Anda di halaman 1dari 6

PINJAMAN OBLIGASI

Pengertian Obligasi
Obligasi biasa diartikan sebagai surat pengakuan utang atau surat utang. Obligasi diterbitkan oleh
pihak berhutang kepada pihak yang berpiutang. Penerbitan obligasi disertai perjanjian untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya pada waktu yang ditentukan.
Penerbit obligasi bisa disebut debitur dan pembeli obligasi adalah kreditur atau investor.
Pembayaran yang harus dilunasi tersebut yakni utang pokok ditambah dengan bunga atau yang
biasa disebut kupon. Singkatnya, obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan pembeli akan
mendapat keuntungan berupa bunga.
Obligasi adalah instrumen investasi yang bisa dipilih investor di pasar modal selain efek saham
yang diperdagangkan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu. Obligasi juga
dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

Jenis Obligasi
Setelah memahami pengertian obligasi, kini Anda harus melek tentang jenis obligasi yang ada. Ini
bermanfaat agar bisa memilih dengan baik jenis obligasi mana yang ingin Anda beli. Berikut
penjelasannya.

Jenis Obligasi Berdasarkan Sisi Penerbit


Setiap badan hukum sebenarnya bisa menerbitkan obligasi. Namun, ada aturan yang mengikat agar
tidak merugikan investor yang membeli obligasi dan perusahaan atau lembaga yang menerbitkan
obligasi.

Ada tiga jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit:


1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini sah secara
hukum dan dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya.
Ini membuat obligasi pemerintah menjadi salah satu instrumen investasi yang paling diincar
investor karena cenderung lebih aman dari risiko gagal bayar. Di Indonesia, obligasi jenis ini
biasanya diterbitkan setiap 1 tahun sekali.
Ada beberapa jenis obligasi dalam obligasi pemerintah, yakni Obligasi Negara Ritel Indonesia
(ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Surat
utang dengan nama depan sukuk berarti surat utang yang berbasis syariah.
2. Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh BUMN atau perusahaan swasta.
Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo dalam waktu yang cenderung pendek, minimal satu
tahun.
Risiko obligasi korporasi akan lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah. Namun, ini
tergantung kondisi perusahaan penerbit, pasar, hingga kondisi politik negara tempat perusahaan
tersebut berdomisili.
3. Obligasi Pemerintah Daerah
Selanjutnya ada obligasi pemerintah daerah. Sesuai namanya, obligasi jenis ini diterbitkan oleh
pemerintah daerah. Tujuannya adalah membantu pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan.

Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal


1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional adalah surat utang yang mempunyai satuan nominal yang besar,
kurang lebih Rp1 miliar per lot.
2. Obligasi Ritel
Sebaliknya, obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nilai nominal kecil, misalnya Rp1
juta. Obligasi ini biasanya diterbitkan pemerintah, tapi korporasi juga bisa menerbitkannya.

Jenis Obligasi Berdasarkan Imbal Hasil


1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional dalam jenis obligasi berdasarkan imbal hasil diartikan sebagai surat
utang yang diterbitkan pihak tertentu untuk mendapat pinjaman. Nantinya, pinjaman akan
digunakan sebagai tambahan modal dengan perjanjian memberikan imbal hasil atau bunga
kepada investor dalam jangka waktu tertentu.

2. Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk adalah surat utang yang memberikan imbal
hasil berupa uang sewa. Perhitungannya dilakukan berdasarkan prinsip syariah Islam, tanpa
mengandung unsur riba. Imbal hasil akan dibayarkan secara berkala dalam periode tertentu.
Sementara, peminjam akan melunasi pokok utang pada tanggal jatuh tempo.

Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan


1. Secured Bonds
Secured bonds adalah obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik penerbit atau bisa juga
dijaminkan pihak ketiga. Nantinya, dana penjualan obligasi akan digunakan untuk membeli aset
tertentu lalu aset dipinjamkan ke perusahaan. Jenis obligasi ini dibagi menjadi tiga:
 Mortgage bonds: surat utang dengan jaminan berupa gedung atau bangunan
 Collateral trust bonds: surat utang yang dijaminkan dengan saham atau obligasi milik penerbit
 Equipment trust certificate: surat utang yang digunakan untuk mendanai berbagai aset, seperti
pesawat, gerbong kereta, atau truk.
2. Unsecured Bonds
Sementara, unsecured bonds adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan menggunakan
kekayaan milik penerbit.
Obligasi jenis ini dibagi menjadi tiga:
 Debentures: Surat utang yang hanya diterbitkan perusahaan yang sudah terpercaya.
 Subordinated debentures: Obligasi ini tidak akan dibayar jika obligasi yang lebih senior
dibayarkan.
 Income bonds: Surat utang diterbitkan yang mana perusahaan membayar bunga ketika
memperoleh laba. Obligasi ini biasa untuk mereorganisasi perusahaan yang dianggap kurang
berhasil.

Jenis Obligasi Berdasarkan Hak Penukaran


1. Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah surat utang yang memungkinkan pemegang surat utang untuk
mengkonversinya menjadi saham perusahaan penerbit obligasi dengan rasio penukaran yang
sudah disepakati sebelumnya.
Obligasi ini merupakan obligasi yang biasanya mempunyai tingkat kupon rendah karena
investor dianggap telah diberi kemudahan untuk mengubah surat utangnya menjadi surat
kepemilikan alias saham.
2. Obligasi Tukar
Obligasi tukar hampir mirip dengan obligasi konversi. Bedanya, dalam obligasi tukar pemegang
surat utang bisa mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbitnya. Misalnya, saham milik
anak ataupun induk perusahaan.
3. Obligasi Opsi Beli
Selanjutnya ada obligasi opsi beli. Ini adalah surat utang yang memberikan hak kepada penerbit
obligasi untuk membelinya kembali dari tangan investor sesuai harga yang disepakati. Artinya,
investor bisa menawarkan harga lebih tinggi dari kupon yang dijanjikan pada saat pembelian
obligasi tersebut.
4. Putable bonds
Obligasi ini lebih tegas dalam kewajiban membeli kembali obligasi dari tangan investor. Pada
putable bonds, investor punya hak untuk mengharuskan penerbit obligasi untuk membeli
kembali surat utangnya.

Jenis Obligasi Berdasarkan Pembayaran Bunga


1. Obligasi Kupon
Obligasi kupon adalah surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada pihak
investornya. Kupon di sini berisikan nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak sebelumnya.
2. Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bonds)
Obligasi tanpa bunga adalah surat utang yang tidak ada bunga atau tidak memberikan kupon
secara berkala. Investor yang membeli obligasi ini mendapat keuntungan dari selisih harga jual
diskonto dan nilai yang tampak saat surat utang diperdagangkan.
3. Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)
Obligasi kupon tetap adalah surat utang yang menawarkan tingkat suku bunga tetap kepada
investornya hingga jatuh tempo surat utang tersebut. Artinya, investor sudah bisa memastikan
imbal hasil yang bakal diterima.
4. Obligasi Kupon Mengambang (Floating Coupon Bonds)
Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks
pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon
yang pertama ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh
tempo.

Perbedaan Obligasi dan Saham


Nah, setelah paham pengertian dan jenis obligasi, Anda harus mulai melek perbedaan obligasi
dengan saham. Meski sama-sama dokumen penting yang perusahaan terbitkan dan membawa
keuntungan bagi investor maupun penerbit, terdapat perbedaan yang sangat jelas antara keduanya.
Berikut adalah perbedaan obligasi dan saham :
1. Fungsi
Surat saham adalah bukti sah kepemilikan perusahaan, beda dengan obligasi. Pasalnya, obligasi
hanya sebagai bukti piutang saja. Jadi, obligasi bukan tanda kepemilikan sah bagian dari
perusahaan.
2. Masa Berlaku
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, obligasi memiliki tanggal jatuh tempo. Setelah penerbit
membayar utang dan kupon bunganya kepada investor, keuntungan yang didapat berhenti
sampai di sana.
Sementara, masa berlaku saham tidak ada batasnya. Artinya, kepemilikan tetap di tangan Anda
selama saham tidak dijual. Keuntungan juga terus diperoleh selama saham masih tersimpan.
3. Harga Transaksi Jual Beli
Inflasi, gejolak kondisi ekonomi, hingga perubahan kondisi politik bisa mempengaruhi harga
jual saham. Naik turunnya harga saham memang sangat bergantung pada kondisi tertentu.
Dengan begitu, risiko yang investor hadapi cukup besar.
Berbeda dengan harga obligasi yang tidak terpengaruh terhadap kondisi keuangan. Investor
tetap memperoleh keuntungan berdasarkan ketentuannya sebelumnya. Jadi, obligasi termasuk
investasi yang memiliki risiko yang kecil.
4. Besar Keuntungan
Obligasi dan saham memiliki nilai keuntungan yang berbeda. Keuntungan dari obligasi terpaku
pada ketentuan bunga pada surat obligasi. Dalam kondisi keuangan seperti apa pun, jumlah
yang perusahaan berikan kepada investor tetap sama.
Sementara, keuntungan saham lebih besar karena berasal dari jumlah saham yang investor
miliki dan hasil laba perusahaan. Jika perusahaan memperoleh laba besar dari bisnisnya,
investor juga kecipratan. Namun, ini sebanding dengan risikonya yang lebih besar daripada
obligasi.
5. Pajak
Investor pemegang saham harus membayar pajak karena adanya dividen termasuk jenis
pendapatan. Namun, pembayarannya tidak investor lakukan sendiri karena sudah terpotong
otomatis dari dividen. Sementara, pajak dalam obligasi sudah termasuk dalam biaya
perusahaan. Jadi, seakan-akan tidak ada pajak yang harus investor bayar dalam obligasi.

Contoh Obligasi
Berikut adalah contoh obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal:
1. Obligasi korporasi
Ini adalah obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan swasta nasional
termasuk BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara (SUN)
Surat Utang Negara (SUN) atau surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah sesuai dengan
UU No.24/2002.
3. Sukuk Korporasi
Ini merupakan instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah
sesuai ketentuan Bapepam & LK Np. IX.A.13 tentang Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Ini merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan syariah Islam
sesuai dengan Undang-Undang No.19/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA)
Efek Beragun Aset (EBA) adalah efek bersifat utang yang diterbitkan dengan Underlying Asset
sebagai dasar penerbitan.

Pasar Obligasi
Sebagai efek yang bisa diperdagangkan, Anda bisa membelinya di dua pasar obligasi, yakni pasar
primer dan sekunder. Berikut penjelasannya.
1. Pasar Primer
Pasar primer adalah tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu
persyaratan transaksi di pasar primer yang ditetapkan ketentuan Pasar Modal adalah obligasi
harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini adalah
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder
Selanjutnya ada pasar sekunder. Pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya kembali
obligasi setelah diterbitkan dan tercatat di BEI. Jadi, investor bisa kembali menjual obligasi di
pasar sekunder.

Kelebihan dan Kekurangan Obligasi


Kelebihan Obligasi
 Memperoleh keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih tinggi. Kupon obligasi
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keuntungan bunga deposito.
 Surat utang bisa Anda jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, Anda bisa gunakan untuk
mengambil pinjaman ke bank atau beli saham di bursa efek.
 Mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Tingkat
kupon atau nisbah lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia.
 Tingkat imbal hasil sudah diperhitungkan pada awal investasi. Banyak pilihan seri efek bersifat
utang yang bisa dipilih investor di pasar sekunder
 Jika Anda punya surat utang negara, sudah pasti terjamin sehingga tak perlu khawatir soal
keamanannya karena semua tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Kekurangan Obligasi
 Tingkat bunga pada obligasi sangat bergantung pada besaran bunga di pasar keuangan. Jika
harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun begitupun sebaliknya.
 Meski termasuk sebagai investasi yang aman, obligasi tetap memiliki risiko gagal bayar,
terlebih jika peminjam tidak mampu membayar bunga dan pokok utang.
 Obligasi punya risiko capital loss. Ini bisa terjadi ketika Anda menjual obligasi sebelum jatuh
tempo. Jika harga jual investasi lebih rendah ketimbang pada saat obligasi tersebut dibeli
dan/atau diterbitkan emiten, maka Anda akan rugi.

Anda mungkin juga menyukai