TUGAS
“Inbound Investment”
F17-1S
Alpha Corp. sebuah perusahaan farmasi dari negara Timbuktu mempertimbangkan 2 opsi untuk
ekspansi usaha di Indonesia, yaitu dengan mendirikan subsidiary atau membuka cabang di
Indonesia.
Apapun opsinya, perusahaan akan tetap memperoleh penjualan bersih Rp200 miliar dan harga
pokok produksi Rp80 miliar, belum termasuk:
pembayaran royalti dan manajemen fee masing-masing 4% dari penjualan bersih kepada induk
perusahaan/kantor pusat,
biaya non operasi Rp25 miliar yang dapat dibebankan secara fiskal.
Apapun opsinya, Alpha Corp. masih tetap menjual produk kepada pelanggan lama di Indonesia,
dimana produk tersebut sama dengan yang akan dijual bisnis yang akan dibukanya di Indonesia.
Nilai penjualan langsung tersebut Rp50 miliar dan biaya terkait Rp28 miliar.
Apabila dipilih opsi subsidiary, laba bersih subsidiary akan dibagikan 100%.
Diminta:
3. Tanpa memperhitungkan PPh yang dipotong atas royalti dan manajemen fee, berapa besarnya
PPh yang harus dibayar di Indonesia untuk setiap rupiah penjualan bersih untuk setiap opsi.
B. Pendahuluan
Merujuk pada Undang-Undang PPh pasal 2 bahwa yang dimaksud subjek pajak ialah orang
pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak, badan, dan
bentuk usaha tetap (BUT). Subjek pajak pun dibedakan menjadi 2, yaitu subjek pajak dalam negeri
dan subjek pajak luar negeri. Mengenai subjek pajak luar negeri, adapun pengertiannya sebagai
berikut:
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk tetap din Indonesia;
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
Bila dikategorikan, BUT merupakan jenis subjek pajak luar negeri karena BUT merupakan
bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggat di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
melakukan kegiatan di Indonesia. Untuk perlakuan perpajakannya, perlakuan untuk BUT
disamakan dengan subjek pajak badan. Adapun contoh dari BUT ialah:
Kemudian bentuk usaha lainnya yang berasal dari investasi asing ialah subsidiary atau anak
perusahaan, dimana subsidiary ialah perushaan local di negara tujuan dan biasanya sepenuhnya
dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan induk di luar negeri (Ongwamuhana, 1991). Subsidiary ini
haruslah berbentuk perseroan terbatas sesai dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Sehingga perhitungan pajaknya harus sama seperti subjek pajak Badan.
Berikut ini merupakan perlakuan pajak terhadap subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak
luar negeri
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1) Pasal 5 ayat (1) Pasal 26 ayat (1),
minus ayat (3) a, b, dan c (2) , dan (4)
Tarif Pajak Pasal 17 ayat (1) Pasal 17 ayat (1) Pasal 26 ayat (1),
a atau b b (2) , dan (4)
Koreksi Fiskal
Opsi BUT Neraca Fiskal
positif negatif
Penjualan bersih 200,000,000,000 200,000,000,000
HPP (80,000,000,000) (80,000,000,000)
Gross profit 120,000,000,000 120,000,000,000
Royalti fee (4%) (8,000,000,000) 8,000,000,000 0
Manajemen fee (4%) (8,000,000,000) 8,000,000,000 0
Biaya non operasional (25,000,000,000) (25,000,000,000)
Penghasilan dan Biaya Kantor
Pusat atas usaha sejenis
Penjualan 50,000,000,000 50,000,000,000
Biaya terkait (28,000,000,000) (28,000,000,000)
EBT/ PKP 101,000,000,000 117,000,000,000
Opsi Subsidiary
PKP 79,000,000,000
PPh Badan 25% (psl 17) (19,750,000,000)
Net Profit 59,250,000,000
Untuk BUT ada 2 opsi atas laba cabang, yakni ditanamkan kembali di Indonesia atau
ditransfer ke Kantor Pusat di Timbuktu. Jika ditransfer ke Timbuktu, maka atas laba yang
ditransfer akan dikenakan branch profit tax PPh psl 26 sebesar 20%:
1) Asumsi Laba ditanam kembali di Indonesia
2) Opsi BUT
Pajak yang dibayarkan apabila memilih opsi BUT dengan 100% laba ditransfer ke KP
di Timbuktu, maka PPh yang dibayarkan di Indonesia menjadi sebesar: (mengabaikan
PPh atas royalty dan manajemen fee)
Opsi BUT
PPh Badan 25% (psl 17) 29,250,000,000
Branch Profit Tax Psl 26 (20%) 17,550,000,000
PPh yg dibayarkan di Indonesia 46,800,000,000
Sehingga jika dibandingkan dari sisi perpajakan maka tax saving dapat dilakukan apabila
Alpha Corp mengambil keputusan strategic dengan membuka badan usaha berupa PT di
Indonesia.
Daftar Pustaka
Ongwamuhana, Kibuta. 1991. The Taxation of Income from Foreign Investment. Boston:Kluwer
Law and Taxation Publisher.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Perubahan Keempat Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta.
Sutiarso, Riyanto. 2015. Power Point Tax Planning atas Struktur Inbound Invetsment.