Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEUANGAN

PENILAIAN SAHAM DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

DOSEN PENGAMPU:
Lidya Natalia Pasaribu, S.Ak., M.M

Disusun Oleh :
Asda Ria Sitorus ( 223304020399 )
Diosty Dibendiga Sembiring ( 223304020384 )
Erica Mentari Purba ( 223304020345 )
Erzya Azri Fachriza ( 223304020373 )
Florentia Jasmine ( 223304020396 )
Frans Chandra Sembiring ( 223304020368 )
Livia Haya Br. Bangun ( 223304020390 )
Marianti Pakpahan ( 223304020281 )
Yusnia Marpaung (223304020385)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2022/2023
PENILAIAN SAHAM

A. Pengertian Saham
Saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.
B. Jenis-jenis Saham
a) Blue Chip Stocks
Saham ini banyak dipilih investor karena merupakan saham dari perusahaan yang
memiliki reputasi dan kinerja keuangan yang baik. Biasanya investor yang
memiliki saham blue chip dapat meraih dividen yang stabil karena emiten yang
masuk daftar blue chip rajin membagikan dividen.

b) Income Stocks
Saham ini memiliki keunggulan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata
dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Income stocks sangat
memperhatikan dividen yield yang dibagikan setiap tahunnya. Jenis saham ini
lebih cocok untuk investor yang memiliki profil risiko konservatif, atau memiliki
target pendapatan dividen stabil untuk kebutuhan pensiun atau dana pendidikan
anak.

c) Growth Stocks
Growth stocks merupakan saham emiten yang diperhitungkan akan mengalami
laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata pasar. Jenis saham ini
dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu saham well-known dan lesser known.
Saham well-known mirip dengan saham blue chip yang memiliki perkembangan
pendapatan tinggi dan memiliki reputasi tinggi, sementara saham lesser known
merupakan saham yang bukan petinggi di dalam industrinya dan kurang populer
di kalangan emiten. Meskipun kurang populer di kalangan emiten, perusahaannya
mempunyai kinerja yang bagus.

d) Speculative Stocks
Apakah Anda merupakan investor dengan profil risiko tinggi yang berani
mengambil risiko untuk memperoleh imbal hasil yang agresif? Saham jenis ini
berpotensi untuk menghasilkan keuntungan tinggi di masa depan, namun
kekurangannya adalah tidak memberikan keuntungan yang konsisten karena
pergerakannya cenderung fluktuatif dan sulit ditebak.

e) Counter Cyclical Stocks


Saham jenis ini relatif stabil saat kondisi ekonomi sedang fluktuatif karena tidak
terpengaruh dengan kondisi ekonomi dan bisnis. Saham jenis ini cocok untuk
Anda jadikan sebagai pilihan investasi jangka panjang. Contoh emiten yang
masuk dalam jenis ini adalah emiten yang bergerak dibidang kebutuhan sehari-
hari, misalnya consumer goods.
C. Ciri-ciri Saham
1. Saham Preferen
Saham preferen memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya:
 Keuntungan tetap: Saham preferen memberikan keuntungan tetap
yang dibayarkan dalam bentuk dividen pada periode yang telah
ditentukan. Keuntungan ini akan dibayarkan sebelum dividen pada
saham biasa dibayarkan.
 Prioritas dalam pembayaran dividen: Saham preferen memiliki
prioritas lebih tinggi dibanding saham biasa dalam pembayaran
dividen. Hal ini artinya, jika perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan tidak mampu membayar dividen secara penuh, maka
saham preferen akan dibayar terlebih dahulu sebelum saham biasa.
 Tidak memiliki hak suara: Pemegang saham preferen tidak
memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)
dan tidak dapat memilih anggota dewan direksi atau memberikan
suara dalam keputusan perusahaan.
 Berpotensi untuk dikonversi: Saham preferen dapat dikonversi
menjadi saham biasa pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal ini tergantung pada syarat dan ketentuan yang
diatur dalam perjanjian konversi.
 Tidak memiliki jangka waktu tetap: Saham preferen tidak memiliki
jangka waktu tetap seperti obligasi. Saham preferen akan terus
berlaku hingga perusahaan memutuskan untuk menebusnya atau
mengkonversinya menjadi saham biasa.
2. Saham Biasa
Saham biasa atau saham umum memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya:
 Potensi keuntungan yang lebih tinggi: Saham biasa memiliki
potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada saham preferen.
Keuntungan yang diperoleh dari saham biasa bersifat tidak tetap,
tergantung pada kinerja perusahaan dan kondisi pasar.
 Hak suara dalam rapat umum pemegang saham: Pemegang saham
biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan dapat memilih anggota dewan direksi serta
memberikan suara dalam keputusan perusahaan.
 Pembayaran dividen bersifat tidak tetap: Pembayaran dividen pada
saham biasa bersifat tidak tetap dan bergantung pada kinerja
perusahaan serta kebijakan perusahaan dalam membagikan
dividen.
 Prioritas pembayaran dividen yang lebih rendah: Saham biasa
memiliki prioritas yang lebih rendah dibanding saham preferen
dalam pembayaran dividen. Hal ini artinya, jika perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu membayar
dividen secara penuh, maka saham preferen akan dibayar terlebih
dahulu sebelum saham biasa.
 Tidak memiliki konversi atau hak untuk ditebus: Saham biasa tidak
memiliki hak untuk dikonversi menjadi saham preferen dan tidak
dapat ditebus oleh perusahaan. Saham biasa akan terus berlaku
selama perusahaan masih beroperasi.
D. Penilaian Saham
Penilaian saham adalah metode penghitungan nilai-nilai teoritis dari sebuah perusahaan
dan saham mereka. Penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu nilai buku, nilai
pasar, dan nilai intrinsik. Nilai Buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan
pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai Pasar adalah nilai saham di pasar,
yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau
dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi
(Eduardus, 2010 : 301).
E. Tujuan Penilaian Saham
Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi. Penilaian saham
dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli atau di jual akan
memberikan kan tingkat return yang diharapkan.
Nilai saham dibedakan menjadi :
a) Nilai Buku

Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan


penerbit saham (emiten). Nilai buku dan nilai nominal dapat dicari di dalam atau
ditentukan berdasarkan laporan perusahaan keuangan. Nilai buku juga merupakan
nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan.
Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva
bersih untuk saham yang dimiliki investor.

 Nilai buku per lembar saham adalah nilai aset bersih (net assets) yang
dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham.
 Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
 Nilai buku = total ekuitas (:)Jumlah saham biasa yg beredar
Rumus menghitung Nilai buku = total ekuitas (:)Jumlah saham biasa yg
beredar.
b) Nilai Pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran
saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar
tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi
harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan. Nilai pasar dapat
dilihat pada harga saham di bursa efek
c) Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar
saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu
mahal..Terdapat dua macam analisis yang banyak digunakan untuk
menentukan nilai sebenarnya dari saham :
 Analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis)
atau analisisperusahaan (company analysis). Analisis fundamental
menggunakan data fundamentalyaitu data yang berasal dari keuangan
perusahaan. Analisis ini banyak digunakan olehakademisi.
 Analisis teknis (technical analysis). Analisis teknis menggunakan
data pasar darisaham untuk menetapkan nilai dari saham. Analisis ini
banyak digunakan oleh praktisidalam menentukan harga saham. Analisis
fundamental menghitung nilai instrinsik saham.

F. Jenis-jenis Penilaian Saham


1. Penilaian Saham Biasa
Ada tiga model pertumbuhan dividen (asumsi bahwa jika saham dimiliki
selamanya) yang biasanya dipakai sebagai model penilaian saham berbasis MDD:
 Model pertumbuhan nol (zero growth model)
 Model pertumbuhan konstan (constant growth model)
 Model pertumbuhan tidak konstan (nonconstant growth model)
2. Penilaian Saham Preferen
Saham yg memberikan sejumlah dividen yang tetap jumlahnya dalam waktu yang
tak terbatas. Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh tempo, maka
penilaian saham preferen merupakan suatu perpetuitas.
PV= D(:)k
-PV= Nilai saham preferen
-D = dividen tahunan per lembar saham preferen
-k = tingkat return/pengembalian yang disyaratkan pada saham preferen
Contoh:
Microsoft mempunyai saham preferen dengan tingkat deviden yang dibayarkan
sebesar Rp 1.500,00 tiap tahun. Tingkat pengembalian yang diinginkan investor
adalah 14%. Berapa nilai saham preferen tersebut?
Jawab:
PV= D:k
=1.500(:)0,14
=Rp 10.714,29
KEBIJAKAN DIVIDEN
A. Pengertian
Kebijakan dividen saham adalah keputusan perusahaan untuk membayar dividen dalam
bentuk saham tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai. Dalam kebijakan ini,
perusahaan mengeluarkan saham tambahan dan mendistribusikannya kepada pemegang
saham sebagai dividen.

Beberapa contoh kebijakan dividen saham yang dapat dicari antara lain:

 Dividen saham reguler: Perusahaan mengeluarkan saham tambahan sebagai


dividen pada setiap periode tertentu, seperti setiap kuartal atau setiap tahun.
Pemegang saham akan menerima saham tambahan sesuai dengan jumlah
saham yang mereka miliki.
 Dividen saham opsi: Perusahaan memberikan opsi kepada pemegang saham
untuk memilih apakah mereka ingin menerima dividen dalam bentuk uang
tunai atau saham tambahan.
 Dividen saham pilihan: Perusahaan memberikan pilihan kepada pemegang
saham untuk memilih apakah mereka ingin menerima dividen dalam bentuk
uang tunai atau saham tambahan, dengan harga yang lebih rendah dari harga
pasar saat itu.
Keuntungan dari kebijakan dividen saham adalah perusahaan dapat menghemat uang
tunai dan tetap memperoleh pendanaan tambahan. Namun, kebijakan ini dapat
mengurangi nilai saham karena jumlah saham yang beredar akan bertambah, yang dapat
menyebabkan dilusi saham dan penurunan harga saham.

Perlu diingat bahwa kebijakan dividen saham harus dievaluasi dengan hati-hati, dan
investor harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari kebijakan ini sebelum
memutuskan untuk berinvestasi.
Pengertian Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend payout ratio atau yang disingkat menjadi DPR dan diterjemahkan kedalam
Bahasa Indonesia menjadi rasio pembayaran dividen adalah perbandingan antara
dividend per share dan earning per share (EPS) pada suatu periode tertentu.

Rumus Cara Menghitung Dividend Payout Ratio (DPR)

Berdasarkan penjelasan dividend payout ratio atau DPR diatas, maka rasio dividend
payout ratio bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

DPR = DPS/EPS

Yang mana DPS adalah dividen per share dan EPS adalah earning per share.

Contoh:

PT ABC memiliki lembaran saham sebanyak 24.345.600 lembar. Lantas, dividen yang
dibagikan pada tahun 2020 adalah Rp 300 juta dan net profit ataupun laba bersih yang
diperoleh PT ABC adalah Rp 600 juta. Lalu, berapakan nilai dividend payout ratio dari
PT ABC?

Jawaban:

Carilah nilai dividen per share dengan cara = Rp. 300.000.000:24.345.600 = 12,32

Carilah nilai earning per share dengan cara = Rp. 600.000.000:24.345.600 = 24,64

Maka, nilai dividend payout ratio dari PT ABC adalah = 12,32:24,64 = 0.5 atau 50%.

B. Faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen


1. Posisi likuiditas perusahaan
2. Kebutuhan dana untuk membayar utang
3. Kemampuan untuk meminjam
4. Pembatasan dalam perjanjian utang
5. Tingkat ekspansi aktiva
6. Stabilitas laba
7. Tingkat pertumbuhan perusahaan
8. Keadaan pemegang perusahaan
9. Pembatasan hukum
10. Pengawasan terhadap perusahaan
C. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
1. Dividen saham (stick devidend)Dividen saham adalah pembayaran dividen berupa
saham kepada pemegang saham. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan, dividen
saham tidak lebih dari rekapitalisasi perusahaan. Artinya pembagian dividen
saham tidak akan mengubah jumlah modal perusahaan, tetapi hanya terjadi
perubahan pada sturktur modal saja.
 Neraca
 Harga Saham
2. Pemecahan stock (stock splits)
Stock split dalam pengertian yang sederhana artinya adalah pemecahan nilai
saham. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah saham yang beredar dan
menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih murah sehingga
transaksinya menjadi ramai kembali.
D. Hubungan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh kebijakan dividen dengan nilai perusahaan didukung oleh teori bird in the hand,
yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan oleh rasio pembayaran
dividen yang tinggi, dimana dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan
E. Teori Kebijakan Dividen
Ada 5 teori kebijakan dividen, yaitu:
1. Teori Dividen Tidak Relevan (Irrelevancy Theory) Teori dividen tidak relevan ini
ditemukan oleh Modigliani and Miller. Menurutnya, nilai sebuah perusahaan
ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (Earnings Before Interest and Tax) dan
kelas resiko perusahaan. Nilai perusahaan tidak ditentukan oleh persentase laba
yang dibagikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. Jadi teori dividen
tidak relevan menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
harga saham atau nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya bisa dipengaruhi
oleh bagaimana cara perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki agar
menghasilkan laba yang diinginkan dan mengelola resiko-resiko bisnis yang ada.
2. Teori Dividen yang Relevan (The Bird in the Hand) Teori dividen yang relevan
atau yang lebih dikenal dengan istilah the bird in the hand ditemukan oleh
Gordon and Lintner. Yang artinya satu burung ditangan lebih berharga
daripada seribu burung yang ada diudara. Itulah yang ingin disampaikan oleh
teori ini. Burung ditangan yang dimaksud adalah dividen, dan seribu burung yang
ada diudara adalah capital gain. Teori ini lebih banyak berbicara mengenai return
investasi saham yang bisa berupa dividen dan capital gain. Yang dimaksud
capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham yang
lebih tinggi daripada harga beli saham. Teori ini menyatakan bahwa dividen lebih
memiliki kepastian daripada “seribu” capital gain diudara. Dividen lebih bisa
diprediksi. Sedangkan capital gain dinilai cenderung didapat dari hasil spekulasi
karena harga saham tiap saat bisa berubah. Pada teori ini investor lebih menyukai
mendapatkan dividen. Karena dinilai lebih memiliki kepastian dari capital gain.
Dividen memiliki resiko yang lebih kecil. Manajemen dapat mengontrol dividen
namun tidak bisa mengontrol/mendikte harga saham dipasar. Investor tidak
menyukai capital gain karena ketidakpastian yang lebih tinggi. Dengan
mengharapkan capital gain, nilai saham naik turun, bisa dengan mudah
menghasilkan namun juga bisa dengan mudah mendapatkan kerugian. Investor
belum tentu bisa menangkap seribu atau bahkan satu burungpun diudara.
3. Teori Perbedaan Pajak (Tax Differential Theory) Teori perbedaan pajak
ditemukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Umumnya, tarif pajak terhadap
return investasi yang berupa capital gain atau dividen adalah berbeda. Tarif pajak
capital gain biasanya lebih rendah dari tarif pajak dividen. Adanya perbedaan tarif
pajak tersebut yang membuat teori ini ada. Teori ini menyatakan investor lebih
suka menerima capital gain daripada dividen karena capital gain memiliki tarif
pajak yang lebih rendah daripada tarif pajak dividen. Atau kalaupun
perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen, investor lebih senang
dividen yang dibagikan tidak terlalu tinggi.
4. Teori Hipotesis Sinyal Dividen (Dividend Signaling Hypothesis) Teori hipotesis
sinyal dividen dikemukakan pertama kali oleh Bhattacharya (1979).
Pengumuman pembayaran dividen oleh manajemen perusahaan adalah sinyal bagi
investor. Manajemen seolah ingin menunjukkan bahwa perusahaan bisa
menghasilkan laba yang diinginkan. Manajemen ingin menunjukkan bahwa
mereka mampu untuk memenuhi pembayaran dividen kepada pemegang
saham. Manajemen seolah memberikan sinyal bahwa kondisi keuangan
perusahaan sangat kuat sehingga mampu membagikan dividen. Perusahaan yang
tidak memiliki kondisi kekuangan yang sehat tentu tidak akan sanggup
memberikan dividen kepada pemegang saham. Informasi tentang kondisi
keuangan yang sehat menandakan bahwa perusahaan memiliki prospek yang
sangat cerah dimasa yang akan datang. Menurut teori ini, dividen adalah salah
satu cara mengurangi asimetri informasi atau ketidak-seimbangan informasi
antara manajemen dan pemegang saham.
5. Teori Efek Pelanggan (Clientele Effect Theory) Pelanggan disini maksudnya
adalah pemegang saham. Dalam sebuah perusahaan yang sudah go public,
sahamnya diperjualbelikan secara umum sehingga semua orang bisa
membelinya. Saham perusahaan akan dimiliki oleh banyak orang atau kelompok.
Teori efek pelanggan atau clientele effect theory menjelaskan bahwa terdapat
clientele atau kelompok pemegang saham yang memiliki preferensi
pandangan, kepentingan, dan tujuan yang berbeda dalam menyikapi kebijakan
dividen perusahaan. Sebuah perusahaan dimiliki oleh bermacam-macam tipe
investor.
KESIMPULAN
1. Kebijakan dividen yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda, mereka membuat
kebijakan sesuai dengan kondisi setiap perusahaan. Kebijakan ini dibuat agar perusahaan
dapat terus bertahan di tahun-tahun berikutnya.
2. Kibijakan dividen perusahaan sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Jika
kebijakan yang dilakukan perusahaan adalah menahan laba mereka maka akan
mengakibatkan dividen yang dibagikan untuk para pemegang saham akan berkurang.
3. Kebijakan besarnya dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan,
karena setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan akan berdampak pada besarnya
pembagian dividen yang dibagikan, sehingga berpengaruh langsung terhadap harga
saham.

SARAN

Dalam memilih saham yang sehat sebaiknya lakukanlah analisis analisis tersebut dengan
salah satu nya melakukan penilaian saham dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai