Anda di halaman 1dari 4

Nama : Intan Permata Ayu

NIM : 20/470950/PEK/26677
Kelas : 77C
Mata Kuliah : Business Ethics
Dosen : Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D.

Jawaban Pertanyaan dari Kasus:


Becton Dickinson and Needle Sticks

Rangkuman Kasus
Becton Dickinson adalah sebuah manufaktur pemasok medis yang fokus pada suntikan atau
jarum suntik. Pada tahun 1988, Charles B. Mitchell menemukan jarum suntik yang akhirnya membuat
Becton Dickinson memperoleh hak khusus untuk mempatenkannya. Pada tahun yang sama juga,
Becton Dickinson—setelah melakukan beberapa penelitian—menyatakan bahwa suntikan yang
ditemukan oleh Charles B. Mitchell akan dipasarkan untuk melindungi lengan. Suntikan yang
ditemukan oleh Charles B. Mitchell dapat digunakan untuk semua ukuran mulai dari 1cc, 3cc, 5cc dam
10cc. Namun, Becton Dickinson memutuskan hanya suntikan dengan ukuran 3cc yang dapat
melindungi lengan.
Suntikan dengan ukuran 3cc itu akhirnya dipasarkan pada tahun yang sama juga, yaitu 1988,
dengan merek Safety-Lok Syringe. Namun, penggunaann suntikan 3cc jumlahnya setengah dari
suntikan yang biasa digunankan. Meskipun ukurannya lebih besar, 5cc dan 10cc syringes lebih disukai
perawat untuk keperluan pengambilan darah. Tapi, hampir semua perawat di Amerika Serikat tidak
menggunakan suntikan dengan pengaman karena hanya Beckton Dickinson yang memiliki lisensi
paten dimana harga produk suntikannya lebih mahal. Medical Facility yang merupakan tempat
dimana Maryann Rockwood bekerja untuk mengambil darah para pasien yang terkena Hepatitis B dan
AIDS adalah salah satu contohnya.
Pada tahun 1992, perawat yang bernama Maryann Rockwood menggunakan 5cc syringe
produksi Becton Dickinson untuk mengambil darah dari pasien yang terinfeksi AIDS. Setelah
mengambil darahnya, ia memindahkan darah yang terkontaminasi AIDS tersebut ke sebuah tabung
bernama Vacutainer tube untuk disterilkan. Namun, suatu saat, perawat Maryann Rockwood
mengalami kecelakaan dimana jarinya tertusuk jarum yang sudah terkontaminasi AIDS. Akhirnya,
perawat Maryann Rockwood dinyatakan menderita HIV positif.
Sejak saat itu, virus AIDS menjadi hal yang membuat para dokter dan perawat dilema. Dokter
yang sering melakukan pembedahan pada pasian yang menderita AIDS dapat dengan mudah tertusuk
jarum yang akhirnya dapat tertular dengan virus tersebut. Namun, risiko terbesar ialah tetap perawat
yang melakukan penyuntikan terhadap pasien AIDS karena mereka dapat dengan mudah tertusuk
suntikan yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Dilaporkan bahwa terdapat 80% pekerja kesehatan
terkontaminasi virus HIV akibat dari jarum suntik.
Jawaban Pertanyaan

1. In your judgment, did Becton Dickinson have an obligation to provide the safety syringe in all its
sizes in 1991? Explain your position, using the materials from this chapter and the principles of
utilitarianism, rights, justice, and caring.
Dalam penilaian Anda, apakah Becton Dickinson berkewajiban menyediakan alat suntik
pengaman dalam segala ukurannya pada tahun 1991? Jelaskan posisi Anda, dengan
menggunakan materi dari bab ini dan prinsip-prinsip utilitarianisme, hak, keadilan, dan
kepedulian.

Jawab:
Menurut saya, Becton Dickinson memiliki kewajiban untuk menyediakan jarum suntik untuk
semua ukuran pada tahun 1991 karena:
- Aspek Utilitarianisme : Beckton Dickinson lebih memikirkan kelancaran bisnisnya tanpa
mempedulikan keselamatan para tenaga Kesehatan. Selain itu, Becton Dickinson juga tetap
memaksa untuk menjual produk mereka yang terbukti tidak aman dan menghalangi produk
dari produsen lain yang lebih aman. Becton Dickinson tidak memberi manfaat kepada tenaga
kesehatan karena mereka berisiko terkontaminasi HIV dan Hepatitis.
- Aspek Hak : Melanggar hak para tenaga Kesehatan untuk mendapatkan keamanan dalam
bekerja.
- Aspek Keadilan : Menghalangi kesempatan perusahaan lain untuk memasarkan produknya.
- Aspek Kepedulian : Becton Dickinson hanya memproduksi suntikan yang berukuran 3cc,
sehingga Becton Dickinson terbukti mengabaikan keamanan ketika menggunakan ukuran 5cc
dan 10cc. Dari sini dapat terlihat bahwa Becton Dickinson tidak peduli dengan keselamatan
tenaga Kesehatan yang bekerja dirumah sakit atau klink.

2. Should manufacturers be held liable for failing to market all the products for which they hold
exclusive patents when someone’s injury would have been avoided if they had marketed those
products? Explain your answer.
Haruskah produsen bertanggung jawab karena gagal memasarkan semua produk yang paten
eksklusifnya mereka pegang, padahal cedera seseorang dapat dihindari jika mereka
memasarkan produk tersebut? Jelaskan jawabanmu.

Jawab:
Sudah seharusnya produsen—dalam hal ini Becton Dickinson—dimintai pertanggung jawaban
karena mereka lebih mementingkan keuntungan perusahaan daripada memperhatikan keamanan
produknya bagi tenaga kerja yang bekerja di rumah sakit atau klinik. Selain itu, Becton Dickinson
juga dapat bersaing secara sehat dengan perusahaan lain yang ingin memasarkan produknya
karena mereka merupakan perusahaan dalam satu industri yang sama.
3. Evaluate the ethics of Becton Dickinson’s use of the GPO system in the late 1990s. Are the GPOs
monopolies? Are they ethical? Explain.
Evaluasi etika penggunaan sistem GPO oleh Becton Dickinson pada akhir 1990-an. Apakah GPO
merupakan monopoli? Apakah mereka etis? Menjelaskan.

Jawab:
Menurut saya, yang dilakukan oleh GPO adalah monopoli penjualan alat suntik. Hal tersebut
didasari dari keputusan harga jual yang berada di tangan produsen dan konsumen tidak memiliki
daya tawar dimana konsumen tidak memiliki pilihan lain untuk membeli produk selain yang dijual
oleh pihak GPO. Kontrak antara GPO dengan Becton Dickinson yang berlangsung selama 7,5 tahun
juga menghalangi produsen alat suntik lain untuk memasarkan produknya ke rumah sakit dan
klinik. Akibatnya, banyak tenaga kesehatan khususnya perawat terkontaminasi virus berbahaya
dari jarum suntik.
References

Velasquez, M.G. (2014). Business Ethics: Concepts and Cases, 7th Edition. Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai