DIBUAT OLEH :
NIM : 16622161
TANJUNGPINANG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada saya untuk menyelesaikan makalah tentang “ Perencanaan Audit dan
Prosedur Analitis ”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan
Akutansi 1.
Saya sadar makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan dalam mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2
BAB 1…………………………………………………………………………………….…….
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
BAB II ………………………………………………………………………………………….
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..
BAB III………………………………………………………………………………………….
PENUTUP………………………………………………………………………………………
1. Kesimpulan………………………………………………………………………...…10
2. Saran…………………………………………………………………………………..
BAB IV……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi
perencanaan audit dan prosedur analitisnya. Selain itu, makalah ini dibuat untuk
melengkapi nilai tugas mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1.2 Menerima Klien Baru
Fase pertama dari proses audit yang terkait dengan perencanaan audit adalah
memutuskan apakah akan menerima klien baru dan atau terus melayani klien yang lama. Usaha
yang signifikan biasanya akan lebih dicurahkan untuk mengevaluasi penerimaan klien baru
disbanding keputusan untuk melanjutkan penugasan dari klien yang telah ada sekarang.
Dengan melanjutkan penugasan dari klien yang lama, auditor akan mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas mengenai bisnis klien dan lingkungannya. Meskipun untuk memperoleh dan
mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah, kantor akuntan public harus ekstra hati-hati
dalam memutuskan klien mana yang akan diterima. Sebisa mungkin kantor akuntan public
menolak penugasan audit dari klien yang memiliki reputasi manajemen yang buruk ( tidak
memiliki integritas ).
Kantor akuntan public seharusnya melakukan investigasi atas klien barunya sebelum
menerima penugasan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi klien baru adalah :
1. Memperoleh dan meninjau informasi keuangan yang ada, seperti laporan keuangan
bulanan, laporan keuangan tahunan, surat pemberitahuan pajak penghasilan.
2. Menanyakan kepada pihak ketiga seperti pihak bank, pengacara, dan supplier,
mengenai beberapa informasi yang terkait dengan integritas dan reputasi manajemen
klien.
3. Mengkomunikasikannya dengan auditor sebelumnya, sebagaimana yang diharuskan
oleh standar audit, mengenai apakah terdapat ketidaksesuaian dengan standar
akuntansi, prosedur audit, atau masalah penting lainnya.
4. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan
perhatian khusus atau menunjukkan risiko bisnis atau risiko audit yang tidak biasanya,
seperti masalah tuntutan hokum, atau masalah kesinambungan usaha.
5. Mengidentifikasi alasan untuk diaudit.
6. Memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien.
7. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independent dengan klien dan dapat
memberikan jasa yang diinginkan klien baru.
8. Menentukan apakah KAP memiliki keahlian dan pengetahuan teknis khusus tentang
industry klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik.
9. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode perilaku
professional. 6
Ketika klien baru sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, standar audit mengharuskan auditor
baru untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu sebelum menerima penugasan.
Tujuannya adalah untuk membantu auditor penerus dalam mengevaluasi apakah ia akan
menerima penugasan tersebut. Sebagai contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan
kepada auditor penerus bahwa klien kurang memiliki integritas atau ada pertentangan terhadap
standar akuntansi dan prosedur audit.
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industry klien serta pengetahuan tentang
operasi perusahaan adalah penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Sifat bisnis dan
industry klien dapat mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan.
Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi klien. Dewan direksi yang efektif
membantu memastikan bahwa manajemen telah melakukan pengelolaan perusahaan dalam
rentang risiko yang dapat diterima, sedangkan komite audit sebagai pihak independent, melalui
pengawasannya atas pelaporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan dilakukannya
tindakan manajemen laba yang berlebihan.
Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya,
yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta
ketaatan pada undang-undang dan berbagai peraturan yang mengikat.
7
1.4 Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi
terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal
antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan
dengan data non keuangan. Prosedur analitis digunakan dengan tujuan :
- Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya
- Sebagai pengujian substantive untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi
- Sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Prosedur analitis meliputi perbandingan antara jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang
dihitung dari jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan perkiraan yang dikembangkan oleh
auditor. Auditor mengembangkan perkiraan tersebut dengan mengidentifikasi dan
menggunakan hubungan yang masuk akal terjadi berdasarkan pemahaman auditor mengenai
klien dan industrinya.
Tujuan prosedur analitis dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam
merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh
bukti saldo akun.
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor dapat membandingkan data
klien dengan data industry, data periode sebelumnya yang serupa, hasil yang diperkirakan
auditor, dan hasil yang diperkirakan berdasarkan data non keuangan.
Manfaat paling penting dari perbandingan data klien dengan data industry adalah
membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan
keuangan, tetapi kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial.
Kelemahan utama penggunaan rasio industry adalah penerapan metode akuntansi yang berbeda
sehingga mengurangi sifat komparabilitas data.
8
Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat
manajemen untuk periode tertentu. Anggaran pada suatu periode merupakan pedoman untuk
melakukan operasi selama periode anggaran yang bersangkutan. Proses penyiapan anggaran
disebut dengan penganggaran. Penganggaran akan sangat bermanfaat apabila menjadi bagian
integral dari analis strategi perusahaan. Anggaran keuangan mengukur ekspektasi manajemen
yang berkaitan dengan pendapatan, posisi keuangan, dan arus kas.
Auditor juga dapat membandingkan data klien dengan hasil yang diperkirakan berdasarkan
data non keuangan. Sebagai contoh, auditor dapat membuat ekspektasi atas besarnya komisi
penjualan dengan cara mengalikan jumlah karyawan bagian penjualan dengan tarif komisi rata-
rata.
Prosedur analitis yang dilakukan auditor selama tahap perencaan maupun review akhir atas
laporan keuangan yang telah diaudit seringkali menggunakan rasio keuangan. Berguna untuk
memahami peristiwa terkini dan posisi keuangan perusahaan.
Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
suatu periode waktu tertentu. Transaksi bisnis yang terjadi ini dituangkan dalam bentuk angka-
angka. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
Contoh perbandingan yang dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu
laporan keuangan adalah dengan membandingkan antara asset lancar terhadap kewajiban
lancar atau antara total kewajiban terhadap total asset.
b. Rasio Sangat Lancar atau Rasio Cepat (Quick ratio atau acid test ratio)
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset
sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tanpa memperhitungkan
persediaan barang dagang dan asset lancar lainnya seperti perlengkapan dan biaya
dibayar dimuka.
kewajiban lancar
c. Rasio Kas (cash ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage, merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan
untuk kepentingan analisis kedit atau analisis risiko keuangan.
Rasio solvabilitas terdiri atas :
a. Rasio Utang (debt ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total asset.
9
b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (debt to equity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas.
c. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long tern debt to equity ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jangka
panjang dengan total ekuitas.
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan = laba sebelum bunga dan pajak
beban bunga
3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Rasio aktivitas terdiri atas :
a. Perputaran Piutang Usaha (account receivable turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang usaha atau berapa kali
dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.
Lamanya rata-rata penagihan piutang usaha = 365 hari
rasio perputaran piutang usaha
c. Perputaran Modal Kerja (working capital turn over) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja yang dimiliki perusahaan
dalam menghasilkan penjualan.
d. Perputaran Aset Tetap (fixed assets turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan asset tetap yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.
Rasio perputaran asset tetap = penjualan
(asset tetap awal thn+asset tetap akhir thn) : 2
Rasio Kinerja Operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi marjin
laba dari aktivitas operasi penjualan.
Rasio ini terdiri atas :
a. Marjin Laba Kotor (gross profit margin) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.
c. Marjin Laba Bersih (net profit margin) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.
5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar, merupakan rasio yang digunakan untuk
mengestimasi nilai intrinsic Perusahaan.
Rasio ini terdiri atas :
a. Laba Per Lembar Saham Biasa (earnings per share) merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam memberikan keuntungan
bagi pemegang saham biasa.
Laba per saham = laba bersih
Rata-rata saham biasa yang beredar
b. Rasio Harga terhadap Laba (price earnings ratio) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba
per lembar saham.
c. Imbal Hasil Dividen (dividend yield) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan harga pasar per lembar
saham.
Imbal hasil dividen = dividen per saham
harga pasar per saham
e. Rasio Harga terhadap Nilai Buku (price to book value ratio) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan
nilai buku per lembar saham.
9
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sebelum melakukan sebuah audit, auditor harus terlebih dahulu memiliki perencanaan
yang matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas oleh auditor
tersebut. Analisis terhadap risiko bisnis ssecara dini akan memberikan dampak terhadap
penyajian laporan keuangan. Ada 2 jenis risiko yang memiliki efek sangat besar terhadap
pelaksanaan dan biaya audit yaitu risiko akseptibilitas dan risiko inheren.
Setelah melakukan tahapan untuk melakukan perencanaan dan perancangan audit seperti
menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal, memahami bisnis, industry klien,
menerima risiko bisnis klien, melaksanakan prosedur analitis awal, menerapkan materialitas
dan menilai risiko, memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian serta
menyusun segala rencana program audit, kemudian auditor harus melakukan prosedur analitis.
Prosedur analitis yang dilakukan yaitu meliputi : membandingkan data klien dengan industry,
dengan data periode sama yang sebelumnya, dengan hasil dugaan yang telah ditentukan
sebelumnya, dengan hasil dugaan yang ditentukan auditor, serta dengan hasil dugaan yang
menggunakan data non keuangan.
2. SARAN
Diharapkan pada pembaca makalah ini agar dapat dengan mudah memahami tentang
perencanaan audit dan prosedur analitis. Dan diharapkan juga kepada penulis makalah agar
dapat memahami isi dari makalah tersebut.
10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.( 2017 ) Auditing dan Asurans : Pemeriksaan Akuntansi
Berbasis Standar Audit Internasional. Jakarta : Grasindo
Agoes, Sukrisno (2017). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan
Publik. Jakarta : Salemba Empat.
11