Anda di halaman 1dari 12

PENELAHAAN DAN TANGGAPAN

LAPORAN AUDIT

UNMAS DENPASAR

Disusun Oleh : Kelompok 10

Anggota :

Ni Ketut Ayu Ivani Wulandari (25)


Ni Putu Noviyanti (39)
Sagung Agung Narayanti (44)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2019

1
12.1 Yang Menelaah dan Menentukan Waktu Penelahaan Laporan Audit

Ada empat jenis penelahaan laporan audit yang dapat dilakukan.


Empat jenis penelahaan tersebut adalah penelahaan atas:
1. Segmen-segmen laporan audit
2. Draf laporan audit
3. Laporan audit yang telah selesai dan diterbitkan
4. Rekomendasi-rekomendasi yang masih belum dilaksanakan
Siapa yang menelaah draf laporan akan tergantung pada sifat dari jenis
penelaahan laporan itu sendiri dan pada minat atau kepentingan dari tiap-
tiap manajer dan eksekutif. Penelaahan draf dari sebuah laporan, mencakup
beberapa area atau fungsi yang relatif kecil dan terdefinisikan dengan baik
serta tidak terdapat temuan atau rekomendasi, dapat dibatasi hanya oleh
manajer lini dan atasannya saja.
Setelah draf laporan selesai dibuat, penelahaan oleh klien akan
menjadi jaminan yang memastikan bahwa laporan tidak melewatkan aspek-
aspek penting dari operasi audit. Penelaahan draf bisa mengungkapkan
adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan penekanan audit yang
mungkin tidak disadari oleh auditor itu sendiri. Secara umum, penelahaan
hendaknya dilakukan dengan manajer klien dan atasannya. Namun beberapa
direktur cabang mungkin ingin melihat seluruh draf laporan-laporan yang
berkaitan dengan cabang yang dibawahinya.
Pada situasi dimana auditor telah melaksanakan penelahaan laporan
dengan tingkat lini, mungkin perlu dipertimbangkan apakah penelahaan oleh
tingkat yang lebih tinggi masih diperlukan.
Jika jumlah penelahaan yang dilakukan semakin banyak, maka akan
semakin lama penundaan yang terjadi dalam penerbitan laporan final.
Sebaiknya, dalam menentukan tenggat waktu, auditor sudah menentukan
sebuah prosedur yang pasti. Setelah membuat draf laporan, auditor
hendaknya menyiapkan daftar penerima distribusi laporan. Bersama
supervisor audit, mereka hendaknya memutuskan pihak-pihak mana yang
sebaiknya menelaah draf laporan dan bagaimana urutan penelahaan tersebut.

2
12.2 Penelahaan Laporan Audit Secara Bersama dan Rapat Penelahaan

Penelahaan Laporan Audit secara Bersamaan

Laporan temuan dibuat oleh staff audit setelah temuan dinyatakan


pasti dan menambahkannya dengan detail-detail yang tercantum di laporan
finalnya. Klien tersebut akan diberikan waktu untuk memberikan respon
terhadap aspek-aspek faktual di dalam temuannya. Unsur-unsur dari temuan
seperti penyebab dan dampaknya juga akan diuraikan serta klien akan
diminta untuk menyetujui atau memberikan tambahan dukungan yang
substantif jika ternyata tidak menyetujuinya.
Unsur – unsur penelaahan audit secara bersamaan akan meliputi :
1. Operasi yang sedang diaudit
2. Pejabat-pejabat yang bertanggung jawab
3. Penghubung audit
4. Tanggal audit dimulai
5. Tanggal permintaan dilakukannya penelaahan ini
6. Rincian temuan :
a. Kriteria yang digunakan
b. Kondisi yang ditemukan
c. Penyebab
d. Dampak
e. Rekomendasi
7. Auditor ketua (kepada siapa jawaban sebaiknya dialamatkan)
Penerimaan laporan interim yang lebih awal dari klien memungkinkan
cukup waktu untuk menyelesaikan perbedaan - perbedaan yang mungkin
terjadi, sambil menyelesaikan aspek-aspek audit yang lain. Hal ini juga
memberikan kesempatan bagi klien untuk membantu merancang
rekomendasinya dan sekaligus mulai melakukan implementasi atas
rekomendasi tersebut pada saat laporan pada akhirnya diterbitkan.

Rapat Penelahaan
Rapat penelahaan adalah rapat milik auditor. Dimana auditor dapat
menentukkan arah dari rapat. Semakin penting laporan yang akan

3
disampaikan di dalam rapat penelahaan tersebut, maka semakin banyak
perhatian yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan yang baik.
Ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyiapkan
suasana secara lisan, yaitu :
1. Lingkup pemeriksaan
2. Tingkat signifikan dari permasalahan yang ditelaah
3. Pemahaman atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh klien dalam
melaksanakan tanggung jawabnya
4. Kemauan untuk membahas semua permasalahan serinci apapun jika
dibutuhkan
5. Fakta bahwa laporan tidak mengandung kejutan apapun,  bahwa
seluruh aspek dari teman telah didiskusikan selama pekerjaan
lapangan. Jika auditor belum melakukannya, maka tidak ada orang
lain yang patut disalahkan apabila terjadi kesulitan dalam pelaksanaan
penelaahan draf laporan
6. Komentar mengenai berapa banyak permasalahan yang telah
diperbaiki, aku berada banyak yang masih dalam proses perbaikan,
dan berapa banyak yang masih harus diperbaiki
7. Kerja sama yang di terima selama audit dilaksanakan
8. Keyakinan bahwa klien akan diberikan kartu kredit di dalam laporan
untuk semua tindakan perbaikan yang disarankan, diterapkan, atau
diselesaikan
Informasi yang lebih rinci mengenai pelaksanaan rapat dapat ditemukan
dalam Bab 28, “Berususan dengan Orang” Hendaknya diingat bahwa sasaran dari
rapat ini adalah untuk:
 Memberikan informasi,
 Mendapatkan persetujuan atas fakta-fakta yang disajikan,
 Menetapkan persiapan dilakukannya penerapan rekomendasi.

12.3 Memahami Penyelesaian Konflik

Bagaimana pun baiknya fungsi auditor internal mungkin telah diterima di


dalam perusahaan, adalah sebuah impian jika auditor mengharapkan setiap
penelaahan draf dilaksanakan tanpa adanya konfik. Tentunya, semakin kuat posisi

4
auditor, maka semakin besar kekhawatiran yang dimiliki klien atas apa yang akan
dikatakan oleh laporan tersebut kepada atasannya.

Oleh sebab itu, auditor sebaiknya melakukan persiapan-secara menyeluruh-


untuk menghadapi kemungkinan terjadinya konflik dan perselisihan. Mereka harus
mampu menyajikan informasi, mendukung fakta, dan memperkuat temuannya
tanpa kesulitan atau penundaan. Merupakan hal yang memalukan bagi si auditor
dan hilangnya keyakinan atasannya jika auditor tersebut harus sibuk membongkar-
bongkar seluruh isi kertas kerjanya untuk menemukan bukti yang dapat
mendukung pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam laporan. Laporan yang
telah direferensikan dengan baik ke kertas kerjanya akan memberikan dukungan
dengan segera.

Auditor dapat menghindari kejadian yang mengerikan ini dengan memiliki


kewaspadaan bahwa setiap komentar-komentar kritikal yang dilontarkan akan
dapat menimbulkan keberatan dan kebutuhan untuk menyajikan bukti-bukti
tambahan. Auditor dapat menghadapi tantangan ini dengan persiapan dan
pemikiran yang jauh ke depan. Di dalam salinan draf laporan yang mereka miliki
sebaiknya ditulis pada pinggir halamannya, referensi ke rincian pendukung.
Persiapan yang sederhana ini akan memberikan hasil yang besar nantinya. Ide yang
bagus pula jika dikembangkan sebuah daftar yang memuat hal-hal yang mungkin
memiliki potensi untuk diperdebatkan beserta responsnya, termasuk salinan kertas
kerja dan dokumen pendukung lainnya. Flip charts atau presentasi PowerPoint
yang menjelaskan informasi ini juga dapat pula disiapkan.

Referensi ke catatan-catatan temuan audit yang menunjukkan seluruh rincian


yang relevan akan tak ternilai harganya. Referensi tersebut dapat memberikan
informasi yang siap digunakan dari populasi yang diambil sampelnya, cara
pemilihan sampel, bukti bahwa sampel yang diambil memang representative,
kutipan dari perintah-perintah yang diberikan, penyebab, dampak, dan pihak-pihak
dengan siapa dilakukan diskusi dan isi dari diskusi tersebut.

Jika auditor harus mengalami masalah dengan membongkar setiap bagian


dari informasi yang dibutuhkan untuk mendukung posisi mereka, maka kredibilitas
dan integritas laporan akan menurun. Sebaliknya, jika mereka mampu menjawab
setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan segera dan lengkap, serta kertas
kerjanya tampak seperti sebuah gudang penyimpanan yang mudah diakses dan
informasi juga mudah untuk diperoleh, maka arus aliran keberatan dan pertanyaan
yang muncul dengan cepat akan mengering.

5
Masalah-masalah kekhawatiran dan konflik di atas dapat dinetralkan oleh
komentar-komentar positif dan membangun dari auditor yang menunjukkan
dengan jelas:

 Hasil-hasil yang positif dan negatif yang akan diakibatkan oleh


kepatuhan terhadap rekomendasi.
 Perubahan-perubahan spesifik yang dibutuhkan untuk melaksanakan
rekomendasi dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan dampak
kepada klien.
 Bahwa rekomendasi yang diberikan adalah bersifat evolusioner, dan
bagaimana rekomendasi tersebut akan dapat meningkatkan operasi.

Ketika terjadi sebuah perselisihan yang tidak dapat dipecahkan, ketika tidak
ada persamaan pandangan yang dapat diraih, auditor memiliki tanggung jawab
untuk menempatkan pandangan klien di posisi yang sama dengan mereka. Setelah
itu auditor dapat menyatakan bahwa mereka juga akan ikut melaporkan pandangan
yang diberikan oleh klien.

Dalam beberapa situasi, hanya dengan memberikan penawaran untuk


mengutip pandangan klien akan dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi.
Jika klien menyadari bahwa mereka berada di posisi yang tak dapat dipertahankan,
mereka tentu tidak akan mau posisi tersebut dipajang di depan atasan mereka di
dalam laporan audit. Tetapi jika terdapat ketidaksepahaman yang sebenar-benarnya
atas interpretasi yang diambil-bukannya pada fakta, karena hal tersebut harus
disetujui bersama pandangan klien sebaiknya dimasukkan di dalam laporan.

Merupakan kesopansantunan yang lazim, tentunya untuk meminta klien


membaca materi yang ditambahkan sehingga mereka dapat memastikan bahwa
kata-kata mereka tidak disalahartikan. Auditor hendaknya juga fleksibel. Mereka
harus menyadari bahwa tindakan seseorang yang defensif bisa dimaklumi karena
laporan audit bisa menyebabkan kemarahan eksekutif ditimpakan kepada klien.

Auditor harus paham bahwa sebuah kata yang sama bisa diartikan berbeda
oleh tiap-tiap orang. Auditor juga harus cukup realistis untuk menyadari bahwa
mereka mungkin menjelaskan suatu situasi yang dapat dianggap klien sebagai
sikap yang menghina. Karenanya, mereka seharusnya bersedia untuk mengganti

6
penjelasan tersebut dengan kata-kata dan kalimat yang disarankan oleh klien tanpa
mengubah arti yang hendak disampaikan.

Auditor hendaknya juga menyimak opini klien untuk masalah perspektif


atau relevansi. Mungkin saja apa yang dianggap auditor sebagai inti permasalahan
ternyata hanyalah merupakan masalah sampingan saja. Mungkin juga apa yang
didengarkan oleh auditor dari tingkat operasional ternyata tidak memperhitungkan
hal-hal yang tidak diketahui di tingkat tersebut. Auditor harus siap untuk
melakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi. Mereka harus terus mencoba
mempertahankan reputasinya agar adil, objektif, dan hanya berkepentingan pada
hal-hal yang factual dan signifikan. Pada akhirnya, mereka hendaknya tidak
meolah melakukan perubahan-perubahan yang dapat membuat laporan menjadi
lebih baik.

12.4 Mendapatkan Penerimaan untuk Rekomendasi yang Diajukan

 Menurut Kendig
Kendig menyarankan sebuah metode menarik yang dapat meringankan
konflik-konflik yang sering kali menyertai rekomendasi auditor untuk melakukan
tindakna perbaikan. Bukannya auditor yang membuat rekomendasi kepada klien,
justru sebaliknya klien yang diminta untuk membuat rekomendasi bagi auditor.
Pendekatan ini dapat diterapkan pada audit-audit di industri yang kompleks atau
pada program-program audit pemerintah audit yang penyelesaiannya
membutuhkan banyak waktu.

Metode Kendig adalah menerbitkan laporan dengan mencantumkan temuan


audit tetapi tanpa memberikan rekomendasinya. Dalam surat pengantar laporan,
klien akan diminta untuk mengajukan paling sedikit dua cara alternatuf guna
mengatasi setiap temuan atau kelompok temuan. Klien kemudian diminta untuk
memilih salah satu yang dianggap merupakan alternatif terbaik beserta alasannya.

Pada saat menerima rekomendasi, auditor selanjutkanya memiliki hak untuk


mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang direkomendasikan dan menyetujui atau
menolaknya. Jika auditor menolak sebuah rekomendasi, maka mereka harus
memberikan penjelasan mengapa mereka berargumen tindakan rekomendasi
tersebut adalah tidak relevan, tidak dapat, atau tidak layak untuk dilaksanakan.

Prosedur ini membalik metode yang umum digunakan di mana auditorlah


yang membuat rekomendasi dan selanjutnya diminta untuk mempertahankannya.
Klien mungkin agak enggan menerima rekomendasi auditor tersebut yang tentunya

7
tidak akan menerimanya dengan sepenuh hati dan melaksanakannya dengan penuh
antusias. Ketika rekomendasi dibuat oleh klien, tentunya akan terdapat kebanggan
karena telah mengusulkannya, yang kemudian akan mendorong klien melakukan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan perbaikan tersebut.
Gerutuan yang tidak diucapkan namun sering dipikirkan seperti, “Auditor-auditor
itu tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah di program saya,” tidak akan
terdengar lagi.

 Disisi lain, Camfield memiliki beberapa saran untuk meningkatkan


respons yang diberikan oleh manajemen atas temuan audit dan
rekomendasinya:
1. Rekomendasi harus spesifik terhadap masalahnya dan tindakan
perbaikan harus dapat diukur,
Identifikasikan aktivitas yang terlibat. Tentukan masalahnya, bukan
gejalanya. Berikan rekomendasi yang cukup spesifik sehingga pencapaian
tindakan perbaikan dapat dengan mudah diukur.

2. Tindakan yang direkomendasikan sebaiknya tergantung pada


implementasinya di garis depan tingkat operasional.
Bahaslah masalah dan solusinya dengan manajemen lini. Jangan
mengandalkan manajemen pada tingkat yang lebih tinggi untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan rutin. Jika hal ini menyangkut sebuah masalah
yang kompleks dan terjadi perselisihan antara auditor dengan klien, kedua
belah pihak sebaiknya dapat mengidentifikasi dengan jelas masalah yang
terjadi sebelum membawanya ke manajemen senior.
3. Auditor dan manajemen klien harus memiliki rasa toleransi satu sama lain.
Kedua belah pihak hendaknya sangat memahami kekuatan yang dimiliki
masing-masing. Klien memiliki kekuatan dalam hal pengetahuan yang
mendalam atas operasi yang sedang berjalan. Sedangkan auditor memiliki
kekuatan dalam hal independensi dan objektivitas serta memiliki perspektif
yang unik pada keseluruhan sasaran dan tujuan perusahaan. Setiap phak
hendaknya belajar menghormati kontribusi yang diberikan oleh masing-
masing pihak. Baru setelah itu, dan hanya setelah itu, rapat-rapat yang
dilakukan berikutnya akan menjadi sebuah kongsi yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah dan tindakan perbaikan yang diambil akan berharga
serta bersifat permanen.

8
4. Pelaksanaan audit harus menjadi sebuah aktivitas yang mampu memberikan
bantuan kepada manajemen operasional secara tepat wkatu da terus
berlangsung.
Auditor internal seharusnya tidak pernah mencampuri urusan
pertanggungjawaban dan berwenang pengambilan keputusan dari
manajemen. Tetapi auditor hendaknya ikut dilibatkan dalam peristiwa-
peristiwa yang terjadi: penelaahan rencana, perubahan-perubahan, prosedur-
prosedur baru, dan operasi baru. Setelah itu mereka baru dapat memiliki
waktu luang atau menyediakan waktu luang mereka, untuk membantu
manajemen dalam meyakinkan adanya control yang memadai untuk
aktivitas-aktivitas baru sebelum prosedur-prosedurnya dibakukan.
5. Auditor harus menulis laporan yang dapat dipahami dan berorientasi pada
tindakan.
Dalam menceritakan sesuatu, laporan hendaknya menggunakan sedikit
mungkin kata yang dibutuhkan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran
yang penting. Pokok-pokok pikiran tersebut hendaknya disajikan dengan cara
yang dapat memindahkannya ke dalam pikiran pembaca sesuai dengan
bentuk, kedalaman, dan arti yang diinginkan oleh si penulis. Laporan tersebut
juga sebaiknya tidak mencantumkan kesimpulan yang tidak memiliki cukup
bukti atau tidak masuk akal atau berdasarkan data-data yang tidak signifikan.
Setiap laporan sebaiknya hanya berisi informasi-informasi yang layak dan
factual, signifikan, dan bersangkutan dengan tanggung jawab klien.
12.5 Tanggapan Untuk Laporan Audit

Aktivitas-aktivitas audit internal yang tidak memiliki wewenang


dalam meminta diberikannya tanggapan untuk temuan-temuan yang mereka
laporkan, atau untuk melakukan evaluasai atas kecukupan tindakan
perbaikan, berarti telah kehilangan efektivasnya. Arah-arahan atau
kebijakan menajemen harus menyatakan dengan jelas bahwa laporan audit
yang memerlukan tindakan perbaikan harus ditanggapi secara tertulis. Pada
umumnya, arahan kebijakan ini menetapkan batas waktu terakhir untuk
menyampaikan jawaban tertulis. Lembar distribusi dari manajemen senior
sebuah perusahaan memuat pertanyaan di bawah ini sehubungan dengan
pemberian jawaban:

9
Tanda “X” setelah nama Anda di kolom “Untuk
Memastikan Tindakan” memiliki arti bahwa Anda
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
tindakan yang memuaskan telah dilakukan
sehubungan dengan temuan-temuan yang diminta
untuk ditindaklanjuti oleh orang0orang di bawah
yudiriksi Anda.

Perintah manajemen XX mengharuskan Anda


memastikan bahwa sebuah tanggapan yang
memadai, yang menjelaskan tindakan yang diambil,
telah dikirimkan kepada wakil presiden direktur,
direktur keuangan, dan kontroler paling lambat 30
hari setelah tanggal diterbitkannya laporan audit,
dengan sebuah salinan kepada direktur audit
internal. Jika tindakan tidak dapat dilaksanakan
selama jangka waktu tersebut, maka wakil presiden
direktur, direktur keuangan, dan kontroler harus
diinformasikan mengenai alasan terjadinya
penundaan dan kapan laporan final akan diterima.

Disarankan bagi setiap cabang atau divisi operasional untuk memliki


instruksi-instruksi mereka sendiri sehubungan dengan pemberian tanggapan
untuk laporan audit. Instruksi ini sebaiknya menyatakan : siapa yang
berkewajiban menyiapkan tanggapan. Siapa yang menandatanganinya.
Bagaimana tanggapan tersebut sebaiknya ditulis (langsung berterus terang,
membahas langsung pada temuan dan tidakmencoba untuk
menjustifikasikan status quo). Langkah-langkah apa yang sebaiknya diambil
jika tindakan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.

Auditor internal juga sebaiknya memberitahukan bahwa mereka


bersedia untuk membahas tindakan perbaikan dan menelaah draf tanggapam
dari klien. Pada waktu yang sama, auditor hendaknya dengan cermat
menghormati perbedaan antara staf dengan karyawan lini. Karyawan lini

10
harus menghadapi akibat dari tindakan korelsi yang mereka lakukan.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk nmengungkapkan situasi yang
terjadi dan merekomendasikan serangkaian tindakan˗˗˗tetapi bukannya
serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Tetapi tetap saja
tanggung jawab untuk mengevaluasi usulan tindakan perbaikan yang
diperintahkan oleh manajemen dan memutuskan apakah ia tidak dapat
memperbaiki situasi yang terjadi tetap berada di pihak auditor.

Manajemen mungkin meminta laporan auditor untuk tetap terbuka


sampai organisasi auditnya menganggap tanggapan yang diterimanya telah
cukup memuaskan, yaitu tindakan telah atau akan diambil untuk
memecahkan masalah yang terjadi. Oleh karena itu, beberapa organisasi
audit tidak akan merasa puas hanya dengan sebuah pertanyaan atau uraian
tindakan perbaikan yang diberikan klien. Setelah diterbitkan laporan audit,
auditor mungkin diharuskan untuk kembali ke lokasi audit untuk dapat
memuaskan dirinya mengenai apakah tindakan yang efektif telah benar-
benar dilaksanakan. Mereka mungkin juga diperintahkan untuk
menjadwalkan pemeriksaan rindak lanjut interim dalam jangka waktu enam
bulan atau setahun untuk memastikan bahwa penyimpangan yang
dilaporkan tidak terjadi lagi

Jika tanggapan yang diberikan kurang memuaskan, dan tidak dapat


dicapai kesepakatan secara lisan dengan klien, tanggapan tersebut
hendaknya secara formal ditolak melalui sebuah memorandum.
Memorandum tersebut hendaknya secara spesifik menjelaskan mengapadan
atas dasar apa˗˗˗tanggapan tersebut dianggap kurang memadai. Salinan dai
tanggapan sebaiknya juga ditujukan kepada manajemen yang memerlukan
kepastian bahwa masalah tersebut telah dipecahkan dengan memuaskan.

Aktivitas audit sebaiknya juga memiliki sebuah metode formal untuk


menutup status laporan yang telah mendapat respon yang memuaskan.
Metode ini dapt berupa formulir memorandum kepada eksekutif audit
dengan mencantumkan tanda tangan auditor yang bersangkutan.
Memorandum tersebut hendaknya menyatakan bahwa auditor telah puas
atas respon yang diberikan dan laporan dapat ditutup.

11
12

Anda mungkin juga menyukai