Anda di halaman 1dari 30

RESUME

MATA KULIAH AUDIT DAN ASSURANCE


SISTEM PENGENDALIAN MUTU

Sebagai salah satu tugas mata kuliah Audit dan Assurance dengan dosen
Dr. Apriwandi., SE., M.Sc., Ak., CA
Program Studi Pascasarjana Akuntansi Universitas Widyatama

Disusun oleh :

ASEP SUNARYA
NPM. 51622120050

PROGRAM PASCASARJANA STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022
SISTEM PENGENDALIAN MUTU

Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 1 mengenai “Pengendalian Mutu bagi


kantor Akuntan Publik yang melaksanakan Perikatan Asurans (audit, reviu dan
perikatan asurans lainnya) dan Perikatan Selain Asurans” ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan
Publik (“KAP”) atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans
(Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan perikatan selain asurans.
Standar profesi lainnya yang tercantum dalam standar profesi yang ditetapkan
oleh IAPI mengatur standar dan pedoman tambahan mengenai tanggung jawab personil
KAP atas prosedur pengendalian mutu dala ikatan tertentu. Suatu sistem pengendalian
mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan seperti yang
diuraikan dalam paragraf 11 dan prosedur yang diperlukan untuk menerapkan dan
memantau kepatuhan terhadap kebijakan tersebut.
Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu
adalah untuk memberikan keyakinan memadai bahwa :
a. KAP dan personilnya mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku; dan
b. Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai
dengan kondisi nya.

Unsur Unsur Sistem Pengendalian Mutu


Setiap KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu
yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tanggungjawab kepemimpinan KAP atas mutu
b. Ketentuan etika profesi yang berlaku
c. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu
d. Sumber daya manusia
e. Pelaksanaan perikatan
f. Pemantauan
 Tanggungjawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
Setiap KAP hartus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk mendukung budaya internal yang mengakui pentingnya mutu dalam
melaksanakan suatu perikatan. Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan
pimpinan KAP sebagai pihak yang bertanggungjawab atas mutu KAP secara
keseluruhan.
Dukungan atas budaya internal yang berorientasi pada mutu bergantung
pada tindakan dan pesan yang jelas, konsisten, dan berulang dari setiap tingkatan
manajemen KAP yang menekankan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
KAP, serta keharusan untuk :
a. Melaksanakan pekerjaan yang patuh terhadap standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan
b. Menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya.

Satu hal yang penting dalam mendukung budaya internal yang


berorientasi pada mutu memerlukan kepemimpinan KAP yang mengakui bahwa
strategi bisnis KAP sangat ditentukan oleh komitmen KAP yang tinggi untuk
mencapai mutu yang diharapkan dalam setiap perikatan yang dilaksanakannya.
Dukungan atas budaya internal tersebut mencakup :
a. Penetapan kebijakan dan prosedur yang mengatur evaluasi atas kinerja,
kompensasi dan promosi (termasuk sistem insentif) personil KAP, dalam
rangka menunjukan komitmen KAP yang tinggi terhadap mutu.
b. Menentukan tanggungjawab manajemen yang tepat agar setiap
pertimbangan komersil tidak mengesampingkan mutu pekerjaan yang
dilaksanakan; dan
c. Penyediaan sumver daya yang memadai untuk pengembangan,
dokumentasi dan dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu.
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan pihak yang menerima tanggungjawab operasional dan
kemampuan yang cukup dan tepat serta wewenang yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggungjawab tersebut.
Pengalaman dan kemampuan yang cukup dan tepat memungkinkan
seorang atau beberapa orang yang bertanggungjawab atas sistem pengendalian
mutu KAP untuk mengidentifiksi dan memahami isu-isu pengendalian mutu dan
untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang tepat. Kewenangan yang
cukup memungkinkan individu dalam KAP tersebut untuk menerapkan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.

 Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku


Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personilnya telah
mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.

Kode Etik menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu :


a. Integritas,
b. Objektivitas,
c. Kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian professional,
d. Kerahasiaan, dan
e. Perilaku profesional

Prinsip-prinsip dasar secara khusus diperkuat oleh :


 Kepemimpinan dalam KAP
 Pendidikan dan pelatihan
 Pengawasan; dan
 Proses dalam menghadapi ketidakpatuhan
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personilnya, serta jika
relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan
independensi (termasuk personil Jaringan KAP), untuk menjaga
independensinya sesuai dengan ketentuan etika profesi yang berlaku.

Kebijakan dan prosedur tersebut memungkinkan KAP untuk :


a. Mengkomunikasikan ketentuan independensi kepada personil KAP dan
jika relevan, kepada pihak lain juga diwajibkan untuk mematuhi
ketentuan independensi; dan
b. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang
menciptakan ancaman terhadap indepensi, serta melakukan tindakan
pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, atau jika dipandang tepat,
mengundurkan diri dari perikatan selama tindakan tersebut
diperkenankan oleh ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.

Kebijakan dan Prosedur tersebut harus mengatur hal-hal sebagai berikut:


a. Setiap rekan perikatan harus memberikan informasi yang relevan kepada
KAP mengenai perikatannya, termasuk lingkup perikatan untuk
memungkinkan KAP mengevaluasi dampak perikatan tersebut secara
keseluruhan terhadap ketentuan independensi;
b. Setiap personil KAP harus segera memberitahukan kepada KAP
mengenai kondisi dan hubungan yang dapat menciptakan ancaman
terhadap independensi, sehingga tindakan pencegahan yang tepat
dapatdilakukan; dan
c. informasi yang relevan harus dikumpulkan dan dikomunikasikan kepada
personil KAP yang tepat agar:
i. KAP dan personilnya dapat menentukan terpenuhi tidaknya
ketentuan independensi;
ii. KAP dapat memelihara dan memutakhirkan data yang terkait
dengan independensi;dan
iii. KAP dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat atasan
caman terhadap independensi yang tidak dapat dihilangkan atau
dikurangi ke tingkat yang dapat diterima

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang


untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan
independensi dapat diketahui, dan untuk memungkinkan KAP menentukan
tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran tersebut.
Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Setiap personil KAP harus segera memberitahukan kepada KAP
mengenai setiap pelanggaran terhadap independensi yang diketahuinya;
b. KAP segera mengomunikasikan pelanggaran atas kebijakan dan prosedur
yang teridentifikasi kepada:
(i) Setiap Rekan perikatan, yang bersama dengan KAP harus
menangani pelanggaran tersebut; dan
(ii) Setiap individu lain yang relevan dalam KAP (dan jika relevan,J
aringan KAP), serta pihak lain yang juga diwajibkan untuk
mematuhi ketentuan independensi, yang harus melakukan
tindakan yang tepat sehubungan dengan pelanggaran tersebut;
dan
c. Rekan perikatan dan individu segera mengomunikasikan kepada KAP
mengenai tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
pelanggaran tersebut, agar KAP dapat menentukan perlu tidaknya
menentukan tindakan selanjutnya.

Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus memperoleh


konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
independensi daripersonil KAP.
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur
hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan kriteria untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan
tindakan pencegahan untuk mengurangi ancaman kedekatan ke tingkat
yang dapat diterima ketika anggota tim perikatan yang senior yang sama
telah ditugaskan untuk waktu yang cukup lama dalam perikatan asurans;
dan
b. Mengharuskan rotasi rekan perikatan, dan jika relevan, individu dalam
KAP yang bertanggung jawab atas penelaahan pengendalian mutu
perikatan, serta pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi
ketentuan rotasi, setelah melaksanakan perikatan selama suatu periode
tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kode etik.

Kode Etik juga membahas ancaman kedekatan yang mungkin disebabkan


oleh penugasan staf senior yang sama dalam suatu perikatan asurans selama
suatu periode yang mencakup lama dan membahas pencegahan yang tepat dalam
menanggapi ancaman tersebut.

Penentuan kriteria yang tepat untuk menghadapi ancaman kedekatan


dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Sifat perikatan, termasuk seberapa luas perikatan tersebut melibatkan
kepentingan publik; dan
 Lamanya penugasan staf senior tersebut dalam perikatan.

Ancaman kedekatan sangat relevan dalam konteks audit laporan


keuangan. Oleh karena itu, rotasi rekan audit kunci dalam perikatan audit
laporan keuangan sangat diperlukan. Secara khusus, dalam audit laporan
keuangan Emiten, Kode Etik mensyaratkan adanya rotasi rekan audit kunci
setelah periode yang telah ditentukan sebelumnya, sesuai dengan ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku.
 Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan
Tertentu
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau
melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika :
a. KAP memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan dan memiliki
kemampuan, termasuk waktu dan sumber daya, untuk melaksanakannya
b. KAP dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku; dan
c. KAP telah mempertimbangkan integritas klien, dan tidak memiliki
informasi yang dapat mengarahkan KAP untuk menyimpulkan tidak
memadai nya integritas klien tersebut.

Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur:


a. KAP harus memperoleh informasi yang dianggap perlu sebelum
menerima perikatan dari suatu klien baru, ketika mempertimbangkan
keberlanjutan perikatan yang ada, dan ketika mempertimbangkan
penerimaan suatu jenis perikatan baru dari klien yang ada.
b. Jika KAP mengidentifikasi adanya potensi benturan kepentingan dalam
penerimaan perikatan dari suatu klien baru atau klien yang ada, maka
KAP harus menentukan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut.
c. Jika isu yang terkait dengan penerimaan klien atau perikatan telah
teridentifikasi, dan KAP telah memutuskan untuk menerima dan
melanjutkan hubungan dengan klien atau suatu perikatan tertentu, maka
KAP harus mendokumentasikan begaimana isu tersebut diselesaikan.

KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas keberlanjutan suatu


perikatan dan hubungan dengan klien untuk menangani suatu kondisi yang dapat
menyebabkan KAP untuk menolak perikatan seandainya informasi terkait
tersedia lebih awal. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mepertimbangkan hal
hal sebagai berikut :
a. Tanggungjawab profesional dan tanggungjawab hukum yang diterapkan
sesuai dengan kondisinya, termasuk ada tidaknya ketentuan bagi KAP
untuk mempertimbangkan pihak yang menugasi KAP, atau dalam
kondisi tertentu, kepada badan pengatur, dan
b. Kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perikatan atau memutuskan
hubungan dengan klien atau keduanya.

Pertimbangan dimiliki tidaknya kompetensi, kemampuan, dan


sumberdaya oleh KAP untuk melaksanakan perikatan baru dari klien baru
maupun klien yang ada melibatkan penelaahan terhadap ketentuan tertentu atas
perikatan tersebut, serta profil rekan dan staf pada setiap tingkat yang relevan,
dan mencakup apakah :
 Personil KAP memiliki pengetahuan terhadap industri dan hal pokok;
 Personil KAP memiliki pengalaman dengan ketentuan dari peraturann
ataupun pelaporan yang berlaku, atau kemampuan untuk memperoleh
keahlian dan pengetahuan yang diperlukan secara efektif;
 KAP memiliki personil yang memadai dengan kompetensi dan
kemampuan yang diperlukan;
 Tersedianya tenaga ahli, apabila dibutuhkan;
 Tersedianya individu yang memenuhi kriteria dan ketentuan untuk
melaksanakan penelaahan pengendalian mutu oerikatan, apabila
diperlukan.
 KAP mampu menyelesaikan perikatan sesuai dengan tenggat pelaporan.
Sehubungan dengan integritas klien, berikut contoh atas hal-hal yang
perlu dipertimbangkan :
 Reputasi pribadi dan bisnis dari klien utama, manajemen kunci dan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola klien.
 Sifat operasi klien, termasuk praktik bisnisnya.
 Informasi yang berhubungan dengan perilaku pemilik utama, manajemen
kunci dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola klien terhadap
hal-hal tertentu seperti interpretasi yang agresif terhadap standar
akuntansi dan lingkungan pengendalian internal.
 Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa profesional KAP
serendah mungkin.
 Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar.
 Indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencucian uang atau
aktivitas kriminal lainnya.
 Alasan penunjukan KAP dan penggantian KAP sebelumnya.
 Identitas dan reputasi bisnis dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.

Seberapa luas pengetahuan yang akan dimiliki KAP sehubungan dengan


integritas klien secara umum akan meningkat seiring dengan berjalannya
hubungan dengan klien tersebut.
Sumber informasi atas hal-hal tersebut diperoleh KAP melalui:
 Komunikasi dengan pemberi jasa akuntansni profesional kepada klien,
baik yang sekarang maupun terdahulu, sesuai dengan ketentuan etika
yang berlaku, dan dikusi dengan pihak ketiga lainnya;
 Meminta keterangan dari personil KAP lain atau pihak ketiga lainnya
seperti bankir, penasihat hukum dan rekan satu industri.
 Pencairan latar belakang melalui berbagai sumber data.
 Sumber Daya Manusia
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP memiliki jumlah personil yang
cukup kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika profesi
yang diperlukan untuk :
a. Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku; dan
b. Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk menerbitkan laporan
yang tepat dengan kondisinya.

Isu-isu personil yang relevan dengan kebijakan dan prosedur KAP yang
berhubungan dengan sumber daya manusia mencakup:
 Rekruitmen
 Evaluasi kinerja
 Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan
 Kompetensi
 Pengembangan Karir
 Promosi
 Kompensasi
 Estimasi kebutuhan personil

Proses dan prosedur rekuitmen yang efektif membantu KAP memilih


individu yang memiliki kapasitas untuk mengembangkan kompetensi dan
kemampuan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki
karakteristik yang trepat untuk dapat bekerja secara kompeten.

Kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode yang


mencakup :
 Pendidikan profesional
 Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan
 Pengalaman kerja
 Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai contoh, anggota
tim perikatan lainnya
 Pendidikan mengenai independensi mengenai independensi bagi personil
yang disyaratkan untuk independen.

Kompetensi dari personil KAP bergantung pada luasnya pengembangan


profesional yang berkelanjutan pada tingkat yang tepat, sehingga personil
tersebut dapat memelihara pengetahuan dan kemampuannya. Kebijakan dan
prosedur yang efektif menekankan perlunya diadakan pelatihan yang
berkelanjutan untuk seluruh tingkatan personil KAP, dan menyediakan sumber
daya dan bantuan pelatihan yang diperlukan yang memungkinkan personil
tersebut untuk mengembangkan dan memelihara kompetensi dan kemampuan
yang dipersyaratkan.
KAP dapat menggunakan individu dari luar KAP yang memenuhi
kualifikasi ketika sumber daya teknis dan pelatihan dari dalam KAP tidak
tersedian.
Prosedur penilaian kinerja, kompensasi dan promosi menunjukkan
pengakuan dan penghargaan atas pengembangan dan pemeliharaan kompetensi
dan komitmen terhadap prinsip etika profesi. Langkah langkah yang dapat
diambil oleh KAP dalam mengembangkan dan memelihara kompetensi dan
komitmen terhadap prinsip etika profsesi mencakup :
a. Memberikan pemahaman kepada personil KAP mengenai harapan KAP
atas kinerja dan prinsip etika profesi;
b. Memberikan penilaian dan konseling kepada personil KAP atas kinerja,
peningkatan kompetensi, dan pengembangan karir; dan
c. Membantu personil KAP dalam memahami bahwa kenaikan jabatan
dengan tanggungjawab yang lebih besar bergantung pada, antara lain,
kualitas kinerja dan kepatuhan terhadap prinsip etika profesi. Kegagalan
dalam mematuhi kebijakan dan prosedur KAP tersebut dapat
mengakibatkan sanksi indisipliner.

 Pelaksanaan Perikatan
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai
dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan
bahwa KAP atau rekan perikatan menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan
kondisinya.
Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup :
a. Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas kualitas
pelaksanaan perikatan.
KAP mendukung konsistensi dalam kualitas pelaksanaan
perikatan melalui kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya. Hal ini
sering dicapai melalui panduan tertulis atau elektronik, alat bantu
perangkat lunak atau bentuk lain dari dokumentasi yang di standardisasi,
dan materi panduan industri atau materi panduan khusus atas hal pokok.
Hal-hal tersebut mencakup :
 Bagaimana tim perikatan diarahkan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai tujuan pekerjaan mereka.
 Proses yang terkait dengan kepatuhan terhadap standar perikatan
yang berlaku.
 Proses penyeliaan perikatan, pelatihan personil dan bimbingan.
 Metode penelaahan pelaksanaan pekerjaan, pertimbangan
signifikan yang dibuat dan bentuk laporan yang diterbitkan.
 Dokumentasi yang tepat untuk pelaksanaan pekerjaan dan waktu
dan luasnya penelaahan.
 Proses untuk menjaga bahwa semua kebijakan dan prosedur
adalah yang terkini.
Kerjasama dan pelatihan yang tepat membantu anggota yang
kurang berpengalaman dalam tim untuk memahami tujuan dari
penugasan.
b. Tanggungjawab penyeliaan
Penyeliaan perikatan mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Pemantauan terhadap kemajuan suatu perikatan;
 Pertimbangan kompetensi dan kemampuan dari masing masing
anggota tim perikatan, apakah mereka memiliki waktu yang
cukup untuk melaksanakan penugasan, apakah mereka
memahami perintah dan apakah pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan pendekatan yang direncanakan dalam perikatan;
 Menanggapi hal-hal yang signifikan yang timbul selama
berlangsungnya perikatan dengan mempertimbangkan signifikasi
dan modifikasi pendekatan yang direncanakan dengan tepat; dan
 Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan konsultasi dengan
atau pertimbangan dari anggota tim perikatan yang lebih
berpengalaman selama berlangsung perikatan.
c. Tanggungjawab penelahaan
 Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku;
 Identifikasi atas hal-hal yang signifikan untuk pertimbangan
selanjutnya;
 Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang
dihasilkan telah didokumentasikan dan diterapkan;
 Adanya kebutuhan terhadap perubahan atas sifat, waktu dan luas
dari pekerjaan yang dilaksanakan.
 Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan yang
dihasilkan dan hal tersebut telah didokumentasikan dengan tepat.
 Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan;
 Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai.
Kebijakan dan prosedur tanggungjawab penelaahan ditetapkan dengan
dasar bahwa pekerjaan anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman
ditelaah oleh anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman.

Konsultasi

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang


untuk memberikan keyakinan memadai bahwa :
a. Konsultasi yang tepat telah dilakukan untuk hal-hal yang rumit dan
kontroversi;
b. Tersedianya sumber daya yang cukup untuk memungkinkan
terlaksananya konsultasi yang tepat;
c. Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut
didokumentasikan dan disepekati oleh kedua pihak, baik personil yang
meminta konsultasi maupun personil yang dimintai konsultasi;
d. Diterapkannya kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut.

Konsultasi mencakup pembahasan pada jenjang profesional yang tepat,


yaitu dengan personil yang berasal dari dalam KAP maupun dari luar KAP yang
memiliki keahlian tertentu.
Konsultasi juga menggunakan sumberdaya penelitian yang tepat,
pengalaman dan keahlian teknis yang dimiliki oleh KAP. Konsultasi membantu
KAP dalam mendukung kualitas dan meningkatkan penerapan pertimbangan
profesional. Pengakuan atas pentingnya konsultasi dalam kebijakan dan
prosedur membantu KAP dalam mendukung terciptanya budaya yang mengakui
konsultasi sebagai suatu kekuatan dan mendorong personil KAP untuk
melakukan konsultasi atas hal-hal yang rumit atau kontroversi.
Konsultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etika, dan lain-lain yang
signifikan dalam KAP, atau jika relevan, diluar KAP, dapat dicapai jika pihak
yang dikonsultasikan :
 Diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan mereka untuk
memberikan saran yang diperlukan; dan
 Memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang tepat. Dan
ketika kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut
didokumentasikan dan diterapkan dengan tepat.

Dokumentasi yang cukup lengkap dan terperinci atas konsultasi dengan


profesional lainnya mengenai hal-hal yang rumit atau kontroversi dapat
membantu pemahaman atas :
 Isu yang mendasari dilakukannya konsultasi, dan
 Hasil dari konsultasi yang dilakukan, termasuk setiap keputusan yang
dihasilkan, serta dasar keputusan tersebut dan penerapannya.

Suatu KAP yang memerlukan konsultasi dengan pihak di luar KAP,


sebagai contoh KAP yang tidak memiliki sumber daya internal yang tepat untuk
berkonsultasi, dapat mengambil manfaat dari jasa advisory yang disediakan
oleh:
 KAP lain;
 Organisasi profesi di luar akuntan publik dan badan pengatur; atau
 Organisasi komersil yang menyediakan jasa pengendalian mutu yang
relevan.

Sebelum melakukan perikatan untuk jasa tersebut, KAP harus


mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan dari penyedia jasa di luar KAP
tersebut untuk menentukan dimiliki tidaknnya kualifikasi yang tepat oleh
penyedia jasa tersebut.
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

Untuk perikatan tertentu, setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan


prosedur yang mempersyaratkan penelaahan pengendalian mutu perikatan yang
menyediakan suatu evaluasi yang objektid atas pertimbangan signifikan yang
dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai dalam penyusunan
laporan.
Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup :
a. Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu perikatan untuk semua
pekerjaan audit laporan keuangan Emiten;
b. Menetapkan kriteria di mana audit atau reviu laporan keuangan historis
lainnya dan perikatan asurans atau jasa-jasa lainnya harus dievaluasi
untuk menentukan perlu tidaknya pelaksanaan penelaahan pengendalian
mutu perikatan; dan
c. Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu untuk setiap perikatan
yang memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan.

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang menjelaskan


sifat, waktu dan luasnya suatu penelaahan pengendalian mutu. Kebijakan dan
prosedur tersebut harus mengatur bahwa laporan perikatan tidak diberi tanggal
sampai dengan penyelesaian penelaahan pengendalian mutu perikatan.
Pemberian tanggal atas laporan perikatan tidak dilakukan hingga
penelaahan pengendalian mutu perikatan diselesaikan. Namun demikian,
dokumentasi atas penelaahan pengendalian mutu perikatan dapat diselesaikan
setelag tanggal laporan tersebut.
Pelaksanaan penelaahan pengendalian mutu perikatan secara tepat waktu
dn pada tahapan yang tepat selama perikatan berlangsung memungkinkan hal-
hal yang signifikan dapat diselesaikan secara tepat waktu dan memuaskan
penelaah pengendalian mutu perikatan pada tanggal atau sebelum tanggal
laporan.

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang


mensyaratkan bahwa penelaahan pengendalian mutu perikatan mencakup :
a. Pembahasan hal-hal penting dengan rekan perikatan;
b. Penelaahan laporan keuangan atau informasi hal pokok lain dan laporan
yang akan diterbitkan;
c. Penelaahan atas dokumen perikatan tertentu yang berkaitan dengan
pertimbangan signifikan yang dibuat tim perikatan dan kesimpulan yang
dihasilkan; dan
d. Evaluasi atas kesimpulan yang dibuat dalam memformulasikan laporan
dan pertimbangan atas ketepatan laporan yang akan diterbitkan.

Luasnnya penelaahan pengendalian mutu perikatan bergantung pada


antara lain kerumitan perikatan, apakah entitas yang menjadi objek perikatan
merupakan Emiten, dan risiko bahwa laporan yang diterbitkan mungkin tidak
tepat. Pelaksanaan penelaahan pengendalian mutu perikatan tidak mengurangi
tanggungjawab rekan perikatan.
Untuk audit laporan keuangan Emiten, kebijakan dan prosedur
penelaahan pengendalian mutu perikatan juga harus mencakup pertimbangan
atas hal-hal sebagai berikut:
a. Evaluasi tim perikatan atas independensi KAP yang terkait dengan
perikatan tertentu;
b. Terjadi tidaknya konsultasi yang tepat atas hal-hal yang melibatkan
perbedaan pendapat atau hal-hal lain yang rumit dan kontroversial, serta
kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut; dan
c. Tercermin tidaknya pekerjaan yang telah dilakukan dalam dokumentasi
yang dipilih utnuk ditelaah yang terkait dengan pertimbangan signifikan,
serta terdukung tidaknya kesimpulan yang dihasilkan dalam dokumentasi
yang dipilih untuk ditelaah.
Hal lain yang relevan untuk mengevaluasi pertimbangan signifikan yang
dilakukan oleh tim perikatan yang dapat dipertimbangkan dalam penelaahan
pengendalian mutu perikatan atas audit laporan keuangan Emiten mencakup :
 Risiko signifikan yang diidentifikasi selama perikatan berlangsung dan
tindakan pencegahan yang terkait.
 Pertimbangan yang dilakukan, khususnya yang berhubungan dengan
materialitas dan risiko signifikan.
 Signifikansi dan sifat dari kesalahan penyajian, baik yang dikoreksi
maupun yang tidak dikoreksi, yang ditemukan selama berlangsungnya
perikatan.
 Hal-hal yang dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dan, jika relevan, pihak lain seperti
badan pengatur

Hal-hal tersebut di atas, tergantung dari kondisinya, mungkin juga


berlaku dalam penelaahan pengendalian mutu perikatan untuk audit laporan
keuangan entitas lainnya, perikatan reviu laporan keuamham, serta perikatan
asurans dan jasa terkait lainnya.

Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memilih


penelaah pengendalian mutu perikatan dan menetapkan kelayakannya yang
mencakup :
a. Kualifikasi teknis yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi tersebut,
termasuk pengalaman dan wewenang yang dibutuhkan.
Kecukupan dan kelayakan kemampuan teknis, pengalaman, dan
wewenang tergantung dari kondisi perikatan. Sebagai conto, personil
yang bertanggungjawab atas pengendalian mutu perikatan dalam audit
laporan keuangan Emiten kemungkinan besar merupakan personil
dengan pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat untuk
berperan sebagai rekan perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten.
b. Sejauhmana seorang penelaah pengendalian mutu perikatan dapat
dimintai konsultasi tanpa memengaruhi objektivitasnya.
Rekan perikatan dapat berkonsultasi dengan penelaah pengendalian mutu
selama berlangsungnya perikatan, sebagai contoh, pertimbangan yang
ditetapkan oleh rekan perikatan dapat diterima oleh penelaah
pengendalian mutu perikatan. Konsultasi tersebut akan menghindari
terjadinya perbedaan pendapat pada tahap akhir dari perikatan dan tidak
mengakibatkan terpengaruhinya penelaah pengendalian mutu dalam
melaksanakan tugasnya.
Ketika sifat dan luas konsultasi menjadi signifikan, objektivitas dari
penelaah pengendalian mutu perikatan dapat terpengaruh, kecuali jika
ada tindakan yang dilakukan oleh tim perikatan dan personil tersebut
untuk mempertahankan objektivitas dari personil tersebut. Jika hal ini
tidak dimungkinkan, personil lainnya dalam KAP atau personil lain di
luar KAP yang memenuhi ketentuan, dapat ditunjukan untuk
melaksanakan peran sebagai penelaah pengendalian mutu atau sebagai
personil yang dikonsultasikan dalam perikatan.

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang


untuk menjaga objektivitas penelaah pengendalian mutu perikatan. Oleh karenna
itu, kebijakan dan prosedur tersebut mengatur hal-hal di bawah ini terkait
dengan penelaah pengendalian mutu perikatan:
 Personil tersebut sedapat mungkin tidak ditunjuk oleh rekan perikatan.
 Personil tersebut tidak terlihat dalam pelaksanaan perikatan selama
periode penelaahan.
 Personil tersebut tidak membuat keputusan untuk tim perikatan.
 Tidak terdapat hal-hal yang dapat mengancam objektivitas dari personil
tersebut
Kebijakan dan prosedur KAP harus mengatur penggantian penelaah
pengendalian mutu perikatan ketika objektivitasnya mungkin terpengaruh dalam
melakukan suatu penelaahan.

Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan


Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
pendokumentasian penelaahan pengendalian mutu perikatan yang mencakup
dokumentasi bahwa :
a. Prosedur yang dipersyaratkan dalam kebijakan penelaahan pengendalian
mutu KAP telah dilaksanakan;
b. Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah selesai dilaksanakan pada
tanggal atau sebelum tanggal laporan; dan
c. Penelaah tidak mengetahui adanya hal-hal yang belum terselesaikan yang
dapat menyebabkan penelaah yakin bahwa terdapat pertimbangan
signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang
dihasilkan tidak tepat dengan kondisi.

Perbedaan Pendapat
Setiap KAP harus menetapkan kebijana dan prosedur dalam menghadapi
dan menyelesaikan perbedaan pendapat:
 Dalam tim perikatan
 Antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan konsultasi dan,
 Jika relevan, antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu
perikatan.
Prosedur yang efektif mendukung identifikasi atas perbedaan pendapat
pada tahap awal, memberikan panduan yang jelas atas tindakan yang harus
dilaksanakan selanjutnya, dan mengharuskan dokumentasi penyelesaian atas
perbedaan tersebut dan pelaksanaan dari kesimpulan yang dicapai.
Prosedur untuk menyelesaikan perbedaan tersebut dapat mencakup
konsultasi dengan praktisi atau KAP lainnya atau badan profesi atau badan
pengatur.
Kebijakan dan prosedur tersebut harus mensyaratkan bahwa :
a. Keputusan yang dihasilkan telah didokumentasi dan dilaksanakan; dan
b. Laporan tidak diberi tanggal hingga hal yang menjadi permasalahan telah
terselesaikan.

Dokumentasi Perikatan

Penyelesaian Pengarsipan Kertas Kerja Final dari Perikatan


Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur bagi tim perikatan
untuk menyelesaikan pengarsipan kertas kerja final dari perikatan secara tepat
waktu setelah laporan perikatan diselesaikan. Undang-undang dan peraturan
mungkin mengatur batas waktu penyampaian kertas kerja final perikatan tertentu
untuk diarsipkan. Jika tidak ada batas waktu yang ditentukan oleh Undang-
Undang dan Peraturan, mensyaratkan KAP untuk menentukan batas waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pengarsipan kertas kerja final dari suatu
perikatan secara tepat waktu. Sebagai contoh, batas waktu untuk perikatan audit
pada umumnya tidak lebih dari 160 hari setelah tanggal laporan auditor
independen.
Jika dua atau lebih laporan yang berbeda diterbitkan untuk informasi
keuangan yang sama pada sebuah entitas, kebijakan dan prosedur KAP
sehubungan dengan batas waktu untuk menyusun kertas kerja final dari suatu
perikatan mengatur seolah-olah setiap laporan diterbitkan untuk perikatan yang
berbeda. Sebagai contoh, hal ini mungkin terjadi dalam kasus dimana KAP
menerbitkan laporan auditor independen atas informasi keuangan suatu
komponen untuk tujuan konsolidasi grup dan pada tanggal yang berbeda di
kemudian hari KAP menerbitkan laporan auditor independen untuk tujaun
memenuhi ketentuan statutory.

Kerahasiaan, Keamanan Penyimpanan, Intgritas, Keteraksesan, dan


Kepemerolehan Kembali Dokumentasi Perikatan.
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk menjaga kerahasiaan, keamanan penyimpanan, integritas, keteraksesan,
dan kepemerolehan kembali dokumentasi perikatan. Ketentuan etika yang
berlaku mewajibkan setiap personil KAP untuk menjaga kerahasiaan informasi
yang terdapat dalam dokumen perikatan setiap saat, kecuali jika wewenang
tertentu dari klien telah diperoleh untuk mengungkapkan informasi tersebut, atau
jika terdapat kewajiban hukum atau profesi untuk mengungkapkannya. Undang-
undang atau peraturan khusus mungkin mewajibakan personil KAP untuk
menjaga kerahasiaan klien, khususnya untuk data yang bersifat pribadi.

Pemeliharaan dan Penyimpan Dokumen Perikatan


Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atau pemeliharaan
dan penyimpanan dokumentasi perikatam untuk suatu periode yang memadai
untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan
atau peraturan yang berlaku. Kebutuhan KAP untuk menyimpan dokumentasi
perikatan, dan jangka waktu penyimpanan tergantung dari sifat perikatan dan
kondisi KAP. Sebagai contoh, diperlukan atau tidaknya dokumentasi perikatan
untuk memelihara catatan atas hal-hal signifikan yang akan dibutuhkan dalam
perikatan berikutnya. Jangka waktu penyimpanan mungkin juga bergantung
pada beberapa faktor. Seperti ada tidaknya undang-undang atau peraturan yang
mengatur secara khsusus jangka waktu penyimpanan untuk jenis perikatan
tertentu, atau ada tidaknya jangka watu penyimpanan yang diterima secara
umum dalam yuridiksi jika tidak ada ketentuan secara khusus yang diatur oleh
peraturan dan perundang-undangan.
Dalam kasus tertentu dari perikatan audit, batas waktu penyimpanan
pada umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir
dari:
i. Laporan auditor atas laporan keuangan entitas, atau
ii. Laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian entitas dan anak
perusahaan.

Prosedur yang diterapkan oleh KAP sehubungan dengan penyimpanan


dokumentasi perikatan mencakup prosedur di bawah ini memungkinkan
dipenuhi selama jangka waktu penyimpanan:
 Memungkinkan pemerolehan kembali dan pengaksesan atas dokumentasi
perikatan selama jangka waktu penyimpanan, khususnya untuk
dokuemntasi elektronik karena teknologi yang melandasinya mungkin
harus ditingkatkan atau diganti selama periode tersebut.
 Jika diperlukan, menyediakan catatan atas perubahan yang dilakukan
terhadap dokumentasi perikatan setelah kertas kerja perikatan telah
diselesaikan; dan
 Memungkinkan pihak di luar KAP yang memiliki wewenang untuk
mengakses dan menelaah dokumentasi perikatan tertentu untuk tujuan
pengendalian mutu atau tujuan tertentu.

 Pemantauan
Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalaian Mutu KAP
Setiap KAP harus menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang
untuk memberikan kekayaan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta
berjalan dengan efektif. Proses pemantauan tersebut harus :
a. Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas
sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi yang dilakukan
secara berkala atas sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah selesai
untuk setiap rekan perikatan.
b. Memberikan tanggungjwab atas proses pemantauan hanya kepada rekan
atau individu lain di dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki
pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat; dan
c. Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan
perikatan atau menelaah pengendalian mutu perikatan dalam inspeksi
perikatan.

Tujuan dari Pemantauan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur


pengendalian mutu adalah untuk memberikan evaluasi atas:
 Ketaatan terhadap standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan
yang berlaku;
 Adanya sistem pengendalian mutu yang telah dirancang dan di
implementasikan secara efektif; dan
 Adanya kebijakan dan prosedur KAP yang telah diterapkan secara tepat
sehingga laporan yang telah diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan
sesuai dengan kondisinya.

Pertimbangan dan evaluasi atas sistem pengendalian mutu secara


berkelanjutan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Analisis atas :
 Perkembangan terkini dalam standar profesi, serta ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku, dan jika relevan, bagaimana standar dan
ketentuan tersebut tercermin dalam kebijakan dan prosedur KAP;
 Konfirmasi tertulis atas kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
KAP;
 Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan; dan
 Keputusan yang terkait dengan penerimaan dan keberlanjutan dari
hubungan klien dan perikatan tertentu.
b. Penentuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan dan peningkatan
atas sistem pengendalian mutu, termasuk memberikan masukan atas
kebijakan dan prosedur KAP yang terkait dengan pendidikan dan
pelatihan.
c. Komunikasi kepada Personil KAP yang tepat atas kelemahan yang
teridentifikasi dalam sistem pengendalian mutu, yang mencakup
pemahaman, atau kepatuhan terhadap sistem tersebut.
d. Tindak lanjut oleh personil KAP yang tepat sehingga modifikasi atas
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dapat segera dilakukan.

Kebijakan dan prosedur atas siklus inspeksi mungkin, sebagai contoh


mengatur suatu siklus dengan waktu tiga tahun. Mekanisme pengelolaan siklus
inspeksi, termasuk waktu pemilihan perikatan, bergantung pada banyak faktor
sebagai berikut:
 Ukuran KAP
 Jumlah dan letak geografis kantor
 Hasil dari prosedur pemantauan sebelumnya
 Tingkat kewenangan yang dimiliki oleh kantor dan personilnyaa
 Sifat dan kerumitan dari praktik dan organisasi KAP
 Risiko yang terkait dengan klien dan perikatan tertentu dari KAP

Proses inspeksi mencakup pemilihan perikatan. Beberapa perikatan


mungkin saja dipilih tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada tim perikatan.
Dalam penentuan lingkup inspeksi, KAP dapat mempertimbangkan ruang
lingkup atau kesimpulan dari program inspeksi yang dilakukan oleh pihak
eksternal secara independen. Namun demikian, program inspeksi yang dilakukan
oleh pihak independen di luar KAP tidak menggantikan program pemantauan
yang dilakukan oleh KAP secara internal.
Dalam kasus KAP dengan jumlah personil terbatas, proses pemantauan
mungkin perlu dilakukan oleh individu yang bertanggung jawab atas rancangan
dan penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP, atau pihak yang
mungkin terlibat dalam penelaahan pengendalian mutu perikatan. Suatu KAP
dengan jumlah personil yang terbatas dapat memilih untuk menggunakan
personil di luar KAP yang memenuhi ketentuan atau KAP lainnya yang ditunjuk
untuk melaksanakan inspeksi dan prosedur pemantauan lainnya terhadap suatu
perikatan. Sebagai alternatif, KAP dapat melakukan kesepakatan untuk berbagi
sumber daya dengan organisasi lainnya yang tepat di luar KAP untuk
memfasilitasi aktifitas pemantauan.

Pengevaluasian, Pengomunikasian, dan Penanganan Defisiensi yang


Teridentifikasi
Setiap KAP harus mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan
ketika melakukan proses pemantauan, dan menentukan apakah defisiensi
tersebut merupakan salah satu dari hal-hal berikut:
a. Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa sistem pengendalian
mutu KAP tidak memadai untuk memberikan keyakninan memadai
bahwa KAP telah mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlakum serta laporan perikatan telah diterbitkan oleh
KAP atau rekan perikatan sesuai dengan kondisinya; atau
b. Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi signifikan lainnya,
yang segera memerlukan tindakan perbaikan.
Setiap KAP harus mengomunikasian defisiensi yang ditemukan dari
proses pemantauan beserta rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat
kepada rekan perikatan dan individu lain yang tepat dalam KAP.
Pelaporan atas defisiensi yang teridentifikasi kepada personil selain
rekan perikatan yang relevan tidak perlu mencakup identifikasi atas hal-hal yang
spesifik pada perikatan tersebut, meskipun mungkin saja terdapat kasus dimana
identifikasi diperlukan untuk memenuhi tanggungjawab (proper discharge of the
responsibilities) personil tersebut.
Rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat atas defisiensi yang
ditemukan harus mencakup satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan tindakan perbaikan yang tepat terhadap perikatan atau
personil KAP;
b. Mengomunikasikan temuan kepada pihak yang bertanggungjawab atas
pelatihan dan pengembangan profesional;
c. Mengubah kebijakan dan prosedur pengendalian mutu; dan
d. Mengenakan sanksi indisipliner bagi mereka yang tidak mematuhi
kebijakan dan prosedur KAP, terutama yang telah melakukannya
beruangkali.

Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, setiap KAP harus


mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian mutunya kepada
rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk rekan pimpinan.
Komunikasi tersebut harus dilakukan secara memadai agar KAP dan individu-
individu tersebut dapat mengambil tindakan yang diperlukan secara tepat dan
segera sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Informasi yang
dikomunikasikan harus mencakup ha-hal sebagai berikut:
a. Suatu penjelasan mengenai prosedur pemantauan yang dilaksanakan.
b. Kesimpulan yang dihasilkan dari prosedur pemantauan.
c. Jika relevan, deskripsi atas tindakan yang diambil untuk menyelesaikan
atau menanggulangi defisiensi tersebut.
Keluhan dan Dugaan (Allegations)
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani secara
tepat hal-hal sebagai berikut:
a. Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam mematuhi standar
profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku;
b. Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP.

Sebagai bagian dari proses tersebut, setiap KAP harus menetapkan


saluran yang jelas bagi personil KAP untuk menyampaikan hal-hal yang
menjadi perhatiannya tanpa rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan
dirinya
Ketika dilakukan investigasi atas keluhan dan dugaan ditemukan
terjadinya defisiensi atas rancangan atau pelaksanaan kebijakan dan prosedur
sistem pengendalian mutu KAP, atau ketidakpatuhan terhadap sistem
pengendalian mutu KAP yang dilakukan oleh individu atau beberapa individu,
KAP harus melakukan tindakan yang tepat.

Dokumentasi
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan dilakukannya dokumentasi yang tepat sebagai bukti telah
dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam sistem pengendalain mutu
KAP.
Bentuk dan isi dari dokumentasi yang membuktikan berjalannya setiap
unsur dari sistem pengendalian mutu memerlukan pertimbangan dan bergantung
pada sejumlah faktor seperti :
 Ukuran KAP dan jumlah kantor
 Sifat dan kerumitan dari praktik dan organisasi KAP
Dokumentasi yang tepat yang terkait dengan pemantauan mencakup
antara lain :
a. Prosedur pemantauan, termasuk prosedur untuk memilih perikatan yang
telah selesai yang akan di inspeksi.
b. Catatan mengenai penilaian atas :
 Ketaatan terhadap standar profesi, serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku;
 Adanya sistem pengendalian mutu yang telah dirancang dan di
implementasikan secara efektif; dan
 Adanya kebijakan dan prosedur KAP yang telah diterapkan secara
tepat sehingga laporan-laporan yang telah diterbitkan oleh KAP atau
rekan perikatan sesua dengan kondisinya.
c. Identifikasi atas defisiensi yang ditemukan, e=penilaian atas dampak dari
defisieinsi tersebut, serta dasar untuk menentukan perlu tidaknya
tindakan lanjutan dan bentuk tindakan tersebut.

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang


mengharuskan dilakukannya dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta
respons yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai