Anda di halaman 1dari 7

RMK 2 PENGAUDITAN 1

“Audit Laporan Keuangan Historis, Tujuan Audit, dan Tanggung Jawab Auditor”

Nama : Victor Yeremi Sanjaya

NPM : 190424761

Kelas : H

Latar Belakang Pengauditan Laporan Keuangan

Hubungan Antara Akuntansi dan Pengauditan

Sebagian besar audit, lebih-lebih dalam audit laporan keuangan, terdapat hubungan yang
erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Pelaporan keuangan yang merupakan tahap
pengomunikasikan dalam akuntansi adalah penyampaian informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan, meskipun konsep pelaporan keuangan tidak terbatas hanya pada laporan
keuangan.

Subyek suatu audit atas laporan keuangan adalah berupa data akuntansi yang ada dalam
buku-buku, catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Asersi-asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menjadi perhatian utama auditor
seringkali merupakan asersi tentang transaksi-transaksi akuntansi dan kejadian akuntansi lainnya,
serta saldo-saldo akun yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut. Selain itu,
kriteria yang ditetapkan untuk asersi akuntansi pada umumnya adalah kesesuaian dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Oleh karena itu seorang akuntan pada suatu
perusahaan yang ahli di bidang akuntansi tidak harus mengerti tentang pengauditan, tetapi
seorang auditor harus memahami akuntansi. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan
informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi,
melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan proses akuntansi dengan cara
melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan selanjutnya mengomunikasikan
hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
ASUMSI YANG MENDASARI PENGAUDITAN: DATA LAPORAN KEUANGAN BISA
DIVERIFIKASI

Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa diverifikasi. Data
dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang atau lebih yang memiliki kualifikasi tertentu,
masing-masing melakukan pemeriksaan secara independen atas data tertentu, dan dari hasil
pemeriksaan tersebut diperoleh kesimpulan yang sama tentang data yang diperiksanya.

Data dikatakan bisa diperiksa apabila pemeriksa bisa membuktikan tanpa keraguan
bahwa data benar atau salah. Hal seperti itu tidak berlaku dalam akuntansi dan pengauditan.
Auditor hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat tentang
kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor mengumpulkan bukti
utnuk menentukan validitas dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-
saldo.

Laporan keuangan berisi banyak asersi spesifik tentang unsur-unsur individual. Sebagai
contoh, dalam kaitannya dengan persediaan, manajemen menyatakan bahwa persediaan benar-
benar ada, merupakan milik dari entitas yang membuat laporan, dinilai dengan tepat sesuai
metode harga terendah diantara biaya perolehan dan nilai bersih yang bisa direalisasi.

KONDISI-KONDISI YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA KEBUTUHAN AKAN


PENGAUDITAN

- Informasi dibuat oleh pihak lain


Pengambil keputusan hampir tidak mungkin memperoleh pengetahuan tangan pertama
tentang organisasi yang menjadi bisnis mereka sehingga mereka terpaksa harus
mengandalkan diri pada informasi yang dibuat oleh orang lain.

- Bias dan Motivasi pembuat informasi


Apabila informasi disusun oleh pihak atau orang lain yang tujuannya tidak selaras dengan
tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan si
pembuat informasi.

- Volume Data
Apabila organisasi menjadi semakin besar, maka data transaksi biasanya juga semakin
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan.

- Kerumitan Transaksi
Transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan akibatnya
semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.

CARA MENGURANGI RISIKO INFORMASI


- Pemakai Laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi
Pemakai laporan datang ke perusahaan untuk melakukan pemeriksaan atas catatan dan
mencari informasi tentang keandalan laporan.

- Pemakai membebankan risiko informasi pada Manajemen


Manajemen harus bertanggungjawab untuk menyajikan informasi yang dapat dipercaya
bagi para pemakai informasi tersebut.

- Disediakan Laporan Keuangan Auditan


Cara yang umum ditempuh untuk mendapatkan informasi yang dapat diandalkan adalah
dengan mengharuskan dilakukan audit secara independen.

MANFAAT EKONOMIS SUATU AUDIT


- Akses ke Pasar Modal
Undang-undang Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik untuk diaudit laporan
keuangannya agar bisa didaftarkan dan bisa menjual sahamnya di pasar modal.

- Biaya Modal menjadi lebih rendah


Perusahan-perusahaan kecil seringkali mengauditkan laporan keuangannya dalam rangka
mendapatkan kredit dari bank atau dalam upaya mendapatkan persyaratan peminjaman
yang lebih menguntungkan.

- Pencegah terjadinya kekeliruan dan kecurangan


Apabila para karyawan mengetahui akan dilakukannya audit oleh auditor independen,
mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar dapat memperkecil terjadinya kekeliruan
dalam pelaksanaan fungsi akuntansi dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan aset perusahaan.

- Perbaikan dalam pengendalian dan operational


Selama auditor melaksanakan audit, auditor independen seringkali dapat memberi
berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai efisiensi operasi yang
lebih besar dalam organisasi klien.

KETERBATASAN AUDIT
- Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan salah satu bentuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, bersifat fleksibel memberi keleluasaan kepada penyusun laporan
keuangan untuk mempengaruhi informasi keuangan yang disajikan sehingga berpengaruh
kepada keandalan dan ketelitian informasi tersebut.
- Standar Akuntansi seringkali menuntut dilakukannya interpretasi dan pertimbangan
sebelum dapat diterapkan pada suatu transaksi atau kejadian tertentu dalam situasi
tertentu sehingga sering terjadi ketidaksepakatan antara penyusun laporan keuangan
dengan auditor mengenai interpretasi dan pertimbangan yang tercermin dalam laporan
yang diaudit
PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR

- Manajemen
Manajemen adalah individu atau kelompok individu dengan tanggungjawab eksekutif
untuk melaksanakan operasi entitas. Selama audit berlangsung, auditor sangat sering
berinteraksi dengan manajemen karena auditor seringkali meminta data perusahaan yang
bersifat rahasia.

- Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola


Standar Audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan untuk mendapatkan
informasi sebagai bukti audit dan kewajiban auditor untuk memberi informasi kepada
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola untuk berbagai keperluan.

- Auditor Internal
Internal Auditor adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas, dan oleh karenanya
merupakan pegawai dan tunduk pada manajemen entitas dimana ia bekerja.

Fungsi Audit Internal:


o Pemeriksaan
o Pengevaluasian
o Pemantauan kecukupan dan efektivitas pengendalian internal

- Pemegang Saham
Pemegang Saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit untuk
mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggungjawabnya
dengan baik. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggungjawab yang penting terhadap
para pemegang saham sebagai pemakai utama laporan auditor.

TUJUAN PENGAUDITAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan keyakinan pengguna laporan keuangan yang
dituju. Hal itu dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan disusun dalam semua hal material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku

Tahapan yang ditempuh auditor dalam mengembangkan tujuan audit:


- Memahami tujuan dan tanggungjawab suatu audit
- Membagi laporan keuangan menjadi siklus-siklus
- Memahami asersi-asersi manajemen tentang laporan keuangan
- Memahami tujuan umum audit untuk golongan-golongan transaksi, akun-akun dan
pengungkapannya

TANGGUNGJAWAB AUDITOR

- Kesalahan penyajian material


SA mengharuskan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
- Keyakinan Memadai
Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi. Keyakinan tersebut
diperoleh ketika auditor telah mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menurunkan risiko audit
- Skeptisisme Profesional
SA mensyaratkan agar suatu audit dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai
untuk mendeteksi kesalahan dan kecurangan material yang terdapat dalam laporan
keuangan. Untuk mencapai hal tersebut, audit harus dirancang dan dilaksanakan dengan
sikap skeptisisme professional dalam semua aspek pengauditan. Skeptisisme professional
adalah suatu sikap yang mencakup suatu pikiran yang selalu mempertanyakan, waspada
terhadap kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan dan penilaian penting atas suatu
bukti audit

SUMBER: BUKU AUDITING (PENGAUDITAN BERBASIS ISA) EDISI 2

Anda mungkin juga menyukai