Prosedur Analitis
Pendahuluan
Ruang lingkup
Standar Audit (”SA”) ini mengatur penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai pengujian
substantif (“prosedur analitis substantif”). SA ini juga mengatur tanggung jawab auditor untuk
melakukan prosedur analitis pada tahap akhir audit yang akan membantu auditor pada waktu
merumuskan suatu kesimpulan keseluruhan atas laporan keuangan. SA 315 berkaitan dengan
penggunaan prosedur analitis sebagai prosedur penilaian risiko. SA 330 mencakup ketentuan
dan panduan tentang sifat, saat dan luas prosedur audit untuk menilai risiko yang juga mencakup
prosedur analitis substantif.
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain
Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
Tujuan
Prosedur analitis berarti pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui
analisis hubungan antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis juga
mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan teridentifikasi
yang tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan
dalam jumlah yang signifikan. (Ref: Para. A1–A3).
Ketentuan
Pada waktu merancang dan melaksanakan prosedur analitis substantif, sendiri atau dalam
kombinasi dengan pengujian rinci, sebagai prosedur substantif berdasarkan SA 330,auditor
harus: (Ref: Para. A4–A5).
(a) Menentukan kecocokan prosedur analitis substantif untuk asersi yang tersedia, dengan
memperhitungkan risiko kesalahan penyajian material yang ditentukan, dan pengujian
rinci, jika ada, untuk asersi-asersi tersebut; (Ref: Para. A6–A11).
(b) Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan rasio oleh auditor untuk mengembangkan
ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio, dengan memperhitungkan sumber,
komparabilitas, serta sifat dan relevansi informasi yang tersedia, dan pengendalian atas
penyusunannya; (Ref: Para. A12–A14)
(c) Mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan mengevaluasi apakah
ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk mengidentifikasi kesalahan penyajian yang, baik
secara individu atau ketika diagregasikan dengan kesalahan penyajian lainnya, dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan; dan (Ref:
Para. A15).
(d) Menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai yang diharapkan yang
dapat diterima tanpa memerlukan investigasi lebih lanjut seperti yang disyaratkan oleh
paragraf 7. (Ref: Para. A16).
Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit yang
membantu auditor ketika membentuk kesimpulan keseluruhan tentang apakah laporan keuangan
telah disajikan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas. (Ref: Para. A17–A19).
Jika prosedur analitis yang dilakukan berdasarkan SA ini mengidentifikasi adanya fluktuasi atau
hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau yang berbeda secara
signifikan dengan nilai yang diharapkan, maka auditor harus menginvestigasi perbedaan tersebut
dengan cara sebagai berikut:
(a) Meminta keterangan kepada manajemen dan memperoleh bukti audit yang tepat dan
relevan dengan respons manajemen; dan
(b) Melaksanakan prosedur audit lainnya yang diperlukan sesuai dengan kondisinya. (Ref:
Para. A20–A21).
Standar audit SA 530
SAMPLING AUDIT
Ruang Lingkup
Standar Audit ini diterapkan ketika auditor telah memutuskan untuk menggunakan
sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit. Hal ini berkaitan dengan penggunaan
sampling statistik maupun nonstatistik ketika perancangan dan pemilihan sampel
audit,pelaksanaan pengujian pengendalian, dan pengujian rinci, serta pengevaluasian hasil
sampel tersebut.
SA ini melengkapi SA 5001 yang berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat sebagai basis yang memadai untuk menarik kesimpulan yang dipakai sebagai basis opini
auditor. SA 500 memberikan panduan tentang berbagai cara yang tersedia bagi auditor untuk
memilih unsur untuk pengujian, yang salah satu diantaranya adalah sampling audit.
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal: 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).
Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
Tujuan
Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah untuk memberikan basis yang memadai
bagi auditor untuk menarik kesimpulan mengenai populasi yang menjadi sumber pemilihan
sampel.
Sampling audit (sampling): Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam
suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki
peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagiauditor untuk menarik
kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
Risiko sampling :Risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel dapat
berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan
populasi. Risiko sampling dapat menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah:
Risiko non sampling : Risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan
alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko sampling.
Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang tepat untuk tujuan yang hendak dicapai
atas setiap unsur yang dipilih. Jika prosedur audit tidak dapat diterapkan pada unsur pilihan, maka
auditor harus melaksanakan prosedur tersebut atas suatu unsur pengganti.
Audit yang telah dirancang, atau prosedur alternatif lainnya yang sesuai, terhadap suatu
unsur pilihan, maka auditor harus menetapkan unsur tersebut sebagai suatu penyimpangan dari
pengendalian yang telah ditetapkan sebelumnya (dalam hal pengujian pengendalian) atau suatu
kesalahan penyajian (dalam hal pengujian rinci).
Dalam kondisi tertentu yang sangat jarang, ketika auditor mempertimbangkan bahwa
suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang ditemukan dalam suatu sampel adalah
suatu anomali, auditor harus memperoleh tingkat kepastian yang tinggi bahwa kesalahan
penyajian atau penyimpangan semacam itu bukanlah mewakili populasi yang bersangkutan.
Auditor harus memperoleh tingkat kepastian seperti ini dengan melaksanakan prosedur audit
tambahan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa kesalahan penyajian atau
penyimpangan semacam itu tidak berdampak terhadap unsur sisanya dalam populasi.
Untuk pengujian rinci, auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian yang ditemukan
dalam sampel ke populasi. Pengevaluasian Hasil Sampling Audit Auditor harus menilai:
Sampling audit memungkinkan auditor untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit tentang
beberapa karakteristik unsur-unsur yang dipilih untuk membentuk atau membantu dalam menarik
kesimpulan tentang populasi yang menjadi asal sampel tersebut. Sampling audit dapat diterapkan
dengan menggunakan pendekatan sampling secara statistik atau non-statistik.
Ukuran Sampel
Tingkat risiko sampling yang auditor bersedia untuk menerimanya berdampak terhadap ukuran
sampel yang diperlukan. Semakin kecil risiko yang auditor bersedia untuk menerimanya, makin
besar ukuran sampel yang diperlukan. Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan
suatu formula berbasis statistik atau melalui pertimbangan profesional.)
Metode utama pemilihan sampel adalah penggunaan pemilihan acak, pemilihan sistematik dan
pemilihan sembarang (haphazard selection))
Untuk pengujian pengendalian, suatu tingkat penyimpangan sampel yang tinggi yang
tidak diharapkan dapat meningkatkan risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan,
kecuali jika diperoleh bukti audit tambahan yang memperkuat penilaian awal risiko tersebut.
Untuk pengujian rinci, suatu jumlah kesalahan penyajian yang tinggi yang tidak diharapkan dalam
suatu sampel dapat menyebabkan auditor meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian
material dalam suatu golongan transaksi atau saldo akun, kecuali bukti audit tambahan
membuktikan tidak ada kesalahan penyajian material.