Anda di halaman 1dari 5

REVIEW STANDAR AUDIT 530

PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
1. Standar Audit (SA) ini diterapkan ketika auditor memutuskan menggunakan sampling
audi dalam melaksanakan prosedur audit. berkaitan dengan menggunakan sampling
statistik maupun statistik ketika merancang dan memilih sampel audit, pelaksanaan
pengujian pengendalian, pengujian rinci dan pengevaluasian hasil sampel tersebut
2. SA ini melengkapi SA 500. SA 500 memberikan panduan tentang berbagai cara
yang dapat dipakai auditor untuk memilih unsur pengujian yang salah satunya
adalah sampling.
Tanggal Efektif
3. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan per 1 Januari 2013 untuk
emiten, dan 1 januari 2014 untuk entitas selain emiten
Tujuan
4. Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah untuk memberikan dasar yang
memadai untuk auditor menarik kesimpulan mengenai populasi yang menjadi sumber
pemilihan sample

Definisi
5. Untuk tujuan SA ini istilah berikut maknanya:
a) Sampling audit (Sampling): Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100%
unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit
sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk menjadi dasar yang
memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
b) Populasi: Keseluruhan set data yang merupakan sumber dari suatu sampel yang
dipilih dan auditor berkeinginan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan set data
tersebut
c) Risiko sampling: risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel
dapat berbeda dengan kesimpulan pada suatu sampel dapat berbeda dengan
kesimpulan diterapkan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan
populasi. Risiko sampling dapat menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah:
i. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian, pengendalian tersebut
lebih efektif daripada kenyataanya, atau dalam suatu pengujian rinci, suatu
kesalahan penyajian material tidak ada padahal dalam kenyataannya ada.
Auditor lebih khawatir dengan tipe kesimpulan salah ini karena kesalahan
ini dapat memengaruhi efektivitas audit dan mempunyai kemungkinan
yang lebih besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang tidak tepat
ii. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut kurang efektif
daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, terdapat
kesalahan penyajian material, padahal kenyataannya tidak ada. Jenis
kesimpulan salah semacam ini berdampak terhadap efisiensi audit yang
biasanya akan menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk
menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar.
d) Risiko non-sampling: Risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah
dengan alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko sampling
e) Anomali: suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang secara jelas tidak
mewakili kesalahan penyajian atau penyimpangan dalam suatu populasi.
f) Unit sampling: Unsur-unsur individual yang membentuk suatu populasi.
g) Sampling Statistik: suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
i. Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak
ii. Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk
untuk mengukur risiko sampling.
Pendekatan sampling yang tidak memilik karateristik seperti diatas dianggap sebagai
sampling non-statistik.
h) Stratifikasi: Proses pembagian suatu populasi ke dalam sub-populasi, yang setiap sub
tersebut merupakan suatu golongan unit-unit sampling dengan karakteristik serupa
(seringkali nilai moneternya)
i) Kesalahan penyajian yang dapat diterima: suatu jumlah moneter yang diteteapkan
oleh auditor untuk memperoleh suatu tingkat asurans yang tepat bahwa jumlah
kesalahan suatu tingkat asurans yang tepat bahwa jumlah kesalahan penyajian yang
ditetapkan oleh auditor tidak kesalahan penyajian sesungguhnya di dalam populasi.
j) Tingkat penyimpangan yang dapat diterima: suatu tingkat penyimpangan dari
prosedur pengendalian internal yang telah ditetapkan oleh auditor untuk memperoleh
tingkat asurans yang tepat bahwa tingkat penyimpangan yang ditentukan oleh auditor
tidak melebihi tingkat penyimpangan sesungguhnya dalam populasi.

KETENTUAN
Perancangan, ukuran dan pemilihan unsur-unsur sampel untuk duji:
6. Ketika merancang suatu sampel, auditor harus mempertimbangkan tujuan prosedur
audit dan karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang akan diambil
7. Auditor harus menentukan suatu ukuran sampel yang cukup rendah untuk mengurangi
risiko sampling sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima
8. Auditor harus memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa
sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama
untuk dipilih.

Pelaksanaan Standar Audit

9. Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang sesuai dengan tujuan yang dicapai
atas setiap unsur yang dipilih
10. Jika prosedur audit tidak dapat diterapkan pada unsur pilihan, maka auditor harus
melaksanakan prosedur tersebut atas suatu unsur pengganti
11. Audit yang telah dirancang, atau prosedur alternatif lainnya yang sesuai, terhadap
suatu unsur pilihan, maka auditor harus menetapkan unsur tersebut sebagai suatu
penyimpangan dari pengendalian yang telah ditetapkan sebelumnya ( pengujian
pengendalian) atau suatu kesalahan penyajian (dalam hal pengujian rinci)

Sifat dan penyebab penyimpangan dan kesalahan penyajian


12. Auditor harus menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau kesalahan
penyajian yang teridentifiksi serta menilai dampak yang mungkin terjadi terhadap
tujuan prosedur audit tersebut dan terhadap area audit lainnya.
13. Dalam kondisi tertentu yang sangat jarang, ketika auditor mempertimbangkan bahwa
suatu kesalah penyajian atau penyimpangan yang ditemukan adalah suatu anomali
auditor harus mendapat tingkat kepastian seperti ini dengan melaksanakan prosedur
audit tambahan untuk memperoleh bukti yang tepat dan cukup bahwa kesalahan
penyajian semacam itu tidak berdampak pada unsur lainya dalam populasi.

Memproyeksikan Kesalahan Penyajian

14. Untuk pengujian rinci, auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian yang
ditemukan dalam sampel ke populasi

Pengevaluasi hasil sampling audit:

15. Auditor harus menilai


a) Hasil Sampel
b) Apakah penggunaan sampling telah menyediakan dasar yang wajar untuk menarik
kesimpulan atas populasi yang diuji

MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN

Definisi

Risiko Nonsampling

A1. Contoh-contoh risiko non-sampling mencakup penggunaan prosedur audit yang tidak
tepat, interpretasi yang salah terhadap bukti audit, dan kegagalan untuk mengakui suatu
kesalahan penyajian atau penyimpangan.

Unit Sampling
A2. Unit sampling dapat berupa unsur fisik (e.g cek yang tercantum dalam slip penyetoran,
entri kredit dalam rekening koran bank, faktur penjualan, atau saldo debitur) atau unit
moneter.

Kesalahan Penyajian yang dapat diterima


A3. Ketika merancang suatu sampel, auditor menentukan kesalahan penyajian yang dapat
diterima yang ditujukan ke risiko bahwa agregasi kesalahan penyajian yang secara individual
tidak material, menyebabkan kesalahan penyajian material dalam LK dan untuk membuat
batas untuk kesalahan penyajian yang mungkin tidak terdeteksi. Kesalahan penyajian yang
dapat diterima adalah penerapan materialitas kinerja. Kesalahan penyajian yang diterima
mungkin memiliki jumlah yang sama atau lebih rendah dari materialitas kerja
Perancangan, Ukuran dan Pemilihan Unsur-unsur sampel untuk diuji
Perancangan sampel
A4. Sampling audit memungkinkan auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit
tentang beberapa karakteristik yang dipilih untuk membentuk atau membantu dalam menarik
kesimpulan tentang populasi. Sampling berupa statistik atau non statistik

A5. Ketika merancang, pertimbangan auditor mencangkup tujuan spesifik yang akan dicapai
dan kemungkinan kombinasi prosedur audit terbaik untuk mencapai tujuan. Pertimbangan
terhadap sifat bukti audit yang dicari dan penyimpangan yang mungkin terjadi atau kondisi
terjadinya salah saji atau karakteristik lainnya yang berkaitan dengan bukti audit tersebut
akan membantu auditor dalam mengidentifikasikan hal-hal yang menyebabkan suatu
penyimpangan atau salah saji dan tipe populasi yang diambil sampelnya merupakan populasi
yang lengkap

A6. Pertimbangan auditor tentang tujuan prosedur audit, mencakup pemahaman yang jelas
tentang apa yang merupakan penyimpangan atau salah saji. Oleh karena itu semua, dan
hanya, kondisi-kondisi yang relevan dengan tujuan prosedur audit tersebutlah yang
dimasukkan ke dalam evaluasi terhadap penyimpangan atau pemproyeksian salah saji.

A7. Dalam mempertimbangkan karakteristik suatu populasi untuk pengujian pengendalian,


auditor melakukan suatu penilaian estimasi tingkat penyimpangan berdasarkan pemahaman
auditor tentang pengendalian yang relevan atau berdasarkan pemeriksaan atas sejumlah kecil
unsur dalam populasi. Penilaian ini dibuat dengan tujuan untuk merancang suatu sampel audti
dan untuk menetapkan ukuran sampel

A8. Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi, auditor mungkin menentukan bahwa


stratifikasi atau pemilihan nilai tertimbang merupakan metode yang tepat.

A9. Keputusan untuk menggunakan pendekatan statistik maupun non statistik dalam
sampling membutuhkan pertimbangan auditor, namun ukuran sampel bukan merupakan
kriteria yang tepat untuk membedakan antara pendekatan statistik dan nonstatistik

Ukuran Sampel
A10. Tingkat risiko sampling yang diterima auditor berdampak terhadap ukuran sampel yang
diperlukan. Semakin kecil risiko yang diterima auditor, semakin besar ukuran sampelnya
A11. Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan formula berbasis statistik atau
melalui profesional
A12. Pemilihan unsur untuk dipilih dengan suatu cara yang setiap unit sampling memiliki
probabilitas yang sama. Dengan sample non statistik, menggunakan pertimbangan auditor
untuk memilih sampel. Penting bagi auditor untuk memilih sampel yang representaif dengan
memilih unsur sampel yang memiliki karakteristik tipikal populasi sehingga tidak ada
keberpihakan
A13. Metode utama pemilihan sampel adalah penggunaan pemilihan acak, pemilihan
sistematik dan pemilihan sembarang.

Pelaksanaan Prosedur Audit


A14. Contoh jika suatu bukti audit (dalam hal ini misalnya cek) yang dipilih telah dibatalkan.
Jika auditor meyakini bahwa cek tersebut dibatalkan dengan tepat atau bukan penyimpangan,
maka suatu sampel pengganti yang dipilih dengan tepat dapat diperiksa
A15. Contoh auditor tidak menerapkan prosedur audit yang telah dirancang terhadap suaatu
unsur pilihan adalah ketika dokumentasi yang berkaitan dengan unsur hilang.
A16. Suatu prosedur alternatif yang cocok dapat berupa pemeriksaan terhadap penerimaan
kas diperiode kemudian dengn bukti-bukti pendukungnya dan unsur yang dimaksudkan untuk
diselesaikan jika tidak ada jawaban yang diterima dari permintaaan konfirmasi positif.

Sifat dan Penyebab Penyimpangan Kesalahan Penyajian


A17. Dalam menganalisis penyimpangan dan kesalahan penyajian yang teridentifikasi auditor
dapat mengobservasi bahwa banyak yang memiliki karateristik umum (e.g jenis transaksi,
lokasi, periode waktu) dalam kondisi ini auditor dapat memutuskan untuk mengidentifikasi
semua unsur yang memiliki karakteristik sama dalam suatu populasi dan memperluasn
prosedur audit ke unsur-unsur tersebut. Disamping itu penyimpangan maupun kesalahan
penyajian semacam itu dapat mrupakan kesengajaan dan ada indikasi fraud

A18. Auditor disyaratkan untuk memproyeksikan kesalahn penyajian untuk suatu populasi
untuk memahami seluruh skala salah saji. Namun, proyeksi ini tidak cukup suatu jumlah
yang harus disesuaikan
A19. Jika suatu kesalahan penyajian telah ditetapkan sebagai suatu anomali, maka hal itu
dapat dikelukan ketika memproyeksikan kesalahan penyajian ke populasi.namun pengaruh
yang ditimbulkan dari salah saji tersebut tidak dikoreksi, sehingga masih perlu
dipertimbangkan.

Pengevaluasian hasil audit


A21. Untuk pengujian pengendalian, suatu penyimpangan sampel yang tingi yang tidak
diharapkan dapat meningkatkan risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan.
Kecuali diperoleh bukti tambahan yang memperkuat penilaian awal risiko tersebut.

A22. Dalam pengujian rinci, kesalahan penyajian proyeksian ditambah kesalahan penyajian
bersifat anomali. Jika ada, merupakan estimasi kesalahan penyajian terbaik dalam populasi,
semakin kecil perbedaan antara perkiraan kesalahan penyajian proyeksian ditambah dengan
kesalahan penyajian yang bersifat anomali dengan kesalahan penyajian yang dapat diteria
makin besar kemungkinan kesalahan penyajian sesungguhnya dalam populasi melenihi
kesalahan penyajian yang dapat diterima, begitu juga sebaliknya.

A23. Jika auditor menyimpulkan sampling audit belum dapat memberikan dasar yang wajar
untuk menarik kesimpulan maka auditor bisa:
 Meminta manajemen menginvestigasi kesalahan penyajian yang telah diidentifikasi
dan potensi adanya salah saji lebih lanjut serta membuat penyesuaian yang diperlukan
 Menyesuaikan sifat, saat, dan luas prosedur audit tambahan yang diperlukan untuk
mencapai tingkat asurans terbaik yang disyaratkan.

Anda mungkin juga menyukai