rekomendasi
untuk
peningkatan.
Disamping
itu,
auditor
harus
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan
organisasi auditee. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit,
mendiskusikan rencara audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi
auditee, objek yang diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan
prosedur yang diterapkan pada prises produksi dan operasi.
Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara
umum, produk yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dihasilkan,
melakukan peninjauan terhadap produksi, layout pabrik, sistem computer yang
digunakan dalam upaya menunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai
tujuan. Setelah melakukan tahap ini auditor dapat memperkirakan kelemahankelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan
auditee.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Auditor melakukan review dan pengujian terhadap bebrapa perubahan
yang tejadi pada struktir perusahaan, sistem manajemen kulatias, fasilitas yang
digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir.
Pada
tahap
penyimpangan
ini
auditor
dan
juga
mengindentifikasi
gangguan-gangguan
yang
dan
mengklasifikasikan
mungkin
terjadi
yang
yang
perbaikan
ditawarkan
yang
auditor
dalam
laporannya
ditawarkan
untuk
meningkatkan
merupakan
berbagai
Jadwal produksi utama membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat
dan kapan akan dibuat, sesuai dengan rencana produksi
Jadwal produksi yang akurat dapat meminimumkan biaya persediaan dan
penyetelan mesin karena jadwal ini telah menghubungjan antara kebutuhan
konsumen dengan jadwal pengiriman, penerimaan, bahan baku, dan pengelolaan
kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
Keuntungan jadwak produksi akurat :
a. Meminimumkan kerja lembur
b. Meminimumkan waktu sumberdaya yang menganggur
c. Dan penentemuan tingkat persediaan yang optimal
2. Penilaian Atas Pengguna Kapasitas Produksi
Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh
secara
mendasar
terhadap jadwal, oleh karena itu perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi
yang tepat dan berkaitan denga besaran yang harus dimiliki. Jika berdasarkan
rencana penjualan ternyata rencana produksi lebih kecil daripada kemampuan
kapasitas yang dimiliki , memungkinkan perusahaan untuk menerima pesanan
produksi dengan harga dibawah tingkat laba normal untuk memaksimalkan
penggunaan kapasitas.
3. Tingkat Persediaan
Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas:
a. Persediaan Bahan Baku
b. Persediaan Barang Dalam Proses
c. Persediaan Barang jadi
d. Persediaan Pelengkap
4. Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi
Perencanaan keseimbangan lintas produksi atau disebut juga dengan
production line balancing bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang
lancar guna memperoleh optimalisasi penggunaanfasilitas, tenaga kerja dan
peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja (work
station).
Elemen- elemen dalam aktivitas produksi dikelompokkan sedemikian rupa
sehingga dapat memperoleh keseimbangan dalam penggunaan sumber daya
produksi maka tujuan produksi tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien.
Melalui perencanaan keseimbangan lintas produksi yang tepat dapat diperoleh
suatu keseimbangan beban atau loading (antara operator dan mesin) dalam
aktivitas produksi, sehingga kemacetan (bottleneck) dalam lini produksi dapat
dihindari.
Dalam menyusun keseimbangan lini produksi terdapat dua faktor penting
yaitu:
waktu operasi
waktu siklus
Pemilihan waktu siklus yang lebih pendek dapat menghasilkan output lebih besar
dan membutuhkan stasiun kerja yang lebih besar pula.
Pengelompokkan
penugasan
dalam
mencapai
keseimbangan
lintas
pemasok
ke
dalam
rencana
keberhasilan
perusahaan
merupakan model yang banyak dikembangkan dalam praktik produksi modern saat
ini. Dengan membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan
menjalankan rencana dan standart kebutuhan bahan kepadanya, pemasok
menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan dan bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam
kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia di
perusahaan.
5. Meminimalkan Aktifitas yang Tidak Menambah Nilai.
Melalui suatu analisis aktifitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan
secara terus-menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan
aktifitas-aktifitas yang tidak berguna (tidak menambah nilai) baik bagi pelanggan
maupun bagi perusahaan.
6. Pengembangan Angkatan Kerja.
Dengan secara terus-menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan,
partisipasi, komitmen karyawan dan pemberdayaan kelompok-kelompok kerja,
metode ini secara konsisten mengembangkan angkatan kerja.
7. Menciptakan Tantangan Dalam Bekerja.
Mampu menciptakan hal- hal baru dalam pekerjaan atau ber eksperimen
mencoba hal baru yang mampu membuat kita untuk tambah maju dan tidak
monoton.
Selanjutnya lean production juga menemukan tujuh sumber pemborosan
yang mengakibatkan operasi perusahaan tidak efisien. Hal ini tentunya harus
menjadi focus utama dalam proses audit, yaitu :
a.
b.
c.
Pengendalian Transformasi
Pengendalian transformasi disini bertujuan untuk memastikan bahwa
proses pengolahan input menjadi output telah berjalan sesuai dengan
kebutuhan proses yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengendalian ini mencakup:
d.
pengendalian laboratorium
Pengendalian Kualitas
Pengendalian ini memastikan bahwa produk yang dihasilkan nanti mampu
memenuhi spesifikasi pelanggan. Setiap fungsi yang terlibat mulai dari
persiapan sampai dengan proses operasional perusahaan memiliki
tanggung jawab secara proporsional terhadap kualitas produk dan
kemampuannya dalam memenuhi harapan pelanggan. Hal ini merupakan
bentuk implementasi fokus pelanggan yang menjadi pola fikir dalam
pengelolaan
perusahaan,
dimana
seluruh
komponen
perusahaan
e.