Conflict of Interest
(Studi Kasus PT. Bank Jabar Banten Syariah)
MAKALAH
FAKULTAS HUKUM
1
RINGKASAN
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
RINGKASAN iii
DAFTAR ISI iv
I. Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Perumusan Masalah 3
3. Tujuan Penelitian 3
4. Definisi Operasional 4
5. Metode Penelitian 5
III. Pengawasan Terintegrasi Berbasis Risiko dan Penerapan GCG Dalam Konglomerasi
Keuangan 14
IV. Penutup 22
5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Transaksi Afiliasi merupakan hal yang sangat sulit untuk dihindari. Transaksi
seperti ini biasa dipraktekkan dalam melakukan transaksi bisnis dimana para
melanggengkan hubungan bisnis para pihak yang telah terjalin, namun potensi
kepentingan (conflict of interest) dalam Pasal 82 ayat (2) UUPM. Pasal 82 ayat (2)
1
sah dapat melakukan transaksi yang berbenturan kepentingan, yaitu kepentingan-
ekonomis pribadi direksi atau komisaris atau juga pemegang saham utama
ini menandakan bahwa praktik demikian telah berlangsung lama dan berpotensi
merugikan salah satu pihak, karena adanya unsur kolusi dan pelanggaran
ketidakadilan diharapkan dapat diredam. Inilah yang paling jauh yang dapat
dilakukan olehsektor hokum terhadap transaksi seperti itu, walaupun jika dilihat
seperti dalam kasus akuisisi internal, tetap saja pihak pelakunya dapat
memperoleh jual beli saham, sedangkan setelah jual beli dilakukan yang
mengalami 4 kali penyempurnaan, yaitu tahun 1997, tahun 2000, tahun 2008 dan
tahun 2009. Tujuan penyempurnaan tersebut tidak lain adalah agar Peraturan
1
Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN N. 64 Tahun 1995, TLN
No.3608, Pasal 82 ayat (2).
2
Munir Fuady, Pasar Modal Modern( Tinjauan Hukum): Buku kedua, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003),
hal 190.
2
berkembang. Dari beberapa penyempurnaan yang telah dilakukan,
Bapepam Nomor IX.E.1 revisi tahun 2008. Perbedaan yang paling mendasar
antara Peraturan Bapepam Nomor IX.E.1 sebelum revisi tahun 2008 dan
Peraturan Bapepam Nomor IX.E.1 revisi tahun 2008 dan setelahnya adalah
saham independen yang mewakili lebih dari 50% pemegang saham yang
3
cenderung lemah dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Contohnya
bagi pemegang saham minoritas. Karena itulah timbul prinsip yang disebut
minority protection)”.3
menciptakan pasar modal yang lebih efisien, nilai ekuitas yang tinggi, serta
3
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, cet 1, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001), hal 172.
4
Emmy Yuhasarie, Prosiding-Kredit Sindikasi daln Restrukturisasi, (Jakarta: Pusat pengkajian Hukum, 2004),
hal. Xxii.
4
memberdayakanpemegang saham minoritas dan sekaligus mendidik
Lebih lanjut makalah ini akan memaparkan mengenai ketentuan-ketentuan apa saja
yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan Conflict of Ineterest atau
Benturan Kepentingan di Indonesia serta studi kasus PT. Jiwasarya Persero. Selain itu,
sebagai pengantar awal juga akan dijelaskan berbagai manfaat serta Conflict of Ineterest
atau Benturan Kepentingan.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), hal
242-243.
5
dimaksudkan agar terdapat persamaan pemahaman atau persepsi antara penulis dan
pembaca terhadap beberapa hal tertentu. Adapun definisi operasional dari konsep-
konsep khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Metode penelitian hukum yang digunakan dalam makalah ini adalah metode
penelitian normatif. Metode penelitian hukum normatif menggunakan bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier (yang juga dinamakan bahan
6
Indonesia, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Nomor: KEP-
412/BL/2009, tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Ps.1 huruf e.
7
Ibid, Ps.1 huruf a.
8
Ibid, Ps 1 huruf c.
9
Ibid, Ps 1 huruf d.
10
Ibid, Ps 1 huruf g.
6
hukum penunjang)11 sebagai bahan hukum yang digunakan dalam mengkaji rumusan
permasalahan.
Bahan hukum sekunder makalah ini adalah bahan hukum yang dijadikan
sumber rujukan yang kedua setelah bahan hukum primer seperti buku-buku hukum
yang berkaitan dengan kajian ini termasuk jurnal hukum, makalah hukum dan kamus
hukum.13
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang sifatnya sebagai penunjang. 14
Bahan hukum tersier yang banyak digunakan dalam makalah ini adalah teori-teori
terkait Conflict of Interest atau Benturan Kepentingan, Pasar Modal.
11
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm 33.
12
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana,2005), hlm. 143.
13
Ibid., hlm. 155.
14
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum, hlm 33.
7
A.