LAPORAN AUDIT
UNMAS DENPASAR
Anggota :
1
12.1 Yang Menelaah dan Menentukan Waktu Penelahaan Laporan Audit
2
12.2 Penelahaan Laporan Audit Secara Bersama dan Rapat Penelahaan
Rapat Penelahaan
Rapat penelahaan adalah rapat milik auditor. Dimana auditor dapat
menentukkan arah dari rapat. Semakin penting laporan yang akan
3
disampaikan di dalam rapat penelahaan tersebut, maka semakin banyak
perhatian yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan yang baik.
Ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyiapkan
suasana secara lisan, yaitu :
1. Lingkup pemeriksaan
2. Tingkat signifikan dari permasalahan yang ditelaah
3. Pemahaman atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh klien dalam
melaksanakan tanggung jawabnya
4. Kemauan untuk membahas semua permasalahan serinci apapun jika
dibutuhkan
5. Fakta bahwa laporan tidak mengandung kejutan apapun, bahwa
seluruh aspek dari teman telah didiskusikan selama pekerjaan
lapangan. Jika auditor belum melakukannya, maka tidak ada orang
lain yang patut disalahkan apabila terjadi kesulitan dalam pelaksanaan
penelaahan draf laporan
6. Komentar mengenai berapa banyak permasalahan yang telah
diperbaiki, aku berada banyak yang masih dalam proses perbaikan,
dan berapa banyak yang masih harus diperbaiki
7. Kerja sama yang di terima selama audit dilaksanakan
8. Keyakinan bahwa klien akan diberikan kartu kredit di dalam laporan
untuk semua tindakan perbaikan yang disarankan, diterapkan, atau
diselesaikan
Informasi yang lebih rinci mengenai pelaksanaan rapat dapat ditemukan
dalam Bab 28, “Berususan dengan Orang” Hendaknya diingat bahwa sasaran dari
rapat ini adalah untuk:
Memberikan informasi,
Mendapatkan persetujuan atas fakta-fakta yang disajikan,
Menetapkan persiapan dilakukannya penerapan rekomendasi.
4
auditor, maka semakin besar kekhawatiran yang dimiliki klien atas apa yang akan
dikatakan oleh laporan tersebut kepada atasannya.
5
Masalah-masalah kekhawatiran dan konflik di atas dapat dinetralkan oleh
komentar-komentar positif dan membangun dari auditor yang menunjukkan
dengan jelas:
Ketika terjadi sebuah perselisihan yang tidak dapat dipecahkan, ketika tidak
ada persamaan pandangan yang dapat diraih, auditor memiliki tanggung jawab
untuk menempatkan pandangan klien di posisi yang sama dengan mereka. Setelah
itu auditor dapat menyatakan bahwa mereka juga akan ikut melaporkan pandangan
yang diberikan oleh klien.
Auditor harus paham bahwa sebuah kata yang sama bisa diartikan berbeda
oleh tiap-tiap orang. Auditor juga harus cukup realistis untuk menyadari bahwa
mereka mungkin menjelaskan suatu situasi yang dapat dianggap klien sebagai
sikap yang menghina. Karenanya, mereka seharusnya bersedia untuk mengganti
6
penjelasan tersebut dengan kata-kata dan kalimat yang disarankan oleh klien tanpa
mengubah arti yang hendak disampaikan.
Menurut Kendig
Kendig menyarankan sebuah metode menarik yang dapat meringankan
konflik-konflik yang sering kali menyertai rekomendasi auditor untuk melakukan
tindakna perbaikan. Bukannya auditor yang membuat rekomendasi kepada klien,
justru sebaliknya klien yang diminta untuk membuat rekomendasi bagi auditor.
Pendekatan ini dapat diterapkan pada audit-audit di industri yang kompleks atau
pada program-program audit pemerintah audit yang penyelesaiannya
membutuhkan banyak waktu.
7
tidak akan menerimanya dengan sepenuh hati dan melaksanakannya dengan penuh
antusias. Ketika rekomendasi dibuat oleh klien, tentunya akan terdapat kebanggan
karena telah mengusulkannya, yang kemudian akan mendorong klien melakukan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan perbaikan tersebut.
Gerutuan yang tidak diucapkan namun sering dipikirkan seperti, “Auditor-auditor
itu tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah di program saya,” tidak akan
terdengar lagi.
8
4. Pelaksanaan audit harus menjadi sebuah aktivitas yang mampu memberikan
bantuan kepada manajemen operasional secara tepat wkatu da terus
berlangsung.
Auditor internal seharusnya tidak pernah mencampuri urusan
pertanggungjawaban dan berwenang pengambilan keputusan dari
manajemen. Tetapi auditor hendaknya ikut dilibatkan dalam peristiwa-
peristiwa yang terjadi: penelaahan rencana, perubahan-perubahan, prosedur-
prosedur baru, dan operasi baru. Setelah itu mereka baru dapat memiliki
waktu luang atau menyediakan waktu luang mereka, untuk membantu
manajemen dalam meyakinkan adanya control yang memadai untuk
aktivitas-aktivitas baru sebelum prosedur-prosedurnya dibakukan.
5. Auditor harus menulis laporan yang dapat dipahami dan berorientasi pada
tindakan.
Dalam menceritakan sesuatu, laporan hendaknya menggunakan sedikit
mungkin kata yang dibutuhkan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran
yang penting. Pokok-pokok pikiran tersebut hendaknya disajikan dengan cara
yang dapat memindahkannya ke dalam pikiran pembaca sesuai dengan
bentuk, kedalaman, dan arti yang diinginkan oleh si penulis. Laporan tersebut
juga sebaiknya tidak mencantumkan kesimpulan yang tidak memiliki cukup
bukti atau tidak masuk akal atau berdasarkan data-data yang tidak signifikan.
Setiap laporan sebaiknya hanya berisi informasi-informasi yang layak dan
factual, signifikan, dan bersangkutan dengan tanggung jawab klien.
12.5 Tanggapan Untuk Laporan Audit
9
Tanda “X” setelah nama Anda di kolom “Untuk
Memastikan Tindakan” memiliki arti bahwa Anda
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
tindakan yang memuaskan telah dilakukan
sehubungan dengan temuan-temuan yang diminta
untuk ditindaklanjuti oleh orang0orang di bawah
yudiriksi Anda.
10
harus menghadapi akibat dari tindakan korelsi yang mereka lakukan.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk nmengungkapkan situasi yang
terjadi dan merekomendasikan serangkaian tindakan˗˗˗tetapi bukannya
serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Tetapi tetap saja
tanggung jawab untuk mengevaluasi usulan tindakan perbaikan yang
diperintahkan oleh manajemen dan memutuskan apakah ia tidak dapat
memperbaiki situasi yang terjadi tetap berada di pihak auditor.
11
12