Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Material Melalui Pemahaman Atas Entitas Dan Lingkungannya Standar Audit ini berkaitan dengan tanggung jawabauditor untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas. Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan respons terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan penyajian material tersebut. Prosedur Penilaian Risiko Dan Aktivitas Terkait Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar opini audit. Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut: (a) Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan
(b) Prosedur analitis
(c) Observasi dan inspeksi Namun, jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan entitas tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan dalam audit sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan audit kini pemahaman atas Entitas dan lingkungannya yang diharuskan, termasuk pengendalian internal Entitas. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengauditan terhadap klien, seorang auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut: a. Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. b. Sifat entitas, termasuk: Operasinya; Struktur kepemilikan dan tata kelolanya; Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas, termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibiayai, untuk memungkinkan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan. c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industri yang relevan. d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko kesalahan penyajian material. e. Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan entitas. Setelah memiliki pemahaman mengenai entitas klien, maka auditor dapat melakukan prosedur – prosedur dalam mengaudit yaitu : 1. Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko dapat mengidentifikasi aspek-aspek dalam entitas yang tidak disadari oleh auditor dan dapat membantu dalam menilai risiko kesalahan penyajian material agar menyediakan suatu basis untuk perancangan dan pengimplementasian respons terhadap risiko yang dinila, yang mencakup baik informasi keuangan maupun informasi nonkeuangan. Beberapa entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki informasi keuangan interim atau bulanan yang dapat digunakan untuk tujuan prosedur analitis. Dalam kondisi ini, meskipun auditor mungkin dapat melaksanakan prosedur analitis terbatas untuk tujuan perencanaan audit atau memperoleh beberapa informasi melalui permintaan keterangan, auditor mungkin perlu merencanakan pelaksanaan prosedur analitis untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material ketika draft awal laporan keuangan entitas tersedia.
Informasi yang Diperoleh dalam Periode Lalu
Pengalaman sebelumnya auditor dengan entitas dan prosedur audit yang dilaksanakan dalam audit sebelumnya dapat menyediakan bagi auditor informasi tentang hal-hal seperti berikut: Kesalahan penyajian periode lalu dan apakah kesalahan penyajian tersebut telah dikoreksi secara tepat waktu. Sifat entitas dan lingkungannya, dan pengendalian internal entitas (termasuk defisiensi dalam pengendalian internal). Perubahan signifikan yang kemungkinan telah terjadi dalam entitas atau operasinya sejak periode keuangan lalu, yang dapat membantu auditor dalam memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang entitas untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material. Auditor diharuskan untuk menentukan apakah informasi yang diperoleh dalam periode lalu tetap relevan, jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi tersebut untuk tujuan audit periode kini. Resiko Kesalahan Penyajian 1. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan merujuk pada risiko yang berhubungan secara pervasif dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan secara potensial berdampak pada banyak asersi. Risiko tersebut tidak perlu berupa risiko yang dapat diidentifikasi dengan asersi spesifik pada tingkat golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan. Melainkan, risiko tersebut mewakili kondisi yang dapat meningkatkan risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi, sebagai contoh, melalui pengabaian pengendalian internal oleh manajemen. 2. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan perlu dipertimbangkan karena pertimbangan tersebut secara langsung membantu dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut pada tingkat asersi yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Adapun asersi yang digunakan oleh auditor dalam mempertimbangkan jenis- jenis kesalahan penyajian potensial yang berbeda yang dapat terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori dan dapat berbentuk sebagai berikut: (a) Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit: Keterjadian (occurence) yaitu transaksi dan peristiwa yang telah terbukukan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh transaksi dan peristiwa yang seharusnya terbukukan telah dicatat Keakurasian (accuracy) yaitu jumlah-jumlah dan data lainnya yang berkaitan dengan transaksi dan peristiwa yang telah dibukukan telah dicatat dengan tepat Pisah batas (cut-off) yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam periode akuntansi yang tepat Klasifikasi (classification) yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam akun yang tepat (b) Asersi tentang saldo akun pada akhir periode: Eksistensi (existence) yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas ada Hak dan kewajiban (rights and obligations) yaitu entitas memiliki atau mengendalikan hak atas aset dan memiliki kewajiban atas liabilitas Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya terbukukan telah dicatat
Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation) yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas tercantum dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian yang terjadi dibukukan dengan tepat (c) Asersi tentang penyajian dan pengungkapan: Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations) yaitu peristiwa, transaksi, dan hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan berkaitan dengan entitas Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh pengungkapan yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability) yaitu informasi keuangan disajikan dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan dengan jelas Keakurasian dan penilaian (accuracy and valuation) yaitu informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat