Anda di halaman 1dari 2

Nama : Irfannul Ulum (F0319064) 20

RMK Manajemen Keuangan Ch. Stocks and their valuation


1. Legal Rights and Privileges of Common Stocksholder
Pemegang saham atas suatu perusahaan merupakan pemilik atas perusahaan tersebut.
Karena kepemilikan tersebut, pemegang saham memiliki hak dan privilige (hak
istimewa) dalam setiap proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Secara
umum, yang termasuk kedalam hak pemegang saham, adalah sebagai berikut;
a. Control Of The Firm
Pemegang saham memiliki kontrol penuh atas pengelolaan perusahaan. Salah
satu bentuk kontrol dari pemegang saham adalah dalam pemilihan direktur.
Semua pemegang saham memiliki hak untuk memilih direktur perusahaan
dengan mekanisme dan tata cara pemilihan yang sudah diatur sebelumnya.
b. The Preemptive Right
Pemegang saham juga memiliki hak yang disebut dengan Preemptive Right,
Preemptive Right adalah hak pemegang saham untuk membeli saham
tambahan yang dijual perusahaan. Hak ini bertujuan untuk mencegah
manajemen perusahaan dalam penjualan saham baru yang disinyalir akan
mengakibatkan kerugian pada pemegang saham yang telah ada.
2. Types of Common Stocks
Secara umum, perusahaan hanya memiliki satu jenis saham. Tetapi, ada juga
perusahaan yang mengklasifikasikan sahamnya untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, baik itu yang berhubungan dengan operasi perusahaan ataupun kebutuhan
manajerial perusahaan. Dalam pengklasifikasian ini, perusahaan biasanya membagi
saham atas kelas-kelas, seperti kelas A dan B yang dibedakan atas jumlah vote per
lembar sahamnya.
3. Stock Price versus Intrinsic Value
Stock Price adalah harga saham yang dlihat dari harga pasar atas saham tersebut.
Harga saham ini bisa dilihat dari pasar sekunder. Intrinsic Value adalah nilai
sebenarnya atas saham tersebut yang tidak bisa dinilai secara langsung dan harus
melalui perhitungan terlebih dahulu. Secara teori, keseimbangan pasar atau market
equlibrium terjadi apabila instrinsic value sama dengan harga saham atau Stock price
nya. Komponen atas keduanya bisa dilihat dibawah ini:
Stoks Instrinsic Value = True Investor Cash Flows, True Risk
Stocks Market Price = Perceived Investor Cash Flows, Perceived Risk.
Mengapa investor dan perusahaan harus memahami instrinsic value? Instrinsic value
merupakan salah satu variabel yang harus diperhatikan investor sebelum melakukan
perdagangan atau investasi saham. Ketika Investor akan membeli saham, maka tujuan
utamanya adalah membeli saham yang undervalued atau harga sahamnya lebih rendah
daripada nilai instrinsiknya dan menghindari saham yang overvalued (harga saham
lebih tinggi daripada nilai Instrinsiknya). Manajemen perusahaan juga harus
memperhatikan nilai instrinsik atas saham, utamanya ketika proses pengambilan
keputusan. Dua model untuk mengestimasi instrinsic value, dapat dilihat di bawah ini;
4. The Discounted Dividend Model
a. Expected Dividends As The Basis For Stocks Values
D¹ adalah dividend yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham
setiap tahunnya
rˢ adalah rate of return atas investasi tersebut yang didasarkan pada tingkat
risikonya dan tingkat pengembalian atas investasi yang lain.
5. Constant Growth Stocks
Constant Growth Stocks adalah suatu asumsi bahwa tingkat dividen yang akan
dibayarkan perusahaan memiliki tingkat yang sama setiap tahunnya. Apabila tingkat
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya berfluktuasi, maka
perusahaan dapat menggunakan persamaan yaitu:

Apabila setiap tahun dividen yang dibayarkan perusahaan memiliki tingkat yang sama
atau konstant, maka persamaannya berubah menjadi:

G adalah expected growth rate atau growth rate yang diharapkan investor atas
dividend.
6. Valuating Nonconstant Growth Stocks
Untuk kebanyakan perusahaan, sulit untuk berasumsi bahwa dividend akan tumbuh
dalam tingkat yang sama atau Constant Rate. Hal itu dikarenakan, tingkat dividen
setiap periodenya dipengaruhi oleh siklus usaha perusahaan tersebut. Setiap periode,
mungkin saja dividen yang dibayarkan akan lebih tinggi ataupun lebih rendah dari
pembayaran dividen sebelumnya. Atas kemampuan pembayaran dividen tersebut,
perusahaan seperti Microsoft pada tahun 1990an dan Google pada tahun 2000an
digolongkan menjadi perusahaan Supernormal (suatu kondisi di mana perusahaan
berkembang lebih cepat dari ekonomi secara keseluruhan).
7. Enterprise-Based Approach to Valuation
Corporate Valuation Model adalah suatu metode penilaian untuk menilai dividen
dengan menggunakan firm’s value atau nilai atas perusahaan tersebut. Cara
menggunakan metode penilaian ini adalah menghitung terlebih dahulu Free Cash
Flow kemudian dipresent valuekan untuk menentukan nilai perusahaan.
8. Preffered Stocks
Saham preferen adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham
biasa. Hak istimewa tersebut diantaranya adalah adanya prioritas pembayaran
dibandingkan saham biasa atau common stocks.

Anda mungkin juga menyukai