaan yang menjadi subjek dari SEC
tahun 1934 untuk:
(1) Membuat dan memelihara buku, catatan, dan rekeninh yang cukup detail dan
merefleksikan transasksi dan karakteristik aktiva secara akurat dan wajar.
(2) Mengembangkan dan memeligara sistem pengendalian akuntansi internal yang
dapat memberikan jaminan yang masuk akal bahwa:
a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, khusus maupun
umum;
b. Transaksi dicatat guna (i) memudahkan penyajian laporan keuangan agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum atau kriteria lain yang dapat
diterapkan dan (ii) memelihara akuntabilitas aktiva;
c. Akses terhadap aktiva hanya diizinkan sesuai dengan otorisasi manajemen,
khusus maupun umum;
d. Akuntabilitas aktiva yang tercatat dibandingkan dengan aktiva yang saat ini ada
pada rentang yang cukup rasional, dan tindakan yang tepat perlu diambil terkait
dengan perbedaan nilai yang ditemukan.
Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Bagi perusahaan publik, SOA memuat tuntutan dan batasan atas nama manajemen,
auditor, dan dewan audit perusahaan, serta mencakup penerapan penalti keuangan maupun
kriminal. SOA membatasi jasa selain audit yang dapat diberikan oleh auditor kepada klien
mereka dan melegalkan pentingnya komite audit. SOA melarang pembelian atau penjualan
saham oleh staf dan direktur atau pihak insider yang lain selama periode blackout. Internal
SOA mensyaratkan laporan tahunan memuat laporan pengendalian internal yang 1)
menyatakan tanggung jawab manajemen untuk membangun dan memelihara struktur dan
prosedur pengendalian internal yang memadai untuk pelaporan keuangan, serta 2) memuat
suatu penilaian, pada akhir tahun fiskal perusahaan, mengenai keefektifan struktur dan
prosedur pengendalian internal dari pelaporan keuangan perusahaan.
2) Dampak Lingkungan Bisnis Terhadap Pengendalian Internal
Pertimbangan penting lain adalah proses pengendalian internal suatu entitas bervariasi
tergantung pada konteks ukuran organisasi; karakteristik kepemilikan; metode transmisi,
pemrosesan, pemeliharaan, dan pengevaluasian informasi; persyaratan legal dan regulator;
diversitas dan kompleksitas operasi organisasi.
3) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk
membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu,
serta menentukan iklim organisasi dan memengaruhi kesadaran karyawan terhadap
pengendalian. Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah:
(1) Integritas dan Nilai-Nilai Etika
Perusahaan harus memiliki audit budaya untuk memeriksa budaya dan perilaku etis
dalam organisasi agar setiap progran etika berjalan dengan baik. Organisasi harus
memiliki pengendalian yang memadai. Di sisi lain, pengendalian yang terlalu kaku dapat
menghambat tindakan dan keputusan yang diambil karyawan, atau membatasi respons
karyawan untuk menjalankan berbagai tugas.
(2) Komitmen Terhadap Kompetensi
Kualitas dan kompetensi karyawanlah yang dapat memastikan terlaksananya proses
pengendalian yang baik.
(3) Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi
Filosofi manajemen: jika manajemen percaya bahwa pengendalian penting,
manajemen akan memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan
secara efektif. Sikap yang menyadari pentingnya pengendalian akan terkomunikasikan
pada para bawahan melalui gaya operasi manajemen. Jika manajemen hanya sekedar
berbicara mengenai perlunya pengendalian, maka para bawahan kemungkinan besar
akan dapat merasakan sikap yang sesungguhnya di balik kalimat tersebut.
(4) Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam
organisasi. Struktur organisasi formal seringkali digambarkan dalam bentuk diagram
organisasi yang mengindikasikan pola komunikasi formal dalam organisasi.
(5) Fungsi Dewan Direksi dan Komitenya
Dewan direksi merupakan
perantara yang menghubungkan Komite Audit dari Dewan Direksi

pemegang saham selaku Dewan Direksi


pemilik organisasi dengan
manajemen yang bertanggung Presiden

jawab menjalankan organisasi. Audit Departemen


Pemegang saham mengontrol Internal Lain
manajemen melalui fungsi Controller

dewan direksi dan komitenya.


Seorang auditor internal seharusnya melapor kepada komite audit dari dewan direksi
untuk menjaga independensi pelaksanaan audit internal dari fungsi-fungsi lain dalam
organisasi.
(6) Cara Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab
Metode pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi
mengindikasikan filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen. Pada struktur
organisasi formal, dokumen tertulis sering digunakan untuk mengindikasikan pemberian
wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi. Struktur organisasi biasanya
dilengkapi dengan deskripsi pekerjaan formal.
Penganggaran
Merupakan proses pembuatan anggaran, dan sebagai aktivitas utama manajemen.
Anggaran biasanya dibuat untuk satu organisasi secara menyeluruh dan untuk setiap
subunit dalam organisasi. Anggaran merupakan satu alat kendali yang ditetapkan
sebelum organisasi beraktivitas, memuat serangkaian rencana keuangan dan atau
besarnya nilai sumber daya yang disetujui untuk digunakan oleh subunit ketika
menjalankan fungsinya
(7) Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
Personel seharusnya kompeten dan memiliki kemampuan atau mendapatkan
pelatihan yang cukup terkait dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Fidelity
bonding merupakan satu hal yang lazim diterapkan pada karyawan yang secra langsung
memiliki tanggung jawab mengelola harta kekayaan perusahaan. Fidelity bonding
merupakan satu kontrak dengan perusahaan asuransi yang memberikan jaminan finansial
atas kejujuran individu yang namanya termuat dalam kontrak perjanjian, sehingga
membantu meyakinkan organisasi bahwa organisasi tersebut merekrut karyawan yang
dapat diandalkan.
a. Pemisahan Tugas. Pemisahan tugas yang efektif tergantung tingkat kerincian
perencanaan prosedur dan kehati-hatian penugasan fungsi-fungsi pada berbagai
orang dalam organisasi.
b. Supervisi. Merupakan pengawasan langsung kinerja personel oleh seorang
karyawan yang diberi tanggung jawab, bertujuan memastikan bahwa pekerjaan
yang dipercayakan kepada tiap karyawan dilaksanakan sesuai dengan semestinya.
c. Rotasi Pekerjaan dan Vakasi Wajib. Memungkinkan pember kerja mengecek dan
memverifikasi pekerjaan karyawan lain pada saat mereka menjalankan tugas
mereka selama kurun waktu tertentu.
d. Pengendalian Ganda. Penugasan kepada dua individu untuk menjalankan satu
pekerjaan yang sama secara harmoni, tujuannya bukan untuk pengurangan
pekerjaan tetapi perangkapan pekerjaan.
4) Penaksiran Risiko
Merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang
memengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang peling kritis dalam menaksir risiko adalah
mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan.
5) Aktivitas Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa
arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Aktivitas pengendalian dapat berupa
pengendalian akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal/
memadai bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk setiap sistem aplikasi yang
material dalam organisasi:
(1) Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas untuk mengurangi peluang
seseorang dalam suatu posisi pekerjaan tertentu untuk melakukan kecurangan atau
kesalahan menjalankan tugas sehari-hari mereka.
(2) Prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumentasi dan catatan yang
berguna untuk memastikan pencatatan transaksi dan kejadian yang tepat.
(3) Akses terhadap aktiva hanya diberikan sesuai dengan otorisasi manajemen.
(4) Cek independen dan peninjauan dilakukan sebagai wujud akuntabilitas kekayaan
perusahaan dan kinerja.
(5) Pengendalian proses informasi diterapkan untuk mengecek kelayakan otorisasi,
keakuratan, dan kelengkapan setiap transaksi.
6) Informasi dan Komunikasi
Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan
catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis,
mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara
akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
(1) Dokumentasi Sistem Akuntansi
Prosedur akuntansi ditetapkan dalam manual prosedur akuntansi. Formulir
digunakan untuk melaporkan setiap transaksi. Buku pembantu digunakan untuk
mengakumulasi detail informasi dalam buku besar. Kode rekening memuat deskripsi
detail kegunaan dan maksud setiap rekening buku besar harus dibuat dan direvisi sesuai
kebutuhan. Rekening kontrol digunakan secara ekstensif karena merupakan bukti
keakuratan saldo rekening sebagai dampak dari pemisahan tugas dalam sistem akuntansi
double-entry.
(2) Sistem Akuntansi Double-Entry
Sistem akuntansi double-entry memiliki peran sebagai alat yang akan menghasilkan
serangkaian catatan yang seimbang.
(3) Komunikasi
Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian.
7) Pengawasan
Pengawasan melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian
internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus-menerus, atau evaluasi terpisah, atau
kombinasi keduanya. Fungsi audit internal merupakan satu fungsi yang biasanya ada dalam
perusahaan besar untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian secara terus-menerus.
Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi
manajemen hasil analisis dan hasil penilaian aktivitas dan sistem seperti:
(1) Sistem informasi organisai
(2) Struktur pengendalian internal organisai
(3) Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencan
(4) Kualitas kinerja personel organisasi
3. Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian
internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi
organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi. Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan transaksi.
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk setiap aplikasi tertentu.
1) Pengendalian Umum
Pengendalian umum mencakup hal-hal berikut :
(1) Perencanaan Organisasi dan Operasi Pemrosesan Data
Perencanaan organisasi untuk pengolahan data mencakup pemisahan tugas dalam
fungsi pemrosesan data dan pemisahan organisasi pemrosesan data dari operasi lain
dalam organisasi. Pemisahan Tugas Tanggung Jawab untuk otorisasi, penyimpanan dan
pemegang catatan untuk menangani dan memproses transaksi dipisahkan.
Contoh : Fungsi pustakawan menjaga manual program komputer dan dokumentasi,
tetapi tidak memiliki akses atau otorisasi untuk mengoperasikan peralatan komputer.
Pemisahan Tugas dalam Pemrosesan Data.
Fungsi pemrosesan data harus tesentralisasi. Pemrosesan data komputer semestinya
tidak memiliki wewenang untuk memelihara atau memiliki otoritas atas aktiva selain
aktiva pemrosesan data.
Fungsi-fungsi berikut ini, yang terkait dengan pemrosesan komputer dalam
departemen pemroses data, perlu juga untuk dipisahkan, yaitu :
a. Analis sistem.
Bertanggung jawab atas pengembangan perencanaan aplikasi sistem komputer
secara umum. Analis sistem bekerja sama dengan pengguna untuk mendefinisikan
kebutuhan informasi secara spesifik.
b. Programer.
Programer komputer mengembangkan program yang akan menghasilkan output
komputer. Mereka mendesain dan menulis kode program komputer berdasarkan
spesifikasi yang telah ditetapkan oleh analis.
c. Operator komputer.
Mengoperasikan peralatan komputer mainframe. Mereka seharusnya tidak
memiliki akses ke rincian program secara detail. Fungsi operator harus dipisahkan
dengan programer.
d. Pustakawan.
Fungsinya adalah untuk menjaga kode program komputer dan dokumentasi.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjaga aktiva informasi.
e. Karyawan pengendalian data.
Mengendalikan pekerjaan dan input data untuk diolah. Tanggung jawab ini
mencakup pertimbangan atas kualitas input, kelengkapan pemrosesan yang
dijalankan serta kewajaran output.
(2) Prosedur Operasi Secara Umum.
Mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat spesifikasi prosedur
yang harus diikuti.

Definisi Tanggung Jawab : Deskripsi tugas untuk Contoh : Operator komputer memiliki
setiap fungsi pekerjaan dalam sistem pengolahan akses yang terbatas ke file program
dan file data.
transaksi. Kaitan fungsi pekerjaan yang satu
dengan yang lain harus diindikasikan secara jelas.
Reliabilitas Personel : Personel yang menjalankan Contoh : Supervisor operasi komputer
pemrosesan harus dipastikan ia dapat secara memiliki riwayat kehadiran yang baik
konsisten menjaga kinerjanya. dan memiliki riwayat kinerja yang
baik pula.
Pelatihan Personel : Personel harus diberi Contoh : Semua programer
instruksi secara eksplisit dan harus diuji mengahdiri seminar pelatihan lima
pemahamannya sebelum ia dipercaya untuk hari sebelum memulai tugasnya.
menjalankan tugas baru.
Kompetensi Personel : Orang yang diberi tugas Contoh : Direktur pemrosesan data
untuk memproses atau untuk mensupervisi sistem harus seorang MBA.
pengolahan transaksi memiliki pemahaman teknis
yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
Rotasi Tugas : Pekerjaan yang dibebankan ke Contoh : Tanggung jawab untuk
orang-orang harus dirotasi secara periodik, jika menghancurkan data yang sensitif
memungkinkan dengan jadwal yang sporadik, harus dirotasi antarkaryawan klerikal.
khususnya untuk fungsi-fungsi kunci.
Perancangan Formulir : Formulir disusun Contoh : Setiap field dalam formulir
sedemikian rupa sehingga formulir tersebut dapat untuk mengotorisasi pembelian yang
menjelaskan dirinya sendiri, mudah dipahami, akan digunakan untuk merekam data,
jelas, serta dapat merangkum semua informasi harus memiliki instruksi yang jelas.
yang dibutuhkan dengan usaha yang paling
minimal.
Formulir Bernomor Urut Cetak : Nomor urut di Contoh : Cek harus bernomor urut
setiap formulir harus tercetak untuk tercetak.
memungkinkan deteksi atas hilangnya formulir
dan kesalahan penggunaan formulir.
Formulir Tercetak : Ada kalanya, sebagian Contoh : Rekening MICR dikodekan
informasi dicetak dalam formulir dalam format pada cek dan tiket deposit.
yang akan memudahkan mesin untuk
memprosesnya.
Persiapan yang Simultan : Pencatatan satu Contoh : Sistem satu kali tulis
transaksi satu kali guna memfasilitasi seluruh digunakan untuk menyiapkan formulir
pemrosesan berikutnya, dengan menggunakan laporan penerimaan barang dan
rangkap (kertas karbon), untuk mencegah register penerimaan barang.
kesalahan penulisan ulang.
Dokumen Turnaround : Dokumen yang dihasilkan Contoh : Bagian dari formulir tagihan
oleh komputer yang dimaksudkan untuk yang dikembalikan oleh pelanggan
dimasukkan lagi ke dalam sistem. pada saat pembayaran.
Dokumentasi : Catatan tertulis dengan tujuan Contoh : Entri jurnal standar
untuk sarana komunikasi. mengomunikasikan data akuntansi
yang dihasilkan dari berbagai
departemen yang berbeda.
Labeling : Identifikasi transaksi, file atau item Contoh : Semua file komputer
yang lain dengan tujuan pengendalian. memiliki label eksternal.

(3) Karakteristik Pengendalian Peralatan.


Merupakan karakteristik pengendalian yang diinstal di komputer untuk
mengidentifikasi penanganan data yang tidak benar atau operasi peralatan yang salah.

Backup dan Recovery : Backup terdiri dari Contoh : Master file dan file transaksi
peralatan file dan prosedur yang tersedia jika data dipelihara setelah master file diperbarui
yang asli hilang atau rusak. Recovery adalah datanya, sebagai cadangan jika file yang
kemampuan untuk membuat ulang file master ada saat ini rusak.
dengan menggunakan file dan transaksi di masa
lalu.
Jejak Transaksi : Ketersediaan manual atau sarana Contoh: Daftar perubahan atas file
machine-readable untuk melacak status dan isi komputer secara online disimpan dalam
setiap catatan transaksi individual. tape magnetik untuk menyediakan jejak
transaksi.
Statistik Error-source : Akumulasi informasi atas Contoh : Supervisor bagian input data
jenis kesalahan dan titik awal terjadinya mengumpulkan dan meninjau ulang
kesalahan. Hal ini berguna untuk menentukan statistik atas kesalahan yang dilakukan
karakteristik perbaikan yang diperlukan untuk oleh karyawan pada saat menginput
mengurangi jumlah kesalahan. data.
(4) Pengendaian Akses Data dan Peralatan.
Mencakup prosedur yang terkait dengan akses fisik ke sistem komputer dan data.
Perlu ada prosedur yang memadai untuk melindungi peralatan dan file data dari
kerusakan atau dari pencurian

Penyimpanan yang Aman : Aktiva informasi harus Contoh : File master buku besar
dijaga sama seperti menjaga aktiva berwujud. disimpan di tempat yang terkunci setiap
malam.
Akses Ganda/Pengendalian Ganda : Dua tindakan Contoh : Kotak deposit yang berisi file
atau dua kondisi yang independen dan simultan data komputer yang sensitif hanya dapat
diperlukan sebelum suatu proses diizinkan untuk dibuka dengan dua kunci yang dipegang
dijalankan. oleh dua orang yang berbeda.

2) Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian proses,
serta pengendalian output. Pengelompokan ini terkait dengan langkah-langkah dalam siklus
pemrosesan data.
(1) Pengendalian Input
Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada
tahap penginputan data. Pengendalian input yang lazim dipakai mencakup item-item
berikut ini :

Otorisasi : Membatasi terjadinya suatu transaksi Contoh : Hanya fungsi pencatat waktu
atau pelaksanaan suatu proses hanya kepada yang berhak menyerahkan data jam kerja
individu tertentu. guna penghitungan gaji.
Persetujuan : Penerimaan suatu transaksi untuk Contoh : Pimpinan suatu perusahaan
diproses setelah transaksi tersebut diotorisasi. menandatangani gaji sebelum slip gaji
tersebut didistribusikan kepada karyawan.
Input Terformat : Spasi otomatis dan format Contoh : Komputer secara otomatis
perpindahan antarfield data selama penginputan menambahkan koma pada serangkaian
data ke dalam suatu alat perekam data. angka yang diketikkan oleh karyawan
melalui suatu terminal.
Endorsement : Menandai suatu formulir atau Contoh : Cek yang diterima harus segera
dokumen untuk mencegah atau mengizinkan ditandai “Hanya untuk dicairkan sesuai
formulir tersebut untuk diproses lebih lanjut. perintah ABC Company”
Pembatalan : Mengidentifikasi dokumen transaksi Contoh : Menandai tagihan dengan tanda
dengan tujuan mencegah penggunaan berulang atas “Lunas” untuk mencegah terjadinya dua
suatu dokumen. kali pembayaran.
Exception Input : Pemrosesan harus berjalan Contoh : Jam lembur harus diinputkan
dengan aturan yang telah ditetapkan, kecuali dengan form khusus.
diterima satu transaksi khusus yang memerlukan
perlakuan pemrosesan secara khusus karena
nilainya yang berbeda atau urutannya berbeda.
Password : Otorisasi untuk mengizinkan akses atas Contoh : Pengguna ATM wajib
data atau pengolahan data dengan memberikan memasukkan nama dan password sebelum
serangkaian kode atau sinyal tertentu yang hanya memulai transaksi dengan mesin ATM.
diketahui oleh individu yang diberi wewenang.
Antisipasi : Ekspektasi bahwa suatu transaksi atau Contoh : Biasanya, dari hari ke hari,
kejadian akan terjadi pada satu waktu tertentu. penyetoran kas dlakukan pada pukul 15.00
WIB.
Transmittal Doccument (Batch Control Ticket) : Contoh : Setoran kas harian disertai
Media untuk mengomunikasikan total dengan slip setoran yang menyebutkan
pengendalian atas perpindahan data, baik dari jumlah total setoran.
sumber ke titik pemrosesan data ataupun antartitik
pemrosesan data.
Nomor Seri Batch (Batch Control Log) : Log atau Contoh : Tiket penjualan dikelompokkan
register yang mengindikasikan disposisi dan per hari, diberi nomor, dan diarsip urut
pengendalian sekelompok transaksi. tanggal.

(2) Pengendalian Proses


Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan
telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi
yang terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang
mestinya tidak ikut diproses. Pengendalian proses biasanya mencakup hal-hal berikut :
Standarisasi : Prosedur yang konsisten, terstruktur, Contoh : Daftar rekening
dan seragam harus dikembangkan untuk mendokumentasikan debet dan kredit
menangani semua proses. yang normal untuk setiap rekening.
Batch Balancing : Perbandingan item atau Contoh : Kasir membandingkan tiket
dokumen yang telah diproses dengan control total setoran dengan kontrol total dari bukti
yang telah dihitung sebelumnya. pembayaran dari konsumen.
Balancing : Tes kesamaan antara nilai dua set item Contoh : Saldo buku pembantu piutang
yang ekuivalen atau satu set item dengan total dagang seharusnya sama dengan saldo
kontrol. Adanya perbedaan mengindikasikan ada rekening buku besar piutang.
kesalahan.
Matching : Mencocokkan suatu item dengan item Contoh : Karyawan utang dagang
lain yang diterima dari sumber yang independen mencocokkan faktur dari pemasok dengan
untuk mengendalikan proses transaksi. order pembelian dan laporan penerimaan
barang.
Summary Processing : Suatu proses redundan Contoh : Total biaya overhead yang
dengan menggunakan suatu angka total. dibebankan pada produksi dihitung ulang
Perbandingan total kontrol untuk kesamaan dengan dengan cara mengalikan tarif biaya
hasil proses dari item-item secara detail. overhead dengan total seluruh jam kerja
langsung.

(3) Pengendalian Output


Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah
dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan secara
tepat. Pengendalian output yang lazim digunakan antara lain :

Rekonsiliasi : Identifikasi dan analisis perbedaan Contoh : Rekonsiliasi bank


nilai yang terkandung di dalam dua file yang mengidentifikasi biaya dan fee dalam
secara substansial sebenarnya identik atau antara laporan bank bulanan yang belum dicatat
rincian sebuah file dengan total kontrol. dalam rekening perusahaan.
Kesalahan diidentifikasi atas dasar sifat dari item
yang direkonsiliasi, bukan atas dasar ada
tidaknya perbedaan antara kedua nilai tersebut.
Aging : Identifikasi item-item yang belum Contoh : Saldo umur piutang berguna
diproses atau masih berada dalam suatu file untuk mengidentifikasi rekening-rekening
sesuai dengan tanggal transaksi item tersebut. yang belum dilunasi.
Aging mengelompokkan item sesuai dengan
berbagai kategori.
Suspense File : Suatu file yang memuat item- Contoh : File item-item backorder yang
item yang belum diproses atau belum selesai sedang menunggu saat pengiriman pesanan
diproses dan sedang menunggu tindak lanjut ke konsumen.
berikutnya.
Suspense Account : Suatu total kontrol untuk Contoh : Total buku pembantu piutang
item-item yang sedang menunggu proses lebih harus sama dengan saldo rekening buku
lanjut. besar piutang dagang.
Audit Secara Periodik : Verifikasi secara Contoh : Semua konsumen setiap bulan
periodik suatu file atau proses untuk mendeteksi dikirimi pernyataan piutang untuk
masalah pengendalian. mengonfirmasi saldo piutang setiap
konsumen tersebut.

3) Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif


Pengendalian preventif, berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan.
Pengendalian detektif, berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang
telah terjadi. Pengendalian korektif, berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah
terjadi.
4) Mengkomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah manusia. Sebuah proses pengendalian internal merupakan
proses seseorang mengecek pekerjaan orang lain. Fungsi prinsip dari pengendalian internal
adalah untuk memengaruhi perilaku setiap orang yang terlibat dalam suatu sistem bisnis.
Tujuan pengendalian internal harus dipandang relevan dengan tujuan individu yang akan
menjalankan sistem pengendalian. Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap
karyawan yakin bahwa pengendalian dibangun sebagai alat untuk mengamankan operasi
oraganisasi. Jika keamanan organisasi tersebut tidak terjaga, dampak tidak langsungnya
adalah pada karyawan itu sendiri.
5) Tujuan dan Pola Perilaku
Sistem informasi memiliki beberapa tujuan; salah satu tujuan utamanya adalah
produktivitas. Reliabilitas informasi dan menjaga kekayaan organisasi juga merupakan
tujuan yang penting. Perilaku yang disebabkan oleh konflik kepentingan adalah
penghapusan tugas pengendalian internal ( seperti penghitungan dokumen ) dengan tujuan
untuk meningkatkan produktivitas. Tujuan sistem pengendalian internal dicapai melaui
tindakan orang-orang yang terlibat di dalam sistem.
Salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi perilaku individu adalah perencanaan
formal organisasi serta metode dan pengukuran yang terkait yang dijalankan oleh suatu
organisasi. Ada juga faktor lain yang berpengaruh, seperti tekanan informal dari
sekelompok orang atas perilaku individu.
4. Analisis Proses Pengendalian Internal
Analisis proses pengendalian internal memerlukan pemahaman mengenai proses pada saat
proses tersebut dirancang serta pada saat proses tersebut telah dijalankan. Proses pengendalian
internal secara rutin mengumpulkan informasi mengenai pelaksanaan tugas – tugas, transfer
otoritas, persetujuan, dan verifikasi. Dokumentasi tugas pengendalian internal ini harus
dievaluasi untuk menentukan reliabilitas operasi sistem.
Teknik Analitik
Kuesioner pengendalian internal merupakan salah satu teknik analitik yang lazim digunakan
untuk menganalisis pengendalian internal. Kuesioner ini sering menjadi formulir standar di
kantor akuntan publik, departemen audit internal, dan organisasi lain yang secara rutin terlibat
dengan tinjauan pengendalian internal.
Flowchart analitik juga bisa digunakan dalam analisis pengendalian internal, khususnya jika
analisis tersebut melibatkan aplikasi sistem komputer. Matriks pengendalian aplikasi berguna
sebagai formulir analisis yang relevan dengan tinjauan pengendalian internal internal suatu
sistem informasi.
REFERENSI

Bodnar and Hopwood. 2006. Accounting Information System. Prentice Hall. New
Jersey

James A Hall. 2001. Accounting Information Systems. Thomson Learing. Singapore

Joseph W Wilkinson. 2000. Information and Accounting Systems. John Wiley and Son.
Inc

Jogiyanto. 2000. Sistem Informasi Berbasis Komputer. BPFE. Yogyakarta

Jogiyanto. 2003. Sistem Tekhnologi Informasi. Andi. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai