Risiko:
● Capital Loss
Investor menjual saham lebih rendah dari harga beli
● Risiko Likuidasi
Perusahaan dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan atau dibubarkan
● Delisting dari Bursa
Penghapusan pencatatan Saham dari Bursa oleh BEI
1
2. Jelaskan manfaat/keuntungan maupun risiko yang menyertai pada investasi obligasi !
Jawab:
Keuntungan Investasi Obligasi:
a. Mendapat Kupon atau Bunga Secara Berkala
Waktu pembayaran kupon oblihasi tersebut pun beragam, bisa setiap bulan, tiga
bulan, atau enam bulan sekali, sesuai dengan ketentuan penerbit obligasi. Terdapat dua
jenis kupon yang biasanya akan didapatkan saat berinvestasi, yaitu kupon tetap (fixed),
dan kupon mengambang atau tidak tetap (floating).
b. Memperoleh capital gain
Untuk mendapatkan keuntungan, bisa menjual obligasi dengan nilai lebih tinggi
dari harga beli saat menyelesaikan penawaran di pasar perdana. Namun, harga dari
instrumen obligasi bersifat fluktuatif, yakni dapat berubah menjadi naik atau turun,
tergantung pada permintaan pasar.
c. Dapat Keuntungan Lebih Besar dari Deposito
Salah satu perbedaan investasi obligasi dan deposito adalah melalui tingkat
keuntungan yang akan didapatkan. Keuntungan diperoleh saat berinvestasi obligasi
cenderung lebih besar daripada bunga yang ditawarkan deposito.
d. Bisa Digunakan sebagai Jaminan
Keuntungan lainnya yang didapatkan adalah obligasi bisa digunakan sebagai
jaminan untuk memperoleh pinjaman bank. Tak hanya itu, kelebihan obligasi sebagai
instrumen investasi juga bisa dijadikan jaminan saat membeli saham di bursa efek.
e. Obligasi dapat Diperjualbelikan
Kelebihan obligasi sebagai instrumen investasi terakhir adalah aset yang dimiliki
dapat diperjualbelikan kembali melalui pasar modal. Bagi perusahaan yang ingin
menjadi penerbit dan mengeluarkan obligasi baru untuk dijual, dapat dilakukan melalui
pasar sekunder. Melalui pasar sekunder, aset obligasi yang dimiliki dapat dijual kembali
dengan harga yang lebih tinggi dari penawaran saat mendapatkannya dari first market.
2
b. Tingkat Bunga Bergantung dari Nilai Pasar Keuangan
Kekurangan obligasi sebagai instrumen investasi selanjutnya adalah tingkat bunga
yang dijanjikan penerbit kepada investor sangat bergantung dari nilai pasar keuangan.
Oleh karena itu, jika harga obligasi di pasar keuangan sedang mengalami kenaikan,
maka tingkat bunganya akan menurun, begitupun sebaliknya.
c. Memungkinkan Perusahaan Penerbit Mencabut Kesepakatan
Perusahaan penerbit bisa saja mengalami gagal bayar karena tidak dapat
melanjutkan kewajibannya dalam membayar kupon. Maka dari itu, saat mengalami
kondisi tersebut, perusahaan penerbit bisa saja mencabut kesepakatan sebelum masa
jatuh tempo. Namun sebagai pemilik obligasi, investor bisa menuntut denda jika
memang perusahaan penerbit telat membayar pelunasan bunga.
d. Dana Obligasi Tidak Dapat Dicairkan Setiap Saat
e. Risiko Mengalami Capital Loss
Investor bisa mengalami risiko ini ketika menjual obligasi sebelum masuk masa
tempo. Hal tersebut bisa mengakibatkan harga jual yang ditetapkan lebih rendah
daripada harga beli sebelumnya.
b. Bukti Right
Bukti Right adalah dokumen tentang Hak istimewa (biasanya bagi PS) untuk
memesan efek (yang pada umumnya IPO saham, bukan obligasi) terlebih dahulu
(HMETD) pada harga ditetapkan (fix price) selama sebuah periode waktu tertentu.
c. Callable Bonds
Callable bond adalah salah satu jenis obligasi yang bisa ditebus oleh penerbit
(perusahaan, pemerintah, dsb) sebelum jatuh tempo dengan harga tertentu. Dalam artian
lain, callable bond memungkinkan penerbit untuk membeli kembali obligasi dari
pemegangnya lebih awal.
Misalnya saja, Pak Ali memegang obligasi dari Perusahaan Narita dengan jatuh
tempo pada 22 Desember 2021. Ternyata, sebelum jatuh tempo tersebut, Perusahaan Narita
ingin membeli kembali obligasi tersebut dengan harga yang telah ditentukan. Callable bond
adalah jenis obligasi yang memberikan hak bagi perusahaan untuk melakukannya.
3
Biasanya, perusahaan membeli kembali obligasi ketika terjadi penurunan suku bunga
pasar. Dengan begitu, mereka bisa meminjam kembali pada tingkat bunga yang lebih
rendah dan menguntungkan.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa callable bond adalah obligasi yang tidak bisa
ditukar atau dibeli kembali (call) sesuka hati. Misalnya saja, perusahaan baru bisa
menariknya setelah 5 tahun. Bahkan, ada juga yang hanya bisa di-call pada waktu-waktu
tertentu.
d. Municipal Bonds
Municipal bond adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah. Obligasi ini
diterbitkan untuk membiayai pengembangan fasilitas umum di daerah tersebut. Dana yang
di dapat dari penerbitan obligasi ini dapat digunakan untuk kepentingan umum atau proyek
swasta yang digunakan untuk kepentingan umum
f. Mortgage Bonds
Obligasi ini diterbitkan dengan jaminan harta kekayaan (property) milik emiten.
Apabila terjadi wan prestasi atau gagal bayar, maka pemegang obligasi dapat menuntut
penjualan kekayaan yang dijaminkan tersebut guna pelunasan bunga dan pokok obligasi
tersebut.
4
Mortgage bonds dapat dibedakan antara yang terbuka (open end) dan tertutup (closed
end). Mortgage bonds yang bersifat terbuka memberi peluang kepada emiten untuk
menerbitkan obligasi berikutnya dengan jaminan kekayaan yang tadinya sudah dijadikan
mortgage bonds sebelumnya.
g. Debenture Bonds
Debenture bonds adalah bentuk surat utang obligasi tanpa jaminan atau dukungan
aset fisik apapun. Obligasi ini tidak perlu jaminan sesuatu yang nyata untuk mendapatkan
pinjaman. Misalnya real estate, emas, dan harta fisik lainnya sehingga tidak ada yang
diambil jika kreditnya macet.
Tingkat bunga tinggi ini dipakai sebagai kompensasi investor atas risiko yang
mungkin terjadi, mengingat obligasi yang diterbitkan memang tidak ada jaminan dari
penerbit. Penerbit debenture bonds adalah perusahaan besar atau pemerintah yang
memiliki skor kredit baik.
Baik perusahaan maupun pemerintah yang menerbitkan surat utang ini tujuannya
sama, yakni untuk menggalang modal dimana bisa dikonversikan menjadi saham ekuitas.
Debenture bonds didokumentasikan ke sebuah dokumen berbentuk indenture.
Indenture sendiri merupakan kontrak sah yang sifatnya mengikat antara penerbit
surat utang dan pemegangnya. Isi kontrak ini berupa tanggal jatuh tempo, waktu
pembayaran bunga, sampai metode perhitungan bunga.
5
Penyebab naik turun harga reksadana adalah perubahan harga aset di dalamnya.
Reksadana saham memiliki risiko tinggi karena saham bisa berfluktuasi dalam jangka
pendek. Adapun reksadana pasar uang memiliki risiko rendah karena isinya deposito
dan obligasi jatuh tempo kurang dari setahun.
b. Risiko Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan pencairan reksadana. Risiko ini muncul ketika
manajer investasi terlambat menyediakan dana untuk membayar pencairan (redemption)
yang dilakukan oleh investor. Namun, menurut peraturan, pembayaran dana dalam hal
pencairan harus dilakukan manajer investasi dalam maksimal tujuh hari kerja (Sabtu,
Minggu, dan hari libur tidak dihitung).
Manajer investasi harus memberikan alasan yang logis mengapa dana yang
diajukan mengalami keterlambatan. Nantinya investor juga harus bersedia menunggu
sampai uang dari reksadana itu diambil.
c. Risiko Wanprestasi
Risiko ini juga dikenal sebagai risiko kredit atau gagal bayar, yang terjadi jika
rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha termasuk,
tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian dan agen penjual efek
reksadana yang ditunjuk oleh manajer investasi.
Contohnya, sebuah produk reksadana memiliki obligasi (surat utang) perusahaan
PT ABCD dan menerima bunga atau kupon secara reguler. Namun, PT ABCD pada
suatu periode tidak bisa membayar kupon dan ada risiko uang pokoknya tidak dibayar.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap kinerja reksadana.
e. Risiko Ketidakpatuhan
Hal ini mengacu pada risiko terhadap Reksa Dana dan keuntungan investor yang
dapat timbul karena ketidaksesuaian terhadap hukum, aturan, peraturan, etika dan Policy
and Procedure internal dari Manajer Investasi.
6
f. Risiko Manajer Investasi
Kinerja setiap Reksa Dana sangat bergantung antara lain pada, pengalaman,
pengetahuan, keahlian, dan teknik / proses investasi yang diterapkan oleh Manajer
Investasi, dan setiap kekurangan dari syarat tersebut akan berdampak buruk pada kinerja
Reksa Dana sehingga akan merugikan investor.
g. Risiko Inflasi
Risiko tingkat inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi Anda
karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi. Hal ini membuat kemampuan
untuk menyediakan modal untuk rekasadana jadi berkurang karena naiknya barang-
barang konsumsi.
h. Risiko Efek
Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek. beberapa contohnya
adalah Kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon dan/atau
pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di downgrade.
i. Risiko Pasar
Beberapa jenis reksa dana dipengaruhi oleh dinamika pasar modal. Ini adalah
risiko yang sulit untuk Anda hindari. Nilai reksa dana bisa ikut menurun ketika pasar
modal sedang bearish, begitu juga sebaliknya. Anda harus siap dengan risiko ini yang
bisa terjadi kapan saja.
5. Seorang investor membeli Waran dengan harga Rp. 100 per lembar dengan harga pelaksanaan
sebesar Rp. 1.700 per lembar. Pada saat jatuh tempo harga pasar Saham sebesar Rp. 2.000. per
lembar. Apakah investor akan menukarkan waran yang dimiliki ? Berapa keuntungan/ kerugian
yang diperoleh ?
Jawab:
Ya, dapat ditukarkan.
Karena investor telah memiliki waran Rp 100/lembar dan biaya pelaksanannya sebesar Rp
1.700, total Rp 1.800 (1.700+100).
Namun, pada saat pelaksanaan, ternyata harga saham perusahaan tersebut meningkat hingga Rp
2.000 per lembar, maka total pembelian yang kamu lakukan sebesar Rp 1.800 , yang mana jika
investor melakukan pembelian langsung di pasar sekunder, total pembelian yang harus
dikeluarkan sebesar Rp 2.000 per lembar. Oleh karena Investor sebelumnya sudah memiliki
waran,Ia bisa membeli saham perusahaan yang mengeluarkan waran tersebut dengan harga
yang lebih murah.
Dengan keuntungan yang diperoleh adalah Rp 200 (2000-1800)