VS
INDUSTRIAL ESPIONAGE
KELOMPOK 1
1. ADITYO SURYO DWIATMONO
2. GIYONO
3. MOCHAMMAD REZA FIRMANSYAH
4. NANDA MUSTAQIM
5. RANNY APRIANI HAPSARI
LATAR BELAKANG
TAKE OVER
TAKE OVER
TAKE pengambilalihan
tersebut
saham
HOSTILE
dilakukan dengan cara membuka
penawaran atas saham
perusahaan yang ingin dikuasai di
Casual Pass
TAKE
Buy A Block
OVER Proxy fight
Nominee
Trust
HOSTILE TAKE OVER
HOSTILE TAKE OVER
INDUSTRIAL ESPIONAGE
INDUSTRIAL
teknologi, maupun militer.
Mengumpulkan informasi. Biasanya
Dalam kasus takeover antara Lundin Mining dengan Nevsun sudah berlangsung
selama berbulan-bulan sejak awal tahun 2018, Lundin Mining sudah memberikan
banyak tawaran kepada pihak Nevsun, namun pihak Nevsun tersebut selalu
merubah goal yang diinginkan sebagai cara penanganan agat tidak terjadi
akuisisi. Kegiatan penanganan tersebut yang mengakibatkan pihak Lundin untuk
melakukan penawaran takeover yang sepihak, dengan tawaran 80% lebih dari
angka saham Nevsun yang beredar.
Strategi Beberapa Strategi perusahaan
dalam menghadapi Hostile Take
Menghadapi Over:
Ancaman 1. Strategi Poison Pills
2. Corporate Charter Amandement
Hostile
3. Green Mail
Takeover 4. Golden Parachute
5. Stand Still Agreement
6. Litigation
KASUS INDUSTRI ESPIONAGE HUAWEI
Pada kasus Hostile Takeover jelas perusahaan yang di akusisi akan mengalami kehilangan kendali dan
kepemimpinan dari perusahaannya sendiri karena pengakusisian yang sebelah pihak dan hanya
menguntungkan pihak yang mengakusisi saja. Walaupun pihak yang diakusisi akan mendapatkan
pengganti berupa uang ataupun aset namun hal tersebut hanya bersifat sementara.
Di sisi lain, pihak yang mengakusisi pun dapat mengalami kerugian juga. Bila Takeover tersebut
dilakukan secara terburu-buru tanpa pemikiran matang akan prospek dari perusahaan yang di akusisi,
perusahaan yang melakukan aktivitas takeover tersebut pun dapat mengalami kerugian saat
perusahaan yang diakusisi tidak memiliki prospek yang seperti diharapkan.
HOSTILE TAKEOVER
VS
INDUSTRIAL ESPIONAGE
Sedangkan pada kasus espionage jelas satu-satunya pihak yang mengalami kerugian hanyalah
pihak yang dimata-matai. Karena dapat kehilangan pengetahuan atau teknologi yang
perusahaan tersebut sudah kembangkan sendiri. Jelas ini sangat menyalahi dan melanggar
ketentuan hak cipta dan berbagai hukum lainnya yang berkaitan. Sehingga pada kasus
espionage ini lebih mudah untuk pelaku yang melakukan tindak tersebut untuk terjerat dalam
sebuah hukum yang ada dibandingkan dengan pelaku Hostile Takeover.
KESIMPULAN
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya
dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di
pasar modal dengan harga di atas harga pasar
Industrial espionage atau mata-mata bisnis merupakan suatu kegiatan yang dijalankan oleh
suatu badan organisasi rahasia pada suatu negara untuk mendapatkan informasi mengenai
industri terbaru yang sedang dikembangkan negara lain untuk di kembangkan di negaranya
sendiri
Hostile take over dan industrial espionage termasuk dalam pelanggaran etika bisnis yang
dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar international
SARAN
Pelaku bisnis diharapkan mempunyai pengetahuan dan menerapkan etika bisnis dalam
menjalankan aktifitas bisnisnya, tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga harus
memikirkan dampak buruk dari pelanggaran etika bisnis.