Anda di halaman 1dari 20

RESUME

MATA KULIAH AUDIT DAN ASSURANCE


PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN PERIKATAN

Sebagai salah satu tugas mata kuliah Audit dan Assurance dengan dosen
Dr. Apriwandi., SE., M.Sc., Ak., CA
Program Studi Pascasarjana Akuntansi Universitas Widyatama

Disusun oleh :

ASEP SUNARYA
NPM. 51622120050

PROGRAM PASCASARJANA STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022
PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN PERIKATAN

Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu


ikatan perjanjian.
Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian
dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit
atas tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk
melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Dalam menerima suatu perikatan, seorang auditor memiliki tanggung jawab
profesional terhadap masyarakat, klien dan anggota profesi akuntansi publik lainnya.
Auditor harus menjaga kepercayaan dengan mempertahankan independensi, integritas,
dan objektivitas. Langkah-langkah yang diambil oleh kantor akuntan publik untuk
menerima perikatan audit dapat diselesaikan dengan semua standar profesional.
Dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak,
auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap berikut ini :
1) Mengevaluasi integritas manajemen
2) Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
3) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
4) Menilai Independensi
5) Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
kecermatan dan keseksamaan
6) Membuat surat perikatan audit

 Mengevaluasi integritas manajemen


Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen. Audit atas laporan
keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk dapat menerima perikatan audit,
auditor berkepentingan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor
mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya,
sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat
dari adanya integritas manajemen.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi
integritas manajemen adalah :
1. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu
Komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti
memberikan panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi antara
auditor pengganti dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah
auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa
tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan perikatan baru.
Auditor pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu perikatan atau
auditor yang telah diundang untuk mengajukan proposal perikatan audit.
Sebelum menerima suatu perikatan, auditor pengganti harus mencoba
melaksanakan komunikasi tertentu berikut ini:
1) Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-
masalah yang spesifik, yaitu mengenai fakta yang mungkin
berpengaruh terhadap integritas manajemen, yang menyangkut
ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan prinsip
akuntansi, prosedur audit, dan tentang pendapat auditor pendahulu
mengenai alasan klien dalam penggantian auditor. Jawaban atas
pertanyaan ini akan bermanfaat bagi auditor pengganti dalam
mempertimbangkan penerimaan atau penolakan perikatan audit dari
calon kliennya.
2) Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya audior pengganti
mengadakan komunikasi dengan pendahulu dan meminta persetujuan
dari klien untuk melakukan hal tersebut. Jika klien menolak
memberikan ijin kepada auditor pendahulu untuk memberikan
jawaban atau membatasi jawaban yang boleh diberikan, maka auditor
pengganti harus menyelidiki alasan-alasan dan mempertimbangkan
pengaruh penolakan atau pembatasan tersebut dalam memutuskan
penerimaan atau penolakan perikatan audit dari calon kliennya.
3) Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh
auditor pendahulu. Auditor harus memberikan jawaban dengan
segera dan lengkap ats pertanyaan yang masuk akal dari auditor
pengganti, atas dasar fakta yang diketahuinya. Apabila auditor
pengganti menerima suatu jawaban yang terbatas, maka ia harus
mempertimbangkan pengaruhnya dalam memutuskan penerimaan
atau penolakkan perikatan audit dari calon kliennya.

2. Meminta keterangan kepada pihak ketiga


Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan
meminta keterangan kepada penasihat hukum, pejabat bank, dan pihak lain
dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis
dengan calon klien. Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dapat juga dipakai
sebagai sumber informasi untuk mengevaluasi integritas manajemen.
Dalam melakukan audit, auditor menghadapi kemungkinan
disajikannya dengan sengaja laporan keuangan yang tidak benar untuk
kepentingan pribadi berbagai anggota manajemen. Ada berbagai motif yang
melatarbelakanginya, misalnya untuk menutupi penggelapan besar-besaran
terhadap aktiva perusahaan atau untuk menghindari akiibat-akibat yang tidak
diinginkan oleh manajemen seperti turunnya nilai saham, pemecatan dari
jabatan pimpinan, dan kebangkrutan perusahaan.
Setelah melakukan evaluasi terhadap kemungkinan adanya
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen, keputusan yang dilakukan oleh
auditor adalah meneruskan melakukan audit atau mengundurkan diri dari
perikatan klien.
Sumber informasi lain yang dapat digunakan untuk menilai integritas
manajemen:
a) Pergantian manajemen yang diberitakan di surat kabar bisnis.
b) Dalam hal calon klien yang telah go public, auditor dapat melakukan
review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang disimpan di
Bapepem,terutama yang berkaitan dengan pergantian auditor.

3. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam


berhubungan dengan klien yang bersangkutan
Auditor perlu mempertimbangkan adanya kekeliruan atau
kecurangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang
ditemukan dalam audit atas laporan keuangan tahun lalu. Dalam audit tahun
yang telah lalu, auditor mengajukan berbagai pertanyaan kepada manajemen
tentang adanya hal-hal bersyarat, kelengkapan notulen rapat dewan
komisaris, kepatuhan klien terhadap peraturan pemerintah. Kebenaran
jawaban yang diberikan oleh manajemen dalam mengevaluasi integritas
manajemen.

 Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Risiko Luar Biasa


Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi
khusus dan risiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan
perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara:
(a) Mengidentifikasi Pemakai Laporan Audit
Pemakai utama laporan audit: Bapepam, badan pengatur (regulatory body),
bank dan lembaga keuangan lain, pemegang saham, dan pasar modal.
Perusahaan publik yang sebagian kepemilikannya berada di tangan
masyarakat melalui mekanisme pasar modal berbeda tuntutan atas jasa audit
dibandingkan dengan perusahaan yang bebas. Karena Bapepam dan badan
pengatur menetapkan persyaratan pelaporan lebih dibandingkan perusahaan-
perusahaan biasa, auditor harus mempertimbangkan tambahan persyaratan
pelaporan yang dikenakan terhadap kliennya, karena tambahan persyaratan
tersebut akan menuntut tambahan kompetensi yang harus dimiliki oleh
auditor, menambah biaya audit, dan meningkatkan tanggung jawab legal
auditor.

(b) Mendapatkan Informasi tentang Stabilitas Keuangan dan Legal Calon


Klien Di Masa Depan
Pertimbangan penerimaan perikatan audit oleh auditor:
a) auditor dapat mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari
klien yang diperkirakan akn menghadapi tuntutan pengadilan dan auditor
diperkirakan akan terlibat secara mendalam dengan perkara tersebut.
b) auditor mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit, jika auditor
mendapatkan informasi bahwa calon kliennya menghadapi kesulitan
keuangan. Kesulitan keuangan klien dapat mendorong manajemen
melakukan salah saji maaterial dalam pelaporan keuangan untuk
menutupi masalah keuangan tersebut.

(c) Mengevaluasi Kemungkinan Dapat atau Tidaknya Laporan Keuangan


Calon Klien Diaudit
Informasi tentang dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit
dapat diketahui dari:
a) ketersediaan catatan akuntansi penting (jurnal, buku besar, buku
pembantu)
b) ketersediaan dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi
c) memadainya pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan
calon klien
d) pembatasan-pembatasan yang akan dikenakan oleh calon klien kepada
auditor dalam proses audit yang akan dilaksanakan.
 Menentukan Kompetensi Auditor Untuk Melaksanakan Audit

Standar Umum Auditor:


Pertama “Audit harus dilaksanakan seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor.”
Kedua “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.”
Ketiga “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermatdan seksama.”

“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor”. Oleh karena itu, sebelum auditor
menerima suatu perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan anggota
tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan
tersebut, sesuai dengan standar auditing yang di tetapkan oleh IAI.

Pertimbangan tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu :


a. Mengidentifikasi Tim Audit
Tim audit terdiri dari :
1) Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian
keseluruhan perikatan audit.
2) Satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan program audit.
3) Staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan
dalam pelaksanaan program audit.

b. Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis


Dalam mempertimbangkan perikatan audit dari calon klien, auditor
kemungkinan akan menghadapi masalah berikut ini, yang mungkin
memerlukan pekerjaan spesialis :
a) Penilaian (misalnya : karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted
securities).
b) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang
tersedia atau kondisi (misalnya : cadangan mineral atau tumpukan bahan
baku yang ada di gudang).
c) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode
khusus (misalnya : beberapa perhitungan aktuarial).
d) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya :
pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak
atas properti).

Auditor dapat menghadapi dua kemungkinan keadaan berikut ini:


1. Spesialis ditunjuk oleh klien atau badan berwenang dan auditor
menggunakan hasil pekerjaan spesialis tersebut sebagai salah satu dasar
untuk menilai kewajaran asersi yang dicantumkan oleh klien dalam laporan
keuangan auditan.
2. Spesialis dipilih oleh auditor untuk menilai asersi terteantu yang dinyatakan
oleh klien dalam laporan keuangan auditan. Auditor harus
mempertimbangkan:
a. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis
dalam bidangnya.
b. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak
lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya.
c. Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.

Diantara auditor, klien, spesialis harus memiliki kesamaan pengertian


mengenai sifat pekerjaan yang harus dilakukan oleh spesialis, didokumentasi
dan meliputi:
a) Tujuan dan ruang lingkup pekerjaan spesialis.
b) Pernyataan spesialis berkenaan dengan hubungannya, jika ada, dengan
klien.
c) Metode atau asumsi yang digunakan.
d) Perbandingan antara metode atau asumsi yang harus digunakan sekarang
dengan yang digunakan tahun lalu.
e) Pemahaman spesialis mengenai penggunaan temuan spesialis oleh
auditor sebagai pendukung dalam hubungannya dengan penyajian
laporan keungan.
f) Bentuk dan isi laporan spesialis yang akan memungkinkan auditor
melakukan evaluasi.

 Menilai Independensi Auditor

“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam


sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Disamping itu, Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik mengatur tentang independensi auditor dan stafnya
sebagai berikut :

101 Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa
profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental
independen dalam fakta maupun dalm penampilan.

102 Integritas dan Objektivitas


Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan
intergritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan
pertimbangannya kepada pihak lain.
 Menentukan Kemampuan Untuk Menggunakan Kemahiran Profesionalnya
dengan Kecermatan dan Keseksamaan
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”Dalam
mempertimbangkan penerimaan atau penolakan suatu perikatan audit, auditor harus
mempertimbangkan apakah ia dapat melaksanakan audit dan menyusun laporan
auditnya secara cermat dan seksama. Kecermatan dan keseksamaan penggunaan
kemahiran profesional auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai
untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
(a) Penentuan Waktu Perikatan
Idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor enam
sampai dengan sembilan bulan sebelum akhir tahun buku klien. Perikatan
auditor mendekati tahun buku klien dapat menyebabkan auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur audit penting seperti observasi terhadap perhitungan
fisik sediaan sehingga kemungkinan auditor tidak dapat memberikan
pendapatan wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan.

(b) Pertimbangan Jadwal Pekerjaan Lapangan :


a. Pekerjaan interim yang merupakan pekerjaa lapangan yang
dilaksanakan oleh auditor tiga sampai empat bulan sebelum tangal
neraca.
b. Pekerjaan akhir tahun yang merupakan pekerjaan lapangan yang
dilaksanakan oleh auditor beberapa minggu sebelum tanggal neraca
sampai tiga bulan setelah tanggal neraca.

(c) Pemanfaatan Personal Klien


Pemanfaatan hasil pekerjaan auuditor intern akan berdampak terhadap:
a. prosedur untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern
b. pengujian pengendalian
c. pengujian substansi
Personel klien juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai perikatan berikut ini:
(a) Pembuatan daftar saldo akun buku besar.
(b) Rekonsiliasi akun kontrol dalam buku besar dengan akun buku
pembantu.
(c) Pembuatan daftar piutang.
(d) Pembuatan daftar polis asuransi yang berlaku, piutang wesel,
penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.

 Membuat Surat Perikatan Audit

Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi
untuk mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan
oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor bagi kliennya, kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan auditan,
serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor.

Isi Pokok Surat Perikatan Audit


a) Tujuan audit atas laporan keuangan.
b) Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
c) Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan
dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor.
d) Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh
auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.
e) Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan
kecurangan material tidak akan terdeksi.
f) Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan.
g) Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan
signifikan dalam pengendalian intern yang ditemukan oleh auditor dalam
auditnya.
h) Akses keberbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan
dalam kaitannya dengan audit.
i) Dasar yang digunakan oleh auditor untuk menghitung fee audit dan
pengaturan penagihannya.

Auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan
auditnya:
a. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya.
b. Harapan untuk menerima penegasan tertulis dari menajemen tentang
representasi yang dibuat dalam hubunganya ddengan audit.
c. Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan
telah sesuai dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit.
d. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk
diterbitkan bagi kliennya.

Faktor-faktor yang menyebabkan auditor untuk memutuskan pengiriman


surat perikatan audit baru :
a) Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan ruang
lingkup audit.
b) Adanya syarat-syarat perikatan yang direvisi atau khusus.
c) Perubahan manajemen yang terjadi akhir-akhir ini.
d) Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien.
e) Persyaratan hukum.

Ketentuan Perikatan Audit


1. Sebagai bagian dari penerimaan perikatan, pemberi asurans akan
menegosiasikan ketentuan dari perikatan. Untuk perikatan asurans hal ini
termasuk:
a. Ruang lingkup dari perikatan
b. Pokok tugas dari perikatan
c. Kriteria dimana pokok tugas dinilai
d. Tingkatan dari asurans yang diminta dan oleh karenanya jenis opini yang
diberikan
e. Waktu terkait dengan perikatan
f. Adanya pembatasan dalam kewajiban
g. Biaya untuk perikatan
2. Mengenai audit, ruang lingkup atas perikatan ditentukan oleh hukum dan standar
profesional namun auditor harus memastikan bahwa ketentuan ini dipahami oleh
kliennya. Selain itu, permasalahan-permasalahan berikut perlu disetujui:
a. Biaya jasa audit atau dasar yang akan digunakan untuk menentukan
biaya jasa audit
b. Perjanjian kewajiban terbatas, yaitu, sampai mana kewajiban auditor
untuk perikatan

Pengelolaan Perikatan

 Pengendalian Mutu
1. Prosedur pengendalian mutu penting untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dapat diterima dilakukan oleh perusahaan asurans dan risiko perikatan asurans
dikurangi sampai ke tingkatan yang dapat diterima.
2. Sebuah perikatan bisa salah karena masalah yang berasal dari klien, atau
masalah yang berasal dari perusahaan asurans, misalnya bahwa tim perikatan
tidak memiliki pengetahuan yang cukup atas bisnis atau diarahkan dan
disupervisi dengan buruk.
3. Terdapat enam elemen kunci dari sistem pengendalian mutu:
a. Kepemimpinan
b. Persyaratan etika
c. Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
d. Sumber daya manusia
e. Kinerja perikatan
f. Pengawasan

Alasan utama pengguna akhir ingin laporan asurans disusun yakni untuk
mengurangi risiko membuat keputusan yang salah. Sebagai akibatnya seseorang siap
untuk membayar biaya bagi perusahaan asurans. Jumlah pekerjaan yang dilakukan
perusahaan didikte oleh kebutuhan untuk mengurangi risiko perikatan asurans ke
tingkatan yang dapat diterima. Apabila perusahaan tidak melakukan ini, perusahaan
tidak melakukan sebuah pekerjaan yang dapat diterima ketika dinilai terhadap
standar profesional. Perusahaan harus memastikan bahwa mutu atas pekerjaannya
tidak gagal dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian mutunya sendiri.

 Konsekuensi atas Kegagalan Mutu


Perikatan asurans, termasuk audit, tidak menawarkan pengguna akhirnya
asurans absolut mengenai pokok tugas dari laporan asurans. Sebagus-bagusnya,
perikatan asurans menawarkan asurans yang memadai, sebuah tingkatan asurans
yang tinggi. Sebagai akibatnya, perusahaan perlu untuk memiliki sistem mutu dan
prosedur terutama untuk memastikan bahwa pekerjaannya cukup berstandar tinggi
sehingga kegagalan sama sekali tidak terjadi. Dalam hal terjadi pengaduan,
perusahaan akan memiliki sebuah pembelaan, asalkan telah mengikuti prosedur
yang sesuai. Jelas, apabila praktik kerja sebuah perusahaan ditemukan tidak
memadai, terdapat konsekuensi disiplin.
Konsekuensi dari kegagalan dapat menjadi bencana besar seperti Andersens
ditemukan mengikuti perkara Enron, namun bahkan sebuah pengaduan yang
berhasil dipertahankan dapat menyerap sejumlah besar waktu dan biaya. Benar-
benar masuk akal untuk menghindari masuk ke situasi tersebut sejak pertama kali.

 Perlunya Pengendalian Mutu


ISQC 1 mencantumkan hal-hal berikut ini sebagai elemen atas sistem
pengendalian mutu sebuah perusahaan:
a) Kepemimpinan
b) Persyaratan etika
c) Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
d) Sumber daya manusia
e) Kinerja perikatan
f) Pengawasan

ISQC 1 juga menyaratkan bahwa perusahaan mendokumentasikan kebijakan


dan prosedurnya serta mengkomunikasikannya kepada personil perusahaan.
Manfaat dari prosedur pengendalian mutu termasuk:
a) Standar dari seluruh pekerjaan audit yang diselesaikan tinggi dan konsisten
b) Auditor yang teregister dianggap sebagai profesional yang mengikuti standar
c) Mutu dari pekerjaan yang diselesaikan dapat diukur dengan sebuah standar
d) Individu di dalam perusahaan tahun kalai pekerjaan yang telah mereka
selesaikan dapat diterima

 Kepemimpinan
Mutu sangat penting dalam melakukan perikatan asurans. Ini harus dipimpin
oleh pimpinan dari perusahaan, yakni para rekan. Dalam praktik, orang-orang yang
memimpin perusahaan dan sumber dayanya harus memastikan bahwa:
a) Pertimbangan komersil tidak mengabaikan mutu dari pekerjaan yang
dilakukan
b) Kebijakan perusahaan terkait dengan promosi, remunerasi dan penelaahan
kinerja staf memasukkan pentingnya pekerjaan yang bermutu
c) Sumber daya yang cukup dialokasikan untuk pengembangan, dokumentasi
dan dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
Pelaksanaan Perikatan

 Pengarahan
Ini sebagian besar merupakan tanggung jawab dari rekan perikatan yang
mengendalikan bagaimana perikatan asurans harus dilakukan, namun tugas ini akan
didelegasikan kepada sebagian besar anggota tim senior di tempat perikatan, yang
akan mengarahkan perikatan sesuai dengan strategi keseluruhan.
Rekan perikatan bertanggung jawab untuk memastikan anggota tim tahu:
a) Pekerjaan apa yang seharusnya mereka lakukan
b) Sifat dari bisnis entitas
c) Segala risiko yang relevan untuk perikatan
d) Masalah yang mungkin timbul selama perikatan
e) Pendekatan yang rinci untuk perikatan

 Supervisi
SA 220 mencantumkan empat fitur dari supervisi:
a) Menelusuri kemajuan
b) Mempertimbangkan kompetensi dan kapabilitas dari anggota tim audit
c) Menangani hal-hal signifikan yang timbul selama audit
d) Mengidentifikasi hal-hal untuk konsultasi atau pertimbangan oleh anggota
tim perikatan yang lebih berpengalaman selama perikatan audit

Supervisi yang baik sulit untuk dikuasai:


a) Apabila terlalu ketat, dapat memadamkan inisiatif dan membuang waktu
supervisor
b) Apabila terlalu longgar, kesalahan dapat dibuat atau buang-buang waktu
dalam pekerjaan yang tidak efektif

Rekan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk melakukan supervisi


audit, namun biasanya akan mendelegasikan tugas supervisi kepada seorang manajer
atau supervisor yang demikian pula akan mendelegasikan kepada ‘senior’ atau ‘in
charge’ yang bertanggung jawab untuk manajemen perikatan sehari-hari.

 Penelaahan
Pekerjaan yang dilakukan oleh staf ditelaah oleh staf yang lebih senior atau
rekan perikatan.
Tujuan dari penelaahan yakni untuk mempertimbangkan apakah pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan strategi audit dan apakah:
a) Pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan standar profesional dan persyaratan
regulasi dan legal
b) Hal-hal yang signifikan telah diangkat untuk pertimbangan lebih lanjut
c) Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang dihasilkan telah
didokumentasikan dan diimplementasikan
d) Terdapat kebutuhan untuk merevisi sifat, waktu dan cakupan atas pekerjaan
yang dilakukan
e) Pekerjaan yang dilakukan mendukung kesimpulan yang dicapai da
didokumentasikan dengan sesuai
f) Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan dan
g) ujuan dari prosedur perikatan telah dicapai

Rekan perikatan harus yakin bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh untuk mendukung kesimpulan dalam laporan audit.
1) Penelaahan pengendalian mutu perikatan
Sebuah penelaahan pengendalian mutu perikatan dilakukan oleh
rekan yang berkualifikasi sesuai atau orang lain dalam perusahaan yang tidak
terlibat dalam perikatan atau oleh konsultan eksternal. Tujuan dari
penelaahan independen ini bukan untuk melakukan kembali penelaahan lain
dalam proses audit namun untuk memberikan sebuah pemeriksaan keamanan
tambahan mengenai validitas dari opini perusahaan atas laporan keuangan.
Hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan:
a. Evaluasi atas independensi terkait dengan perikatan yang telah
berlangsung
b. Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas isu kontroversial
c. Apakah dokumentasi yang dipilih untuk penelaahan merefleksikan
pekerjaan yang dilakukan terkait dengan penilaian signifikan dan
mendukung kesimpulan yang dicapai
d. Risiko-risiko signifikan yang diidentifikasi dan respon terhadap
risiko-risiko tersebut
e. Penilaian yang dibuat selama perikatan, misalnya, terkait dengan
materialitas dan risiko signifikan
f. Signifikansi atas salah saji yang diperbaiki dan tidak diperbaiki
g. Hal-hal yang dikomunikasikan kepada klien

2) ‘Hot review’
Hot review adalah sebuah penelaahan yang dilakukan oleh seorang
rekan yang tidak terlibat dalam perikatan atau konsultan eksternal sebelum
laporan audit ditandatangani.

 Dokumentasi dan Penelaahan


SA 230 menyaratkan bahwa dokumentasi audit harus berisi hal-hal berikut:
Apa yang diperlukan untuk memberikan auditor berpengalaman, tanpa hubungan
sebelumnya dengan audit tersebut, pemahaman atas sifat, waktu dan cakupan dari
prosedur audit, hasil dari prosedur audit, dan bukti audit yang diperoleh, serta hal-
hal signifikan yang timbul selama audit dan kesimpulan yang dicapai setelah itu.
Salah satu tujuan utama dari dokumentasi atas prosedur audit yakni
memungkinkan penelaahan untuk dilakukan. Dokumentasi yang memadai juga
penting untuk memungkinkan perusahaan mengimplementasikan pengawasan
keseluruhan atas mutu.
 Konsultasi
Ketika isu yang sulit atau kontroversial timbul, tim asurans harus
berkonsultasi dengan tepat atas hal ini dan kesimpulan yang ditarik sebagai hasil
dari konsultasi harus dicatat dengan sesuai. Segala perbedaan atas pendapat harus
diselesaikan sebelum laporan asurans dikeluarkan. Ini dapat berarti bahwa seorang
yang independen atas perikatan (seperti penelaah pengendalian mutu) mungkin
harus dilibatkan dalam penyelesaiaan perbedaan pendapat.

Pemantauan
ISQC menyampaikan bahwa perusahaan harus memiliki kebijakan untuk
memastikan bahwa prosedur pengendalian mereka memadai dan relevan, bahwa
prosedur tersebut beroperasi secara efektif dan dipatuhi. Perusahaan mungkin memiliki
departemen kepatuhan atau mutu yang melakukan penelaahan tersebut.
Pengawasan mungkin terjadi melalui evaluasi atas sistem yang sedang
berlangsung dan juga melalui penelaahan berkala atas dokumen perikatan yang dipilih
untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur ditempatkan selama perikatan.
Rekan-rekan dalam perusahaan (manajemen) harus menerima setidaknya
laporan tahunan atas hasil dari pengawasan prosedur pengendalian mutu. Isu kunci
yakni defisiensi yang sistematis atau berulang yang memerlukan tindakan perbaikan.
Ketika pengawasan mengungkapkan sebuah masalah dengan seorang individu,
maka tindakan perbaikan harus diambil dengan individu tersebut, dan mungkin,
penelaahan pengendalian mutu tambahan diperlukan atas pekerjaan orang tersebut
untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan.
Orang yang memeriksa kepatuhan atas standar pengendalian mutu harus
berhubungan erat dengan departemen pelatihan atau rekan untuk memastikan bahwa
setiap kesalahpahaman atau permasalahan dengan pengendalian diperbaiki selama
pelatihan di tempat kerja.
 Pengawasan (atau ‘Cold Review’)
Cold review dirancang sebagai sebuah bagian yang berkelanjutan atas proses
pengendalian mutu dan terjadi setelah penugasan asurans telah diselesaikan.
Cold review biasanya dilakukan antara:
a) Sebagai sebuah proses, dimana rekan dalam sebuah perusahaan menelaah
pekerjaan rekan yang lainnya
b) Oleh sebuah tim yang secara khusus didirikan untuk melakukan penelaahan
seperti itu biasanya di bawah arahan dari seorang rekan, namun
pekerjaannya biasanya dilakukan oleh manajer yang memenuhi syarat yang
sesuai dan berpengalaman
c) Oleh konsultan eksternal yang memenuhi syarat yang sesuai

Tim penelaah juga harus mengembangkan program aksi yang sesuai ketika
kesalahan teridentifikasi termasuk:
a) Komunikasi atas temuan dalam perusahaan
b) Pelatihan dan pengembangan profesional tambahan
c) Perubahan untuk kebijakan dan prosedur perusahaan
d) Tindakan disipliner terhadap mereka yang berulang kali gagal untuk
mematuhi standar perusahaan.

Salah Opini Asurans


1. Salah opini audit dapat menyebabkan:
a. Dituntut atas kelalaian profesional
b. Penuntutan dan denda
c. Kehilangan reputasi, klien, staf kunci
d. Perusahaan asurans jatuh
2. Dalam konteks tersebut, prosedur pengendalian mutu penting
3. Risiko merupakan isu kunci lainnya yang terkait dengan salah opini apakah
beberapa klien terlalu berisiko untuk diterima?

Anda mungkin juga menyukai