Anda di halaman 1dari 7

LAB 5 – Audit of Inventory and Warehouse

I. Tujuan Pembelajaran
1. Menilai kewajaran atas persediaan
2. Memeriksa ada tidaknya internal control yang cukup baik atas persediaan
3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal neraca (existence)
4. Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation) dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan
5. Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/ SAK Audit atas Persediaan materialitas, tipe-tipe
materialitas, dan cara menentukan materialitas dalam audit

II. Tinjauan Teori


Inventory and warehousing cycle merupakan siklus yang unik karena hubungannya erat
dengan siklus transaksi lainnya. Audit terhadap persediaan sering kali merupakan bagian yang
paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kompleksitas audit persediaan yaitu:
a. Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.
b. Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
c. Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan yang berbeda
d. Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan hal yang
penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan
e. Beberapa metode penilaian persediaan menyebabkan beberapa organisasi ingin
menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai bagian persediaaHasil yang
diharapkan yang ditentukan klien
Business Functions

Tujuan audit pada siklus ini adalah untuk menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan
menyajikan informasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, dan harga pokok
penjualan secara wajar. Bagian dari audit dapat dibagi menjadi 5 aktivitas yang berbeda, yaitu:

1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead
2. Perpindahan internal atas aset dan biaya
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya
4. Pengamatan fisik atas persediaan
5. Penetapan harga dan kompilasi persediaan
Audit of cost accounting
Pengendalian akuntansi biaya adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran
biaya terkait sejak bahan baku dipesan sampai barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke
penyimpanan.
Pengujian akuntansi biaya:
• Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik hanya terbatas pada observasi dan inquiry. Jika
auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit
dihitung secara akurat, maka auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian
persediaan fisik untuk memastikan bahwa perghitungannya memadai.
• Dokumen dan catatan pemindahan persediaan
Apakah pemindahan yang dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat,
jumlah dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami
pengendalian internal, kemudian dilakukan pengujian melalui pemeriksaan terhadap
catatan dan dokumen.
• Perpetual inventory Masterfile
Pengujian atas perpetual inventory masterfile dilakukan dengan pemeriksaan dokumen
yang berhubungan dengan penambahan atau pengurangan jumlah inventory pada
masterfile. Jika inventory masterfile sudah tergolong akurat didasarkan pada prosedur yang
ada maka akan dapat mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
audit.
• Catatan biaya per unit
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi
dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari
pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga
harus dievaluasi.
Inventory Pricing Test
Dalam melakukan valuasi dari inventory ada tiga hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor,
pertama metode valuasi inventory yang digunakan oleh manajemen harus sesuai dengan standar
akuntansi, kedua pengaplikasian metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun. ketiga,
pertimbangan mengenai Net Realizable Value dari inventory yang ada:
1. Pricing Purchased Inventory
Hal pertama yang harus dipertimbangkan auditor ketika melakukan price test adalah
memastikan metode valuasi persediaan apa yang digunakan (FIFO, weighted average,
Specific Identification atau metode penilaian lain). Auditor juga harus memastikan biaya
apa saja yang bisa dimasukan kedalam penilaian barang persediaan, seperti biaya angkut,
diskon, penyimpanan dan biaya-biaya lainnya. Serta harus dipastikan juga bahwa
penentuan biaya tersebut telah dilakukan secara konsisten atau tidak. Hal ini bisa dipastikan
dengan meminta list barang persediaan beserta dokumen seperti faktur pembelian yang
mendukung list tersebut.
2. Pricing Manufactured Inventory
Dalam melakukan penilaian untuk persediaan barang setengah jadi dan barang jadi, auditor
harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Dalam
menilai jumlah bahan baku di barang hasil produksi auditor harus mempertimbangkan
biaya per unit bahan baku dan jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit barang jadi, melalui pemeriksaan invoice dari vendor dan perpetual
master file dari inventory. Untuk memeriksa tenaga kerja, auditor harus memverifikasi
biaya per jam untuk tenaga kerja langsung dan berapa jam yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit barang jadi. Untuk penilaian overhead, auditor harus mengevaluasi
seberapa konsisten dan masuk akal pendekatan yang digunakan oleh manajemen dalam
mengalokasikan biaya overhead.

Anda mungkin juga menyukai