Anda di halaman 1dari 9

RESUME

MATA KULIAH PASAR MODAL DAN MANAJEMEN


KEUANGAN

SAHAM, ANALISIS FUNDAMENTAL DAN ANALISIS TEKNIKAL

DOSEN PEMBINA MATA KULIAH:


Dr. H. ISLAHUZZAMAN, S.E., M.Si., Ak

DISUSUN OLEH:
HANA ISYANA UTIARA-1618204001

UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2019
RESUME SAHAM

SAHAM
Pengertian saham
Saham adalah dokumen berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu
perusahaan. Dengan kata lain, ketika seseorang membeli saham maka orang
tersebut telah membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Arti saham (stock) dapat juga didefinisikan sebagai satuan nilai atau pembukuan
dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah
perusahaan. Jadi, ketika seseorang membeli saham suatu perusahaan maka orang
tersebut telah memiliki hak atas asset dan pendapatan perusahaan tersebut dengan
porsi sebesar saham yang dibeli.
Secara sederhana, saham adalah suatu alat bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan atau badan usaha. Wujud saham umumnya berbentuk selembar kertas
dimana di dalamnya disebutkan bahwa pemilik surat berharga tersebut merupakan
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut.

Jenis-Jenis Saham
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih dan klaim, jenis saham dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Definisi saham biasa adalah saham yang dapat diklaim
berdasarkan profit dan loss yang terjadi pada suatu perusahaan. Jika dilakukan
likuidasi, maka pemegang saham biasa akan menjadi prioritas terakhir dalam
pembagian dividen dari penjualan aset perusahaan.
Pada saham biasa, para pemegang saham memiliki kewajiban terbatas.
Dengan kata lain, ketika perusahaan dinyatakan bangkrut maka kerugian
maksimum yang ditanggung oleh pemegam saham adalah sebesar investasi
pada saham yang dibeli.
Ciri-ciri saham biasa adalah sebagai berikut:
 Pemegang saham memiliki hak suara dalam memilih dewan komisaris.
 Hak pemegang saham didahulukan ketika perusahaan menerbitkan saham
baru.
 Pemegang saham memiliki tanggungjawab terbatas, yaitu sebesar saham
yang dimiliki.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Pengertian saham preferan adalah saham dimana pembagian labanya tetap,
dan ketika perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen
akan diberikan prioritas utama dalam bagi hasil penjualan aset.
Saham preferen memiliki kesamaan dengan obligasi, yaitu adanya klaim atas
laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku dari saham,
dan memiliki hak tebus, serta dapat ditukar (convertibel) dengan saham biasa.
Ciri-ciri saham preferen adalah sebagai berikut:
 Terdapat beberapa tingkatan yang dapat diterbitkan dengan karakteristik
yang berbeda.
 Terdapat tagihan terhadap pendapatan dan aktiva, serta mendapat prioritas
tinggi dalam pembagian dividen.
 Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa melalui kesepakatan
antara perusahaan dengan pemegang saham.

Bila ditinjau dari segi kinerja perdagangan, maka saham dapat dikelompokkan


menjadi lima jenis, yaitu:
1. BlueChip Stocks, yaitu saham biasa dari perusahaan dengan reputasi tinggi,
menjadi market leader di industri sejenis, memiliki penghasilan stabil, dan
konsisten membayar dividen,
2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten dengan kemampuan
membayar dividen di atas rata-rata pembeyaran dividen tahun sebelumnya.
Saham jenis ini umumnya dapat memberikan pendapatan yang lebih besar
dan rutin membayarkan dividen tunai.
3. Growth Stocks, yaitu saham yang terdiri dari well-known dan lesser-known.
Well – Known adalah saham dari emiten yang pertumbuhan pendapatannya
tinggi, market leader di industri sejenis dan memiliki reputasi tinggi. Lesser –
Known adalah saham dari emiten yang bukan market leader dalam
industrinya, namun mempunyai ciri growth stock.
4. Speculative Stock, yaitu saham dari perusahaan yang belum dapat memiliki
pendapatan rutin setiap tahunnya, namun berpotensi akan memiliki
pendapatan tinggi di masa depan, walaupun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stockss, yaitu saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Nilai saham ini
bisa tetap tinggi pada saat resesi ekonomi karena emitennya mampu
mendapatkan penghasilan tinggi sehingga mampu memberikan dividen yang
tinggi.

Manfaat dan Keuntungan Saham


Salah satu manfaat utama dari saham adalah dapat digunakan sebagai instrumen
investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Mereka yang memanfaatkan saham sebagai investasi jangka pendek biasanya
hanya menginginkan capital gain dari selisih harga beli dan harga jual. Berbeda
dengan mereka yang memanfaatkan saham sebagai investasi jangka panjang,
dimana mereka rutin membeli saham atau menabung saham.
Jadi, ada dua keuntungan yang bisa diperoleh oleh investor saham, yaitu;
1. Capital Gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham
yang lebih tinggi dari harga belinya. Setiap investor saham mendapatkan
keuntungan sesuai dengan besarnya saham yang dimiliki.
2. Dividen, yaitu keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen tunai
suatu emiten. Ini merupakan pendapatan tambahan yang diperoleh oleh
investor bila membeli saham dari emiten yang memiliki kinerja pendapatan
yang bagus.

Risiko Investasi Saham


Meskipun dianggap sebagai investasi yang menguntungkan, pada dasarnya
investasi saham memiliki risiko tersendiri. Adapun beberapa risiko investasi saham
adalah sebagai berikut:
1. Risiko Likuidasi
Risiko ini terjadi ketika emiten bangkrut atau likuidasi dimana para pemegang
saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah
kewajiban emiten tersebut dibayar. Bahkan para pemegang saham bisa saja
tidak mendapatkan apapun ketika aktiva tidak tersisa setelah emiten
membayar kewajibannya.

2. Tidak Ada Pembagian Dividen


Risiko ini terjadi ketika emiten menggunakan keuntungan perusahaan untuk
melakukan ekspansi usahanya sehingga memutuskan tidak membagikan
dividen kepada pemegang saham.
3. Investor Kehilangan Modal
Risiko ini terjadi ketika harga beli saham ternyata lebih besar ketimbang harga
jualnya sehingga pemegang saham kehilangan modalnya (capital loss).
4. Saham Delisting dari Bursa
Ada beberapa alasan yang menyebabkan saham dihapus dari pencatatan
bursa sehingga saham tersebut tidak bisa diperdagangkan. Tentu saja hal ini
akan membuat emiten dan para pemegang saham merugi.

PENILAIAN SAHAM
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:
a. Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban
perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar
jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.
Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000: 80-82):
 Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
 Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan
investor kepada emiten dikurangi harga nominalnya.
 Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham.
 Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham
dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana
internal.
b. Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran
saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai
pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga
boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
c. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham
agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga
tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang
dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen
maupun capital gain (Sulistyastuti, 2002).
Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang
diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
Undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau
ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued
(harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Nilai Intrinsik: Nilai seharusnya dari suatu saham. Ada dua analisis yang
digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya saham, yaitu:
 Fundamental security analysis atau company analysis: analisis harga
saham yang mendasarkan pada data yang berasal dari keuangan
perusahaan (misal laba, dividen, penjualan)
 Technical analysis: analisis harga saham dengan menggunakan data pasar
dari saham (misal harga saham, volume transaksi)

ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis Fundamental - Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah
makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba mempelajari hubungan antara
harga saham dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih
perusahaan itu.
Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan
para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu:
a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan
menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik
saham.
b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba
perlembar saham dengan kelipatan tertentu.

Analisis fundamental terdiri atas beberapa analisa yang harus dilakukan


sebelumnya, yaitu:
1. Analisa Ekonomi
Siklus ekonomi yang cenderung menurun menuju titik terendah (atau disebut
resesi), maka harga saham biasanya akan turun. Semakin kuat resesi, semakin
drastis penurunan harga saham.
Siklus ekonomi diramalkan membaik, maka harga saham menjelang titik balik
siklis ekonomi (sebelum mencapai titik terendah) akan membaik mendahului
membaiknya siklus ekonomi.
2. Analisa Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari
berbagai industri untuk mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan
prospek paling menjanjikan ataupun sebaliknya.
Masalah pengelompokan industri menjadi semakin rumit ketika berhadapan
dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis.
Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan:
- Mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri.
- Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga
sebagai expected earning multiplier industri.
3. Analisa Rasio Keuangan Perusahaan
Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu
perusahaan layak dijadikan pilihan investasi.
Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan gambaran tentang nilai
perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja manajemen, serta
prospek perusahaan di masa datang.
ANALISIS TEKNIKAL
Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan
menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan
informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap
perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.
Terdapat beberapa tipe analisis teknikal yaitu:
1. Follow the smart money view
Analisa teknikal mengikuti trend yang sedang terjadi di pasar, analisa teknikal
mempercayai bahwa pasar bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan
bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan penawaran.
2. Contrantian view
Strategi kontrarian, sebaliknya, berpendapat mayoritas investor saham salah
dan kita dapat memanfaatkan kesalahan ini dengan cara mengambil posisi
melawan pasar (kontra).
3. Support dan Resistance Level
Support dan Resistance adalah salah satu konsep yang paling umum
digunakan dalam analisis teknikal. Memang cara penentuan garis support dan
resistance ini tidak persis sama untuk setiap trader, akan tetapi ada prinsip
umum yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.


Jakarta: Salemba Empat.

Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis


Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai