HARGA SAHAM
ABSTRAK
Saham merupakan salah satu instrument yang sering digunakan dalam berinvestasi di
pasar modal sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Artikel ini berisi
bagaimana metode penilaian harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio
(PER), Perkiraan Pendapatan, dan Price to Book Value (PBV). Obyek dalam artikel ini
meliputi, Definisi Saham, Jenis Saham, Faktor yang mempengaruhi harga saham,
Keuntungan dan Risiko investasi saham, serta Metode penilaian saham. Dari artikel ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan individu, investor, serta perusahaan dalam
memperhitungkan dan menganalisis nilai saham dan risikonya.
Kata Kunci : Instrumen Saham, Dividen, Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book
Value (PBV)
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu
negara yang menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri
untuk menambah kekayaan dengan membeli saham dalam bentuk investasi.
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa
efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau
merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham
berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan
saham tersebut. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa
efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan
mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik
yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen.
Dalam menilai harga saham sebuah perusahaan, analisis aspek perusahaan
sangat penting dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan kegiatan
operasional perusahaan memiliki hubungan timbal balik dengan pendapatan atau laba
yang diperoleh perusahaan. Hal inilah yang akan dipertimbangkan oleh investor saat
akan menanamkan modalnya. Beberapa faktor yang diteliti berkaitan dengan harga
saham dapat dilihat dari laporan keuangan 3 perusahaan diantaranya adalah basic
earning power, return on asset,financial leverage, earning yield, dan kas operasi. Basic
earning power merupakan salah satu ukuran profitabilitas, dimana mampu mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Atmaja, 2003:415). Basic earning
power dihitung dengan membagi laba usaha/operasi dengan total aktivanya.
Untuk memulai investasi, investor akan melihat kinerja perusahaan, kemudian
harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak
yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi
saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti
risiko dan return. Tetapi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya
adalah dengan menilai aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai
tersebut
LITERATUR TEORI
1. DEFINISI SAHAM
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan
di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu
perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja
yang memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi saham itu tanda
penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Karena ikut
tanamkan modal maka punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi
sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan
mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang.
Dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip melainkan saham.Dalam
persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal persyaratan kepemilikan saham telah ditetapkan dan tidak
dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat
menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak
diperhitungkan dalam kuorum yang hams dicapai sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
2. JENIS – JENIS SAHAM
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham yang
diterbitkan emiten digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang
terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang
ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham
tersebut.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang
dikehendaki investor. Saham preferen dikatakan memiliki karakteristik
obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap
seperti halnya obligasi.
Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika emiten
mengalami kerugian maka pemegang saham preferen mungkin tidak bisa
menerima pembayaran dividen dalam waktu yang sudah ditetapkan
sebelumnya (mungkin ditunda) Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak
yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima
dividen, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah
dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.
Ciri-ciri saham istimewa / Preferen (Preferred Stock) adalah:
1. Hak utama atas dividen, artinya saham istimewa mempunyai hak
terlebih dahulu dalam hal menerima dividen.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi
berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh
penghasilan dalam jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang
diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi
dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli
kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak
mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan
oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang
saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan
dividen, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut
membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan dividen
terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham
biasa.
Ditinjau Dari Cara Peralihannya
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) adalah yang berhak atas nilai saham
sesuai dengan nama yang tercantum dalam saham tersebut. Pada saham
tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang
saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk
ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks) adalah orang yang memiliki
(memegang) saham tersebut. Merupakan saham yang ditulis dengan jelas
siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.
Ditinjau Dari Kinerja Perdagangan
a) Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.
b) Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
c) Growth Stocks
Well – Known
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi.
Lesser – Known
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari
daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d) Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e) Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Dan yang terbaru jenis saham yang
diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah
gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI). ETF dibagi
2, yaitu:
ETF index : menginvestasikan dana kelolanya dalam sekumpulan
portofolio efek yang terdapat pada satu indeks tertentu dengan proporsi
yang sama.
Close and ETFs : Fund yang diperdagangkan di bursa efek yang
berbentuk perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM
Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan
memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan
mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi
oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan
penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya
kondisi dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran
dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis
investasi saham.
a) Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap saham
b) Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Saham
c) Pengaruh Inflasi Terhadap Saham
d) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham
4. KEUNTUNGAN DAN RESIKO DALAM INVESTASI SAHAM
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham
a) Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika
seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen
saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal
akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
b) Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham
Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk
setiap saham yang dijualnya.
Selain itu, Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
a) Capital Los
merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana
investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.
XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga
saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per
saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual
pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp
600,- per saham.
b) Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka
sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham
tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan
risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang
saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan
perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan
penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh
supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi
karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan
faktor lainnya.
Putra, Y. M., (2017). Analisa Perhitungan dan Penilaian Harga Obligasi. Modul Kuliah
https://www.idx.co.id/produk/saham/
https://studylibid.com/doc/131084/makalah-saham---manajemenkeuanganinternasional
https://www.academia.edu/35554705/Makalah_saham
http://rahmatcorp9.blogspot.com/2015/03/metode-penilaian-harga-saham.html