Disusun oleh :
1. Aina Agoartha (201750101)
2. Meidita Caesaria (201750107)
3. Elicia (201750136)
4. Yusia Bela (101750428)
2019
Jika tingkat materialitas dinilai tinggi maka auditor akan mengambil sampel yang lebih sedikit.
Sebaliknya, jika auditor menilai tingkat materialitasnya rendah maka auditor perlu mengambil
lebih banyak sampel.
d. Expected Error Rate
Ketika auditor mengharapkan untuk menemukan error dalam pengambilan sampel
mereka, ukuran sampel harus cukup besar sehingga auditor dapat mengkonfirmasi
tingkat kesalahan aktual kurang dari tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi.
e. Population Value
Semakin kurang material nilai moneter populasi terhadap laporan keuangan, semakin
kecil ukuran sampel yang diperlukan.
The Importance of Audit Sampling
Audit sampling sangat penting karena tidak hanya membantu auditor untuk mengumpulkan
bukti audit yang cukup dan sesuai untuk menarik opini audit, tetapi juga memainkan peran
yang sangat penting dalam efisiensi dan efektivitas kerja audit. Itu berarti auditor tidak perlu
memeriksa 100% objek atau itemnya.
Difference between statistical and non-statistical sampling
Audit sampling bisa dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu statistical sampling and
non-statistical sampling.
S tatistical sampling adalah penggunaan teknik sampling yang menggunakan teori
probabilitas untuk membantu dalam menentukan besar sampel yang seharusnya dan apakah
menerima atau tidak reliabiliti populasi berdasarkan dari hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan unit sampel. Statistical sampling memiliki 2 kriteria untuk mengidentifikasinya
yaitu, pemilihan unsur sampel dilaksanakan secara acak dan penggunaan teori probabilitas
untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur risiko sampling.
Keuntungan dari statistical sampling
1. Auditor membuat penilaian eksplisit pada tingkat kepercayaan, diharapkan tingkat
kesalahan dan tingkat kesalahan ditoleransi, untuk memastikan mereka mengadopsi
pendekatan metodis
2. Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai
populasi sampel
3. Memungkinkan auditor menghitung reliabilitas sampel dan risiko berdasarkan sampel
4. Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated, dengan
risiko yang hendak diterima terukur secara matematis
Kerugian dari statistical sampling
1. Memerlukan biaya yang besar
Karena harus ada biaya yang dikeluarkan untuk training bagi staf auditor untuk
menggunakan statistik dan biaya pelaksanaan sampling secara statistik. Namun
tingginya biaya statistical sampling dikompensasi dengan tingginya manfaat yang
dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling statistik
2. Lebih sulit untuk dipahami oleh orang yang bukan ahli statistik
Sejak awal 1990-an penggunaan statistical sampling telah menurun dan lebih
cenderung digunakan dalam situasi audit khusus. Alasan penurunan ini dapat dikaitkan
dengan peningkatan penggunaan audit based risk, dengan lebih banyak penekanan diberikan
pada tinjauan analitik dan investigasi transaksi atau saldo besar atau tidak biasa, terdeteksi
menggunakan software audit. Ada juga lebih banyak penekanan pada evaluasi efektivitas
lingkungan kontrol.
N on-statistical sampling method adalah pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan kriteria subyektif berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
auditor. Auditor memilih item sampel yang diyakininya akan memberikan informasi yang
paling bermanfaat.
Keuntungan non-statistical sampling
1. Kemudahan Implementasi
Karena pendekatan nonstatistik kurang rumit, mereka umumnya lebih mudah dan
lebih cepat untuk diterapkan di lapangan. Selain itu, berkurangnya kompleksitas
membuatnya kurang mungkin bahwa metode akan disalahgunakan oleh staf audit.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih rendah
3. Penyesuaian yang diusulkan berdasarkan analisis kualitatif
Kerugian non-statistical
1. Tangat bergantung pada judgment auditor jika auditor kurang berpengalaman, sampel
yang dipilih akan kurang representative
2. Penilaian auditor harus dapat dipertanggungjawabkan, dan kesimpulan yang diambil
berkaitan dengan sampel dapat sulit dipertahankan
Langkah-langkah dalam menerapkan statistical sampling auditing
Size of Sample
The level of confidence auditors set for their statistical sampling test
Tingkat keyakinan (confidence level) adalah derajat keandalan sampel terhadap
populasi yang diwakilinya, ditunjukkan oleh perkiraan persentase banyaknya populasi yang
terwakili oleh sampel. Besarnya tingkat keandalan (tingkat keyakinan) ditetapkan oleh pihak
yang melaksanakan sampling.
Konsep tingkat keyakinan ini didasari pada pokok pikiran, bahwa sampel hanya
handal terhadap populasi yang diwakilinya saja. Diyakini tidak semua anggota populasi dapat
terwakili oleh sampel, karena biasanya sampel diambil dari anggota populasi yang banyak
muncul (kelompok mayoritas). Kelompok ekstrim (minoritas) biasanya diabaikan, sehingga
tidak terwakili oleh sampel. Misalnya, confidence level sebesar 95%, mengindikasikan bahwa
hasil pengujian akan memberikan 95% tingkat keakuratan dan 5% adanya resiko bahwa
pengujian itu tidak akurat.
Tingkat keandalan sampling berbanding lurus dengan jumlah unit sampel. Jika auditor
ingin memberikan keandalan yang tinggi atas hasil auditnya, maka yang bersangkutan harus
memperbesar unit sampelnya. Demikian sebaliknya, jika tingkat keandalan yang akan
diberikan rendah, maka yang bersangkutan dapat menguji unit sampel sedikit saja.
The expected error rate in the population
Expected error rate ini adalah salah satu penentu size of sample. Expected error rate
adalah tingkat error yang diharapkan atau diekspektasikan oleh auditor. Expected error rate
ini nilainya ditentukan oleh auditor. Expected error rate dan sample size berbanding lurus.
Semakin besar expected error rate, semakin besar ukuran sampel yang harus ada untuk
menyimpulkan bahwa tingkat kesalahan aktual kurang dari tingkat kesalahan yang dapat
ditoleransi.
The tolerable error rate set by the auditors
Auditor harus menentukan tingkat toleransi error pada sebuah populasi. The tolerable
error rate adalah tingkat tertinggi error dalam populasi yang dapat ditoleransi oleh auditor.
Tolerable error rate ini memiliki hubungan timbal balik dengan sample size. Semakin rendah
tingkat error yang ditoleransi oleh auditor maka semakin besar ukuran sampel yang
diperlukan.
Dalam mengukur sample size menggunakan tolerable error rate, rumus yang
digunakan adalah :
Sample size = Reliability factor / Tolerable error rate
Reliability factor biasanya sudah dinyatakan melalui sebuah tabel khusus yang
dipersiapkan sebelumnya yang berisi confidence level dan number of sample errors.
Materialitas juga ditentukan pada tahap perencanaan audit dan pada tahap kesimpulan audit
(evaluasi hasil audit).
Tingkat materialitas
1. pentingnya tajuk;
2. sifat barang;
3. pengalaman masa lalu auditor; dan
4. tren saldo akun.
Selama audit, auditor dapat mengubah pandangan mereka tentang tingkat materialitas
yang sesuai karena:
Sangat material Sebagian besar dari seluruh keputusan yang Pernyataan tidak memberikan
didasarkan pada laporan keuangan sangat pendapat atau pendapat tidak
terpengaruh wajar.