Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Dewa Ayu Made Mirah Novita Damayanti

NPM : 1932121115
KELAS : C6/Manajemen

INVESTASI DALAM EFEK

Tujuan Investasi dalam efek


Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli efek atau surat- surat
berharga. Pembelian efek dilakukan dengan tujuan untuk penjagaan likuiditas atau untuk
tujuan mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam efek tersebut.
Golongan efek ini tidak termasuk dalam aktiva lancar melainkan dimasukkan dalam
golongan aktiva tersendiri yang sering disebut permanent investment atau cukup dengan
sebutan investment.
Cara penilaian marketable securities atau surat berharga dalam neraca didasarkan pada
harga mana yang lebih rendah antara harga beli atau harga pasar ( The lower of cost or
market valuation ), sedangkan golongan efek yang termasuk dalam permanent
investmen penilaiannya didasarkan pada cost ( valuation at cost ).
Efek atau dalam istilah bahasa inggris disebut security adalah merupakan suatu surat
berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan.Disamping itu perusahaan dapat
menggunakan dananya untuk membeli investasi dalam bentuk efek dengan tujuan
memperoleh bunga ataupun keuntungan dari nilai jual, selain itu investasi tersebut
digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Pemain Efek
1. Emiten : perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan
emisi di bursa
2. Investor : Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan
yang melakukan emisi
3. Lembaga penunjang : pendukung dalam beroperasinya pasar modal sehingga
mempermudah emiten maupun investor.
Instrumen Efek
1. Obligasi
2. Saham biasa
3. Saham preferen
Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan
nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Sebelum tanggal
jatuh tempo, investor bisa menjual atau membeli obligasi baru tanpa harus
memegangnya sampai akhir. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, penerbit harus
membayar kepada investor sesuai dengan nilai dari obligasi tersebut beserta bunga
(Coupon) terakhirnya.
Obligasi yang dikeluarkan pemerintah diantaranya melalui SUN (Surat Utang Negara)
yang jumlah nominalnya relative besar dan ORI (Obligasi Retail Indonesia) yang jumlah
nominalnya relative kecil
Jenis-Jenis Obligasi

1. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond)


Obligasi yang tidak memiliki identas pemiliknya
2. Obligasi Atas Nama ( registered bond)
Obligasi yang memiliki identitas pemiliknya
3. Obligasi dengan jaminan (secured Bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu
aktiva riil
4. Obligasi tanpa jaminan (unsecured Bond)
Suatu obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aktiva riil
tertentu
5. Obligasi Konversi (Convertible bond)
Obligasi yang dapat dialihkan menjadi kepemilikan (saham) setelah jangka waktu
tertentu
6. Obligasi dengan bunga tetap
Bunga obligasi besarnya sama dari awal sampai dengan jatuh tempo
7. Obligasi dengan bunga mengambang
Obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengn
fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku
8. Obligasi tanpa bunga
Obligasi yang dijual dengan discounted, jadi yang diterima investor hanya sebesar
nilai nominal dari obligasi tersebut
9. Obligasi tidak ada masa jatuh tempo
Obligasi yang akan jatuh tempo jika perusahaan penerbit dilikuidasi dan selama
memegang obligasi tersebut investor akan memperoleh bunga
10. Obligasi pendapatan (Income Bond)
Obligasi yang hanya membayar bunga jika laba telah diperoleh
Tujuan utama dari analisis efek dalam penilaian obligasi yaitu untuk mengetahui “Rate
Of Return” atau “Yield” yang diharapkan dari obligasi tersebut.
Penentuan Nilai Obligasi
Nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Namun apabila
obligasi tersebut tidak memiliki masa jatuh tempo , maka nilai obligasinya dapat
ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunan atas dasar tingkat bunga yang
berlaku pada saat itu.
Tetapi perlu dipertimbangkan pula dalam memilih investasi tesebut karena mengandung
4 masalah utama, diantaranya :
1. default risk
Penerbit obligasi terkadang mengalami kesulitan untuk membayar coupon
obligasinya, bahkan kita tidak mendapatkan pendapatan dari kupon seperti yang
dijanjikan. Dan biasanya harga dari obligasi tersebut akan menurun tajam.
Risiko ini dikenal dengan default risk atau risiko gagal bayar.
2. Naiknya Tingkat Suku Bunga
Bila tingkat suku bunga turun, harga obligasi akan naik. Akan tetapi bila suku
bunga naik, harga obligasi tentunya akan menurun.
3. Risiko Pembelian Kembali
Ada beberapa jenis obligasi yang memiliki feature call, di mana perusahaan
penerbit memiliki hak untuk membeli kembali (buy back) obligasi yang kita
pegang atau kita miliki pada harga tertentu (call price), sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo.
4. Biaya Investasi Tinggi
Walau investasi obligasi berpotensi memberikan keamanan pada nilai investasi
Anda, kerugian mungkin saja terjadi bila Anda ingin menjualnya sebelum jatuh
tempo.
Saham Biasa
penerbitan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek
ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham tersebut dijual melalui pasar utama (Primary
market )atau pasar sampingan (secondary market).
Saham Biasa Memiliki karakteristik:

· Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris


· Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
· Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
·
Saham – saham biasa :
Blue chip stock
saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industrinya,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen saham. Seperti
PT Telkom Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM),
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan saham PT Astra International Tbk
(ASII). Selain itu, ada pula saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank
Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). saham-saham
perusahaan besar yang kinerjanya kuat.
Growth stock
Saham dari perusahaan – perusahaan yang sedang berkembang.
Saham Preferen
Saham preferen (Preferred stock) adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak
melebihi saham biasa. Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
1. Saham preferen partisipasi adalah saham preferen yang membagikan dividen
kepada pemegangnnya pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap
mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen
kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).
2. Saham preferen nonkumulatif adalah saham preferen yang tidak mempunyai hak
untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu
secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
Penentuan “Rate of Return” dan “Nilai” dari efek jangka panjang.
Bentuk-bentuk efek dalam rangka investasi jangka panjang adalah :

1. Obligasi
2. Saham Preferen
3. Saham biasa
Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau
perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang berutang yang mempunyai
nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodic atas
dasar presentase tertentu yang tetap. Tujuan utama dari analisa efek dalam penilaian
obligasi adalah “rate of return” atau “yield” yang diharapkan dari obligasi tersebut.
Penentuan nilai obligasi
Pada prinsipnya nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku.
Apabila obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh temponya, maka nilainya ditentukan
dengan mengkapitalisasikan bunga tahunannya atas dasar bunga yang berlaku pada
waktu itu. Dengan demikian nilai dari obligasi tersebut dapat ditentukan dengan cara
sbb :

Bunga Tahunan R
Nilai ==
Discount Ratei

Saham Preferen

Deviden per lembar saham preferen


Rate of return =
Harga Pasar

Saham preferen adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham
biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai