F0319064
RMK Pengauditan 2, Chapter 21
Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan
Audit siklus persediaan dan pergudangan memiliki hubungan yang erat dengan
siklus audit lainnya, baik siklus akuisisi dan pembayaran, siklus penggajian dan
personalia, serta siklus penjualan dan penerimaan. Audit persediaan umumnya
memakan waktu yang cukup lama dikarenakan kompleksitasnya. Persediaan
biasanya memiliki nominal akun terbesar di neraca serta persediaan sering kali
berada di lokasi yang berbeda yang membuat kontrol dan penghitungan fisik
menjadi lebih sulit. Item persediaan yang sangat beragam menyulitkan auditor
untuk mengamati dan menilai persediaan tersebut. Hal terakhir yang turut
menambah kompleksitas audit persediaan adalah metode penilaian yang beragam,
antara produk satu dengan produk lainnya memiliki metode penilaian yang berbeda
tergantung dengan kebijakan perusahaan dan standar akuntansi. Kompleksitas-
kompleksitas inilah yang membuat pendeteksian salah saji di akun persediaan
menjadi tantangan bagi auditor.
1. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait
Persediaan umumnya sangat beragam tergantung dengan sifat bisnisnya, apakah
termasuk dalam perusahaan dagang atau dalam perusahaan manufaktur. Audit dalam
perusahaan dagang umumnya lebih mudah dibandingkan dengan audit di perusahaan
manufaktur. Perusahaan manufaktur memiliki akun persediaan yang beragam mulai
dari persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi. Berikut enam fungsi yang membentuk siklus
persediaan dan pergudangan.
1) Proses Order Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan perolehan bahan baku
untuk proses produksi. Permintaan pembelian ini adalah formulir yang digunakan
untuk meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan ke
supplier/vendor.
2) Menerima Bahan Baku
Siklus persediaan dan pergudangan selanjutnya adalah proses penerimaan
bahan baku yang dipesan. Proses ini melibatkan pemeriksaan bahan baku yang
diterima untuk kuantitas dan kualitas bahan baku.
3) Menyimpan Bahan Baku
Setelah barang diterima, bahan baku langsung menuju ruang penyimpanan.
Proses keluar masuk bahan baku akan dimonitor secara ketat melalui sistem
akuntansi.
4) Memproses Barang
Memproses barang ini adalah tahapan untuk mengkonversi bahan baku menjadi
produk jadi sesuai dengan permintaan atau spesifikasi yang diinginkan. Sistem
akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dalam fungsi pemrosesan
barang. Catatan akuntansi biaya menjadi catatan untuk akumulasi seluruh biaya
yang dibutuhkan untuk memproses pesanan, baik itu Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langung, dan Biaya Overhead Pabrik.
5) Penyimpanan Barang Jadi
Barang jadi yang sudah selesai semua tahapan produksinya akan disimpan
terlebih dahulu untuk menunggu proses pengiriman.
6) Proses Pengiriman Barang
Barang yang sudah siap dikirimkan akan dilakukan proses pengiriman kepada
konsumen. Dalam proses ini, pengiriman barang harus disertai dengan dokumen
yang benar dan disahkan oleh pegawai yang terkait.
4. Prosedur Analitis
Selain melakukan prosedur analitis untuk memeriksa hubungan saldo akun
persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya, auditir sering menggunakan
informasi non keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan.
Misalnya, auditor mungkin memerlukan pengetahuan tentang ukuran dan berat
produk inventaris, metode penyimpanannya, dan kapasitas fasilitas penyimpanan
untuk menentukan apakah inventaris yang dicatat konsisten dengan inventaris yang
tersedia di penyimpanan.
Prosedur analitis yang dapat dilakukan dalam proses audit adalah dengan
membandingkan persentase margin kotor dengan tahun-tahun sebelumnya,
membandingkan perputaran persediaan dengan tahun-tahun sebelumnya serta
membandingkan biaya per unit persediaan dengan biaya per unit di tahun-tahun
sebelumnya.
7. Integrasi Pengujian
Dalam menguji persediaan fisik, auditor mungkin sangat bergantung pada file
induk persediaan perpetual jika telah diuji sebagai bagian dari satu atau lebih siklus
yang telah dibahs pada bab sebelumnya. Secara sederhana, seperti yang sudah
dijelaskan dibagian awal bahwa pengujian persediaan ini sangat berhubungan
dengan pengujian-pengujian di siklus sebelumnya. Ketika pengujian di siklus
sebelumnya memberikan bukti yang memadai mengenai kehandalannya maka itu
akan sangat berpengaruh terhadap prosedur audit siklus persediaan yang dilakukan.