Anda di halaman 1dari 16

OBLIGASI

Resume ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio

Semester 6

Kelompok 9 : 1. Yasfi Adriyanu 2. Nia Ocvitasari (110200031) (110200093)

3. Novita Aryanti Qhairunnissa (110200139) 4. Ni Made Pita Lalitya (110200174)

AKUNTANSI A

SEKOLAH ADMINISTRASI BISNIS DAN KEUANGAN INSTITUT MANAJEMEN TELKOM BANDUNG 2013

PENGERTIAN Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal). Pihak yang membeli (berinvestasi) obligasi adalah pihak yang meminjamkan uang, sedangkan pihak yang menerbitkan obligasi adalah pihak yang berhutang uang. Obligasi sendiri adalah bagian dari pada efek. Efek adalah suatu surat berharga, yang dapat berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Bila di lihat secara luas maka penjelasan apa itu obligasi adalah sebagai berikut: Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini. Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. KARAKTERISTIK OBLIGASI 1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam) Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah jumlah emisi obligasi. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan. 2. Jangka waktu obligasi Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5-10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya semakin kecil.

3. Principal dan Coupon rate Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate adalah tingkat bunga yang akan dibayarkan penerbit kepada pemegang obligasi secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yag dibayarkan akan disesuaikan secara periodik). Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80. 4. Jadwal pembayaran Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan. 5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.

JENIS-JENIS OBLIGASI Dari sisi penerbit 1. Corporate Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, memiliki resiko kegagalan jika penerbit obligasi melakukan kesalahan/berbuat masalah, resiko kegagalan berbeda-beda tergantung dari karakteristik dan jangka waktunya, semakin tinggi tingkat resiko maka semakin tinggi tingkat suku bunga yang akan dibayarkan penerbit.
2. Government Bond /Treasury Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat,

Menkeu/BI, tidak memiliki resiko kegagalan, harga obligasi akan turun jika suku bunga naik.

3. Municipal Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah, memiliki resiko

kegagalan, Jika pemegangnya adalah penduduk setempat maka dibebaskan dari federal pajak dan pajak negara bagian tersebut, memiliki suku bunga yang lebih rendah dari obligasi perusahaan dengan resiko yang sama.
4. Foreign Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah asing/perusahaan asing,

dihadapkan pada resiko kegagalan, ada tambahan resiko jika diterbitkan dalam mata uang asing. Dari Sisi Sistem Pembayaran 1. Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bunga) kepada pemegangnya. 2. Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond) maupun bunga mengambang (floating coupon bond). Dari Sisi Hak Penukar 1. Convertible bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham emiten). 2. Exchangable bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/ emiten. 3. Callable bond, yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi). 4. Putable bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten. Dari Sisi Jaminan 1. Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan aset tertentu. 2. Guaranteed bond , jika penjaminnya adalah pihak ketiga. 3. Mortgage bond , jika dijamin dengan real properties (gedung).

4. Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables) Unsecured bond (Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh asset tertentu. MANFAAT OBLIGASI 1. Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon. Pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi, umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito atau SBI. 2. Keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Disamping penghasilan berupa kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual beli obligasi tersebut dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi. Jual beli obligasi berbeda dengan jual beli saham. Jika jual beli saham dinyatakan dengan nilai rupah, misalnya saham A dijual seharga Rp 4.000 per lembar saham maka jual beli obligasi dinyatakan dalam bentuk persentase atas harga pokok obligasi. RISIKO OBLIGASI Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, namun obligasi tetap mangandung beberapa risiko diantaranya sebagai berikut : 1. Interest-Rate Risk Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga. Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss (misal investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.

2. Reinvestment Risk Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk. 3. Call Risk Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya. 4. Default Risk Default risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki default risk dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan dengan U.S Treasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond. 5. Inflation Risk Peningkatan inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi. 6. Exchange-Rate Risk Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang acto baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi. 7. Liquidity Risk Liquidity atau marketable risk Bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya. 8. Volatility Risk Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan actorfaktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada factor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk

PROSES PENERBITAN OBLIGASI Proses yang umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi, satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang. PERINGKAT OBLIGASI Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi. Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk mengukur risiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut. Peringkat obligasi dipengaruhi oleh : a. Proporsi modal terhadap hutang b. Tingkat profitabilitas perusahaan c. Tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan d. Besar kecilnya perusahaan e. Jumlah pinjaman subordinasi yang dikeluarkan perusahaan. YIELD OBLIGASI Ada dua istilah yang terkait dengan karakteristik pendapatan suatu obligasi, yaitu yield obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate). Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor, yang cenderung bersifat tidak tetap. Yield obligasi tidak bersifat tetap, sebagaimana layaknya bunga (kupon) obligasi, karena yield obligasi akan sangat terkait dengan tingkat return yang disyaratkan investor.

KUPON DAN CURRENT YIELD Nominal yield obligasi atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon (coupon rate) adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi.

Current yield obligasi adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi.

YIELD TO MATURITY (YTM) Yield to maturity (YTM) diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Jika dua asumsi berikut terpenuhi, yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield: Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi sering disebut dengan yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM yang dihasilkan. Persamaan untuk menghitung YTM adalah Keterangan:

= = =

= harga obligasi pada saat ini (t=0) = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi = pembayaran kupon untuk obligasi setiap tahunnya = yield to maturity

= nilai par sari obligasi

Asumsi kupon obligasi dibagikan setiap semester. Untuk memperoleh nilai YTM yang mendekati dapat digunakan persamaan berikut:

dalam hal ini: YTM* = nilai YTM yang mendekati P n Ci Pp = harga obligasi pada saat ini (t=0) = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya = nilai par dari obligasi YTM adalah tingkat bunga yang menyamakan harga obligasi (P) dengan nilai sekarang dari semua aliran kas yang diperoleh dari obligasi sampai dengan waktu jatuh tempo. Pendapatan hasil investasi kembali dari pembayaran kupon obligasi disebut dengan interest on interest. Untuk obligasi yang memberikan kupon yang tinggi atau waktu jatuh tempo yang panjang, asumsi bahwa investor akan melakukan reinvestasi atas semua pendapatan bunga yang diperoleh dari obligasi menjadi penting. YTM UNTUK ZERO COUPON BOND

YTM ditentukan dengan menyamakan nilai sekarang dari nilai par dengan harga obligasi:

atau

Tidak adanya pembayaran kupon menyebabkan satu-satunya aliran kas yang bisa diperoleh investor dari obligasi adalah pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.

YIELD TO CALL (YTC) Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable). Obligasi yang callable, berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo. Untuk menghitung YTC, bisa digunakan persamaan berikut ini:

YTC yang mendekati bisa ditentukan dengan:

TIPE OBLIGASI 1. Premium bonds Obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga premi. Yield to maturity dari premium bonds adalah lebih kecil daripada tingkat kuponnya. 2. Discount bonds

Obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga diskon. Yield to maturity dari discount bonds adalah lebih besar daripada tingkat kuponnya. 3. Par bonds Obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga par.

HARGA OBLIGASI Suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi bursa maupun OTC. Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah : a. Nilai Nominal/Nilai Pari; yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbitan b. Tingkat Bunga ; yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga) obligasi c. Suku Bunga Kupon : merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi d. Periode pembayaran bunga; yaitu periode waktu dimana penerbit pembayaran kupon. Biasanya 3 bulanan atau 6 bulanan. Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya. e. Peringkat Obligasi : penilaian atas resiko obligasi yang mungki terjadi kemudian. f. Suku bunga mengambang : suku bungan yang ditentukan selama periode tertentu (6bulan) setelah itu disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar. g. Suku Bunga nol : obligasi yang tidak diberlakukan atas bunga. h. Tanggal Jatuh tempo : waktu dimana penerbit obligasi harus membayar obligasi. melakukan

i.

Provisi Penarikan : merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal. Besarnya provisi penarikan lebih tinggi nominalnya, selisihnya disebut premi penarikan. Besarnya premi penarikan sama dengan bunga tahun jika obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat yang konstan sebesar INT/N setiap tahun sesuadahnya.

j.

Dana pelunasan : premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang mengharuskan penerbit untuk menarik sebagian dari obligasi setiap tahun.

k. Identure : perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan wali atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi. l. Tingkat penghasilan sekarang : rasio pembayaran tahunan terhadap harga obligasi di pasar.

Dengan membandingkan antara tingkat bunga yang disyaratkan dan tingkat kupon, harga obligasi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe: a. Jika tingkat bunga yang disyaratkan sama dengan tingkat kupon, harga obligasi akan sama dengan nilai parnya, atau obligasi dijual sebesar nilai par. b. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih tinggi daripada tingkat kupon, harga obligasi akan lebih rendah dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan diskon. c. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon, harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan premi. HARGA OBLIGASI SEPANJANG WAKTU Pada saat jatuh tempo, nilai obligasi seharusnya sama dengan nilai parnya. Jika r dijaga konstan:
Nilai dari suatu premium bond akan menurun sepanjang waktu, hingga nilainya mencapai

nilai par
Nilai dari suatu discount bond akan meningkat sepanjang waktu, hingga nilainya

mencapai nilai par.


Nilai dari suatu par bond akan bertahan sebesar nilai par.

TINGKAT BUNGA DAN HARGA OBLIGASI Harga obligasi sangat terkait dengan besarnya nilai r , yaitu tingkat keuntungan yang disyaratkan atau yield obligasi. Aada hubungan yang terbalik antara yield dengan harga obligasi, hal penting lainnya yaitu: 1. Jika yield di bawah tingkat kupon, harga jual obligasi akan lebih tinggi dibanding nilai parnya (harga premi). 2. Jika yield di atas tingkat kupon, maka harga obligasi akan lebih rendah dari nilai parnya (harga diskon). 3. Jika yield sama dengan tingkat kupon yang diberikan maka harga obligasi tersebut akan sama dengan nilai parnya. 4. Hubungan antara harga-yield tidak berbentuk garis lurus tetapi membentuk sebuah kurva cekung. MATURITAS DAN HARGA OBLIGASI Perubahan harga obligasi, akibat perubahan tingkat bunga pasar, dipengaruhi oleh maturitas dan tingkat kupon dari obligasi. Bila terjadi kenaikan (penurunan) tingkat bunga maka harga obligasi yang mempunyai maturitas lebih lama akan mengalami penurunan (kenaikan) harga yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai maturitas yang lebih pendek, ceteris paribus. TINGKAT KUPON DAN HARGA OBLIGASI Perubahan harga obligasi karena adanya perubahan tingkat bunga juga tergantung pada tingkat kupon yang diberikan oleh obligasi tersebut. Bila terjadi perubahan tingkat bunga maka harga obligasi yang mempunyai tingkat kupon yang lebih rendah akan relatif lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga obligasi yang tingkat kuponnya lebih tinggi. DURASI Obligasi yang mempunyai umur maturitas sama, tetapi memberikan kupon yang berbeda, ternyata tidak bisa dianggap sama umur maturitasnya.

Durasi merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian obligasi tersebut. Durasi diukur dengan menghitung rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value). PENENTUAN DURASI Untuk menghitung besarnya durasi dapat digunakan persamaan berikut:

dalam hal ini: t n P = periode dimana aliran kas diharapkan akan diterima = jumlah periode sampai jatuh tempo = harga pasar obligasi

PV(CFt) = nilai sekarang dari aliran kas pada periode t yang didiskonto pada tingkat YTM

FAKTOR PENENTU DURASI Lama durasi suatu obligasi akan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: 1. Maturitas obligasi 2. Pendapatan kupon 3. Yield to maturity Dari ketiga faktor tersebut, hanya factor maturitas saja yang mempunyai hubungan searah dengan durasi. ARTI PENTING DARI KONSEP DURASI 1. Konsep durasi tersebut bisa menjelaskan mengenai perbedaan antara umur efektif berbagai alternatif pilihan obligasi.

2. Konsep durasi dapat digunakan sebagai salah satu strategi pengelolaan investasi, terutama strategi imunisasi. 3. Durasi dapat digunakan sebagai ukuran yang lebih akurat untuk mengukur sensitivitas harga obligasi terhadap pergerakan tingkat bunga, karena durasi sudah mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi. DURASI MODIFIKASIAN Untuk menghitung persentase perubahan harga obligasi karena adanya perubahan tingkat bunga tertentu, maka kita bisa menggunakan durasi yang sudah dimodifikasi dengan cara berikut:

dalam hal ini: D* = durasi modifikasian r = YTM obligasi

Durasi modifikasian dapat digunakan untuk menghitung persentase perubahan harga suatu obligasi akibat adanya perubahan tingkat bunga pasar:

PEMAHAMAN MENGENAI PASAR OBLIGASI Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun. Dalam pertumbuhan ekonomi yang lambat, tingkat bunga akan cenderung turun dan harga obligasi akan

naik. Dalam kondisi ekonomi yang mengalami peningkatan inflasi, harga obligasi akan turun tetapi suku bunga obligasi akan cenderung mengalami peningkatan. STRUKTUR TINGKAT BUNGA Struktur tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligasi, maka risiko ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan juga akan semakin tinggi

Anda mungkin juga menyukai