Anda di halaman 1dari 14

ANALISA PENILAIAN DAN PERHITUNGAN

HARGA SAHAM

Lita Marina Handayani


NIM. 43219010111
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kembangan, Jakarta Barat 11650

ABSTRAK
Saham merupakan salah satu instrument yang sering digunakan dalam berinvestasi di
pasar modal sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Artikel ini berisi
bagaimana metode penilaian harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio
(PER), Perkiraan Pendapatan, dan Price to Book Value (PBV). Obyek dalam artikel ini
meliputi, Definisi Saham, Jenis Saham, Faktor yang mempengaruhi harga saham,
Keuntungan dan Risiko investasi saham, serta Metode penilaian saham. Dari artikel ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan individu, investor, serta perusahaan dalam
memperhitungkan dan menganalisis nilai saham dan risikonya.
Kata Kunci : Instrumen Saham, Dividen, Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book
Value (PBV)

PENDAHULUAN
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu
negara yang menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri
untuk menambah kekayaan dengan  membeli saham dalam bentuk investasi.
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa
efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau
merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham
berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan
saham tersebut. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa
efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan
mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik
yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen.
Dalam menilai harga saham sebuah perusahaan, analisis aspek perusahaan
sangat penting dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan kegiatan
operasional perusahaan memiliki hubungan timbal balik dengan pendapatan atau laba
yang diperoleh perusahaan. Hal inilah yang akan dipertimbangkan oleh investor saat
akan menanamkan modalnya. Beberapa faktor yang diteliti berkaitan dengan harga
saham dapat dilihat dari laporan keuangan 3 perusahaan diantaranya adalah basic
earning power, return on asset,financial leverage, earning yield, dan kas operasi. Basic
earning power merupakan salah satu ukuran profitabilitas, dimana mampu mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Atmaja, 2003:415). Basic earning
power dihitung dengan membagi laba usaha/operasi dengan total aktivanya. 
Untuk memulai investasi, investor akan melihat kinerja perusahaan, kemudian
harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak
yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi
saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti
risiko dan return. Tetapi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya
adalah dengan menilai aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai
tersebut

LITERATUR TEORI
1. DEFINISI SAHAM
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan
di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu
perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja
yang memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi saham itu tanda
penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Karena ikut
tanamkan modal maka punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi
sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan
mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang.
Dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip melainkan saham.Dalam
persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal persyaratan kepemilikan saham telah ditetapkan dan tidak
dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat
menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak
diperhitungkan dalam kuorum yang hams dicapai sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
2. JENIS – JENIS SAHAM
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham yang
diterbitkan emiten digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang
terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang
ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham
tersebut.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang
dikehendaki investor. Saham preferen dikatakan memiliki karakteristik
obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap
seperti halnya obligasi.
Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika emiten
mengalami kerugian maka pemegang saham preferen mungkin tidak bisa
menerima pembayaran dividen dalam waktu yang sudah ditetapkan
sebelumnya (mungkin ditunda) Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak
yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima
dividen, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah
dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.
Ciri-ciri saham istimewa / Preferen (Preferred Stock) adalah:
1. Hak utama atas dividen, artinya saham istimewa mempunyai hak
terlebih dahulu dalam hal menerima dividen.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi
berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh
penghasilan dalam jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang
diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi
dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli
kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak
mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan
oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang
saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan
dividen, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut
membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan dividen
terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham
biasa.
Ditinjau Dari Cara Peralihannya
a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) adalah yang berhak atas nilai saham
sesuai dengan nama yang tercantum dalam saham tersebut. Pada saham
tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang
saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk
ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham Atas Nama (Registered Stocks) adalah orang yang memiliki
(memegang) saham tersebut. Merupakan saham yang ditulis dengan jelas
siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.
Ditinjau Dari Kinerja Perdagangan
a) Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.
b) Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
c) Growth Stocks
 Well – Known
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi.
 Lesser – Known
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari
daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d) Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e) Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Dan yang terbaru jenis saham yang
diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah
gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI). ETF dibagi
2, yaitu:
 ETF index : menginvestasikan dana kelolanya dalam sekumpulan
portofolio efek yang terdapat pada satu indeks tertentu dengan proporsi
yang sama.
 Close and ETFs : Fund yang diperdagangkan di bursa efek yang
berbentuk perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM
Investasi  harus benar-benar  menyadari bahwa di  samping akan
memperoleh  keuntungan tidak menutup kemungkinan  mereka akan
mengalami kerugian. Keuntungan  atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi
oleh  kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan 
penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk  diantaranya
kondisi dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan  penawaran
dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis
investasi saham.
a) Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap saham
b) Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Saham
c) Pengaruh Inflasi Terhadap Saham
d) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham
4. KEUNTUNGAN DAN RESIKO DALAM INVESTASI SAHAM
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham
a) Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika
seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen
saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal
akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
b) Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham
Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk
setiap saham yang dijualnya.
Selain itu, Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

a) Capital Los
merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana
investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.
XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga
saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per
saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual
pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp
600,- per saham.
b) Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka
sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham
tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan
risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang
saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan
perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan
penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh
supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi
karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan
faktor lainnya.

5. METODE PENILAIAN HARGA SAHAM


Secara garis besar, terdapat 2 metode pendekatan dalam penilaian harga
saham, yaitu metode fundalmental dan metode teknikal.
a) Metode fundamental
Suatu metode penilaian harga saham yang lebih berfokus kepada
bagaimana kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan dengan transaksi
harga saham perusahaan yang bersangkutan, sebagaimana penggunaan
prinsip – prinsip dari analisa laporan keuangan yang dapat menggambarkan
sehat tidaknya kinerja perusahaan, lalu selanjutnya menghubungan dengan
harga saham suatu perusahaan yang layak dibeli (undervalue) dan mana
yang tidak layak (overvalue).
Metode fundamental juga didasarkan pada penilaian kinerja perusahaan
yang terdiri atas analisa tingkat makro, tingkat industri dan tingkat
perusahaan. Analisa tingkat makro meliputi tingkat inflasi, pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, kondisi ekspor/impor, pergerakan kurs
mata uang, dll. Sebagai contoh ketika inflasi tinggi, seringkali terjadi
penurunan drastis pada perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang
otomotif.
b) Metode teknikal
Suatu metode penilaian harga saham yang didasarkan hanya kepada
pergerakan harga saham di bursa, yaitu apakah secara teknikal suatu saham
harganya akan naik atau turun tanpa memperhatikan fundamental atau
kinerja perusahaan.
Beberapa metode yang sudah umum digunakan sebagai referensi para
investor atau analis pasar modal saat ini yaitu:
1) Metode Price Earning Ratio (PER)
PER digunakan untuk menentukan nilai intrinsic atau harga wajar
suatu saham dengan cara mengetahui berapa besar perkiraan return yang
akan diperoleh apabila investor membeli suatu saham. Secara umum
PER juga dapat digunakan sebagai perbandingan harga saham suatu
perusahaan dari industri sejenis apakah sahamnya mahal atau tidak.
Sebagai contoh PER Bank CIMB adalah 15 kali dan PER Bank BRI 17
kali, maka PER yang lebih menarik adalah Bank CIMB.
Ada pun rumus yang umum digunakan dalam menghitung PER
adalah:
PER = Harga Saham Terbaru / EPS
Contoh 1 :
Dalam Laporan keuangan PT.XYZ Tbk. Diketahui bahwa modal
ditempatkan dan disetor penuh sebesar RP 10 Miliar. Nilai nominal
saham Rp 500/Lembar. Laba perusahaan Rp 1 Miliar. Harga saham
perusahaan sebesar Rp 1.400. Berapakah PER perusahaan PT. XYZ
Tbk?
Jawab:
Jumlah Lembar saham = Rp 10 Miliar : Rp 500 = 20 Juta lembar
 EPS = Rp 1 Miliar : 20 Juta Lembar = Rp 50
PER = Harga Saham/EPS = Rp 1.400/Rp 50 = 28x
Contoh 2 :
Dalam laporan keuangan PT. XYZ Tbk. Yang bergerak di bidang
industry pertambangan yaitu diketahui data sebagai berikut:
EPS sebesar Rp 100
Harga saham diperdagangkan di bursa efek Rp 3.800
Standar PER untuk industri pertambangan 20 kali
Apakah harga saham PT. XYZ Tbk sebesar Rp 3.800 tersebut mahal
atau murah?
Jawab:
Dengan standar PER untuk industry pertambangan dimisalkan
sebesar 20 kali maka wajar saham PT. XYZ Tbk adalah 20 x EPS atau
20 x Rp 100 = Rp 2.000. karena harga di bursa diperdagangkan dengan
harga Rp 3.800 sehingga PER menjadi Rp 3.800 : Rp 100 = 38 kali,
maka PER terlalu tinggi dari standar yang berlaku atau saham PT. XYZ
Tbk terlalu mahal (overvalue).
2) Metode Perkiraan Pendapatan
Selain metode PER, metode perkiraan pendapatan juga bertujuan
untuk menentukan berapa nilai instrinsik atau nilai wajar suatu saham
kemudian membandingkannya dengan masing – masing pergerakan dari
transaksi pergerakan harga saham tersebut. Ada pun perbedaan antara
metode perkiraan pendapatan dengan metode PER bahwa metode PER
tidak memasukkan unsur perkiraan pendapatan yang akan diperoleh
investor, sedangkan penilaian harga saham dengan menggunakan
metode perkiraan pendapatan memasukkan unsur berapa besar
pendapatan yang akan dibagikan kepada para investor dari pendapatan
atau laba yang diperoleh perusahaan serta adanya juga unsur tingkat
bunga yang berlaku secara umum.
Ada pun rumusnya adalah sebagai berikut:
V= P.E (1 + g)/(K - g)
Keterangan :
V = Harga saham atau nilai intrinsik saham
P = Pay Earning Ratio
E = Earning (pendapatan)
K = Tingkat bunga umum yang berlaku (tingkat bunga perbankan
nasional yang berlaku sebagai rujuakan)
Contoh :
Dalam laporan keuangan PT.XYZ diketahui:
a) Tingkat pertumbuhan sebesar 10% per tahun
b) Tingkat bunga umum yang berlaku 17%
c) Laba atau deviden yang dibagikan sebesar 30%
d) Pendapatan per saham Rp 900
Berapakah nilai intrinsik atau harga wajar PT.XYZ?
Jawab:
V = 30% × Rp 900 (1+10%)/(17%-10%)
= Rp 4800
Dengan demikian, nilai intrinsi atau nilai wajar saham PT.XYZ
adalah Rp4800. Jika harga saham PT.XYZ diperdagangkan di bursa
Rp5700, maka transaksi perdagangan saham PT.XYZ terlalu
tinggi (overvalue). Dalam kondisi ini, investor disarankan untuk
tidak membeli saham PT.XYZ. Jika investor sudah memiliki saham
PT.XYZ, sebaiknya segera dijual untuk menghidari kemungkinan
penurunan harga yang mengakibatkan kerugian (Capital Lost).
3) Metode Price To Book Value (Metode PBV)
PBV adalah hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan
nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar saham diperoleh
dengan cara membagi seluruh modal sendiri perusahaan dengan semua
saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. PBV menggambarkan
seberapa besar pasar para investor menghargai nilai buku saham
perusahaan.
Dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasio PBV, maka akan
semakin tinggi juga apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun
di sisi lain kenaikan atau tingginya rasio PBV, juga dapat berarto
meningkatnya risiko bagi investor. Secara teoritis rasio PBV yang wajar
adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan
masih wajar dalam kaitan dengan risiko investasi jika harga saham
perusahaan sebesar 2 kali dari nilai buku per lembar saham. Ada pun
rumus PBV adalah sebagai berikut:
PBV = Harga Saham/Nilai Buku Saham
Diketahui nilai atau harga pasar suatu saham PT.ABC Tbk Rp 35 per
lembar saham, dan data di dalam neraca perusahaan tersebut diketahui
bahwa modal perusahaan Rp 350 Miliar, jumlah saham beredar 38.166
miliar lembar.
Berapakah PBV?
Jawab:
Nilai buku per lembar saham perusahaan
= Rp 350 miliar : 38.166 miliar lembar = Rp 9.
PBV = Rp 35/Rp 9 = 3,8x
Berarti harga atau nilai pasar saham perusahaan adalah 3,8 kali
nilai buku perusahaan.
Perlu diingat juga bahwa ada beberapa hal yang terkait dengan
analisa PBV yang perlu diperhitungkan:
 Perusahaan yang laba atau earning-nya negative, tidak dapat
menggunakan metode PER sehingga metode PBV sangat membantu
investor untuk memperkirakan risiko yang dihadapi apabila
melakukan investasi pada saham perusahaan bersangkutan
 Penggunaan metode PBV untuk penilaian harga wajar saham
perusahaan – perusahaan yang bergerak di bisdang jasa yang sama
asetnya dalam bentuk aktiva tetap umumnya relative sangat kecil,
sehingga untuk penilaian saham pada perusahaan – perusahaan yang
bergerak di bidang jasa kurang relevan untuk digunakan.
KESIMPULAN

Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan


di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu
perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja
yang memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), definisi saham itu tanda
penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Karena ikut
tanamkan modal maka punya klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam melakukan investasi  harus benar-benar  menyadari bahwa di 
samping akan memperoleh  keuntungan tidak menutup kemungkinan  mereka
akan mengalami kerugian. Keuntungan  atau kerugian tersebut sangat
dipengaruhi oleh  kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham
merupakan  penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk 
diantaranya kondisi dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan 
penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam
menganalisis investasi saham.
Berdasarkan metode Price to Book Value (PBV) ada beberapa hal yang
terkait dengan analisa saham yang perlu diperhitungkan:
 Perusahaan yang laba atau earning-nya negative, tidak dapat menggunakan
metode PER sehingga metode PBV sangat membantu investor untuk
memperkirakan risiko yang dihadapi apabila melakukan investasi pada
saham perusahaan bersangkutan
 Penggunaan metode PBV untuk penilaian harga wajar saham perusahaan –
perusahaan yang bergerak di bisdang jasa yang sama asetnya dalam bentuk
aktiva tetap umumnya relative sangat kecil, sehingga untuk penilaian saham
pada perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurang relevan
untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2017). Analisa Perhitungan dan Penilaian Harga Obligasi. Modul Kuliah

Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

https://www.idx.co.id/produk/saham/

[Diakses, 13 April 2020]

https://studylibid.com/doc/131084/makalah-saham---manajemenkeuanganinternasional

[Diakses, 13 April 2020]

https://www.academia.edu/35554705/Makalah_saham

[Diakses, 13 April 2020]

http://rahmatcorp9.blogspot.com/2015/03/metode-penilaian-harga-saham.html

[Diakses, 13 April 2020]

Anda mungkin juga menyukai