secara bersamaan.
Pada saat perhitungan fisik auditor perlu memperhatikan mengenai kualitas persediaan. Auditor
perlu mengidentifikasi keberadaan persediaan yang usang, lambat perputarannya, dan persediaan
yang rusak. Prosedur pengamatan persediaan ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok. Prosedur pengujian ini dilakukan dengan cara melihat ke buku
pembantu persediaan. Auditor kemudian memilih sampel transaksi pembelian akan ditelusuri
buktinya. Setelah itu, auditor memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Prosedur pengujian
ini berkaitan erat Rat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian
atau pengalokasian.
Prosedur pengujian pisah batas penjualan sangat penting untuk memastikan bahwa transaksi
pembelian dan penjualan yang terjadi dekat tanggal neraca dan mempengaruhi saldo persediaan,
telah dicatat dalam periode yang tepat. Dasar pengakuan penjualan bisa tanggal pengiriman (FOB-
shipping point) atau saat barang diterima pelanggan (FOB-Destination). Pengujian ini meliputi :
a. Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal pisah batas,
b. Mencocokkan dokumen pingiriman kecatatan persediaan dan penjualan untuk
membuktikan penjurnalan dilakukkan pada periode akuntansi yang tepat
c. Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pemahaman dan
penjurnalannya.
d. Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan penjurnalannya.
Pengujian pisah batas pembelian dirancang auditor untuk memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa :
a. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimana barang dikirimkan oleh pemasok (FOB
shining point)
b. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimna barang sudah benar benar di terima
dari pemasok (FOB Destination).
Prosedur ini berkaitan erat dengan keberadaan atau keterjadian, dan kelengkapan.
Pengujian Detail Saldo
Observasi persediaan menjadi menjadi prosedur yang diwajibkan karena persediaan bersifat
material bagi perusahan. Dalam melakukkan prosedur ini, auditor tidak memiliki tanggung jawab/
wewenang untuk melakukkan atau mensupervisi penghitungan persediaan. Dalam pengujian
substantif, auditor harus memperoleh pemahaman lansung tenang efektif vitas penghitungan
persediaan dan pengukurannya yang terjadi dasar asersi manajemen. Dalam beberapa kasus,
perusahaan klien menyewa spesialis untuk menghitung banyaknya persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
Waktu dan luas pengujian: Waktu penghitungan persediaan pada sistem persediaan klien dan
efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, besarnya persediaan
ditentukan dengan penghitungan fisik, dan penghitungan dilakukan ada waktu tertentu ( biasanya
mendekati tanggal neraca ). Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian intern yang
baik/ efektif, penghitungan fisik dilakukan pada waktu interim dan dibandingkan dengan catatan
persediaan.
Auditor harus menelaah perencanaan penghitungan yang akan dilakukan oleh klien. Biasanya,
auditor diminta untuk membantu menyusun perencanaan penghitungan oleh klien. Auditor biasanya
bertanggung jawab untuk: (1) merencanakan prosedur (2) menentukan banyaknya tenaga kerja yang
diperlukan (3) menunjukan anggota tim audit untuk lokasi tertentu.
Luasnya perhitungan yang dilakukan oleh auditor bergantung pada kehati-hatian yang diterapkan
oleh pekerja yang melakukan penghitungan, sifat dan komposisi persediaan, dan efektivitas
berkaitan dengan penjagaan fisik persediaan dan pemeliharaan catatan perpetual. Kesimpulan
observasi perlu diformulasikan dari rencana penghitungan (2) luas penghitungan (3) kesimpulan ada
keakuratan penghitungan dan kondisi umum persediaan.
Perusahaan kadang masih menyimpan persediaan yang dimiliki pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan
telah benar benar membeli persediaan barang jadi perusahaan klien. Akan tetapi pelanggan tersebut
belum mengambilnya. Persediaan tersebut sebenarnya bukan milik perusahaan klien lagi.
Manajemen harus memisahkan persediaan milik pelanggan tersebut. Dengan demikian, apabila
dilakukan perhitungan fisik, persediaan tersebut tidak ikut dihitung. Oleh karena itu, auditor perlu
mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai kepemilikan persediaan. Prosedur pengujian
ini berkaitan erat dengan asersi hak dan kewajiban, dan penyajian dan pengungkaan.
Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien yang tercantum dalam neraca benar-benar
dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi. Auditor perlu mendektiksi persediaan yang
lambat tingkat perputarannya, cacat atau rusak. Auditor dapat menghimpun bukti mengenai kualitas
persediaan dengan cara :
Apabila auditor tidak daat menilai kualitas persediaan, auditor dapat mengajukan jasa penilai
aktiva independen. Hal terutama dilakukkan atas persediaan kandungan minyam bumi dan gas
didalam tanah, nilai persediaan berlian dan sejenisnya. Prosedur pengujian ini berkaitan erat
dengan asersi penilaian atau pengalokasian.
Pricing test atau pengujian pentapan harga persediaan meliputi seluruh pengujian atas harga per
unit persediaan untuk menentukan ketepatan harga tersebut. Pengujian ini terdiri atas dua langkah,
yaitu :
Pengujian ini mencakup juga persediaan yang merusak, cacat dan rendah perputarannya.
Auditor perlu memastikan bahwa persediaan yang tidak baik kondisinya tersebut tidak dinilai
melebihi nilai yang dapat direalisasikan. Auditor juga perlu memastikan konsistensi penggunaan
metode penentuan harga persediaan. Prosedur pengujian ini perkaitan erat dengan asersi
penilaian atau alokasi. Pengujian penentuan harga persediaan merupakan saalah satu bagian
yang penting yaitu :
A. Metode yang digunakan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum,
B. Penerapan metode yang digunakan harus konsisten dari tahun ke tahun
C. Harga perolehan pengganti dan harga pasar harus dipertimbangkan dengan cepat.
Pengujian Keakuratan Klerikal
Sesudah penghitungan fisik dilakukan, klien menggunakan kartu persediaan atau daftar
perhitungan untuk menyiapkan atau mengkomplikasi daftar persediaan yang dihitung. Daftar
persediaan tersebut kemudian digabungkan dengan daftar harga untuk menentukan rupiah
persediaan. Pengujian keakuratan klerikal meliputi perhitungan kembali keseluruhan item yang ada
didalam daftar persediaan dan memverifikasi keakuratannya. Pengujian ini menyediakan bukti untuk
asersi keberadaan dan keterjadian, klengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Prosedur ini meliputi pengujian dokumen pendukung baik untuk cost dan harga pasar dari
persediaan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga
digunakan untuk menentukan apakah prisedur biaya yang digunakan tahun lalu masih konsisten
diterapkan untuk periode yang sekarang.
Pengujian Biaya Pembelian Persediaan: untuk persediaan yang dibeli untuk dijual lagi maupun
digunakan perusahaan sendiri, biaya harus diusut ke faktur pembelian. Bila digunakan metode LCOM
auditor perlu menelaah baik nilai cost maupun nilai pasar persediaan.
Pengujian biaya persediaan hasil produksi: Sifat dan luas pengujian barang dalam proses maupun
barang jadi sangan tergantung pada keandalan catatan akuntansi biaya dan metode yang digunakan
untuk mengakumulasikan biaya. Metode itu perlu ditelaah untuk menentukan keakuratannya dan
konsistensinya.
Persediaan barang jadi perusahaan klien tidak hanya meliputi persediaan yang ada di gudang
perusahaan. Perusahaan sering memiliki persediaan barang jadi yang ada di gudang umum atau di
agen penjual dan distributor. Saldo persediaan di gudang umum tersebut terutama dapat diuji
dengan pelaksanaan konfirmasi persediaan.
Auditor biasanya akan memperoleh konfirmasi langsung secara tertulis dari pengelola tempat
penyimpanan tersebut. Jika persediaan tersebut merupakan jumlah yang signifikan dalam total
aktiva, maka auditor perlu melaksanakan prosedur berikut:
a. Menguji prosedur penyelidikan yang digunakan pemilik gudang atas penjaga gudang dan
penilaian kinerja penjaga gudang.
b. Melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan di gudang umum, jika dapat
dilaksanakan.
Prosedur pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak
dan kewajiban.
Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan pengungkapan. Auditor harus
memahami harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga pokok
produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Penyajian saldo persediaan yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi persediaan sebagai aktiva
lancar dalam neraca. Auditor juga dapat menentukan apakah pengungkapan persediaan yang rusak
atau cacat dan lambat perputarannya sudah memadai.
Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan. Bukti dapat dihimpun melalui
penelaahan atas notulen rapat pertemuan dewan komisaris, dan mengajukan pertanyaan pada
manajemen.