SAHAM Di dalam penentuan harga saham perlu mendasarkan atas estimasi arus
kas yang akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Arus kas tersebut
terdiri dari dividen dan penjualan kembali saham tersebut. Apabila kita
tidak mampu untuk menaksir arus kas tersebut dengan tepat, maka
kemungkinan analisis kita salah, sehingga oleh karena itu kita akan selalu
menanggung risiko. Karena sesungguhnya sangat sulit bagi seorang
investor untuk dapat dengan tepat menaksir arus kas perusahaan tersebut.
Karena adanya kesulitan untuk menggunakan arus kas yang di-present
value-kan dalam menentukan harga saham, maka muncul beberapa
model penyederhanaan, adapun model penyederhanaan tersebut adalah
sebagai berikut:
model diskonto dividen; model pertumbuhan nol;
model pertumbuhan konstan;
model pertumbuhan tidak konstan atau ganda;
model pendekatan PER.
Kegiatan Belajar 2: Pendekatan Penilaian Saham Lainnya
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja ,saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa ( common stock ). Sebagai
pemilik perusahaan ,pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak
Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban
yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
Kadang kala suta saham tidak mempunyai nilai nominal (no-par value
stock). Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi
umumnya menetapkan nilai sendiri (stated value) per lembarnya. Jika
tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang danggap sebagai modal
secara hukum adalah semua penerimaan bersih (proceed) yang diterima
oleh emiten pada waktu mengeluarkas saham bersangkutan
Nilai buku saham preferen dihitung dengan mengalikan nilai tebus (call price) ditambah dengan
dividen yang di arrears dengan lembar saham. Preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak
digunakan, maka nilai nominal yang digunakan Di dalam perhitungan ini, agio saham untuk
saham preferen tidak dimasukkan, karena pemegang saham preferen zidak mempunya hak
untuk agio ini. walaupun berasal dari saham preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkan
sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa,
Nilai buku saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai buku saham
preferen. baku per lembar saham ba dihitung dengan membagi nilai total ekuitas saham biasa dengan
jumlah lembar saham biasa yang beredar
Contoh 4.5:
Total ekuitas suatu perusahaan adalah sebesar Rp7 milyar. Perusahaan ini mempunyai 80.000 lembar saham preferen dengan nilai
nominal Rp10.000 per lemburnya. Dividen untuk saham preferen sebesar 7% yang berada di arrears adalah selama 1 tahun
Jumlah saham biasa yang beredar adalah sebanyak 720.000 lembar. Berapa nilai buku saham preferen dan saham biasa?
Jawab:
Nilai ekuitas dari saham preferen sebagai berikut ini.
Nilai nominal saham preferen (80.000 lembar x Rp10.000,-) = Rp800.000.000
Dividend in arrears (80.000 lembar x 7% x Rp 10.000,-) = 56.000.000
Jadi nilai buku per lembar saham preferen adalah sebesar Rp 856.000.000 dibagi dengan 80.000 lembar Rp10.700.
Nilai buku saham biasa adalah sebesar (Rp7.000.000.000,- Rp856.000.000,- dibagi dengan 720.000 lembar saham
biasa yang beredar) yaitu sebesar Rp8.533,- per lembarnya
C. NILAI INTRINSIK
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya yang diperkirakan. Nilai intrinsik disebut juga dengan nilai fundamental
(fundamental value).
.
2. Model Diskonto Dividen
Oleh karena itu, bagi investor, nilai dividen banyak digunakan untuk
menggantikan nilai arus kas masa depan untuk menghitung nilai
intrinsiknya, sehingga rumus nilai intrinsiknya menjadi:
Ada tiga macam variasi dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.
Versi pertama adalah nilai dividen konstan dari waktu ke waktu
Versi kedua adalah nilai dividen yang dibayarkan meningkat konstan
dengan pertumbuhan sebesar g % Versi yang ketiga adalah nilai
dividen tidak beraturan dari waktu ke waktu.
Jika harga pasar saham AMFG pada saat itu adalah sebesar
Rp5,000.
apakah harga pasar ini murah (undervalue atau mahal
(overvalued)
Jawab : A
Harga pasar sebesar Rp5.000 lebih besar dari harga
perkiraan seharusnya yang hanya sebesar Rp1,143.
Dengan demikian, harga pasar saham ini
mahal( overvalued)
B C
D E
B. Pembayaran Dividen Bertambah Konstan
Pada awal tahun ini perusahaan TUMBUH membayar dividen sebesar Rp100 per tahunnya.
Dari pengalaman masa lalu, perusahaan in meningkatkan dividennya sebesar 4% per
tahunnya. Jika tingkat suku bunga diskonto adalah sebesar 7%, berapa nilai intrinsik saham
ini pada awal tahun?
C. Pembayaran Deviden Tidak Beraturan
Jika pembayaran dividen tidak beraturan dari waktu ke Karena tidak mungkin membayar dividen sampai tahun
waktu maka D₁ D₂. dan seterusnya tidak sama nilainya tak berhingga maka pembayaran dividen dapat hanya
dan berbeda-beda nilainya. Untuk menghitung nilai sampai tahun ke-n saja dan nilai dividen tahun ke n +1
intrinsik saham maka dividen yang berbeda-beda sampai tahun tak berhingga dapat diwakili dengan nila
nilainya ini perlu didiskontokan ke nilai sekarang satu terminal (terminal value) atau nilai residual (residual
persatu dengan tingka diskonto yang berlaku, misalnya K value) sebagai berikut
sebagai berikut ini
Contoh 4.9
Perusahaan ACAK membayar dividen acak per lembar sahamnya selama empat tahun sebagai berikut ini Divides akhir
tahun 1 adalah sebesar Rp75 dividen akhir tahun ke-2 sebesar Rp100, dividen akhir tahun ke-3 sebesar Rp40 dan dividen
akhir tahun ke-4 adalah sebesar Rp125. Diperkirakan nila terminal perusahaan ini pada akhir tahun ke-4 adalah sebesar
Rp5,750 per
[13.02, 24/10/2022] Ome: Perusahaan ACAK membayar dividen acak per lembar sahamnya selana empat tahun sebagai
berikut ini Divides akhir tahun 1 adalah sebesar Rp5 dividen akhir tahun ke-2 sebesar Rp100, dividen akhir tahun ke-3
sebesar Rp80 dan dividen akhir tahun ke-4 adalah sebesar Rp125. Diperkirakan nila terminal perusahaan ini pada akhir
tahun ke-4 adalah sebesar Rp5,750 perlembar sahamnya, jika tingkat saku bunga diskonto adalah sebesar 7% berapa nilai
intrinsik saham ini pada awal tahun?
Jawab
Alternatif lain menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan metode relatif.
Metode relatif ini menghitung nilai intrinsik saham dikaitkan secara relatif dengan nilai yang lain, misalnya terhadap
nilai penjualan (sales) atau nilai laba perusahaan (earnings) Salah satu metode yang populer adalah dengan
mengaitkannya relatif terhadap laba Metode ini dikenal dengan nama earnings multiplier. Dengan metode ini, nilai
intrinsik saham dapat dihitung dengan rumus
Contoh 4.10:
PER suatu perusahaan adalah sebesar 15% Laba bersih yang diperoleh perusahaan
diperkirakan akan sebesar Rp300,- per lembarnya per tahun. Berapa nilai intrinsik perusahaan
ini?
Jawab:
Nilai intrinsik perusahaan ini sebagai berikut.
Po * = PER X E₁
=15 X RP. 300 = RP.4.500
TERIMAKASIH