Oleh :
KELOMPOK 6
Kadek Utami Kusumaningsih
1306305018 / 16
1306305031 / 18
1306305042 / 19
1306305151 / 25
1306305191 / 27
JENIS-JENIS STRATEGI
Strategi alternatif ada 12 seperti pada tabel berikut, banyak perusahaan yang menjalankan
kombinasi dua atu lebih strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat berisiko
jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu menjalankan semua strategi yang
dapat menguntungkan perusahaan. Organisasi, seperti individu, memiliki sumber daya yang
terbatas. Organisasi dan individu harus memilih diantara beberapa alternatif strategi.
Strategi
Integrasi kedepan
Mencari
Definisi
kepemilikan
meningkatkan
kontrol
Integrasi
Manhattan
Mcdonalds mengakuisisi
kebelakang
Integrasi horizontal
perusahaan
Mencari kepemilikan atau
Penetrasi Pasar
produk/jasa saat ini di pasar melalui $500 juta tahun 2003 untuk
Pengembangan
Pasar
Pengembangan
Produk
Diversifikasi
baru
Microsoft meluncurkan PC
Konsentrik
produk/jasa lama
Diversifikasi
hiburan
Penyewaan
Konglomerat
mungkin
video
akan
Blockbuster
mengakuisisi
produk/jasa lama
perusahaan
pemasar
langsung
DVD
musik,
Columbia
dan
Diversifikasi
House
Viacom mengakuisisi Comedy
Horizontal
Retrenchment
biaya
dan
dari AOL
America West airlanes menutup
laba
Menjual satu divisi atau bagian
perusahaan
gerai
circle
K-nya
kepad
Couche-Tard
Sprint melikuidasi divisi Web-
hosting-nya
riilnya
Tabel Definisi dan contoh Strategi Alternatif
I.
STRATEGI INTEGRASI
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang
bersama-sama disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan
sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing.
I.1. Integrasi ke depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas
distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang
menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual
produk secara langsung kepada konsumen. Strategi ini menyebabkan kekacauan di
beberapa industri. Sebagai contoh, Dell Computer mulai menjalankan integrasi ke depan
di tahun 2003 dengan membuat toko-di-dalam-toko di Sears. Strategi ini melengkapi
kios di mal milik Dell yang memungkinkan pelanggan untuk melihat dan mencoba
computer Dell sebelum mereka membeli. Tidak satu pun dari kios di mal dan toko-didalam-toko milik Dell yang menyimpan persediaan komputer. Pelanggan akan tetap
memesan Dell secara eksklusif melalui telepon atau internet yang merupakan secara
historis membedakan Dell dengan perusahaan komputer lain.
Cara efektif mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba
(franchising). Sekitar 2000 perusahaan di kira-kira 50 industri yang berbeda di AS
menggunakan waralaba untuk mendistribusikan produk dan jasa mereka. Bisnis dapat
berekspansi secara cepat dengan waralaba karena biaya dan peluang tersebar di banyak
individu.
Berikut panduan kapan integrasi ke depan bisa menjadi strategi yang efektif:
a. Ketika distributor perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau
tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
b. Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat terbatas sehingga
memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang berintegrasi ke depan.
c. Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang bertumbuh dan diharapkan
akan terus bertumbuh secara pesat, hal tersebut merupakan faktor pencetus karena
integrasi ke depan menurunkan kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi jika
industri dasarnya tidak stabil.
d. Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan manusia yang dibutuhkan
untuk mengelola bisnis baru dalam mendistribusikan produknya sendiri.
e. Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi.
f. Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki margin laba yang tinggi.
Contoh Perusahaan yang melakukan Strategi integrasi ke depan:
a. Perusahaan PT. Kimia Farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik
Kimia Farma.
b. PT. Astra International menguasai saluran distribusi sampai hilirnya dengan
mempunyai outlet Shop and Drive yang memberikan pelayanan service dan
menjual suku cadang.
I.2. Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika
pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan.
Berikut ini panduan kapan integrasi ke belakang bisa dijadikan strategi yang
efektif:
a. Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan atau
tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
b. Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
c. Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.
d. Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia dan modal untuk mengelola
bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri.
e. Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting.
f. Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, ini mengisyaratkan
bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri tersebut merupakan usaha
yang menjanjikan.
g. Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang dibutuhkan dengan cepat
Contoh perusahaan yang melakukan Strategi integrasi ke belakang (backward
integration) :
a. Kelompok Kompas Gramedia memiliki banyak anak perusahaan media termasuk
penerbitan.
b. PT. Gudang Garam International memiliki pabrik kertas rokok di Afrika selain
juga memiliki Pabrik Kertas Rokok di Kediri dengan nama PT Surya Zig Zag.
d. Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal yang dibutuhkan untuk
mengelola organisasi yang berkembang dengan sukses.
e. Ketika pesaing kebingungan karena kurangnya keahlian atau memiliki kebutuhan
atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh integrasi horizontal (horizontal integration) :
a. PT Indofood Sukses Makmur yang pertama kali populer dengan merk dagang
Indomie membeli merk Supermi.
b. PT. Coca Cola Bottling Indonesia mengakuisisi air minum merk lokal Ades.
II. STRATEGI INTENSIF
Kelompok strategi ini disebut sebagai strategiintensif karena mensyaratkan
berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan
produk yang ada.
Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
II.1.
ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang
lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering digunakan dan dikombinasikan
pemasaran promosi dan harga, yaitu melalui antara lain menaikkan jumlah tenaga
penjualan, meningkatkan anggaran iklan, menawarkan secara gencar berbagai item
promosi penjualan, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas.
Efektifitas strategi penetrasi pasar tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
II.2.
Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan memperluas area
geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari bukan pemakai menjadi
pemakai, menarik pelanggannya pesaing.
a.
b.
c.
d.
memperbaiki atau mmemodifikasi produk yang mada saat ini. Menjalankan strategi ini
berarti melibatkan pengeluaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
Pedoman yang harus dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif
adalah:
a. Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk.
b. Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat.
c. Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing.
d. Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat.
e. Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan.
Contoh pengembangan produk (Product Development Strategy) :
a. PT. Unilever Indonesia mengembangkan produk Pepsodent dengan beberapa varian.
b. PT. TELKOM telah melakukan pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju
hingga jasa Narrowband ISDN dan Intelligent Networks.
III.
b. Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan
penjualan produk yang ada
c. Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
d. Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
Memiliki tim manajemen yang kuat.
Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy) :
a. Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor.
b. Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia
Komputindo), took buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7).
III.2.
produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini.
Dasarnya adalah, bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini
dan pelanggan saat ini sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan
menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :
a. Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.
b. Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return
rendah.
c. Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.
Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) :
a. PT. Garuda Indonesia Airways memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT.
Aerowisata.
b. Kelompok Usaha Kompas membuka bisnis jasa konsultansi perjalanan (travel
biro) yang khusus ditujukan bagi pelanggan Koran dan Majalah Kelompok Kompas
Gramedia.
III.3.
yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin
strategi diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti,
yakni:
a. Terjadi penurunan penjualan dan profit.
b. Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru
c. Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang
mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh.
d. Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang
memiliki peluang investasi yang menarik.
e. Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.
Contoh diversifikasi konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) :
a. PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan untuk
bergerak di sector property seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo
Development.
b. PT. Maspion
Indonesia
memiliki
PT. Bank
STRATEGI DEFENSIF
Strategi Defensif adalah jenis strategi dimana kondisi perusahaan sedang mengalami
penurunan sehingga harus melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset
untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
a. Joint venture
Strategi ini merupakan strategi yang populer, yakni di mana terjadi saat dua atau lebih
perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer untuk tujuan kapitalisasi modal.
Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan tidak mau memikul beban
perusahaannya sendiri.
b. Penciutan
Penciutan adalah strategi dimana dilakukan pengelompokan ulang ( regrouping ) melalui
pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.
c. Divestasi
Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu divisi atau bagian dari
sebuah organisasi.
d. Likuidasi
Likuidasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan seluruh asset perusahaan, secara
terpisah pisah, untuk kekayaan berwujudnya.
V. ALIANSI STRATEGIK, MERGER, KONSORSIUM
V.1.
Aliansi Strategi
Definisi aliansi strategis adalah suatu bentuk kerjasama antar perusahaan dimana
sumber daya, kemampuan dan core competencies digabungkan demi kepentingan
bersama. Aliansi strategis dapat dibentuk dengan berbagai cara, tergantung tujuannya.
Pada zaman sekarang ini, melalui aliansi strategis perusahaan dapat memperoleh
competitive advantage melalui akses kepada sumber daya, pasar, teknologi, modal dan
SDM dari partner. Perusahaan yang bekerjasama dengan pihak lain dapat memperoleh
tambahan sumber daya dan kemampuan, sehingga kedepannya dapat tumbuh dan
ekspansi secara lebih cepat dan efisien. Umumya perusahaan yang fast-growing sangat
mengandalkan aliansi untuk memperluas sumber daya teknikal dan operasional. Dengan
proses tersebut, dapat menghemat waktu dan produktivitas karena tidak perlu
mengembangkan sendiri dari awal. Sementara mereka dapat berkonsentrasi kepada
inovasi dan bisnis utamanya. Umumnya bisnis membentuk aliansi untuk alasan seperti
ekspansi geografis, penghematan biaya, pabrik, dan supply-chain synergy.
Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu
pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan
produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi,
maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui
sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis
dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manufaktur,
pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi
maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi,
perusahaan dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan.
V.1.1. Penggunaan Aliansi Strategis
Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:
a. Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan
b. Meningkatkan akses pada teknologi baru
c. Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing memasuki pasar baru
d. Mengurangi waktu siklus produk
e. Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
f. Memperbaiki kualitas
V.1.2. Strategi Aliansi Tingkat Bisnis
a. Aliansi Komplementer. Dirancang untuk mengambil keunggulan dari peluangpeluang pasar dengan mengkombinasikan aktiva-aktiva dari perusahaanperusahaan yang menjadi mitra dengan cara-cara yang saling melengkapi
untuk menciptakan nilai baru.
b. Strategi Pengurangan Persaingan. Dalam banyaknya persaingan, banyak
perusahaan berusaha untuk menghindar dari persaingan yang merusak atau
berlebihan. Salah satunya adalah dengan kolusi implisit atau toleransi mutual.
c. Strategi Tanggapan Persaingan. Perusahaan menggabungkan kekuatan untuk
merespon tindakan stratejik pesaing lain.
d. Strategi Pengurangan Ketidakpastian. Aliansi strategis juga digunakan untuk
mempertahankan diri dari risiko dan ketidakpastian khususnya dalam pasarpasar siklus cepat.
V.1.3. Strategi Aliansi Tingkat Perusahaan
Dirancang untuk memfasilitasi diversifikasi pasar dan/atau produk.
a. Aliansi Strategis Diversifikasi. Memungkinkan suatu perusahaan untuk
memperluas ke produk atau wilayah pasar baru tanpa melakukan merger atau
akuisisi.
b. Aliansi Strategis Sinergistik. Menciptakan ruang lingkup ekonomi bersama
antara dua atau lebih perusahaan.
c. Waralaba. Merupakan salah satu alternatif dalam diversifikasi yang
merupakan strategi kerja sama berdasarkan relasi kontraktual.
V.1.4. Strategi Aliansi Internasional
Alasan menggunakan aliansi internasional :
a. Perusahaan multinasional memiliki kinerja yang lebih baik daripada
perusahaan yang hanya beroperasi secara domestik saja
b. Peluang-peluang untuk tumbuh melalui akuisisi atau aliansi terbatas dalam
negara asal perusahaan tersebut
c. Kebijakan pemerintah
d. Membantu sebuah perusahaan yang mentransformasi dirinya sendiri dalam
kondisi-kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat
V.1.5. Strategi Aliansi Jaringan Kerja
Jenis strategi jaringan kerja antara lain:
a. Jaringan Aliansi Stabil. Memiliki siklus pasar dan permintaan yang mudah
diprediksi.
b. Jaringan Aliansi Dinamis. Basis dalam penggunaan strategi jaringan dalam
industri dimana inovasi teknologi cepat diperkenalkan secara berkala.
membentuk satu perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah satu perusahaan besar membeli
atau memperoleh perusahaan yang yang lebih kecil, atau bisa juga sebaliknya. Jika
merger atau akuisisi tidak dikehendaki oleh salah satu pihak, maka ini disebut dengan
pengambilalihan, take over, hostile take over. Hostile take over dapat memancing
terjadinya LBO (Leverage Buy Out), yaitu pembelian kepemilikan perusahaan oleh
manajemen perusahaan atau investor swasta lainnya dengan mempergunakan dana yang
diperoleh dari hutang.
Selain karena alasan menghindari hostile take over, LBO adalah inisiatif
manajemen senior yang memutuskan suatu divisi yang tidak cocok dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan atau dijual untuk memperoleh dana segar atau menerima
tawaran harga yang menarik. LBO hanya terjadi pada perusahaan swasta.
Sebaliknya jika akuisisi dikehendaki oleh kedua belah pihak diistilahkan dengan
friendly merger. Contoh ketika Nike mengakuisisi Converse, ada banyak kekuatan yang
memicu penyatuan antara sesama pesaing di seluruh dunia, antara lain deregulasi,
perubahan teknologi, ketidakmampuan menaikkan profit melalui peningkatan harga,
tekanan pasar saham, dan kepentingan untuk meraih skala ekonomi
V.2.1. Ada beberapa alasan atas merger dan akuisisi:
a. Untuk memperbaiki pemanfaatan kapasitas
b. Untuk membuat lebih baik armada jual yang ada
c. Untuk mengurangi staf manajerial
d. Untuk mencapai skala ekonomis
e. Untuk menyeimbangkan penjualan yang siklikal
f. Untuk memperoleh akses ke pemasok, distributor, pelanggan, produk, dan
kreditor
g. Untuk memperoleh teknologi baru
h. Untuk menurunkan kewajiban atas pajak
V.2.2. Sedangkan faktor yang mendorong merger dan akuisisi adalah:
a. Menaikkan market share
b. Efisiensi
c. Globalisasi
d.
e.
f.
g.
Konsorsium
Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang
dilakukan oleh dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti
hubungan besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri.
Jenis-jenis konsorsium antara lain:
a. Gabungan beberapa pengusaha/industriawan yang mengadakan suatu usaha (proyek)
bersama.
b. Kumpulan pedagang dan industriawan.
c. Pembiayaan bersama suatu proyek oleh beberapa bank atau lembaga keuangan.
d. Gabungan berbagai organisasi (sosial, kepemudaan) untuk mengadakan
aktivitas/gerakan bersama (biasanya secara tetap), namun masing-masing tetap berdiri
sendiri-sendiri.
e. Himpunan para pakar/sarjana dari disiplin ilmu/bidang yang sama untuk mengurus
kepentingan bersama.
Contoh Aplikasi
Beberapa Contoh Aliansi Strategis
Perusahaan yang telah melakukan aliansi antara lain Nokia dan Microsoft
bekerja cepat setelah secara resmi mengumumkan aliansi strategis untuk
mengembangkan smartphone berbasis Windows Phone, Aliansi Strategis KSEI dan
CDP/Depositori Sentral Singapura, GE/SNECMA; Fuji Xerox Co., Ltd.; AIZA-Cibe
Geigy; NUMMI; Dell dan EMC; Aliansi Dexa Medica dengan GlaxoSmithKline dan
dengan Alpharma dan Indofarma; PT Kalbe Farma Tbk dengan PT Enseval dan PT
Dankos Laboratories Tbk,; Mitsubishi dengan Daimler Crysler; Renault dan Nissan.
Penerapan Aliansi Strategi di Indonesia, contohnya yang telah dilakukan Bank
Muamalat. Bank Muamalat melakukan aliansi strategis dengan seluruh jaraingan
kantor pos di Indonesia ketika meluncurkan dan menjual produk Shar-E. Dengan
berbagai kemudahan dan jaringan yang luas sampai ke tingkat kelurahan, maka aliansi
strategis dengan kantor pos menjadi solusi ampuh dalam meningkatkan pasar
perbankan syariah di Indonesia.
Memang, Shar-E Card ditujukan untuk menjadi brand yang dapat digunakan
oleh mitra aliansi Bank Muamalat. Baik mitra yang berupa bank maupun lembaga
keuangan lainnya. Misalnya Shar-E Pegadaian, multi finance, maupun bank-bank
konvensional yang ingin mengelola dana nasabahnya secara syariah tanpa harus
membuka unit syariah, melainkan cukup dengan beraliansi dengan Bank Muamalat.
Selain itu, dengan berbagai kemudahan dan jaringan yang luas, karena bekerjasama
dengan kantor pos di seluruh daerah di Indonesia, maka produk Shar-E akan bisa
meningkatkan loyalitas nasabah Bank Muamalat.
Agar loyalitas nasabahnya terus meningkat dan sustainable, Bank Muamalat
juga berusaha untuk selalu memberikan berbagai kemudahan. Misalnya dengan
memberikan kemudahan kepada pemegang kartu Shar-E sehingga dapat mengaktivasi
nomor rekening pada kartu tersebut dan memiliki nomor rekening di Bank Muamalat.
Dengan kemudahaan tersebut, pengguna Shar-E juga dapat mengakses seluruh Debit
BCA dan memperoleh akses penarikan tunai secara halal dan free of charge pada
seluruh ATM BCA dan ATM Bersama.
Hal ini sangat cerdas dilakukan Bank Muamalat mengingat tanpa perlu
mengeluarkan investasi yang besar untuk membuka cabang-cabang yang banyak dan
mengadakan mesin-mesin ATM, Bank Muamalat telah berhasil menjangkau
masyarakat sampai tingkat kelurahan.
VI.
analisis kualitatif dengan alat analisis SWOT, IFAS dan EFAS. Berdasarkan diagaram
SWOT, hasil penelitian menunjukan Faktor Internal dan Eksternal Global Internet berada
pada kuadran IV, sehingga strategi bisnis yang dapat diterapkan yaitu Strategi Diversifikasi
Konsentrik dengan merancang sebuah Situs Portal Informasi, serta strategi Diversifikasi
Horisontal dengan menambah usaha foto copy. Disamping itu strategi ST (strength treath)
yang perlu diterapkan adalah dengan mengoptimalkan pelayanan pada konsumen dan
melaksanakan strategi Usaha Patungan.
Adapula penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ine Madinatul M. dengan judul
penelitian Strategi Pengembangan Perusahaan Roti Hawaii Bakery Kota Malang. Penelitian
tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang dimunculkan oleh faktor eksternal dan faktor internal, yang mempengaruhi
pengembangan usaha di perusahaan roti Hawaii Bakery Malang dan untuk merumuskan
alternatif strategi dan pilihan strategi pengembangan pada perusahaan roti Hawaii Bakery
yang dapat dijalankan Hawaii Bakery Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus strategi
pengembangan pada perusahaan roti Hawaii Bakery Malang agar dapat mengetahui kendalakendala yang sedang dan yang akan dihadapi perusahaan, serta memberikan alternatif
strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan roti Hawaii Bakery Malang.
Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah data primer dan data sekunder.
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan yaitu
matriks EFAS, matriks IFAS, matriks IE, matriks SPACE, dan QSPM. Berdasarkan analisis
lingkungan eksternal dan internal ternyata perusahaan roti Hawaii Bakery Malang berada
pada posisi berbenah diri / konservatif serta sedang dalam kondisi tumbuh dan membangun,
sehingga perusahaan roti Hawaii Bakery Malang perlu menerapkan strategi WO. Dalam
penerapan strategi WO tersebut dan menurut matriks QSPM maka perusahaan roti Hawaii
Bakery Malang perlu memprioritaskan penerapan strategi pengembangan produk, di
samping penerapan strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan yang terakhir adalah
penerapan strategi diversifikasi terkait. Penerapan strategi-strategi tersebut bertujuan untuk
mengembangkan perusahaan di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R, 2010, Strategic Management: Concepts and Cases,10th ed, New
Jersey: Prentice Hall
Materi s. diversifikasi :
https://docs.google.com/document/d/1PBuPG174uqNSPaY2_Iwi2bs
szuthA5K5XFIIIgTpdw/edit?pli=1
Makalah diversifikasi
manajemen-strategi/
http://izzanizza.wordpress.com/2012/03/21/makalah-
http://anggunfreeze.blogspot.co.id/2012/10/berbagai-tipe-strategi-dalamperusahaan.html