Anda di halaman 1dari 27

Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dan

Hubungannya Terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Ristifani
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009

Abstrak
Bank merupakan salah satu faktor dalam mendukung perekonomian di Indonesia.
Untuk dapat untuk memperkuat industri perbankan nasional sesuai dengan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) maka salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kualitas
pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dan hubungannya terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Jakarta. Prinsip-prinsip yang digunakan telah mengikuti
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 yaitu Transparancy (Transparansi),
Accountability (Akuntabilitas), Responsibility (Pertanggungjawaban), Independency
(Kemandirian) dan Fairness (Kewajaran). Sedangkan untuk Kinerja, terdiri dari aspek
keuangan, aspek Proses Bisnis Internal serta Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Dalam menilai implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya
terhadap kinerja, penulis menggunakan data primer, yaitu menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menggunakan instrumen kusioner, dimana masing-masing
variabel memperoleh nilai sebesar 84,65% dan 84%. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan
pelaksanaan kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan
dengan baik.
Sedangkan hubungan Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
merupakan hasil perhitungan korelasi rank spearman sebesar 0,914 atau 91,40% yang
artinya mempunyai hubungan searah yang sangat kuat. Dan hasil koefisien determinan
dengan nilai sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa hubungan kedua variabel
mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) mempengaruhi kinerja sebesar 83,53% dan sisanya sebesar 16,47%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar prinsip Good Corporate Governance.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Pengukuran Kinerja.

I.
1.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 1990-an mulai terjadi
perubahan besar besaran dalam bidang
sosial politik dan ekonomi baik di Eropa
maupun di Asia. Perubahan era globalisasi
terhadap ekonomi global yang terjadi di
berbagai Negara berdampak pula pada
Negara Indonesia. Untuk itu pemahaman
terhadap visi dan misi perusahaan juga
terhadap tata kelola yang baik dari
pemerintah, perusahaan pemerintah maupun
swasta
mutlak
dibutuhkan
demi
kelangsungan usaha.
Tentunya kegiatan terencana dan
terprogram ini dapat tercapai
dengan
keberadaan sistem tatakelola perusahaan
yang baik. Sistem tatakelola organisasi
perusahaan yang baik ini menuntut
dibangunnya dan dijalankannya konsep dasar
Good Corporate Governance (GCG) dalam
proses manajerial perusahaan.
Pemahaman
terhadap
prinsipprinsip corporate governance telah dijadikan
acuan oleh negara-negara di dunia termasuk
Indonesia.
Prinsip-prinsip
tersebut
diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan
dengan
tetap
memperhatikan
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Adapun prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance
yang
diterbitkan oleh organisasi internasional
OECD mencakup enam (6) hal. Pertama,
landasan hukum yang diperlukan untuk
menjamin penerapan Good Corporate
Governance secara efektif. Kedua, hak
pemegang saham dan fungsi pokok
kepemilikan perusahaan. Ketiga, perlakuan
adil terhadap para pemegang saham.
Keempat, peranan stakeholder dalam
corporate
governance.
Kelima,
pengungkapan informasi perusahaan secara

transparan. Dan keenam adalah tanggung


jawab Dewan Pengurus.(Siswanto Sutojo dan
E. John Aldrige, 2008 : 9-10)
Dalam lingkungan bisnis, tak
terkecuali dunia perbankan yang semakin
kompetitif membutuhkan suatu informasi
yang dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan perusahaan tersebut,
diperlukan suatu penilaian atau pengukuran
terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh
perusahaan dalam melaksanakan strategi
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja
perusahaan di dunia perbankan yang
kompetitif seperti sekarang ini menuntut
suatu pengukuran kinerja dari aspek
keuangan dan juga aspek non-keuangan.
Dimana
berdasarkan
aspek
keuangan, perusahaan mengacu pada laporan
keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan
pada suatu periode akan melaporkan semua
kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar
keuangan atau laporan keuangan. Laporan
keuangan adalah sebuah produk informasi
yang dihasilkan yang sangat penting yang
berkaitan dengan kondisi perusahaan
sehingga dalam penyusunannya tidak bisa
terlepas dari proses penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan merupakan
dasar dalam penilaian kinerja perusahaan.
Laporan keuangan yang tersebut bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu
periode waktu yang telah berlalu (past
performance), serta berfungsi sebagai alat
pertanggungjawaban manajemen. Dan setiap
kebijakan dan keputusan yang diambil dalam
proses penyusunan laporan keuangan akan
sangat mempengaruhi sekali dalam penilaian
kinerja perusahaan.

Sedangkan berdasarkan aspek nonkeuangan mengacu pada sistem pengukuran


kinerja yang di rancang oleh Robert S
Kaplan dan David P Norton yang dikenal
sebagai Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard memiliki keistimewaan dalam hal
pengkurannya yang komprehensif, karena
juga mempertimbangkan kinerja dalam aspek
non-keuangaan. Selain itu, Balanced
Scorecard juga menterjemahkan visi, misi
dan strategi perusahaan kedalam berbagai
tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam
empat perspektif. Dengan menggunakan
Balanced Scorecard perusahaan bisa
melangsungkan kehidupannya dalam jangka
panjang karena Balanced Scorecard tidak
hanya mengukur kinerjanya dari sisi
keuangannya saja tetapi dari sisi nonkeuangannya juga. (Nita Yuanita, 2007)
Kinerja suatu bank sangat erat
hubungannya dengan peran dan fungsi
manajemen dari bank tersebut. Keberhasilan
suatu bank untuk dapat menghasilkan suatu
keuntungan merupakan suatu prestasi yang
dilakukan oleh pihak manajemen dalam
mengelola banknya secara baik dan benar.
Dengan demikian maju tidaknya kegiatan
operasional suatu bank sangat tergantung
dengan kemampuan dari manajemen tersebut
mengelola
banknya
masing-masing.
Disamping besarnya peran manajemen dalam
mengelola bank agar dapat menghasilkan
kinerja yang baik, peran dari pemilik bank
itu sendiri juga cukup besar untuk
memberikan kontribusi dalam memilih
manajemen yang bagus.
Namun, kelemahan mendasar pada
perekonomian di Indonesia terutama di
tingkat mikro, diakibatkan pengelolaan
ekonomi dan sektor usaha yang kurang
efisien serta sistem perbankan yang rapuh.

Pemerintah
melalui
Bapepam
telah
mengeluarkan beberapa peraturan yang
bertujuan untuk meningkatkan transparansi
dan konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan
ekonomi, serta mendorong terciptanya
penerapan pengelolaan dunia usaha yang
baik (Good Corporate Governance). Sulit
dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini,
istilah Good Corporate Governance (GCG)
kian populer. Tak hanya populer, tetapi
istilah tersebut juga ditempatkan di posisi
terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud
dalam dua keyakinan. Pertama, GCG
merupakan salah satu kunci sukses
perusahaan
untuk
tumbuh
dan
menguntungkan dalam jangka panjang,
sekaligus memenangkan global, terutama
bagi perusahaan yang telah mampu
berkembang sekaligus menjadi terbuka.
Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan
Asia dan Amerika Latin yang diyakini
muncul karena kegagalan penerapan GCG.
Sejak Pedoman Good Corporate
Governance dikeluarkan pada tahun 1999
dan selama proses pembahasan pedoman
GCG sektor perbankan dan sektor
perasuransian, telah terjadi perubahanperubahan yang mendasar, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Walaupun
peringkat penerapan Good Corporate
Governance (GCG) di dalam negeri masih
sangat rendah, namun semangat menerapkan
GCG di kalangan dunia usaha dirasakan ada
peningkatan. Perkembangan lain yang
penting dalam kaitan dengan perlunya
penyempurnaan Pedoman Good Corporate
Governance adalah adanya krisis ekonomi
dan moneter pada tahun 1997-1999 yang di
Indonesia berkembang menjadi krisis
multidimensi yang berkepanjangan. Krisis
tersebut antara lain terjadi karena banyak

perusahaan yang belum menerapkan Good


Corporate Governance secara konsisten,
khususnya belum diterapkannya etika bisnis.
Hasil survey dari Worl Bank
mengenai penerapan Corporate Governance
di Indonesia tahun 2004 pun menunjukan
bahwa penerapan hukum dan peraturann
perundang-undangan perlu diperkuat, dan
sanksi yang ada dianggap belum terlalu
efektif dalam mengatasi pelanggaran yang
terjadi dalam dunia perbankan. Hal ini
mengakibatkan tidak efektifnya pula
kegiatan operasional yang terjadi, sehingga
kinerja
perusahaan
dianggap
belum
semaksimal mungkin. Untuk itu diharapkan
penerapaan Good Corporate Governance di
dunia perbankan harus mengikuti prinsipprinsip dari Good Corporate Governance
secara total dan mutlak yang telah ditetapkan
dalam Surat Edaran Kepada Semua Bank
Umum Di Indonesia, perihal Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank
Umum No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
yang menetapkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum
dan

1.2

Rumusan Masalah
1) Bagaimana
implementasi
prinsipprinsip Good Corporate Governance
(GCG) di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.?
2) Bagaimana kinerja PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.?
3) Bagaimana hubungan implementasi
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.?

Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum. Dengan adanya
penerapaan Good Corporate Governanve ini
akan membawa pengaruh terhadap kinerja
keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan asumsi, pertimbangan
dan alasan pada uraian latar belakang
masalah di atas telah mendorong penulis
untuk
mengetahui
dan
mempelajari
mengenai perusahaan yang bergerak pada
bidang lembaga keuangan bank yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan dalam
hal Good Governance sebagai pokok
pembahasan penulisan skripsi ini dengan
mengambil
judul
ANALISIS
IMPLEMENTASI
PRINSIP-PRINSIP
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG)
DAN
HUBUNGANNYA
TERHADAP KINERJA PADA PT.
BANK
RAKYAT
INDONESIA
(PERSERO) TBK..

1.3

Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan
tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka
dari rumusan permasalahan di atas penulis
telah mempersempit ruang lingkup
pembahasan berkaitan dengan perusahaan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
pada implementasi prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) dan
hubungannya
terhadap
kinerja
perusahaan. Untuk kinerja perusahaan
yang digunakan oleh penulis berkaitan
dengan aspek keuangan pada tingkat ukur

Rentabilitas (Profitabilitas) yaitu Return


on Investment yang meliputi Return on
Asset dan Return on Equity, aspek bisnis
internal
serta
pertumbuhan
dan
pembelajaran.
Untuk proses bisnis internal
meliputi kegiatan inovasi, operasi dan
layanan purna jual sedangkan untuk aspek
pertumbuhan dan pembelajaran meliputi
kepuasan kerja, kapabilitas sistem
informasi dan motivasi serta keselarasan
dan pemberdayaan. Adapun dalam
menganalisis kedua variabel antara
implementasi
prinsip-prinsip
Good
Corporate Governance (GCG) dan kinerja
penulis
menggunakan
instrument
kuesioner.

1.4

Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas,
tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1) Untuk mengetahui implementasi
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance (GCG) di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

II.
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori
2.1.1
Pengertian dan Konsep Dasar Good
Corporate Governance (GCG)
Dua teori utama yang terkait
dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory
(Chinn, 2000; Shaw, 2003). Stewardship
theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia, yaitu bahwa
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya,
mampu
bertindak
dengan
penuh
tanggungjawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata
lain, stewardship theory memandang

2) Untuk mengetahui kinerja PT. Bank


Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
3) Untuk
mengetahui
hubungan
implementasi prinsip-prinsip Good
Corporate
Governance
(GCG)
terhadap kinerja PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.

1.5

Manfaat Penelitian
1) Untuk menambah pengalaman dan
pengetahuan penulis terhadap suatu
permasalahan sesuai dengan ilmu yang
telah diperoleh selama perkuliahan.
2) Penulis
dapat
memecahkan
permasalahan
berkaitan
dengan
perusahaan perbankan atau lembaga
keuangan dalam hal menganalisis
implementasi prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) dan
pengaruhnya
terhadap
kinerja
perusahaan.
3) Sebagai bahan referensi perpustakaan
di Universitas Gunadarma dan pihakpihak yang membutuhkan referensi
dengan topik bahasan yang ada di
skripsi ini.

manajemen sebagai dapat dipercaya untuk


bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan publik maupun stakeholder.
Sementara itu, agency theory yang
dikembangkan oleh Michael Johnson,
memandang
bahwa
manajemen
perusahaan sebagai agents bagi para
pemegang saham, akan bertindak dengan
penuh kesadaran bagi kepentingannya
sendiri. Good Corporate Governance
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan
proses yang digunakan oleh organ
perusahaan guna memberikan nilai tambah

perusahaan yang berkesinambungan dalam


jangka panjang.
Tata kelola perusahaan yang baik
(Good
Coorporate
Governance)
merupakan struktur yang oleh stakeholder,
pemegang saham, komisaris dan manajer
menyusun tujuan perusahaan dan sarana
untuk mencapai tujuan tersebut dan
mengawasi kinerja (OECD, 2003) (
Wahyudin Zarkasyi, 2008: 35).
Good Corporate Governance
(GCG)
sebagai kumpulan
hukum,
peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja
sumber-sumber
perusahaan
untuk
berfungsi
secara
efisien
guna
menghasilkan nilai ekonomi jangka
panjang yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat
sekitar secara keseluruhan. Bank Dunia
(World Bank)
Penerapan GCG juga diharapkan
dapat menunjang upaya pemerintah dalam
menegakkan good corporate governance
pada umumnya di Indonesia. Saat ini
Pemerintah sedang berupaya untuk
menerapkan good corporate governance
dalam
birokrasinya
dalam
rangka
menciptakan Pemerintah yang bersih dan
berwibawa.
Corporate
governance
didefinisikan oleh Monks dan Minow
dalam Darmawati (2005) adalah sebagai
hubungan partisipan dalam menentukan
arah dan kinerja
Dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance (www.madaniri.com) merupakan:
1). Suatu struktur yang mengatur pola
hubungan harmonis tentang peran
dewan komisaris, direksi, pemegang
saham dan para stakeholder lainnya.
2). Suatu sistem pengecekan dan
perimbangan kewenangan atas

pengendalian perusahaan yang


dapat membatasi munculnya dua
peluang: pengelolaan yang salah
dan
penyalahgunaan
aset
perusahaan.
3). Suatu proses yang transparan atas
penentuan
tujuan
perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran
kinerjanya.
2.1.2

Sejarah Good Corporate Governance.


Sejarah corporate governance
telah dimulai sejak 200 tahun yang lalu,
yaitu ketika Blackstone menggambarkan
corporation sebagai little republic. Dengan
penganalogian seperti itu memberi
konsekuensi bahwa suatu corporation
harus dikelola sebagaimana suatu republik
dan seringkali perusahaan disebut sebagai
miniatur Negara. Sehingga unsur-unsur
pengelolaan sebuah perusahaan harus
diselenggarakan melalui tindakan sebagai
berikut : (Laporan Penelitian, Lastuti
Abubakar, 2002:11)
1). Pemilihan anggota board ofdirector
oleh pemegang saham melalui
pemberian suarayang merupakan
hak dasar pemegang saham.
2). Organ legislatif perusahaan yang
merupakan sentral kewenangan
manajerial.
3). Birokrasi perusahaan yang terdiri
dari board of director dan eksekutif
pelaksana sehari-hari manajemen
perusahaan.
Konsep Corporate Governance
yang komperenhensif mulai berkembang
sejak kejadian The New York Stock
Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
1987 dimana cukup banyak perusahaan
multinasional yang tercatat di Bursa Efek
NewYork, mengalami kerugian financial

yang cukup besar. Sejak terbitnya Cadbury


Code on Corporate Governance pada
tahun 1992, semaskin banyak intitusi yang
melakukan penyempurnaan dalam prinsipprinsip dan petunjuk teknis praktik Good
Corporate Governance. Pola Good
Corporate Governance kemudian diikuti
oleh Negara-negara di Eropa hingga
seluruh dunia.
2.1.3

2.1.4

Tujuan dan Manfaat Good Corporate


Governance
Menurut Siswanto Sutojo dan E.
John Aldridge (2005:5-6),
Good
corporate governance mempunyai lima
macam tujuan utama. Kelima tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
1). Melindungi hak dan kepentingan
pemegang saham.
2). Melindungi hak dan kepentingan
para anggota the stakeholders nonpemegang saham.
3). Meningkatkan nilai perusahaan dan
para pemegang saham.
4). Meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas kerja Dewan Pengurus
atau Board of Directors dan
manajemen perusahaan, dan
5). Meningkatkan mutu hubungan
Board
of
Directors
dengan
manajemen senior perusahaan.
Prinsip
Dasar
Good
Corporate
Governance
Penerapan GCG perlu di dukung
oleh tiga pilar yang saling berhubungan,
yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku
pasar, dan masyarakat sebagai pengguna
produk. (Wahyudin Zarkasyi, 2008:36)
Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh
masing masing pilar adalah :

1). Negara
dan
perangkatnya
menciptakan peraturan perundang
undangan yang menunjang iklim
usaha yang sehat, efisien, dan
transparan. Melaksanakan peraturan
perundang

undangan
dan
penegakan hokum secara konsisten
(consistent law enforcement).
2). Dunia usaha sebagai pelaku pasar
menerapkan GCG sebagai pedoman
pasar pelaksanaan usaha.
3). Masyarakat
sebagai
pengguna
produk dan jasa duia usaha serta
pihak yang yang terkena dampak
dari
keberadaan
perusahaan,
menunjukan
kepedulian
dan
melakukan kontrol sosial secara
obyektif dan bertanggung jawab.
2.1.5

Faktor Penerapan Prinsip Good


Corporate Governance
Dikutip
dari
(www.madaniri.com), syarat keberhasilan penerapan
GCG memiliki dua faktor yang memegang
peranan sebagai berikut :
Faktor Eksternal
1. Terdapatnya sistem hukum yang baik.
2.

Dukungan pelaksanaan GCG dari


sektor
publik
/
lembaga
pemerintahaan.

3.

Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG


yang tepat (best practices).

4.

Terbangunnya sistem tata nilai sosial


yang mendukung penerapan GCG di
masyarakat..
Semangat
anti
korupsi
yang
berkembang di lingkungan publik di
mana perusahaan beroperasi disertai
perbaikan
masalah
kualitas
pendidikan dan perluasan peluang
kerja.

5.

pelaksanaan GCG tersebut sudah tepat,


meskipun agak terlambat.
Sesuai pasal 2 ayat 1 disebutkan
bahwa bank wajib melaksanakan prinsipprinsip GCG dalam setiap kegiatan
usahanya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi. Pelaksanaan prinsipprinsip GCG sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling kurang harus diwujudkan
dalam 7 (tujuh) hal sebagai berikut.
1). Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab dewan komisaris dan direksi.
2). Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian
internal bank.
3). Penerapan fungsi kepatuhan, auditor
internal dan auditor eksternal.
4). Penerapan
manajemen
risiko,
termasuk
system
pengendalian
intern.
5). Penyediaan dana kepada pihak
terkait dan penyediaan dana besar.
6). Rencana strategis bank.
7). Transparansi kondisi keuangan dan
nonkeuangan bank.

Faktor Internal
1. Terdapatnya
budaya
perusahaan
(corporate culture) yang mendukung
penerapan GCG.
2. Berbagai peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan perusahaan mengacu pada
penerapan nilai-nilai GCG.
3. Manajemen
pengendalian
risiko
perusahaan juga didasarkan pada kaidahkaidah standar GCG.
4. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan)
yang efektif dalam perusahaan.
5. Adanya keterbukaan informasi bagi
publik.
2.1.6

Good Corporate Governance Pada Bank


Umum
Secara sepintas penerapan GCG
di bank umum tidak berbeda dengan
perusahaan lainnya, akan tetapi tidaklah
demikian halnya. Dalam banyak hal
perilaku manager dan pemilik bank
merupakan faktor utama yang memerlukan
perhatian dalam penerapan GCG. Dalam
banyak hal konsep Agency Theory yang
sering digunakan dalam penerapan GCG
tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam
industri perbankan. Untuk itu perlu
ditelaah lebih lanjut bagaimana seharusnya
penerapan GCG pada industri perbankan
dilakukan. (Leo J. Susilo,2007)
Bank Indonesia (BI) pada tanggal
30 Januari 2006 yang lalu telah
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia
(PBI)
No.
8/4/PBI/2006
tentang
pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum. Upaya BI dengan
mengeluarkan
peraturan
tentang

2.1.7

Aspek Khusus Penerapan GCG pada


Bank Umum
Dari segi operasional Ross
Levine (2003, 2005) menyatakan bahwa
bank pada dasarnya mempunyai dua ciri
khas yang tidak terdapat pada jenis
industri lainnya yaitu (1) industri
perbankan relatif lebih kurang transparan
(opaque) dibandingkan dengan industri
lainnya karena adanya informasi asimetri,
dan (2) intervensi regulator sangat tinggi
dalam perbankan baik secara makro yaitu
pada pasar jasa perbankan maupun secara
mikro terhadap masing-masing bank. Hal
yang sama juga dikemukakan oleh
Wiraguna Bagoes Oka dari Bank

Indonesia yang menyatakan bahwa dua


elemen penting dalam penerapan GCG
diperbankan adalah transparansi dan
regulasi. (Leo J. Susilo,2007:64)
2.1.9
Terdapat 4 (empat) hal yang
dapat dijadikan sebagai kriteria penilaian
bagi BI dalam menentukan peringkat GCG
perbankan adalah sebagai berikut.
1). Transparansi bank terhadap pihakpihak terkait.
2). Efektivitas direksi dan komisaris
perbankan
dalam
mengemban
tugasnya.
3). Efektivitas komite-komite yang
wajib dibentuk di lingkungan direksi
dan komisaris.
4). Independensi Satuan Kerja Audit
Intern (SKAI).
2.1.8

Implementasi Prinsip Good Corporate


Governance
Penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance dalam suatu
perusahaan merupakan salah satu bahan
pertimbangan utama bagi kreditor dalam
mengevaluasi potensi suatu perusahaan
untuk menerima pinjaman kredit. Bahkan
bagi perusahaan yang berdomisili di
negara-negara berkembang, implementasi
prinsip corporate governance secara
konkret, dapat memberikan kontribusi
untuk memulihkan kepercayaan para
kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan
yang telah dilanda krisis, misalnya di
Indonesia.
Penerapan prinsip good corporate
governance adalah untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang efektif dan
efisien, melalui harmonisasi manajemen
perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh
komitmen dan independen dari dewan
direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan
kegiatan
perusahaan,

2.1.10

sehingga menghasilkan kinerja perusahaan


yang baik.
Kinerja Perusahaan
Pengertian
kinerja
adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program atau kebijaksanaan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi.
Kinerja perusahaan dapat dilihat
dari aspek keuangan dan juga aspek nonkeuangan. Dari aspek keuangan dapat
dilihat dari laporan keuangan yang
menggambarkan
bagaimana
kinerja
keuangan dalam suatu perusahaan dan
sering menjadi perhatian utama bagi para
pemakai informasi laporan keuangan.
Sedangkan dari aspek non-keuangan bisa
dilihat dari kepuasan nasabah ataupun
perkerja, dan juga bisa dilihat dari
perkembangan aktivitas bisnis perusahaan
dan lain sebagainya.
Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan.
1). Dengan good corporate governance
proses pengambilan keputusan akan
langsung baik sehingga akan
menghasilkan
keputusan
yang
optimal, meningkatkan efisiensi
serta terciptanya budaya kerja yang
lebih sehat.
2). Good
corporate
governance
memungkinkan dihindarinya atau
sekurang-kurangnya
dapat
meminimalisasi
terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh
pihak direksi dalam pengelolaan
perusahaan maupun pihak yang
berkepentingan lainya.
3). Nilai perusahaan dimata investor
meningkat akibat meningkatnya

dengan keputusan yang menguntungkan


sendiri dan umumnya good corporate
governance
dapat
meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya yang berdampak terhadap
kinerjanya. (Diah Kusuma, 2008:16)
Penelitian yang dilakukan oleh
Yudha Pranata pada tahun 2007
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan GCG terhadap ROE, Tobins Q
dan net profit margin (NPM). Sampel yang
digunakan sebanyak 35 perusahaan
diambil secara purposive sampling yaitu
perusahaan go public yang terdaftar di BEJ
selama tahun 2001-2005 dan masuk dalam
kelompok 10 besar berdasarkan indeks
GCG.
Hasil
dari
penelitian
ini
menunjukkan bahwa penerapan GCG
berpengaruh positif terhadap return on
equity (ROE), Tobins Q dan net profit
margin (NPM) dan perubahan yang terjadi
pada skor penerapan GCG disebabkan oleh
faktor lain yang tidak tercakup dalam
model regresi.

kepercayaan
mereka
terhadap
pengelolaan perusahaan tempat
mereka berinvestasi.
4). Bagi para pemegang saham,
peningkatan kinerja merupakan
point penting yang utama yang akan
menaikan nilai saham mereka dan
juga nilai deviden yang akan
diterima.
5). Penerapan
good
corporate
governance yang konsisten juga
akan
meningkatkan
laporan
keuangan
perusahaan
untuk
mematuhi berbagai aturan dan
prinsip akuntansi yang berlaku dan
penyajian
informasi
yang
transparan.
2.1.11

Pengaruh Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Perusahaan
Secara teoritis praktik good
corporate governance dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, mengurangi resiko
yang mungkin dilakukan oleh dewan

III. METODELOGI PENELITIAN.


3.1
Objek Penelitian
Dalam penelitian untuk penulisan
skripsi ini dilakukan di perusahaan yang

mengumpulkan,
menyajikan
dan
menganalisis
data
sehingga
dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas
mengenai objek yang diteliti, agar dapat
diambil suatu kesimpulan maupun
dijadikan saran dimasa yang akan datang
berdasarkan penelitian yang dilakukan.

berbentuk persero pada PT. Bank Rakyat


Indonesia (Persero) Tbk. yang beralokasi
Jalan Jenderal Sudirman Kav 44-46
Jakarta Pusat Tromol Pos 1094/1000
Jakarta 10210.
3.2.1
3.2

Metode Penelitian Yang Digunakan


Dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode deskriptif analitis
dengan pendekatan studi kasus, yaitu
metode yang melihat dan menggambarkan
lingkungan dan keadaan yang nyata yang
tampak dalam perusahaan dengan cara

Metode Pengumpulan Data


Penulis melakukan penelitian
dengan menggunakan 2 (dua) metode
penelitian, yaitu :
1). Dengan Studi Pustaka (Library
Study)
Dalam hal ini, penulis melakukan
studi pustaka untuk memperkuat

dan mendukung penulisan skripsi


ini yaitu menguraikan teori-teori
yang diperlukan dalam pembahasan
masalah dengan mengumpulkan
bahan atau data yang dianggap
perlu dan mempunyai kaitan dengan
judul yang diambil. Dari data-data
tersebut kemudian dijadikan sebagai
alat bantu dalam penyelesaian
penelitian ini.
2). Dengan Studi Lapangan (Field
Study)
Metode ini ditempuh dengan
melakukan kunjungan lapangan ke
perusahaan yang bersangkutan
untuk mendapatkan kelengkapan
data sesuai dengan materi judul
penelitian.
3.2.2

3.2.3

Populasi dan Sampel


Penelitian ini membahas tentang
Implementasi
Prinsip-Prinsip
Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan dengan mengambil populasi
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Dalam melakukan penelitian ini,
penulis memperoleh data dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden
di perusahaan yang diteliti dengan
menggunakan sampling purposive dan
memperoleh sampel 12 responden.
Responden yang dipilih oleh penulis
adalah orang-orang yang ahli dan
berpengalaman serta terkait dengan
penelitian ini.
Data Dan Variabel Penelitian
Dalam
penulisan
Analisis
Implementasi
Prinsip-Prinsip
Good
Corporate Governance (GCG) dan
Hubungannya Terhadap Kinerja Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

menggunakan
beberapa data guna
memaksimalkan hasil penulisan. yaitu
merupakan data primer dan data sekunder.
Data primer, yaitu berasal dari PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupa
wawancara, observasi dan kuesioner.
Sedangkan data sekunder berasal dari
literatur (kepustakaan) yang berkaitan
serta alamat web site yang berkaitan
dengan judul penulisan. Dua variabel yang
akan dianalisis, yaitu:
1).
Variabel Independen (Variabel
X)
Pada penelitian ini yang menjadi
variabel independent adalah
implementasi
prinsip
Good
Corporate Governance (GCG)
dalam perusahaan yang meliputi
transparansi,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
kemandirian, dan kewajaran.
2).

Variabel Dependen (Variabel


Y)
Yang menjadi variabel dependen
adalah kinerja yang ditentukan
dengan
indikator berkaitan
dengan aspek keuangan, aspek
bisnis internal serta pertumbuhan
dan pembelajaran.perusahaan.
Untuk mengukur kedua variabel
di atas berdasarkan skala variabel
digunakan analisis korelasi rank
spearman. Dari analisis data yang
digunakan
akan
diketahui
hubungan diantara kedua variabel
yang diteliti dan sampai sejauh
mana derajat pengaruhnya.

3.2.4

Teknik
Pengembangan
Instrumen
Variabel
Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daftar pertanyaan
yang sering disebut kuesioner, yang terdiri
dari dua bagian, yaitu :
1. Pertanyaan Umum. Yaitu pertanyaan
yang menyangkut identitas umum
responden, antara lain, nama, usia,
jabatan, pendidikan terakhir, lama
bekerja.
2. Pertanyaan Khusus. Yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan
yang
berhubungan dengan implementasi
prinsip-prinsip
good
corporate
governance (GCG) dan kaitannya
dengan kinerja perusahaan melalui
pertanyaan tertutup juga dengan
alternatif jawaban.

3.3

Alat Analisis Yang Digunakan


Dalam melakukan penulisan ini,
penulis menggunakan analisis deskriptif
analisis dengan dua (2) variabel penelitian
yaitu variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y).
Metode deskriptif analistis adalah
metode yang melihat dan menggambarkan
lingkungan dan keadaan yang nyata yang
tampak dalam perusahaan dengan cara
mengumpulkan,menyajikan
dan
menganalisis data sehingga diperoleh
gambaran yang jelas atas objek yang
diteliti, agar dapat diambil suatu
kesimpulan maupun dijadikan saran
dimasa yang akan datang.
Sebagaimana telah diuraikan diatas
berkaitan dengan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dianggap telah cukup
jelas. Adapun untuk variabel independen
(X), adalah tentang prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang meliputi
keterbukaan (transparancy), akuntabilitas

(accountability),
pertanggungjawaban
(responsibility), independensi/kemandirian
(independency), dan kewajaran (fairness).
Sedangkan
untuk
variabel
dependen (Y) adalah kinerja perusahaan
dengan aspek keuangan, aspek bisnis
internal
serta
pertumbuhan
dan
pembelajaran
di
ukur
dengan
menggunakan kuesioner. Untuk aspek
keuangan
berkaitan
dengan
rasio
Rentabilitas (Profitabilitas) pada tingkat
ukur Return On Equity (ROE) dan Return
On Assets (ROA). Hal ini di karenakan
sektor perbankan merupakan sektor yang
sangat
strategis
sebagai
lembaga
penghimpun dana masyarakat dan juga
sekaligus sebagai gerbang investasi. Oleh
karena sebagai gerbang investasi, penulis
membandingkan tingkat rasio pada
investasi dengan menggunakan rasio
Return On Equity (ROE) dan Return On
Assets (ROA). Rasio rentabilitas dapat
digunakan sebagai alat ukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Untuk aspek bisnis internal
meliputi kegiatan inovasi, operasi dan
layanan purna jual. Hal ini karena sebagai
sektor perbankan tidak hanya melayani
masyarakat
dengan
pengembangan
produk/jasa tetapi juga memberikan modal
usaha
kepada
masyarakat
dengan
melakukan kerjasama dengan instansi
pemerintah atau swasta dalam rangka
menciptakan kebutuhan para nasabah dan
karyawan perusahaan. Sedangkan aspek
pertumbuhan dan pembelajaran meliputi
kepuasan kerja, kapabilitas sistem
informasi dan motivasi serta keselarasan
dan pemberdayaan.
Adapun dalam pengukuran kedua
variabel
menggunakan
kuesioner.
Sedangkan untuk mengukur pengaruh

antara implementasi Good Corporate


Governance dengan kinerja digunakan uji
validitas dan uji reabilitas.
3.3.1

rxy =

Pengujian Validitas
Validitas setiap item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan
skor total yang merupakan jumlah setiap
skor butir. Syarat minimal untuk dianggap
memenuhi syarat adalah r = 0,3. Dapat
disimpulkkan bahwa apabila korelasi
antara butir dengan skor total kurang dari
0,3 maka butir dalam instrument tersebut
dinyatakan
tidak
valid.
Korelasi
menggunakan rumus korelasi product
moment :
N(xy) (x)(y)
[ N (x) (x)][ N y - (y)]

Dimana :
rxy
= Koefisien Korelasi
X
= Skor Setiap Item Pertanyaan (Skor
Buitir)
Y
= Skor Total Seluruh Item Pertanyaan
XY
= Skor Pernyataan Dikali Skor Total
N
= Jumlah Responden
(Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.)
3.3.2

Pengujian Reliabilitas
Menurut Singarimbun (1999,144)
pengujian realibitas dilakukan dengan
menngunakan teknik belah dua ganjilgenap, dimana penelitian dilakukan
dengan menggelompokan
skor butir
bermotor ganjil sebagai belahan pertama
dan kelompok skor butir genap sebagai

Dimana :
ri = Reabilitas Internal Instrumen
r = Korelasi Product Moment Antara Belahan
Pertama Dan Kedua
3.3.3

Pengujian Analisis Rank Spearman


Tujuan dari penggunaan analisis
korelasi Rank Spearman adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel
yang ada, yaitu variabel independent dan
variabel dependen. Dalam analisis data
penulis telah menetapkan dua variabel
yaitu:
1). Penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate
Governance
dalam
perusahaan
sebagai
variabel
independent, dengan notasi X.
perusahaan
sebagai
2). Kinerja
variabel dependen, dengan notasi
Y.
Dalam menganalisis hubungan
penerapan prinsip GCG terhadap kinerja
keuangan perusahaan digunakan rumus
korelasi Rank Spearman yaitu:

2.r
1+ r

n(n - 1)

Jika terdapat data kembar digunakan rumus sebagai


berikut
X +Y + di

rs =

X.Y

Dimana :

X =

belahan kedua. Rumus yang di digunakan


adalah rumus Spearman Brown, yaitu:
ri
=

6di

rs = 1 -

Y =

N - N
12
N - N
12

-Tx

-Ty

Untuk menghitung besarnya sumbangan atau


kontribusi dari variabel X terhadap naik atau
turunnya
variabel
Y
dihitung Koefesien
Determinasi dengan rumus :
KD

Ho
: rs < 0
Berari tidak terdapat hubungan antara
implementasi prinsip good corporate
governance terhadap terhadap kinerja pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

rs x 100%

2). Menentukan tingkat signifikasi


Kd = Kofesien determinasi
rs = Nilai Kofesien Korelasi Rank Spearman
3.4

Uji Asumsi Klasik


Dalam uji klasik ini yang
digunakan uji normalitas. Uji normalitas
adalah suatu pengujian yang digunakan
untuk mengetahui apakah data yang
digunakan terdistribusi normal atau tidak.
Dalam pengujian ini penulis akan
menggunakan SPSS 12, dimana syarat
pengujian mempunyai ketentuan jika hasil
Asymp. Sig.(2-tailed) lebih besar dari taraf
signifikansi maka data tersebut dapat
dikatakan terdistribusi normal. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0.05
(alpha = 5%).

Tingkat signifikan yang digunakan yaitu


95% ( = 5% = 0,05) dan merupakan tingkat
signifikan yang sering dipakai dalam ilmuilmu sosial untuk menunjukan korelasi
antara variabel yang cukup nyata. = 0,05
berarti
hasil
penelitian
bisa
dipertanggungjawaban bila kekeliruan dalam
proses penelitian besarnya tidak lebih dari
5%.

3). Kriteria pengambilan keputusan


Dari penerapan rumus di atas maka akan
diperoleh distribusi student dengan tingkat
kebebasan (dk) = n 2. Melalui dk dan tarif
signifikan maka akan diperoleh nilai t
melalui tabel dan keputusan yang diambil
adalah :

1). Ho akan diterima apabila ttest <


ttabel

3.5

Pengujian Hipotesis
Suatu kofesien korelasi haruslah
mempunyai
nilai
yang
berarti
(signifikansi). Untuk menguji keberartian
kofesien korelasi maka langkah-langkah
yang ditempuh adalah:

1). Menentukan Ho dan Ha


Ha
: rs > 0
Berarti
terdapat
hubungan
antara
implementasi
prinsip good corporate
governance terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

2). Ha akan diterima apabila ttest >


ttabel.

IV

HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data yang dilakukan
penulis adalah dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang berjumlah
12 lembar. Dengan rincian yaitu, 1(satu)
lembar surat permohonan kuesioner, 1 (satu)
lembar daftar pertanyaan dan 10 (sepuluh)
lembar pertanyaan kusioner untuk variabel X
dan variabel Y. Kuesioner yang dibagikan
kepada 12 responden telah terkumpul
sejumlah 12 yang menunjukkan bahwa
tingkat pengembalian kuesioner adalah
100%. Penyebaran kuesioner yang dilakukan
oleh penulis berlangsung selama bulan
Agustus 2009. Dan proses pengumpulan data

dianggap telah melengkapi dalam penulisan


skripsi ini.
Dari
hasil
pengumpulan
kuesioner tersebut penulis melakukan
konversi dari data kualitatif menjadi data
kuantitatif dengan menggunakan skala
Likert.
Kemudian
Hasil
jawaban
responden diolah untuk memperoleh skor
setiap pertanyaan dengan menggunakan
weighted mean score. Dan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara
implementasi Prinsip-Prinsip GCG dan
kinerja
menggunakan
perhitungan
koefisien determinan.

Tabel 4.1
Weighted Mean Score Variabel X
Implementasi Prinsip-Prinsip GCG

No.Pertanyaan

SB

Fx

Fx

CB

Fx

Br

Fx

SBr

Fx

X
ratarata

Ideal

Mengembangkan sistem akuntansi berdasarkan standard akutansi dan


memastikan kualitas dari laporan keuangan dan disclosure

I. Transparansi
1

35

20

4,58

91,67%

Mengembangkan teknologi informasi manajemen.


2

35

20

4,58

91,67%

35

20

4,58

91,67%

14

70

10

40

4,58

91,67%

83,33%

Mengembangkan manajemen resiko dalam tingkatan perusahaan


4

25

24

4,16

Mempublikasikan informasi keuangan dan informasi lain yang material.


5
II. Akuntabilitas

35

20

4,58

91,67%

3,75

75%

Membentuk Komite audit


6

20

24

Membentuk dan menetapkan kembali peran dan fungsi auditor internal.


7

35

16

4,50

90%

4,50

90%

86,67%

88,40%

86,67%

Menetapkan sistem penilaian kerja


8

30

24

25

24

11

55

12

48

4,33
4,42

Menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen..


10
III. Pertanggungjawaban.

25

24

4,33

Mempertimbangkan tanggung jawab sosial.

11

20

28

4,25

85%

12

15

24

4,00

80%

35

13

52

11

4.08

81,67%

Menghindari peyalahan penggunaan kekuasaan.


13

10

12

18

3,50

70%

14

30

16

4,33

86,67%

40

28

24

3,92

78,40%

4,33

86,67%

4,50

90%

Menjadi profesional dan mematuhi etika.


15

30

16

Menjadikan lingkungan bisnis yang baik.


16

35

16

Menetapkan aturan perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang saham,


khususnya minoritas.

IV. Kewajaran
17

20

28

4,25

85%

Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
18

15

32

4,17

83,40%

19

15

16

15

3,83

76,77%

Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
20

20

28

4,25

85%

21

20

20

4,08

81,60%

22

15

28

4,08

81,60%

17

85

31

124

12

36

4,08

81,60%

Menetapkan peran dan tanggungjawab komisaris dan manajemen.


23

25

16

4,17

83,40%

24

25

20

4,25

85%

10

50

36

15

4,20

84%

Wajar dalam mengungkapkan setiap informasi.


25

V. Kemandirian

15

24

4,00

80%

18

3,75

75%

Menggunakan Tenaga ahli


26

15

12

Tidak melibatkan pengaruh pihak luar yang tidak sesuai dengan prinsip
korporasi yang sehat.
2

27

10

32

4,00

80%

3,42

68,40%

85%

Menghindari benturan kepentingan.


2

28

10

12

15

Menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis.


29

15

36

4.25

Sumber : Hasil Jawaban Kuesioner (diolah)

Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
CB = Cukup Baik
Br = Buruk
SBr = Sangat Buruk

Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa


nilai skor kuesioner atas variabel X
adalah 84,65%. Hal ini menunjukkan
bahwa secara umum implementasi
prinsip Good Corporate Governance
pada perusahaan BRI sebesar
84,65%. adalah baik.

Tabel 4.21
Weighted Mean Score Variabel Y
Penerapan Kinerja

No.Pertanyaan

SB

Fx

Fx

CB

Fx

Br

Fx

Sbr

Fx

X
ratarata

Ideal

Adanya laporan keuangan yang tepat waktu dan sudah diaudit oleh pihak
independen

I. Aspek Keuangan
1

30

24

4,50

90%

25

28

4,42

88,33%

30

24

4,50

90%

17

85

19

76

4,47

89,44%

Adanya analisis rasio keuangan rentabilitas (ROA dan ROE)


4

25

28

4,50

90%

15

24

4,00

80%

15

24

4,00

80%

11

55

19

76

18

4,14

82,80%

Adanya peningkatan laba dan efisiensi biaya.


7

15

28

4,08

81,67%

15

28

4,08

81,67%

15

28

4,08

81,67%

10

30

24

4,50

90%

11

30

24

4,50

90%

21

105

32

132

18

4,25

85%

II.Aspek Bisnis Internal

Melakukan kegiatan inovasi

12

15

28

4,08

81,67%

13

15

32

4,17

83,40%

14

20

28

4,25

85%

15

30

24

4,50

90%

16

25

28

4,50

90%

17

25

24

4,33

86,67%

18

10

28

3,92

78,40%

28

140

48

192

24

4,24

84,80%

II.Aspek Bisnis Internal

Mengintensifkan program budaya kepatuhan, peningkatan kualitas dan memonitor


tindakan yang bertanggunggjawab.

19

25

28

4,50

90%

20

25

28

4,50

90%

21

15

36

4,25

85%

22

15

36

4,25

85%

16

80

32

128

4,33

86,67%

Peningkatan atas kepuasan nasabah.


23

20

28

4,25

85%

24

24

15

3,42

68,40%

20

13

52

18

80%

III. Aspek Pembelajaran


dan Pertumbuhan

Kepuasan karyawan atas peningkatan kompetensi SDM

25

15

28

4,00

80%

26

15

28

4,00

80%

27

35

20

4,58

91,60%

28

15

32

3,92

78,40%

29

20

28

4,25

85%

30

20

28

4,25

85%

31

10

32

4,00

80%

26

130

49

196

18

4,19

83,80%

Penggunaan dan pengembangan pemanfaatan sistem teknologi informasi


32

15

32

4,17

83,40%

33

15

32

4,17

83,40%

34

10

32

4,00

80%

40

24

96

12

4,63

92,60%

Hubungan yang komunikatif antara atasan dan bawahan maupun rekan kerja.
35

36

3,67

73,40%

36

24

15

3,67

73,40%

37

10

36

4,08

81,6%

20

24

96

27

3,92

78,40%

135

675

261

1044

43

129

4,20

84%

Jumlah

Keterangan :
SB
= Sangat Baik
B
= Baik
CB
= Cukup Baik
Br
= Buruk
SBr
= Sangat Buruk

Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai


skor kuesioner atas variabel Y adalah
84%. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum penerapan Kinerja pada perusahaan
BRI sebesar 84% adalah baik.

Tabel 4.3
Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip GCG dan Hubungannya Terhadap Kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Keterangan

Penjelasan/Penjabaran
Sudah Terlaksana Dengan Baik Sesuai Dengan

Laporan GCG pada PT. Bank Rakyat


Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2006-2008

Peraturan Perundang-Undangan Bank Indonesia


Perihal Surat Edaran Bank Indonesia Perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum No.9/12/DPNP

Implementasi Prinsip GCG pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar
84.65% dan menunjukkan pelaksanaanya adalah Sangat baik, dengan rincian :
Implementasi Transparancy pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Implementasi Accountability pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Implementasi Responsibility pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Implementasi Independency pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Implementasi Fairness pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Pelaksanaan Prinsip ini Sebesar 90.95% Yang


Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 96.33% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.47% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.41% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 78.67% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik

Penerapan Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar 84% dan
menunjukkan pelaksanaanya adalah baik, dengan rincian :
Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek
Keuangan

Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar


86.26% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah
Baik

Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek


Bisnis Internal

Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar


84.10% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah
Baik

Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek


Pertumbuhan dan Pembelajaran.

Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar 84%


Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik

Menunjukan Bahwa Data Yang Penulis Gunakan


Terdistribusi Normal Dengan MasingMasing
Variabel X Dan Y Adalah Sebesar 0.862 Dan 0.901
Yang Artinya Melebihi Alpha Yang Digunakan 0.05

Uji Normalitas

Uji Validitas
Variabel X

Realibilitas

untuk

Menggunakan Alat Bantu SPSS 12.


rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data.
Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan
Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.

Validitas

rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 96,20%


Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang
Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data
Yang Reliabel.

Realibilitas

Uji Validitas
Variabel Y

dan

dan

Realibilitas

Validitas

Realibilitas

untuk

Menggunakan alat bantu SPSS 12.


rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data.
Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan
Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 97,70%
Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang
Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data
Yang Reliabel.

Korelasi Rank Spearman

0.914 Atau 91.40%


Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Searah
Yang Sangat Kuat.

Koefisien Determinasi ( = 5%)

83.53
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Yang
Saling Mempengaruhi.

Uji Hipotesis (t)

ttest > ttabel Sebesar 6.505 >2.228


Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Positif Atau
Implementasi GCG Dan Kinerja Mempunyai
Hubungan Positif

Implementai
Prinsip
GCG
dan
Hubungannya terhadap Kinerja PT.Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

V
5.1

Mempunyai Hubungan Positif Searah Yang Sangat


Kuat Sebesar 83.53% Yang Mempunyai Atri Bahwa
Implementasi Prinsip GCG Mempengaruhi Kinerja
Sebesar 83.53% Dan Sisanya Sebesar 16.47%
Dipengaruhi Oleh Faktor Lain.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah penulis uraikan
uraian pada bab sebelumnya mengenai
Analisis Implementasi Prinsip Good
Corporate Governance (Variabel X) Dan
Hubungannya Terhadap Kinerja (Variabel
Y) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk maka penulis mempunyai
kesimpulan sebagai berikut :
1) Implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
mempunyai nilai sebesar 84,65%. Hal
ini sesuai dengan perhitungan hasil
kuesioner yang menunjukan bahwa
prinsip-prinsip GCG pada perusahaan
ini telah dilaksanakan dengan baik.
2) Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk mempunyai nilai sebesar
84%. Hal ini sesuai dengan perhitungan
hasil kuesioner menunjukan bahwa
pelaksanaan kinerja pada perusahaan ini
telah dilaksanakan dengan baik.
3) Hubungan Implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. diketahui dari
hasil
perhitungan
korelasi
rank
spearman sebesar 0,914 atau 91,40%
yang artinya mempunyai hubungan
searah yang sangat kuat. Dan dari hasil
koefisien determinan dengan nilai
sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa

hubungan implementasi prinsip Good


Corporate Governance (GCG) terhadap
pelaksanaan
kinerja
mempunyai
pengaruh sebesar 83,53%. Dimana
implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) mempengaruhi
kinerja sebesar 83,53% dan sisanya
sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar prinsip Good
Corporate Governance.
5.2

Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas
maka penulis memberikan saran sebagai
bahan masukan dan pertimbangan yang
mungkin dapat berguna bagi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu :
1) Pelaksanaan GCG merupakan salah satu
faktor
yang
penting
dalam
meningkatkan
kinerja
perusahaan,
karenanya juga sebagai landasan
pelaksanaan bagi Bank Umum sesuai
dengan peraturan Bank Indonesia yang
sudah ditetapkan. Sebaiknya di masa
yang akan datang perusahaan dapat
lebih
meningkatkan
mutu
dari
pelaksanaan GCG tersebut agar tingkat
kepercayaan
bagi
investor
atau
masyarakat dapat lebih meningkat dan
pengembagan perusahaan lebih maju
lagi. Diharapkan perusahaan secara
konsisten dan berkesinambungan untuk
mengimplementasikan prinsip GCG
karena dalam jangka panjang akan dapat

memperoleh manfaat dalam peningkatan


kinerja. Selain itu, peningkatan mutu
implementasi prinsip-prinsip GCG juga
sangat penting guna pencapaian tujuan
perusahaan.
2) Kinerja yang baik apabila perusahaan
dapat lebih memperhatikan segala
kegiatan yang akan dilakukan sebagai
sasaran usaha dalam mengembangkan
perusahaan. Untuk itu diharapkan agar
perusahaan
terus
meningkatkan
pelayanan terhadap para nasabah dan
kualitas para karyawan secara efektif
dan memadai untuk mendukung
peningkatan kinerja perusahaan dalam
semua aspek kinerja. Selain itu untuk
mendukung peningkatan kinerja yang
lebih efektif, efisien serta tepat waktu,
sebaiknya
perusahaan
terus
mengembangkan jaringan kerja dan
layanan
serta
sistem
informasi
teknologi.

3) Hubungan antara implementasi prinsip


GCG dan kinerja adalah sagat kuat dan
salah satu faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan kinerja perusahaan adalah
Implementai prinsip GCG. Jadi agar
kinerja perusahaan lebih maksimal dapat
tercapai,
perusahaan
harus
meningkatkan
kualitas
daripada
implementasi GCG dan bisa lebih
mengembangkan prinsip-prinsip GCG
secara berkala dengan lebih baik lagi
sehingga dapat meraih hasil yang lebih
baik lagi dan sempurna.
4) Sosialisasi penerapan GCG sebaiknya
dilaksanakan secara berkesinambungan
agar seluruh karyawan perusahaan lebih
mengerti dan memahami sehingga pada
akhirnya dapat melaksanakan tugas,
tanggungjawab
dan
wewenangnya
sesuai denga prinsip-prinsip GCG.

DAFTAR PUSTAKA
Aburizal Bakrie. Good Corporate Governanc :
Sudut Pandang Pengusaha dalam Good
Corporate
Governance:
Konsep
dan
Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi
Indonesia. 2002.
Adhisyahfitri Evalina Ichsan, dkk. Pengaruh
Penerapan
Good
Corporate
Governance
Terhadap
Kualitas
Laporan Keuangan Dan Nilai
Perusahaan.
Laporan
Penelitian.
Daerah Nanggroe Aceh Darrusalam :
Universitas Syiah Kuala, Fakultas
Ekonomi. November 2007.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 8 No 1
Maret 2006.

Bank BRI. Laporan Tahunan 2008 : Apa yang


Dirasakan 30 Juta Nasabah Bank
Terbaik Di Indonesia?
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
Nomor
8/4/PBI/2006
Tentang
Pelaksanaan
Good
Corporate
Governance Bagi Bank Umum. 30
Januari 2006.
Bank Indonesia. Peraturan Bank
Nomor 8/14/PBI/2006 :
Atas Peraturan Bank
Nomor
8/4/PBI/2006
Pelaksanaan
Good
Governance Bagi Bank
Oktober 2006.

Indonesia
Perubahan
Indonesia
Tentang
Corporate
Umum. 5

Ekonomi
Universitas
Bandung. 2008.

Bhuono Agung Nugroho. Strategi Jitu Memilih


Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta : Andi. 2005.

Widyatama.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:


PT.RajaGrafindo Persada. 2008.
Chandra

Aditiawan.

Membangun

Tatakelola

Perusahaan Menurut Prinsip-Prinsip


GCG.
http://mediabisniskita.blogspot.com di Akses 27 Maret
2009.
Diah Kusuma Wardani. Pengaruh Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
Perusahaan di Indonesia. Skripsi
Sarjana
(tidak
dipublikasikan).
Yogyakarta:
Fakultas
Ekonomi
Universitas Islam Indonesia. 2008.
Erna Hidayah. Pengaruh Kualitas Pengungkapan
Informasi
Terhadap
Hubungan
Antara
Penerapan
Corporate
Governance
Dengan
Kinerja
Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia. JAAI Vol 12 No.1. 2008.

Khomsyiah Darmawati dan Rika Gelar R.


Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Yogyakarta:
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 8 No 1. Januari 2005.
Lastuti Abubakar. Penerapan Prinsip Good
Corporate Governance Sebagai Upaya
Peningkatan
Investasi
Tidak
Langsung
(Indirect
Investment).
Laporan
Penelitian.
Bandung:
Universitas
Padjadjaran,
Fakultas
Hukum. November 2002
Leo J. Susillo dan Karlen Simarmata. Good
Corporate Governance Pada Bank :
Tanggung Jawab Direksi
dan
Komisaris Dalam Melaksanakannya.
Bandung : PT. Hikayat Dunia. 2007.

Hidayatul Fitri. Manfaat Penerapan PrinsipMoh.

Wahyudin Zarkasyi. Good Corporate


Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa
Keuangan Lainnya. Bandung :
Alfabeta. 2008.

Muh.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
Metodelogi Penelitian Bisnis. Edisi
Pertama. BPFE: Yogyakarta. 1999.

Arief Ujiyantho dan Bambang Agus


Pramuka.
Mekanisme
Corporate
Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan. Makalah SNA X.
2007.

Irene Dumasi Siahaan. Analisis Penerapan Good


Corporate Governance
Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang
Diukur Dengan Value Added. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas

Muh. Arif Effendi. The Power Of Good Corporate


Governance : Teori dan Implementasi.
Jakarta : Salemba Empat. 2009.

Prinsip Good Corporate Governance


Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Perusahaan.
Skripsi
Sarjana
(tidak
dipublikasikan).
Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama. 2008.

Nita Yuanita. Penerrapan Balanced Scorecard


Sebagai
Alternatif
Pengukuran
Kinerja Perusahaan. Skripsi Sarjana
(tidak dipublikasikan). Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia. 2007
Prapto
Yuwono.
Pengantar
Ekonometri.
Yogyakarta : Andi. 2005.
Ridwan Frediawan. Pengaruh Penerapan Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan (studi kasus pada PT
Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama. Bandung. 2008.
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusus Tesis.
Bandung:Alfabeta. 2008
Rudi Isnata. Pengaruh Corporate Governance
Dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
2008.
Siswanto Sutojo dan Aldridge, E. John. Good
Corporate Governance : Tata Kelola
Perusahaan Yang Sehat. Jakarta : PT.
Damar Mulia Rahayu. 2005.
Sugiyono. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung
: Alfabeta. 2004.
Surat Edaran No. 9/12/DPNP Kepada Semua Bank
Umum Di Indonesia. Jakarta, 30 Mei
2007. Perihal : Pelaksanaan Good
Corporate
Umum

Governance

Bagi

Bank

Yudha Pranata. Pengaruh Penerapan Corporate


Governance
Terhadap
Kinerja
Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
2007.
www.bi.go.id
www.bri.co.id
www.fcgi.org.id
www.iicg.org
www.madani-ri.com

Anda mungkin juga menyukai