DAN
KEPUTUSAN
BERETIKA
TEORI – TEORI ETIKA
1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang
berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan
dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat
baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada
dirinya sendiri.
2
LANJUTAN TEORI-TEORI ETIKA ………….
3
LANJUTAN TEORI-TEORI ETIKA ………….
4
Klasifikasi Etika
Etika Umum
Etika Keluarga
Etika Khusus Etika Sosial
Etika Politik
Etika Lingkungan
Hidup Etika Profesi
5
TIGA ASPEK POKOK BISNIS
Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor yang
turut mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain ada faktor
organisatoris – manajerial, ilmiah – teknologis, dan politik – sosial –
kultural.Bisnis sebagai kegiatan sosial bisa disoroti sekurang –kurangnya dari
tiga sudut pandang yang berbeda tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan, yaitu
sudut pandang ekonomi, hukum, dan etika .
Bisnis bukanlah karya amal. Bisnis justru tidak mempunyai sifat membantu orang dengan
sepihak, tanpa mengharapkan suatu kembalian.
Teori ekonomi menjelaskan bagaimana dalam sistem ekonomi pasar bebas para
pengusaha dengan memanfaatkan sumber daya langka, menghasilkan barang dan jasa
yang berguna bagi masyarakat. Efisiensi ekonomis artinya hasil maksimal akan dicapai
dengan pengeluaran minimal.
Bisnis yang baik (good business) bukan saja bisnis yang menguntungkan. Bisnis
yang baik adalah juga bisnis yang baik secara moral. Malah perlu ditekankan, arti
moralnya merupakan salah satu arti penting bagi kata “ baik “.
Perilaku yang baik merupakan perilaku yang sesuai dengan norma – norma
moral, perilaku yang buruk bertentangan atau menyimpang dari norma – norma
moral. Suatu perbuatan dapat dinilai baik menurut arti terdalam justru kala
memenuhi standard etis tersebut.
Sudut Pandang Hukum
Kedua, bahwa proses terbentuknya undang – undang atau peraturan hukum memakan
waktu lama, sehingga masalah – masalah baru tidak bisa segera diatur secara hukum.
Ketiga, bahwa hukum itu sering kali bisa disalahgunakan. Perumusan hukum tidak
pernah sempurna sehingga orang yang beritikat buruk bisa memanfaatkan celah – celah
dalam hukum. Alasan yang keempat cukup dekat dengan itu.
Ke empat, bisa terjadi, hukum memang bisa dirumuskan dengan baik, tetapi karena
salah satu alasan sulit untuk dilaksanakan, misalnya, karena sulit dijalankan control yang
efektif.
Kelima, hukum kerap kali mempergunakan pengertian yang dalam konteks hukum itu
sendiri tidak di definisikan dengan jelas dan sebenarnya diambil dari konteks moral.
Tolak Ukur Aspek Pokok Bisnis
Hati Nurani Suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan sesuai hati nurani
dan suatu perbuatan adalah buruk jika dilakukan bertentangan dengan hati
nurani. Hati nurani adalah norma yang sering kali sulit dipakai dalam forum
umum dan harus dilengkapi dengan norma – norma yang lain.
Kaidah Emas Cara lebih objektif untuk menilai baik buruknya perilaku
moral adalah mengukurnya dengan kaidah emas yang berbunyi : “
hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana anda sendiri ingin
diperlakukan. “ atau : “ janganlah melakukan terhadap orang lain, apa
yang anda sendiri tidak ingin akan dilakukan terhadap diri anda. “
12
PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Business ethics is a form of the art of applied ethics that
examines ethical rules and principles within a commercial
context, the various moral or ethical problems that can
arise in a business setting, and any special duties or
obligations that apply to persons who are engaged in
commerce.
Business ethics dapat merupakan suatu disiplin yang
normatif dan deskriptif.
• Sebagai suatu korporasi praktis dan suatu karir/bidang
spesifik, maka di lapangan sifatnya adalah normatif
• Di dunia akademi pendekatan deskripitif juga digunakan
15
PERAN & MANFAAT ETIKA (1)
16
PERAN & MANFAAT ETIKA (2)
Etika memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena
seseorang tidak mungkin hidup sendiri dan menetapkan mana yang
benar dan tidak benar, mana yang baik dan tidak baik menurut kata
hati sendiri.
17
PERAN & MANFAAT ETIKA (3)
19
ETIKA DESKRIPTIF & NORMATIF
Etika deskriptif adalah bentuk etika yang berusaha
menganalisis secara kritis, logis dan rasional mengenai
sikap & prilaku manusia serta apa yang ingin dicapai
oleh seseorang sebagai sesuatu yang bernilai dalam
hidup dan kehidupannya;
20
Kritik Atas Etika Bisnis
Pertama, Stark hanya memandang dan mengutip artikel dan buku ilmiah tentang etika
bisnis.
Ketiga, sebagai ilmu, etika bisnis selalu bergerak pada taraf refleksi dan akibatnya pada
taraf teoritis juga.
Etikawan Tidak Bisa Mengambil Alih Tanggung Jawab
Kritisi ini meragukan entah etika bisnis memiliki keahlian etis khusus, yang tidak
dimiliki oleh para pebisnis dan manajer itu sendiri. Kritik tersebut merupakan
salah paham. Etika bisnis sama sekali tidak bermaksud mengambil alih tanggung
jawab etis dari para pebisnis.
Etika bisnis tidak berpretensi memiliki keahlian yang sama sifatnya seperti
banyak keahlian yang lain. Etika bisnis tidak bermaksud mengganti tempat dari
orang yang mengambil keputusan moral.
Etika bisnis bisa membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat
dipertanggungjawabkan, tapi tidak berniat mengganti tempat dari para pelaku
moral dalam perusahaan. Bagi etika bisnis berlaku peribahasa inggris : “ you can
lead the horse to the water, but you cannot make him drink. “
Prinsip-prinsip Profesi Pebisnis
1. Prinsip otonomi.
2. Prinsip kejujuran
3. Prinsip keadilan
4. Prinsip saling menguntungkan
(mutual benefit principle).
5. Integritas moral
6. Tanggungjawab
24
– Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan & bertindak
berdasar kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggap baik utk dilakukan.
25
Menuntut agar tiap orang diperlakukan sama, sesuai dengan
aturan yang adil & sesuai dengan kriteria rasional objektif &
dapat dipertanggungjawabkan
26
a. Menuntut agar bisnis menguntungkan semua pihak.
b. Mengakomodasi hakikat & tujuan bisnis.
Anda ingin untung & saya pun ingin untung, bisnis
dijalankan dengan prinsip saling menguntungkan
c.Menuntut agar persaingan bisnis, yang kompetitif,
melahirkan suatu win-win solution.
Produsen ingin untung dan konsumen ingin mendapat
barang dan jasa yang memuaskan (menguntungkan
dalam bentuk harga & kualitas yang baik).
27
• Prinsip ini terutama dihayati sebagai
tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis
atau perusahaan agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan, orang-orangnya maupun
perusahaan.
28
1. Tanggungjawab mengandaikan bahwa suatu tindakan
dilakukan dengan sadar & tahu.
Tanggungjawab seseorang hanya dpt dituntut
kalau ia bertindak sadar & tahu tentang
konsekuensi tindakannya
2. Tanggungjawab mengandaikan kebebasan
Tanggungjawab hanya mungkin relevan dituntut
dari seseorang, kalau tindakannya itu dilakukan
secara bebas.
3. Tanggungjawab mensyaratkan bahwa orang yang
melakukan tindakan tertentu memang mau &
bersedia melakukan tindakan itu
4. (Syarat ini relevan dgn syarat 1&2)
29
Mempertahankan standar etika & tanggung jawab
perusahaan
1. Cara mempertahankan standar etika
Utilitarianisme
Criteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan
semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi
perusahaan, kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu
mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain
yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder.
Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana
suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan membawa akibat
yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok,
penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika
utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai
pendekatan stakeholder.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
Who is affected?
How are they affected?
PCAOB Code of
and SEC Professional
Conduct
3.3 Code of Professional Conduct
Ideal standards of ethical conduct stated in
Principles
philosophical terms. They are not enforceable.
Rules of Minimum standards of ethical conduct stated as
conduct specific rules. They are enforceable.
Interpretation of the rules of conduct bythe AICPA
Interpretations
Division of Professional Ethics.They are not
of the rules
enforceable, but a practitioner must justify
of conduct
departure.
Published explanations and answers to questions
about the rules of conduct submitted to the AICPA
Ethical rulings by practitioners and others interested in ethical
requirements. They are not enforceable, but a
practitioner must justify departure.
Standards of Conduct
Ideal conduct
Principles
by practitioners
Minimum level
Rules of
of conduct by
conduct
practitioners Substandard
conduct
Ethical Principles
1. Integrity:
Members should perform all responsibilities with integrity to
maintain public confidence.
2. Objectivity
Members should be objective.
4. Confidentiality
Members must respect the confidentiality of information
acquired through thei professional work or relationships.
5. Professional behavior.
Members must refrain from any conduct including ommisions,
that might bring discredit to their profession.
1. Integrity:
Members should perform all responsibilities with integrity to
maintain public confidence.
Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil
dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.Praktisi tidak boleh
terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang diyakininya
terdapat:
PRINSIP OBJEKTIVITAS
Prinsip objektivitas mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan
subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari
pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan
bisnisnya.
PRINSIP KERAHASIAAN
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
Prohibited Services
1. Bookkeeping and other accounting services
2. Financial information systems design and implementation
3. Appraisal or valuation services
4. Actuarial services
5. Internal audit outsourcing
6. Management of human resource functions
7. Broker, dealer, or investment adviser
or investment banker services
8. Legal and expert services unrelated to the audit
9. Any other service that the PCAOB determines
by regulation is impermissible
Audit Committees
Komite audit adalah sejumlah anggota yang dipilih
dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya
termasuk membantu auditor independen dari manajemen.
Sebagian besar komite audit terdiri dari tiga hingga lima atau
kadang-kadang sebanyak tujuh direktur yang bukan bagian dari
Manajemen perusahaan.
Partner Rotation