Anda di halaman 1dari 10

AUDIT EXTERNAL (PESTEL, PORTER FIVE FORCES)

PT. INDOSAT Tbk.

oleh kelompok 3:

Grace Sintya Manatap Sianturi 1401213163


Widya Puspita Azzahra 1401213276
Evelyn Angelina Valerie 1401213384
Salwa Syifa Akhiraa 1401213089
Nabilah Qanitah Putri 1401213119
Viona Clarissa 1401210529
Safira Amaly Sa’danah 1401213605
Chessa Octavina Adelia 1401213139
Ridho Devario 1401213326

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2023
ANNUAL REPORT PT. INDOSAT, Tbk

1. PESTLE Analysis
Pestle Analysis adalah analisis yang digunakan oleh bisnis untuk menilai faktor ekonomi makro yang mempengaruhi operasi
mereka. Analisis PESTLE pada PT Indosat mencakup seluruh lingkungan makro yang berpengaruh pada layanan komunikasi
Indosat, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik.

P Political ● Dukungan dan stabilitas pemerintahan yang mendorong berkembangnya


perusahaan.
● Adanya Subsidi pemerintah berupa kuota sebesar 30 gigabyte di masa pandemi
Covid-19.
● Naiknya tarif pajak penambahan (PPN) nilai sebanyak 11% pada April 2022.
● Indosat harus bekerja sama secara erat dengan organisasi-organisasi yang berperan
penting dalam kebijakan di Indonesia, sehingga mampu memberikan kontribusi
yang lebih baik bagi tujuan masyarakat maupun tujuan perusahaan.

E Economic ● Jika tingkat inflasi tinggi, pendapatan yang dapat dibelanjakan menjadi lebih
rendah,. Hal tersebut menyebabkan ekspansi keseluruhan yang lebih rendah, yang
dapat merugikan bisnis dan perusahaan.
● Jika tingkat inflasi rendah, akan ada peningkatan pendapatan yang lebih tinggi.
Dengan begitu, daya saing akan meningkat.
● Tingkat pengangguran, suku bunga, dan komponen lain yang mempengaruhi
ekonomi masyarakat, berdampak pada keuntungan perusahaan pula.

S Social ● Pada Tahun 2020, penggunaan internet meningkat dikarenakan adanya Covid-19.
● Berfokus pada infrastruktur literasi digital, khususnya untuk generasi-generasi
muda di Indonesia
● Mendukung dan berkolaborasi dengan pelaku UMKM dengan salah satu platform
yang diluncurkan, yaitu IDE atau Indosat Digital Ecosystem dan ID Camp untuk
digital Event.
● Tingkat pendidikan masyarakat yang berpengaruh terhadap pembelian produk
Indosat. Pendidikan yang lebih tinggi membuat konsumen sadar akan pola
pembelian dan konsumsi mereka. Mereka akan fokus pada konsumsi positif yang
akan memberikan keuntungan. Tingkat kesadaran yang lebih tinggi juga berarti
bahwa konsumen akan lebih memilih kualitas, dan akan mengetahui apa yang
dijanjikan dan disampaikan oleh produk.

T Technology ● Teknologi 5G yang sangat berpengaruh menjadi peluang dalam dunia kesehatan.
● Gangguan rantai pasokan karena teknologi dapat menurunkan biaya produksi dan
jasa.
● Inovasi teknologi membuat persaingan semakin kuat.
● Infrastruktur teknologi yang menarik investasi dalam pengembangan kualitas dan
layanan.
● Penggunaan sarana digital yang meningkat juga akan meningkatkan persaingan
dan peluang.

L Legal ● Biaya operasi Indosat yang bertambah karena pengawasan rutin oleh badan
hukum (pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan, dan sebagainya)
● Sumber pasokan frekuensi melalui pemerintah dengan berbagai macam syarat dan
ketentuan.

E Environment ● Biaya investasi untuk membuat rantai pasok lebih fleksibel sebagai antisipasi dari
dampak buruk cuaca.
● Pengawasan rutin oleh badan lingkungan hidup yang menambah biaya operasional
Indosat.
● Adanya peningkatan fokus pada kelestarian lingkungan dan daur ulang yang
membuat Indosat meluncurkan situs khusus pembuangan produk untuk didaur
ulang.
● Indosat Mobile Financial Services harus mendaftar dengan otoritas dan lembaga
pengelolaan limbah untuk dapat mengikuti peraturan, seperti menerapkan proses
pengelolaan limbah yang terkendali dan terarah, serta membuang limbah dengan
cara yang ramah lingkungan.
2. Porter’s 5 Force

A. Threats of New Entrants


Perusahaan telekomunikasi seperti Indosat terikat kuat dengan kebijakan pemerintah. Struktur pasar jasa
telekomunikasi telah diatur sehingga perusahaan yang memasuki sektor tersebut mengalami kesulitan. Kebutuhan
modal untuk industri ini juga sangat tinggi karena teknologi yang digunakan dan biaya membangun jaringan yang
besar. Pendatang yang bisa masuk ke bidang ini adalah pengusaha dengan modal besar atau perusahaan raksasa yang
sudah mapan. Dengan demikian, ancaman pendatang baru bagi PT. Indosat TBK kecil kemungkinannya karena banyak
hambatan untuk masuk. Hanya ada persaingan kuat diantara pesaing yang sudah ada di pasar ini. Threats of new
entrants PT Indosat tergolong rendah.

B. Bargaining Power of Buyers


Daya tawar pembeli dalam industri telekomunikasi termasuk tinggi. Hal ini dikarenakan sumber bahan baku
dalam industri ini mahal. Dengan begitu, Indosat harus menentukan harga yang bisa menguntungkan perusahaan tetapi
tetap terjangkau bagi pembeli. Banyaknya produk berkualitas atau harga terjangkau yang ditawarkan oleh pesaing di
perusahaan telekomunikasi juga membuat ancaman produk pengganti Indosat semakin besar. Pelanggan mengharapkan
tarif rendah dari bisnis yang menyediakan layanan yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, daya tawar dari pembeli
terbilang cukup besar karena perusahaan sebaiknya memenuhi hal tersebut. Jika tidak, ada kemungkinan pembeli akan
beralih ke pesaing lain dengan tawaran yang lebih baik.

C. Bargaining Power of Suppliers


Bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti tidak akan bisa lepas dari input barang atau jasa sebagai
suatu bahan baku untuk proses produksi produk. Untuk itu, kehadiran supplier memiliki peran yang penting dan bisa
memberikan pengaruh pada kekuatan kompetitif perusahaan. Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat
optik, tidak hanya untuk jaringan darat, tetapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat,
jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.
Sebenarnya, produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian,
hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada
produsen luar negeri. Maka dari itu, kemampuan menawar dalam industri telekomunikasi sangat penting dikarenakan
untuk mendapatkan bahan baku utama (frekuensi) yang hanya disediakan oleh pemerintah harus dengan kemampuan
tawar menawar yang baik.
Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari
banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang
menjadi bumerang terhadap perusahaan. Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri
khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang
bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin
penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya.

D. Threats of substitute
Threats of substitute merupakan barang atau jasa yang bisa menggantikan produk sejenis sehingga
memungkinkan pelanggan berganti ke produk lain yang lebih alternatif. Hal ini menjadi hambatan atau ancaman jika
konsumen bertemu dengan pengganti yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik, sehingga menyebabkan
semakin banyak produk pada industri yang bisa mempengaruhi pendapatan perusahaan.
Ancaman produk pengganti pada industri telekomunikasi terbilang tinggi dikarenakan kompetitor memberikan
penawaran serta promo yang beragam. Apalagi, industri ini sangat bergantung pada teknologi dan inovasi, yang artinya
akan membuat Indosat tertinggal jika tidak gencar dalam meningkatkan kualitas, beradaptasi, dan mempertahankan
pelanggan. Indosat harus berinovasi untuk menarik para konsumen dengan memperhatikan harga serta memberikan
promosi kepada konsumen. Ancaman produk pengganti Indosat yaitu produk dari para pesaing yang lebih terjangkau
atau produk serupa yang lebih bagus kualitasnya.

E. Competitive Rivalry
Persaingan dengan beberapa kompetitor pada suatu industri menjadi faktor utama pada persaingan bisnis yang
sejenis, sehingga persaingan ketat yang menyebabkan perusahaan saling bersaing merebutkan pangsa pasar yang
sejenis. Dengan mengoptimalkan posisi dengan cara taktik persaingan harga, promosi, dan meningkatkan layanan atau
jaminan kepada para pelanggan. Indosat memiliki beberapa pesaing langsung yang juga bergerak pada industri
telekomunikasi, seperti telkomsel, smartfren, dan XL Axiata serta beberapa pesaing tidak langsung seperti penyedia
jaringan untuk wifi seperti Indihome, Biznet, dll. Persaingan pada industri telekomunikasi cukup ketat, karena menurut
Statistik Telekomunikasi Indonesia, terdapat penggunaan internet dalam rumah tangga yang mencapai 78,18% dan
diikuti pertumbuhan penduduk yang menggunakan telepon seluler pada 2020 mencapai 62,84%. Penduduk yang
menggunakan internet juga mengalami peningkatan selama kurun waktu 2016 - 2020, yang ditunjukkan dari
meningkatnya persentase penduduk yang mengakses internet pada tahun 2016 sekitar 25,37 persen menjadi 53,73
persen pada tahun 2020. Artinya, industri ini semakin dibutuhkan karena meningkatnya penggunaan sarana digital.
Dengan begitu, persaingan antar kompetitor dalam menawarkan produknya pun semakin kuat.
Indosat Ooredoo memasuki pasar luar jawa dengan memberikan penawaran yang menarik yaitu tarif nelpon Rp
1/detik ke semua operator. Serta memberikan penawaran menarik dengan skema tarif yang sederhana dan tidak
kompleks sehingga memungkinkan untuk beberapa daerah yang harus membayar 7x lipat untuk tarif layanan menjadi
pindah haluan kepada Indosat Ooredoo. Per kuartal II/2021 Indosat Ooredoo Hutchison telah melani 104 Juta
pelanggan, dengan pencapaian dari Indosat melayani 60 juta pelanggan dan Tri sebesar 44 juta pelanggan. Adapun XL
Axiata pada periode tersebut melayani 56,7 juta pelanggan, sedangkan telkomsel melayani 169 juta pelanggan.
3. EFE MATRIX (External Factor Evaluation)

Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang

Jumlah pelanggan serta tingkat pemakaian 0.02 2 0.04

Adanya kebijakan baru Network Sharing 0.04 3 0.12

Pertumbuhan mobile advertising terbesar ada di Indonesia 0.01 2 0.02

Mematuhi standar tata kelola perusahaan tertinggi dan meyakini bahwa praktik 0.04 3 0.12
tata kelola perusahaan yang baik sangat diperlukan untuk membangun dan
memelihara kepercayaan dan kredibilitas

Munculnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan pembayaran melalui 0,09 3 0.27


handphone

orang berbondong-bondong mengadopsi layanan broadband pada puncak jarak 0.1 2 0.2
sosial, memperluas basis pelanggan penyedia telekomunikasi

Perusahaan memperkuat daya saing remunerasi melalui upaya benchmarking 0.07 4 0.28
dengan praktik pemberian reward yang berlaku di pasar.

Kualitas jaringan mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan seperti 0.06 4 0.16
terbukti dari berbagai analisa benchmarking eksternal yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan benchmarking terkemuka dan independen.

Pengguna handphone meningkat tiap tahunnya 0.09 2 0.18

Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya 0.05 2 0.1


Ancaman

Telkomsel meluncurkan sinyal 5G pertama di Indonesia 0.02 2 0.04

Perubahan fokus layanan yang tidak sesuai strategi yang telah ditetapkan 0,09 3 0.27
dikarenakan adanya pandemi

Ketatnya persaingan perebutan talenta di industri 0.1 4 0.4

Kurs mata uang rupiah yang belum stabil 0.04 2 0.08

Ketidakpastian keberlangsungan tarif interkoneksi yang baru 0.04 3 0.12

Bentuk wilayah Indonesia secara geografis 0.01 3 0.03

Kerjasama pesaing dengan beberapa platform streaming meningkatkan 0.08 3 0.24


persaingan antar industri telekomunikasi

Adanya inovasi teknologi di industri telekomunikasi menyebabkan persaingan 0,05 3 0.15


semakin ketat

TOTAL 1 2.82

Secara keseluruhan, PT Indosat Tbk memiliki skor rata-rata tertimbang adalah 2,82 yang hampir mendekati 3 artinya bahwa
kesiapan PT Indosat dalam menghadapi posisi eksternal menengah. Hal ini menunjukan posisi eksternal PT Indosat yang mampu
menangkap peluang dan mengelola ancaman cukup baik.
4. CPM (Competitive Profile Matrix)

INDOSAT TELKOMSEL SMARTFREN XL AXIATA


Critical Success Factors Weight
Rating Scores Rating Scores Rating Scores Rating Scores

Total Subscriber 0.015 3 0.045 4 0.06 1 0.015 2 0.03

4G Performances 0.07 4 0.21 4 0.28 2 0.14 3 0.21

Download Speed Experience 0.2 3 0.6 4 0.8 1 0.2 3 0.6

Brand Value 0.07 4 0.28 4 0.28 2 0.14 2 0.14

Price Competitiveness 0.010 4 0.40 3 0.03 2 0.02 2 0.02

BTS Deployment 0.05 3 0.15 4 0.012 1 0.05 3 0.15

Speed of Network 0.5 4 0.20 4 2 1 0.5 2 1

Market Share 0.012 2 0.024 3 0.036 1 0.012 1 0.012

Financial Position 0.015 2 0.03 4 0.06 1 0.015 2 0.03

Marketing Expense 0.058 3 0.174 4 0.232 1 0.058 3 0.174

Total 1,0 2.113 3.79 1.15 2.366

Maka, jika dilihat dari analisis audit CPM, perusahaan yang paling unggul dalam factor of success adalah di perusahaan PT.
Telkom. Namun, yang perlu diperbaiki dari Telkom adalah dari sisi harga yang lebih mahal dari perusahaan lainnya. Perusahaan yang
paling minim dalam key of success adalah PT. Smartfren dengan faktor yang harus diperbaiki adalah sistem performansi 4G serta
peningkatan brand value didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai