Anda di halaman 1dari 15

MENGHADAPI

PESAING
Kelompok 1 :

1. Ayu Lestari Septiani 21160500404


2. Erlina 21180500292
A. KEKUATAN KOMPETITIF

1 . Ancaman rivalitas segmen yang intens


Sebuah segmen dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau
agresif.

2. Ancaman pendatang baru


Daya Tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya.

3. Ancaman produk pengganti (subsitusi)


Sebuah segmen tidak merik apabila ada pengganti aktual atau potensial untuk produk tersebut.

4. Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar


Sebuah segmen tidak menarik jika pembeli memiliki daya tawar yang kuat atau semakin besar.

5. Ancaman daya tawar pemasok yang semakin besar


Para pemasok perusahaan mampu menaikan harga atau mengurangi kualitas yang mereka
pasok.
B. MENGIDENTIFIKASI PESAING

Dari sudut pendekatan pasar, kita


Dari sudut pandang industri dan mengidentifikasikan pesaing sebagai
pasar. Industri (industry) adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan
suatu kelompok perusahaan yang pelanggan yang sama. Konsep pasar untuk
menawarakan produk atau kelas persaingan menunjukan jumlah pesaing aktual
produk yang merupakan pengganti dan potensial yang lebih besar dibandingkan
erat satu sama lain. persaingan yang hanya didefinisikan dalam
istilah kategori produk.
C. MENGANALISI PESAING

a. Strategi

Sekelompok perusahaan mengikuti strategi yang sama dalam pasar sasaran


disebut kelompok strategi (strategic group).

Menurut Philip Kotler adalah “strategi yang secara kuat menempatkan


perusahaan terhadap pesaing dan yang memberikan perusahaan
keunggulan bersaing yang sekuat mungkin.”
C. MENGANALISI PESAING
b. Tujuan

1. Membentuk 2.
3.
suatu Mempertahankan
Mendapatkan
positioning pelanggan yang
pasar baru
yang tepat setia

4. 5. Menciptakan
Memaksimalkan kinerja bisnis
penjualan yang efektif
C. MENGANALISI PESAING
c. Kekuatan dan kelemahan

Pemasar harus menilai masing-masing kekuatan dan kelemahan


masing-masing pesaing secara cermat untuk mengetahui apa yang
dapat dilakukan oleh pesaing perusahaan.
Sebagai langkah pertama perusahaan dapat mengumpulkan data
tentang masing-masing tujuan pesaing, strategi dan kinerja selama
beberapa tahun terakhir.
D. SECARA UMUM PERUSAHAAN HARUS
MEMPERHATIKAN 3 VARIABEL DALAM MENGANALISIS
PESAING YAITU:

1. Pangsa pasar
(share of market)

2. Pangsa pikiran
(share of mind)

3. Pangsa hati
(share of heart)
E. TUJUAN MENENTUKAN TOLOK
UKUR
1. Menentukan fungsi atau
2. Mengidentifikasi variabel
proses mana yang akan
kinerja kunci untuk mengukur.
ditentukan.

3. Mengidentifikasi perusahan 4. Mengukur kinerja


terbaik. perusahaan.

5. Menentukan program dan


6. Mengimpelemntasikan dan
tindakan untuk menghindari
mengamati.
kesenjangan.
F. MEMILIH PESAING

1. Kuat melawan yang Lemah

2. Dekat melawan Jauh

3. “Baik” melawan “Buruk”


G. STRATEGI KOMPETITIF BAGI
PEMIMPIN PASAR
1. Market Leader 2. Market Challanger
menguasai 40% pasar menguasai 30% pasar
( Pemimpin Pasar) (Penantang Pasar)
Cth : Aqua Cth : Le Minerale

3. Market Follower 4. Market Nicher


menguasai 20% pasar menguasai 10% pasar
(Pengikut Pasar) ( Penceruk Pasar)
Cth : Club Cth : Prima
KASUS
PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT: ASAL MULA
KASUS AQUA VS. LE MINERALE
Bisnis.com, JAKARTA -- Persaingan produsen air minum dalam kemasan (AMDK)
khusunya di wilayah Jabodetabek tengah ramai dengan kasus yang menyeret penguasa pasar PT
Tirta Investama (terlapor I) dan distributornya, PT Balina Agung Perkasa (terlapor II).
Perkaranya tengah bergulir di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang terdaftar
dengan nomor perkara No.22/KPPU-L/2016. Bagaimana sebenarnya asal-mula kasus Aqua vs.
Le Minerale ini?
Dalam kasus ini produsen Aqua PT Tirta Investama diduga
melanggar tiga pasal sekaligus, yaitu Pasal 15 ayat (3),
Pasal 19 dan Pasal 25 UU No. 5/1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
“Aqua dituduh melarang outlet di Jabetabek untuk menjual
produk Le Minerale. Hal itu tertuang dalam surat perjanjian
yang harus disepakati oleh pedagang outlet. Pedagang ini
yang ramai-ramai melapor ke KPPU,” ujar Direktur Penindakan
KPPU Gopprera Panggabean.
Perkara ini bermula dari laporan para pedagang ritel maupun eceran ke Kantor
KPPU pada September 2016. Pedagang mengaku dihalangi oleh pihak PT Tirta Investama
untuk menjual produk Le Minerale yang diproduksi PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora
Group).Salah satu klasul perjanjian ritel menyebutkan, apabila pedagang menjual produk
Le Minerale maka statusnya akan diturunkan dari star outlet (SO) menjadi wholesaler
(eceran).
Atas perbuatan itu, PT Tirta Fresindo Jaya ini melayangkan somasi terbuka
terhadap PT Tirta Investama di surat kabar pada 1 Oktober 2017. Somasi ini selanjutnya
ditanggapi oleh otoritas persaingan usaha. KPPU mengendus praktik persaingan usaha
tidak sehat dalam industri AMDK.

 Kantongi Bukti E-mail


Dari sidang-sidang diKPPU diketahui bahwa tim investigator setidaknya memiliki
tiga bukti. Salah satu bukti yang dimiliki tim investigator yakni bukti komunikasi berupa
e-mail.
Investigator mengaku menemukan komunikasi dua arah antara terlapor I dan II, yang
saling dikirim melalui alamat e-mail kantor.
E-mail yang ditemukan tim investigator berjudul "Degradasi Star Outlet (SO) Menjadi
Wholesaler." E-mail itu berisi sanksi yang diterapkan oleh terlapor II kepada pedagang SO
Bahkan, terlapor II disebut telah mengeksekusi sanksi tersebut kepada salah satu SO.
Menanggapi tuduhan itu kubu PT Tirta Investasma melalui kuasa hukumnya, Rikrik
Rizkiyana dari kantor hukum Assegaf Hamzah & Partners, mengatakan Aqua berbisnis
sesuai undang-undang.
Diakui memang ada hubungan antara perseroan dengan terlapor II berupa prinsipal
dan ditributor. Namun, Aqua tidak pernah bersepakat menghambat kompetitor lain untuk
bersaing di pasar yang sama.
Sistem distribusi Tirta Investasma menganut sistem jual putus kepada distributor,
sehingga ketika perusahaan menjual produk ke distributor independen, proses setelahnya
bukan menjadi domain Aqua.
Sementara itu kubu PT Balina Agung Perkasa, distributor Aqua, menganggap e-mail
kantor juga dapat digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga bukti surat elektronik
tentang klausul penurunan level pedagang merupakan pertanggungjawaban pribadi.
Kuasa hukum PT Balina Agung Perkasa Ketut Widya mengatakan tugasnya
distributor adalah menjual produk, dan tidak seperti apa yang dituduhkan lewat temuan
surat elektronik. Menurutnya, di perusahaan penggunaan e-mail kantor juga dapat
dimungkinkan untuk kepentingan pribadi.
Terkait dengan degradasi grosir besar menjadi wholesaler, kata Ketut, akibat kesalahan
internal, bukan karena menjual produk Le Minerale.
Perkara ini masih terus berlanjut. Terakhir, Senin (10/7/2017), adalah agenda mendengar
saksi dari kubu PT Tirta Fresindo Jaya yang diwakili National Sales Manager PT Inbisco
Niagatama Semesta Carol Mario Sampouw.
PT Inbisco Niagatama merupakan perusahaan yang mendistribusikan produk Mayora,
termasuk Le Minerale.

 Sumber : https://kabar24.bisnis.com/read/20170711/16/670224/persaingan-usaha-tidak-
sehat-asal-mula-kasus-aqua-vs.-le-minerale

Anda mungkin juga menyukai