Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

DIBUAT OLEH :

NAMA : CINDY FEIRRAMONA

NIM : 16622161

KELAS AKUNTANSI MALAM 1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

TANJUNGPINANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada saya untuk menyelesaikan makalah tentang “ Perencanaan Audit dan
Prosedur Analitis ”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan
Akutansi 1.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan dalam mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya sendiri khususnya.

Atas perhatian nya saya ucapkan terima kasih.

Tanjungpinang, 25 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2

BAB 1…………………………………………………………………………………….…….

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….…...3


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..………4

BAB II ………………………………………………………………………………………….

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..

1.1 Pentingnya Perencanaan Audit…………………………………………………………….5


1.2 Menerima Klien Baru…………………………………..………………………………….6
1.3 Memahami dan Menilai Risiko Bisnis dan Industri Klien …………………….………….7
1.4 Prosedur Analitis………………….……………………………………………………….8
1.5 Jenis-jenis Prosedur Analitis……………………….………………………………….…..8
1.6 Penggunaan Rasio Keuangan ……………………………………………………………..9

BAB III………………………………………………………………………………………….

PENUTUP………………………………………………………………………………………

1. Kesimpulan………………………………………………………………………...…10
2. Saran…………………………………………………………………………………..

BAB IV……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran kejadian-


kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan informasi
keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Fungsi akuntansi adalah
menyediakan jenis-jenis informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan baik oleh
manajemen maupun pihak lainnya dalam pembuatan keputusan. Dalam mempersiapkan
informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki suatu pemahaman mendalam atas
prinsip-prinsip serta aturan-aturan yang menjadi dasar dalam menyiapkan informasi
akuntansi.
Dalam mengaudit akuntansi hal yang perlu diperhatikan adalah hal yang berkaitan
dengan penentuan apakah informasi yang telah dicatat tersebut secara tepat telah
mencerminkan peristiwa ekonomis yang terjadi selama periode akuntansi. Dikarenakan
aturan-aturan akuntansi merupakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi
akuntansi tersebut telah dicatat secara tepat, maka sebagian auditor yang terlibat dalam
data-data ini pun harus memiliki pemahaman yang mendalam akan aturan tersebut.
Selain memahami akuntansi, seorang auditor harus memiliki keahlian mengumpulkan
bukti-bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan seorang auditor dan seorang akuntan.
Menentukan prosedur-prosedur yang tepat, memutuskan jumlah serta jenis akun yang diuji,
serta mengevaluasi penemuan-penemuan audit merupakan permasalahan khas yang
dijumpai seorang auditor.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pentingnya perencanaan audit ?


2. Bagaimana menerima karyawan baru ?
3. Bagaimana memahami dan menilai risiko bisnis dan industry klien ?
4. Apa prosedur analitis ?
5. Apa jenis-jenis prosedur analitis ?
6. Apa penggunaan rasio keuangan ?

1.3 TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi
perencanaan audit dan prosedur analitisnya. Selain itu, makalah ini dibuat untuk
melengkapi nilai tugas mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pentingnya Perencanaan Audit

Berdasarkan standar audit, auditor diharuskan untuk merencanakan pekerjaannya


secara memadai dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya.
Auditor merencanakan penugasan audit dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan bahan
bukti yang tepat pada setiap situasi yang dihadapi dan untuk menciptakan tingkat efisiensi
biaya audit.
Sehubungan dengan pelaksanaan audit dan biaya audit, ada 2 jenis risiko yang sangat
mempengaruhinya, yaitu :
1. Audit yang dapat diterima ( acceptable audit risk ) : Adalah ukuran seberapa besar
auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material
setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan.
2. Risiko bawaan ( inherest risk ) : Adalah ukuran kemungkinan adanya salah saji yang
material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian
internal.
Kedua jenis risiko ini merupakan bagian yang penting dari perencanaan audit
untuk membantu auditor dalam menentukan jumlah bukti yang harus diperoleh dan
banyaknya staf yang dibutuhkan untuk setiap penugasan.
Perencanaan audit yang dilakukan dengan baik dapat menciptakan audit yang
efisien dan efektif. Kegagalan untuk merencanakan penugasan audit secara tepat dapat
menyebabkan penerbitan laporan audit yang keliru atau audit menjadi tidak efisien dan
tidak efektif.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi secara menyeluruh atas
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan
bervariari tergantung pada ukuran dan kompleksitas entitas klien, pengalaman
mengenai entitas klien, dan pengetahuan tentang bisnis entitas klien.

5
1.2 Menerima Klien Baru

Fase pertama dari proses audit yang terkait dengan perencanaan audit adalah
memutuskan apakah akan menerima klien baru dan atau terus melayani klien yang lama. Usaha
yang signifikan biasanya akan lebih dicurahkan untuk mengevaluasi penerimaan klien baru
disbanding keputusan untuk melanjutkan penugasan dari klien yang telah ada sekarang.
Dengan melanjutkan penugasan dari klien yang lama, auditor akan mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas mengenai bisnis klien dan lingkungannya. Meskipun untuk memperoleh dan
mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah, kantor akuntan public harus ekstra hati-hati
dalam memutuskan klien mana yang akan diterima. Sebisa mungkin kantor akuntan public
menolak penugasan audit dari klien yang memiliki reputasi manajemen yang buruk ( tidak
memiliki integritas ).

Kantor akuntan public seharusnya melakukan investigasi atas klien barunya sebelum
menerima penugasan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi klien baru adalah :

1. Memperoleh dan meninjau informasi keuangan yang ada, seperti laporan keuangan
bulanan, laporan keuangan tahunan, surat pemberitahuan pajak penghasilan.
2. Menanyakan kepada pihak ketiga seperti pihak bank, pengacara, dan supplier,
mengenai beberapa informasi yang terkait dengan integritas dan reputasi manajemen
klien.
3. Mengkomunikasikannya dengan auditor sebelumnya, sebagaimana yang diharuskan
oleh standar audit, mengenai apakah terdapat ketidaksesuaian dengan standar
akuntansi, prosedur audit, atau masalah penting lainnya.
4. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan
perhatian khusus atau menunjukkan risiko bisnis atau risiko audit yang tidak biasanya,
seperti masalah tuntutan hokum, atau masalah kesinambungan usaha.
5. Mengidentifikasi alasan untuk diaudit.
6. Memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien.
7. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independent dengan klien dan dapat
memberikan jasa yang diinginkan klien baru.
8. Menentukan apakah KAP memiliki keahlian dan pengetahuan teknis khusus tentang
industry klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik.
9. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode perilaku
professional. 6
Ketika klien baru sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, standar audit mengharuskan auditor
baru untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu sebelum menerima penugasan.
Tujuannya adalah untuk membantu auditor penerus dalam mengevaluasi apakah ia akan
menerima penugasan tersebut. Sebagai contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan
kepada auditor penerus bahwa klien kurang memiliki integritas atau ada pertentangan terhadap
standar akuntansi dan prosedur audit.

1.3 Memahami dan Menilai Risiko Bisnis dan Industry Klien

Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh


pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan
memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan
berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan.

Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industry klien serta pengetahuan tentang
operasi perusahaan adalah penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Sifat bisnis dan
industry klien dapat mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan.

Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi klien. Dewan direksi yang efektif
membantu memastikan bahwa manajemen telah melakukan pengelolaan perusahaan dalam
rentang risiko yang dapat diterima, sedangkan komite audit sebagai pihak independent, melalui
pengawasannya atas pelaporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan dilakukannya
tindakan manajemen laba yang berlebihan.

Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya,
yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta
ketaatan pada undang-undang dan berbagai peraturan yang mengikat.

7
1.4 Prosedur Analitis

Prosedur analitis merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi
terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal
antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan
dengan data non keuangan. Prosedur analitis digunakan dengan tujuan :

- Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya
- Sebagai pengujian substantive untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi
- Sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan pada tahap review akhir audit.

Prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang
dihitung dari jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan perkiraan yang dikembangkan oleh
auditor. Auditor mengembangkan perkiraan tersebut dengan mengidentifikasi dan
menggunakan hubungan yang masuk akal terjadi berdasarkan pemahaman auditor mengenai
klien dan industrinya.

Tujuan prosedur analitis dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam
merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh
bukti saldo akun.

1.5 Jenis-Jenis Prosedur Analitis

Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor dapat membandingkan data
klien dengan data industry, data periode sebelumnya yang serupa, hasil yang diperkirakan
auditor, dan hasil yang diperkirakan berdasarkan data non keuangan.

Manfaat paling penting dari perbandingan data klien dengan data industry adalah
membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan
keuangan, tetapi kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial.
Kelemahan utama penggunaan rasio industry adalah penerapan metode akuntansi yang berbeda
sehingga mengurangi sifat komparabilitas data.

8
Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat
manajemen untuk periode tertentu. Anggaran pada suatu periode merupakan pedoman untuk
melakukan operasi selama periode anggaran yang bersangkutan. Proses penyiapan anggaran
disebut dengan penganggaran. Penganggaran akan sangat bermanfaat apabila menjadi bagian
integral dari analis strategi perusahaan. Anggaran keuangan mengukur ekspektasi manajemen
yang berkaitan dengan pendapatan, posisi keuangan, dan arus kas.

Auditor juga dapat membandingkan data klien dengan hasil yang diperkirakan berdasarkan
data non keuangan. Sebagai contoh, auditor dapat membuat ekspektasi atas besarnya komisi
penjualan dengan cara mengalikan jumlah karyawan bagian penjualan dengan tarif komisi rata-
rata.

1.6 Penggunaan Rasio Keuangan

Prosedur analitis yang dilakukan auditor selama tahap perencaan maupun review akhir atas
laporan keuangan yang telah diaudit seringkali menggunakan rasio keuangan. Berguna untuk
memahami peristiwa terkini dan posisi keuangan perusahaan.

Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
suatu periode waktu tertentu. Transaksi bisnis yang terjadi ini dituangkan dalam bentuk angka-
angka. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.

Contoh perbandingan yang dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu
laporan keuangan adalah dengan membandingkan antara asset lancar terhadap kewajiban
lancar atau antara total kewajiban terhadap total asset.

Rasio keuangan yang umum digunakan auditor adalah :

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio
likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.
Rasio likuiditas terdiri dari :
9
a. Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan asset lancar yang tersedia.
Rasio lancar = asset lancar
kewajiban lancar

b. Rasio Sangat Lancar atau Rasio Cepat (Quick ratio atau acid test ratio)
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset
sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tanpa memperhitungkan
persediaan barang dagang dan asset lancar lainnya seperti perlengkapan dan biaya
dibayar dimuka.

Rasio sangat lancar = kas + sekuritas jangka pendek+piutang

kewajiban lancar

c. Rasio Kas (cash ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.

Rasio kas = kas dan setara kas


kewajiban lancar

2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage, merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan
untuk kepentingan analisis kedit atau analisis risiko keuangan.
Rasio solvabilitas terdiri atas :
a. Rasio Utang (debt ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total asset.

Rasio utang = total utang


total aset

9
b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas.

Rasio utang terhadap ekuitas = total utang


total ekuitas

c. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long tern debt to equity ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jangka
panjang dengan total ekuitas.

Rasio utang jangka Panjang terhadap ekuitas = utang jangka panjang


total ekuitas

d. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (times interest earned ratio)


merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
bunga.

Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = laba sebelum bunga dan pajak
beban bunga

e. Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (operating income to liabilities


ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi
seluruh kewajiban.

Rasio laba operasional terhadap kewajiban = laba operasional


kewajiban

3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Rasio aktivitas terdiri atas :
a. Perputaran Piutang Usaha (account receivable turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang usaha atau berapa kali
dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.
Lamanya rata-rata penagihan piutang usaha = 365 hari
rasio perputaran piutang usaha

b. Perputaran Persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang digunakan


untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar
dalam satu periode.
Rasio perputaran persediaan = penjualan
(persediaan awal thn+persediaan akhir thn) : 2

Rasio perputaran persediaan = penjualan


rata-rata persediaan

c. Perputaran Modal Kerja (working capital turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja yang dimiliki perusahaan
dalam menghasilkan penjualan.

Rasio perputaran modal kerja = penjualan


rata-rata asset lancar

d. Perputaran Aset Tetap (fixed assets turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan asset tetap yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.
Rasio perputaran asset tetap = penjualan
(asset tetap awal thn+asset tetap akhir thn) : 2

Rasio perputaran asset tetap = penjualan


rata-rata asset tetap
e. Perputaran Total Aset (total assets turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total asset.
Rasio perputaran total asset = penjualan
total asset awal thn+total asset akhir thn) : 2

Rasio perputaran total asset = penjualan


rata-rata total asset

4. Rasio Profitabilitas, merupakan Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Rasio
Tingkat Pengembalian atas Investasi dan Rasio Kinerja Operasi.
Rasio tingkat pengembalian atas investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai
kompensasi finansial atas penggunaan asset atau ekuitas terhadap laba bersih.

Rasio ini terdiri atas :


a. Hasil Pengembangan atas Aset (return on assets) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil atas penggunaan asset perusahaan dalam menciptakan laba
bersih.
Hasil pengembalian atas asset = laba bersih
laba asset

b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (return on equity) merupakan rasio yang


menunjukkan hasil atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba
bersih.
Hasil pengembalian atas ekuitas laba bersih
total ekuitas

Rasio Kinerja Operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi marjin
laba dari aktivitas operasi penjualan.
Rasio ini terdiri atas :
a. Marjin Laba Kotor (gross profit margin) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.

b. Marjin Laba Operasional (operating profit margin) merupakan rasio yang


digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan
bersih.

c. Marjin Laba Bersih (net profit margin) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.

Marjin laba bersih = laba bersih


penjualan bersih

5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar, merupakan rasio yang digunakan untuk
mengestimasi nilai intrinsic Perusahaan.
Rasio ini terdiri atas :

a. Laba Per Lembar Saham Biasa (earnings per share) merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam memberikan keuntungan
bagi pemegang saham biasa.
Laba per saham = laba bersih
Rata-rata saham biasa yang beredar

b. Rasio Harga terhadap Laba (price earnings ratio) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba
per lembar saham.
c. Imbal Hasil Dividen (dividend yield) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan harga pasar per lembar
saham.
Imbal hasil dividen = dividen per saham
harga pasar per saham

d. Rasio Pembayaran Dividen (dividend payout ratio) merupakan rasio yang


menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan
laba per lembar saham.
Rasio pembayaran dividen = dividen per saham

laba per saham

e. Rasio Harga terhadap Nilai Buku (price to book value ratio) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan
nilai buku per lembar saham.

9
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Sebelum melakukan sebuah audit, auditor harus terlebih dahulu memiliki perencanaan
yang matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas oleh auditor
tersebut. Analisis terhadap risiko bisnis ssecara dini akan memberikan dampak terhadap
penyajian laporan keuangan. Ada 2 jenis risiko yang memiliki efek sangat besar terhadap
pelaksanaan dan biaya audit yaitu risiko akseptibilitas dan risiko inheren.

Setelah melakukan tahapan untuk melakukan perencanaan dan perancangan audit seperti
menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal, memahami bisnis, industry klien,
menerima risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur analitis awal, menerapkan materialitas
dan menilai risiko, memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian serta
menyusun segala rencana program audit, kemudian auditor harus melakukan prosedur analitis.
Prosedur analitis yang dilakukan yaitu meliputi : membandingkan data klien dengan industry,
dengan data periode sama yang sebelumnya, dengan hasil dugaan yang telah ditentukan
sebelumnya, dengan hasil dugaan yang ditentukan auditor, serta dengan hasil dugaan yang
menggunakan data non keuangan.

2. SARAN

Diharapkan pada pembaca makalah ini agar dapat dengan mudah memahami tentang
perencanaan audit dan prosedur analitis. Dan diharapkan juga kepada penulis makalah agar
dapat memahami isi dari makalah tersebut.

10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.( 2017 ) Auditing dan Asurans : Pemeriksaan Akuntansi
Berbasis Standar Audit Internasional. Jakarta : Grasindo

Agoes, Sukrisno (2017). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan
Publik. Jakarta : Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai