Anda di halaman 1dari 27

HOSTILE TAKEOVER

VS
INDUSTRIAL ESPIONAGE
KELOMPOK 1
1. ADITYO SURYO DWIATMONO
2. GIYONO
3. MOCHAMMAD REZA FIRMANSYAH
4. NANDA MUSTAQIM
5. RANNY APRIANI HAPSARI
LATAR BELAKANG

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan


Perusahaan Internal Eksternal
 Pertumbuhan Perusahaan membeli  Merger
Internal aktiva tertentu dan  Akuisisi
membiayainya
 Pertumbuhan dengan retensi laba
 Leverage Buy Out
Eksternal atau pembiayaan  Hostile Take Over
dari luar  Industrial
Espionage
Salah satu strategi aliansi bisnis adalah dengan
Take Over (Akuisisi) terhadap perusahaan lain

TAKE OVER

FRIENDLY TAKE OVER HOSTILE TAKE OVER


Salah satu strategi aliansi bisnis adalah dengan
Take Over (Akuisisi) terhadap perusahaan lain

TAKE OVER

FRIENDLY TAKE OVER HOSTILE TAKE OVER


 Para pihak dalam proses
FRIENDLY take
terhadap
over menyetujui
rencana

TAKE pengambilalihan
tersebut
saham

OVER  Kedua belah pihak, baik


offeror dan target company,
telah menyepakati terhadap
rencana take over tersebut
 Tindakan akuisisi yang dilakukan
secara paksa yang biasanya

HOSTILE
dilakukan dengan cara membuka
penawaran atas saham
perusahaan yang ingin dikuasai di

TAKE pasar modal dengan harga di atas


harga pasar

OVER  Pengambilalihan secara paksa


biasanya diikuti oleh pemecatan
karyawan dan manajer untuk
diganti orang baru untuk
melakukan efisiensi pada
operasional perusahaan.
 Unfriendly Offer

HOSTILE  Bear Hugs

Casual Pass
TAKE

 Buy A Block
OVER  Proxy fight

 Nominee

 Trust
HOSTILE TAKE OVER
HOSTILE TAKE OVER
INDUSTRIAL ESPIONAGE

Industrial espionage atau mata-mata bisnis merupakan suatu


kegiatan yang dijalankan oleh suatu badan organisasi rahasia pada
suatu negara untuk mendapatkan informasi mengenai industri
terbaru yang sedang dikembangkan negara lain untuk di
kembangkan di negaranya sendiri.
 Industrial Espionage sangat
berbahaya karena negara yang
memiliki banyak potensi ekonomi
akan ditipu dan dijajah dalam hal
INDUSTRIAL ekonomi, sehingga membuat
negara tersebut akan mengalami
ESPIONAGE krisis ekonomi

 Negara-negara atau perusahaan


yang telah dicuri informasinya,
mengalami kerugian. Baik dalam
bidang keuangan atau prospek
dari potensi industri dan ekonomi
serta bisnis di negaranya
 Industrial Espionage merupakan
salah satu strategi dalam
persaingan bisnis untuk dapat
mengetahui informasi lawan
INDUSTRIAL bisnis

ESPIONAGE  Layaknya sebuah perang,


produsen dan pemasar banyak
yang menggunakan, bahkan
mengandalkan mata-mata untuk
bisa memenangkan persaingan
dalam bisnis dan industri
Empat tahap sederhana yang dapat
dilakukan dalam kegiatan spionase :
 Merencanakan tujuan dari kegiatan
spionase, baik bidang industri, ekonomi,

INDUSTRIAL 
teknologi, maupun militer.
Mengumpulkan informasi. Biasanya

ESPIONAGE dengan memata-matai seseorang yang


berkedudukan tinggi di suatu badan
intelengen atau perusahaan.
 Informasi maupun data yang sudah ada
di tangan dianalisa dan dirombak ulang
untuk diterapkan
 Semua hal yang sudah diperoleh,
dijadikan bahan untuk mengolah dan
mempraktekkannya di tempat atau
negara sendiri.
STUDI KASUS LUNDIN MINING DAN HUAWEI
KASUS HOSTILE TAKE OVER OLEH LUNDIN MINING
TERHADAP KANADA NEVSUN RESOURCES Ltd
NSU.TO
KASUS HOSTILE TAKE OVER OLEH LUNDIN MINING
TERHADAP KANADA NEVSUN RESOURCES Ltd
NSU.TO

 Lundin Mining Corp (LUN.TO) meluncurkan  Nevsun telah menolak proposal


tawaran pengambilalihan C $ 1,4 miliar Lundin sebagai tidak memadai, yang
($ 1,1 miliar) sepihak atau (hostile paling baru pada bulan Mei ketika
takeover) kepada sesama perusahaan Lundin bermitra dengan Euro Sun
penambang Kanada Nevsun Resources Ltd Mining (ESM.TO) yang merupakan
NSU.TO dengan mengatakan pihaknya perusahaan yang lebih kecil, yang
gagal meyakinkan dewan Nevsun untuk akan mengakuisisi tambang Eritrea
melakukan friendly takeover, kesepakatan
selama sembilan bulan terakhir
ANALISIS KASUS

Dalam kasus takeover antara Lundin Mining dengan Nevsun sudah berlangsung
selama berbulan-bulan sejak awal tahun 2018, Lundin Mining sudah memberikan
banyak tawaran kepada pihak Nevsun, namun pihak Nevsun tersebut selalu
merubah goal yang diinginkan sebagai cara penanganan agat tidak terjadi
akuisisi. Kegiatan penanganan tersebut yang mengakibatkan pihak Lundin untuk
melakukan penawaran takeover yang sepihak, dengan tawaran 80% lebih dari
angka saham Nevsun yang beredar.
Strategi Beberapa Strategi perusahaan
dalam menghadapi Hostile Take
Menghadapi Over:
Ancaman 1. Strategi Poison Pills
2. Corporate Charter Amandement
Hostile
3. Green Mail
Takeover 4. Golden Parachute
5. Stand Still Agreement
6. Litigation
KASUS INDUSTRI ESPIONAGE HUAWEI

Amerika Serikat berusaha membujuk


dunia untuk tidak menggunakan peralatan
perusahaan Huawei dalam jaringan
seluler. Departemen Kehakiman telah
menuduh perusahaan dan kepala
keuangannya dengan penipuan bank dan
pencurian rahasia dagang. Namun bisnis
Huawei melonjak.
KASUS INDUSTRI ESPIONAGE HUAWEI

Washington telah mendesak pemerintah sekutu untuk melarang perusahaan


seluler menggunakan perangkat jaringan 5G dari Huawei di perusahaannya
karena kekhawatiran spionase. Sebuah ulasan yang dipimpin oleh lembaga
keamanan siber besar Inggris, menemukan "cacat mendasar" dalam proses
rekayasa perangkat lunak dan keamanan Huawei, meskipun berhenti meminta
larangan atas produk-produk perusahaan. Kepala eksekutif Vodafone, operator
Inggris, telah memperingatkan bahwa larangan penuh Huawei akan menunda
pembangunan jaringan 5G.
ANALISIS KASUS

 Pada akhirnya harus diakui bahwa praktek


Penanganan kasus bila dalam Hukum
spionase bisnis ini sesuatu yang tidak bisa
Indonesia adalah sebagai berikut:
dihindari dan akan terus bertumbuh dan
 KUHP (Kitab Undang Undang Hukum berkembang seiring dengan perkembangan
Pidana) dunia bisnis.
 UU Nomor 5 Tahun 1999  Pada dasarnya setiap perusahaan tidak
 UU No. 30 Tahun 2000 tentang memiliki sistem ketahanan yang sempurna.
Rahasia Dagang. Sehingga setiap pelaku usaha harus terus
melakukan updating dalam kegiatan
 UU No. 11 Tahun 2008 tentang bisnisnya. Selalu mengikuti perubahan yang
Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya dibidang teknologi informasi dan
masalah hukum yang muncul.
HOSTILE TAKEOVER
VS
INDUSTRIAL ESPIONAGE
 Jelas dari kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat berbeda dari masing-masing aspek. Hal yang
sama dimiliki oleh kedua topik tersebut ialah masing-masing akan merugikan salah satu pihak.

 Pada kasus Hostile Takeover jelas perusahaan yang di akusisi akan mengalami kehilangan kendali dan
kepemimpinan dari perusahaannya sendiri karena pengakusisian yang sebelah pihak dan hanya
menguntungkan pihak yang mengakusisi saja. Walaupun pihak yang diakusisi akan mendapatkan
pengganti berupa uang ataupun aset namun hal tersebut hanya bersifat sementara.

 Di sisi lain, pihak yang mengakusisi pun dapat mengalami kerugian juga. Bila Takeover tersebut
dilakukan secara terburu-buru tanpa pemikiran matang akan prospek dari perusahaan yang di akusisi,
perusahaan yang melakukan aktivitas takeover tersebut pun dapat mengalami kerugian saat
perusahaan yang diakusisi tidak memiliki prospek yang seperti diharapkan.
HOSTILE TAKEOVER
VS
INDUSTRIAL ESPIONAGE
Sedangkan pada kasus espionage jelas satu-satunya pihak yang mengalami kerugian hanyalah
pihak yang dimata-matai. Karena dapat kehilangan pengetahuan atau teknologi yang
perusahaan tersebut sudah kembangkan sendiri. Jelas ini sangat menyalahi dan melanggar
ketentuan hak cipta dan berbagai hukum lainnya yang berkaitan. Sehingga pada kasus
espionage ini lebih mudah untuk pelaku yang melakukan tindak tersebut untuk terjerat dalam
sebuah hukum yang ada dibandingkan dengan pelaku Hostile Takeover.
KESIMPULAN

 Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya
dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di
pasar modal dengan harga di atas harga pasar

 Industrial espionage atau mata-mata bisnis merupakan suatu kegiatan yang dijalankan oleh
suatu badan organisasi rahasia pada suatu negara untuk mendapatkan informasi mengenai
industri terbaru yang sedang dikembangkan negara lain untuk di kembangkan di negaranya
sendiri

 Hostile take over dan industrial espionage termasuk dalam pelanggaran etika bisnis yang
dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar international
SARAN

 Pelaku bisnis diharapkan mempunyai pengetahuan dan menerapkan etika bisnis dalam
menjalankan aktifitas bisnisnya, tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga harus
memikirkan dampak buruk dari pelanggaran etika bisnis.

 Keuntungan yang diperoleh melalui pelanggaran etika bisnis akan mengganggu


keberlangsungan bisnis, sehingga disarankan perusahaan menerapkan etika bisnis sesuai
dengan norma dan hukum yang berlaku.

THANK YOU ”

Anda mungkin juga menyukai