Anda di halaman 1dari 11

UAS Marketing Management

Nama : Dionisius Alvian Ariwibowo

No Reg : 51E21011

Kelas : EMBA 51A

Dosen Pengajar : John Suprihanto, Dr., M.I.M

a. Radical innovation merupakan pengembangan teknologi, yang mampu untuk menciptakan


sebuah produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan, incremental innovation
bertumpu pada pengembangan produk yang sudah ada, dengan memberikan value-added
berdasarkan dari feedback yang diterima konsumen, sehingga bisa tercipta nilai tambah dari
produk yang sudah ada. Salah satu contoh perusahaan yang mengimplementasikan baik
radical maupun incremental innovation adalah Amazon Web Services (AWS). AWS merupakan
penyedia cloud computing pertama yang juga menguasai pangsa pasar cloud computing global
sebesar 33% pada Q1 2022 (Channele2e 2022).

Pada segi radical innovation, AWS mengembangkan teknologi cloud computing yang mampu
menjawab berbagai kebutuhan untuk proses transformasi digital di berbagai lini industri. AWS
juga mengembangkan Alexa dan Echo, yang merupakan hardware pertama yang
didedikasikan sebagai digital voice assistance dan natural language processing. Pada segi
incremental innovation, AWS mengembangkan layanannya seperti Subscribe & Save, Prime
Pantry, Amazon Fresh, Prime Now, Prime Music, dsb. Layanan tersebut merupakan bentuk
incremental innovation dari produk cloud computing AWS (Yun 2017).

b. Benefit yang didapat dari AWS dalam mengembangkan teknologi tersebut adalah AWS dapat
berkembang dan menjadi market leader di layanan cloud computing. Selain itu AWS juga
terkenal sebagai perusahaan teknologi yang terus melakukan inovasi yang unik, sehingga
meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen. Semua itu didasari pada business model
dari AWS yang berfokus pada prinsip kepemimpinannya yaitu obsesi konsumen. Sehingga
Amazon selalu berusaha untuk melakukan ekspansi dari seluruh lini layanannya dan
menciptakan produk-produk yang mampu menjawab kebutuhan konsumen (Yun 2017).
c. Terdapat beberapa penyebab kegagalan dari sebuah produk yang diluncurkan (Schneider
and Hall 2011), beberapa diantaranya adalah:
• Perusahaan tidak mampu tumbuh untuk mengimbangi pertumbuhan produk yang
cepat.
Salah satu contohnya ada perusahaan American Biophysics yang mengembangkan
produk magnet nyamuk. Produk tersebut dilucurkan tepat pada saat terjadi West Nile
Virus yang diperantarai oleh nyamuk. Sehingga terdapat demand yang sangat tinggi
terhadap produk tersebut. American Biophysics berencana untuk mendirikan pabrik
baru di China, namun sayangnya perusahaan tidak mampu untuk menjaga kualitas
dari barang yang dibuat sehingga menyebabkan konsumen marah dan produk
tersebut menjadi tidak diterima lagi.
• Produk belum diproduksi secara sempurna, dan dijual ke pasar disaat masih terdapat
banyak kekurangan.
Salah satu contohnya adalah MS Visa, yang mempunyai banyak masalah compatibility
dengan perangkat, sehingga konsumen yang loyal banyak melakuakn protes dan hal
tersebut dijadikan kesempatan bagi kompetitornya Apple untuk mempromosikan
produk Mac.
• Produk tidak mempunyai differensiasi yang menarik bagi konsumen.
Contohnya adalah Coca cola C2, yang tidak mempunyai perbedaan dengan diet coke,
karena hanya mengurangi kadar gula dan rasanya saja, sehingga tidak diterima baik
oleh konsumen.
• Produk merupakan innovasi baru, namun tidak ada edukasi kepada konsumen.
• Produk merupakan teknologi revolusioner namun tidak terdapat pasar untuk produk
tersebut
Contohnya dapat dilihat dari startup yang membuat social media baru, namun
banyaknya social media yang beredar, membuat startup ini sulit untuk dapat menjual
produknya, sehingga pada akhirnya produk tersebut gagal.

AWS telah berhasil dalam memasarkan produknya sehingga dapat diterima baik oleh
konsumen, terdapat beberapa kunci kesuksesan dari Cloud computing AWS (V-Soft Consulting
2020), diantaranya adalah:
• Kecepatan deployment produk yang tinggi & kemudahan skalabilitas
Konsumen mempunyai kemampuan untuk melakukan deployment ribuan server
dalam hitungan menit, dan mengutilisasi semua sumber daya yang dibutuhkan.
Sehingga konsumen dapat meningkatkan skalabilitas ruang data yang diperlukan
dengan cepat.
• Mudah digunakan dan cost effective
Layanan AWS dinilai dapat dengan mudah digunakan oleh konsumen, selain itu AWS
juga menyediakan tim support untuk membantu pengguna baru apabila mengalami
kesulitan dan butuh pendampingan. Penggunaan Cloud computing juga dinilai lebih
murah jika dibandingkan dengan membangun dedicated server di lokasi perusahaan,
yang akan memakan space dan power untuk menjalankannya.
• Keamanan yang terjamin
Server AWS memberikan SLA yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dipercaya. AWS mempunyai pengembang yang mampu untuk memberikan keamanan
data terbaik bagi layanannya.
Persaingan antara ritel modern yang menggunakan system francising dengan ritel-ritel
tradisional merupakan fenomena persaingan yang terjadi di pasar ritel saat ini. Good
Government Governance (GGG) merupakan konsep tata kelola di sector public, yang
berorientasi terhadap bagaimana menciptakan tata kelola yang mampu memberikan luaran
terbaik bagi public. Bedasarkan International Federation of Accountant (IFAC), terdapat 7
pillar utama di dalam GGG, yaitu Integritas, keterbukaan, luaran yang berkelanjutan,
intervensi yang sesuai dengan luaran yang diinginkan, pengembangan kapasitas, manajemen
risiko, dan transparansi. 7 pillar tersebut salah terhubung antara satu dengan yang lainnya
seperti gambar dibawah ini (IFAC 2014):

Jika dilihat beberapa poin dari ketujuh aspek tersebut, Misi NKRI yang tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945 juga medeskripsikan hal tersebut. Misi NKRI diantara lain adalah
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
Dalam kasus ini, poin yang berhubungan langsung adalah misi NKRI dalam memajukan
kesejahteraan umum. Dalam upaya untuk memajukan kesejahteraan umum, maka dampak
dari system franchising yang mematikan ritel tradisional tentunya tidak sejalan dengan upaya
untuk memajukan kesejahteraan umum.

Ditinjau dari perspektif lainnya yaitu Visi & Misi Presiden periode 2019-2024, yang berisi:

Visi: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan
Gotong Royong

Misi:

1. Peningkatan Kualitas Manusian Indonesia;

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Merata dan Berdaya Saing;

3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya;

7. Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;

8. Pengelolaan Pemerintah yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya;

9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

Adanya fenomena ritel tradisional yang mati akibat berkembangnya ritel modern tidak sejalan
dengan misi Presiden poin ke 2 dan 3. Sehingga, upaya mempertahankan daya saing ritel
tradisional, merupakan kewajiban dari pemerintah juga.

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan PP Nomor 29 Tahun 2021, yang mengatur tentang
tata letak pusat perbelajaan. Pada Pasal 86 (1) disebutkan bahwa Pendirian pusat
perbelanjaan atau toko swalayan harus memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat,
keberadaan Pasar Rakyat, dan UMK-M yang ada di zona atau area atau wilayah setempat.
Selanjutnya, pada Pasal 89 (1), dijelaskan bahwa Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan
Toko swalayah harus mengacu pada Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota atau
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota (Pemerintah Pusat 2021).

Sehingga, nyatanya telah ada peraturan yang menjadi landasarn terkait dengan tata Kelola
ruang, sehingga apabila pemerintah dapat melakukan enfocement yang kuat di masing-
masing wilayah, seharusnya UMKM tradisional tidak akan terkena dampak yang fatal akibat
adanya pasar ritel modern ini.

Selain itu dari segi model bisnis, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan ritel
tradisional untuk meningkatkan nilai kompetitifnya. Berbagai inisiatif peningkatan kapasitas
telah dilakukan baik oleh pemerintah, SLM, maupun bentuk CSR dari perusahaan terkemuka.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:

• Memanfaatkan teknologi untuk menunjang ritel tradisional


Teknologi seperti point of sales, telah banyak diperkenalkan di ritel tradisional sebagai
penunjang pencatatan, agar seluruh pembukuan keuangan bisa tercatat dengan rapih
(Anggriyani 2022).
• Bekerja-sama dengan aplikasi online
Beberapa aplikasi online bergerak dalam menunjang proses bisnis para pelaku ritel
tradisional, baik itu sebagai pemasok maupun penunjang distribusi. Sebagai
contohnya Sampoerna mengeluarkan program Sampoernal Retail Community (SRC),
para pelaku ritel tradisional dapat untuk melakukan pemesanan barang secara grosir
lewal aplikasi SRC, untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif (Kompas 2022).
• Peningkatan kualitas layanan kepada konsumen
Terdapat banyak pelatihan UMKM yang telah diselenggarakan oleh SLM maupun CSR
dari perusahaan besar. Pemerataan pelatihan ini dapat dinaungi oleh Dinas
Perekonomian Rakyat masing-masing kabupaten/kota, agar seluruh ritel tradisional
bisa bekesempatan mendapatkan pelatihan ini (Kompas 2022).

Walmart pernah membuka toko pertamanya di Indonesia pada pertengahan tahun 1990,
namun bisnisnya tidak menguntungkan sehingga pada akhirnya harus tutup (Balidetective
2019). Terdapat dua penyebab utama dari tutupnya Walmart di Indonesia, penyebab tersebut
adalah:
• Kebijakan pengembalian 30 hari
Walmart memberlakukan kebijakan pengembalian barang selama 30 hari, namun
kebijakan itu nyatanya banyak dimanfaatkan oleh konsumen sehingga menyebabkan
kerugian bagi Walmart.
• Kurangnya daya beli dari konsumen Indonesia
Daya beli konsumen Indonesia juga tidak setinggi konsumen di AS, sehingga Walmart
tidak mampu mendapatkan revenue yang ditargetkan sehingga terus mengalami
kerugian.

Pada kasus Seven Eleven, awal berdirinya cabang Seven Eleven di Indonesia menargetkan
segmen anak muda dengan menyediakan tempat berbincang dan wifi gratis. Sayangnya hal
tersebut dimanfaatkan oleh konsumen untuk membeli produk dengan nilai yang murah dan
menghabiskan banyak waktu di Seven Eleven sehingga Seven eleven tidak mampu untuk
menghasilkan profit. Selain itu adanya dominasi dari Alfa dan Indomaret, juga menjadi alasan
utama sulitnya Seven Eleven berkompetisi di Indonesia, karena konsumen cenderung lebih
memilih untuk berbelanja barang-barang di Alfa dan Indomaret karena harga yang cenderung
lebih murah jika dibandingkan dengan Seven Eleven (Balidetective 2019).

Salah satu retail asing yang dapat dinilai sukses di Indonesia adalah IKEA. IKEA merupakan ritel
asing yang awalnya berdiri di AS. Kesuksesan IKEA di Indonesia ditandai oleh meluasnya
cabang-cabang IKEA yang ada di Indonesia. IKEA masuk ke Indonesia pada awal tahun 2014
(Markplus 2016), kesuksesan IKEA di Indonesia di Indonesia didorong oleh beberapa alasan
diantaranya adalah:

• Keunikan kategori furniture yang ditawarkan oleh IKEA


IKEA menawarkan produk-produk bernuansa Skandinavia, yang mampu untuk
menampilkan tatanan rumah dengan keunikan sendiri.
• Konsep Do-It-Yourself (DIY)
Konsumen dapat memilih barang yang diinginkan, mengambilnya, dan merakit sendiri
barangnya di rumah.
• Kerjasama dengan UKM di Indonesia
IKA membuka peluang UKM di Indonesia untuk menjadi pemasok tetap pada jaringan
375 gerainya di 47 negara. Kerjasama dengan UKM ini membuka peluang bagi IKEA
untuk dapat memasok produk-produk berkualitas dengan harga yang kompetitif. Hal
ini juga membuat citra IKEA baik di mata Pemerintah, karena adanya dukukangan
kepada ekonomi kreatif di Indonesia dan mengurangi angka pengangguran.

Pemasaran Holistik merupakan suatu konsep yang mengintegrasikan interaksi antara


pelaku dalam industri baik itu pelanggan, perusahaan, maupun supplier, dan aktivitas
perusahaan. Pemasaran Holistik bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang
yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders di dalam industri. Pemasaran
Holistik terdiri dari 4 komponen yaitu internal marketing, social responsibility marketing,
integrated marketing, dan relationship marketing.

Salah satu perusahaan yang dapat dijadikan contoh adalah Aqua yang berada di bawah
naungan Danone.
• Internal Marketing
Menurut Kotler (2018) internal marketing merupakan proses merekrut, melatih, dan
memotivasi karyawan yang dapat berhubungan langsung dengan pelanggan, untuk
dapat memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan nilai produk di mata
pelanggan. Aqua telah menerapkan berbagai system marketing internal yang unik
untuk dapat mensejahterakan karyawannya.

Aqua menerapkan gaya manajemen informal yang mampu membentuk budaya kerja
yang terlihat tidak ada jarak antar karyawan. Karyawan didorong untuk dapat
berinteraksi antara satu sama lainnya, baik di dalam divisi masing-masing maupun
lintas divisi, hal ini membuat karyawan mempunyai kesempatan untuk bertuka ide
antara satu dengan yang lainnya dan menyampaikannya kepada decision maker.
Sehingga, pada akhirnya kebutuhan konsumen dapat dikomunikasikan dengan baik di
dalam internal perusahaan.

• Social Responsibility Marketing


Societal Marketing menuntut pemasar untuk dapat melakukan pemasaran yang
bertanggung jawab secara sosial dan mempertimbangkan peran yang mereka
mainkan dari sisi kesejahteraan sosial masyarakat. Dalam hal ini Aqua menunjukan
kepatuhannya terhadap tanggung jawab sosial diantara lainnya:
o Aqua selalu berpegangan pada UU dan Hukum yang berlaku. Hal tersebut
ditunjukan dari tidak adanya kasus yang menimpa para pegawai dan tidak
adanya kejadi penipuan serta hal illegal lainnya.
o Aqua mendukung persaingan yang sehat dan danti-monopoli, selain itu Aqua
juga memiliki mekanisme pelaporan secara anonim apabila terjadi
pelanggaran. Aqua juga mencantumkan informasi terkait kandungan di dalam
setiap produknya dengan jelas sebagai bentuk tanggung jawab informasi yang
transparan.
o Aqua juga bertanggung jawab terhadap upaya perbaikan lingkungan, dengan
mengadakan berbagai program-program lingkungan yang Bernama AQUA
LESTARI.
• Integrated Marketing
Integrated marketing terdiri dari 4 aspek utama, yaitu people, process, programs, &
performance.
o People
Bagi Aqua, karyawan merupakan kunci yang menggerakan seluruh proses
bisnis, sehingga Aqua terus mencari talenta dan mitra-mitra yang berkualitas.
o Process
Aqua memberikan berbagai fasilitas penunjang Kesehatan, keselamatan
kerja, dan berbagai benefit lain yang menguntungkan. Sehingga karyawan
bisa terus bersemangat dan berdampak baik bagi kelangsungan kerja yang
efektif dan efisien.
o Programs
Dari segi program, Aqua menawatkan berbagai program kenaikan jenjang
karir, program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, dan
Aqua sebagai bagian dari Danone, mempunyai Danone Academy 2.0,
sehingga karyawan dapat mengakses pembelajaran 24/7 di perangkat
smartphone/computer mereka.
o Performance
Dari segi performance, Aqua memiliki berbagai KPI untuk dapat mengukur
pencapaian yang telah mereka lakukan baik dalam dimensi financial, non-
financial, maupun social responsibility.

• Relationship marketing
Relationship marketing terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pelanggan, mitra, & jaringan.
o Pelanggan
Sebagai upaya untuk terus memberikan pelayanan terbaiknya kepada semua
pelanggan, Aqua terus mendesain produk mereka seusai dengan kebutuhan
pelanggan. Selain itu Aqua juga memiliki sertifikasi BPOM untuk menjamin
keamanan produk bagi konsumen.
o Mitra
Aqua menjalin Kerjasama yang baik dengan mitra transportasi maupun
distributor. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah dengan PT. Wirabuana
Intrent, yang merupakan distributor tunggal produk-produk AQUA, untuk
layanan transportasi untuk pendistribusian produk AQUA dengan
mengedepankan keselamatan dan keamanan.
o Jaringan
Aqua menerapkan inisiatif Responsible Sourcing Programs (RESPECT) dan
aplikasi Supplier Ethical Data Exchange (SEDEX). Sebagai bentuk monitoring
dari jaringan distribusinya.

Triangle marketing sendiri terdiri dari tiga interaksi utama yaitu External Marketing,
Interactive Marketing, dan Internal Marketing. Kegiatan External Marketing dari
Aqua dapat tergambar dari bagaimana proses penjaminan kualitas yang telah
dijelaskan sebelumnya, sedangkan External Marketing dari Aqua dapat terlihat dari
promosi-promosi yang dilakukan dalam bentuk iklan, event-event olahraga, dan
berbagai inisiatif lainnya yang dijalankan oleh Aqua.

Contoh yang akan dipakai dalam menganalisis tiga factor tersebut adalah produk
kecantikan yang dikeluarkan oleh MS Glow.
• The initial choice of identities making up the brand.
MS Glow merupakan produk yang dinamai berdasarkan nama dari pendirinya,
yaitu Shandy Purnamasari dan Maharani Kemala. Nama Glow didasari pada
lini produk yang mereka buat yaitu produk kecantikan, yang memiliki
orientasi untuk membuat kulit semakin bersinar (Majoo.id 2022).
• The way the brand is integrated into the supporting marketing program
MS Glow memanfaatkan reseller & e-commerce sebagai channel utama
penjualannya. Hal tersebut terbukti efektif dan membuat MS Glow bisa
menjual lebih dari 38.5 Miliar produknya, hanya melalui platform e-commerce
saja pada periode Februari 2021 (Compas 2021).
• The associations indirectly transferred to the brand by links to some other
entity (the company, country of origin, channel of distribution, or another
brand)
MS Glow membesarkan jenis produknya dibandingkan dengan merknya pada
packaging. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah konsumen
mengetahui jenis produknya, dan dapat menilai langsung efeknya jika
konsumen membandingkan dengan produk kecantikan lain yang diproduksi
oleh kompetitor.

Viral marketing merupakan sebuah bentuk dari word of mouth yang dilakukan secara
daring. Viral marketing membuat para konsumen untuk meneruskan produk perusahaan
melalui berbagai jaringan baik audio, video, atau informasi tertulis secara daring (Kotler
and Keller 2016). Salah satu contoh viral marketing yang dilakukan di Indonesia, adalah
viral marketing yang dilakukan oleh Lazada dengan memasang iklan di billboard secara
terbalik. Hal tersebut berhasil menarik perhatian masyarakat, dan membuat banyak
pengguna media sosial melakukan report di masing-masing akunnya. Hal tersebut
membuat brand awareness Lazada meningkat pada saat itu, dan menjadi perbincangan di
media sosial (Lawrence 2021). Keuntungan dari viral marketing jika dikaitkan dengan
kasus Lazada adalah:
• Lazada dapat mengemat biaya iklan, karena banyak orang yang melakukan repost
iklan terbalik Lazada tersebut di social medianya, sehingga secara tidak langsung
sebenarnya Lazada mendapatkan pengiklan secara gratis.
• Viral marketing tersebut juga berhasil diliput oleh berbagai media, sehingga
meningkatkan eksistensi dari Lazada.

Sedangkan terdapat beberapa kekurangan yang mungkin didapatkan dari Viral marketing
yang dilakukan oleh Lazada, diantaranya adalah:

• Menjadi spam di media sosial, sehingga mungkin beberapa orang tidak


menyukainya karena terlalu banyak orang yang melakukan post hal yang sama.
• Pediksi yang cukup sulit, walaupun Lazada telah berhasil menggunakan metode
ini, namun Lazada tidak dapat menjamin bahwa strategi ini dapat menciptakan
dampak yang positif bagi bisnisnya atau tidak.
• Viral marketing juga mampu menimbulkan citra yang negative apabila tidak
dilakukan dengan benar.

a. Mobile marketing tumbuh sejalan dengan maraknya penggunaan smartphone dan


tablet, yang membuat pemasar mampu untuk melakukan personalisasi pesan
berdasarkan kebiasaan pengguna, demografi, dsb. Wahrton’s David Bell dalam Kotler
& Keller (2016) menyampaikan bahwa terdapat 4 karakteristik utama dari sebuah
mobile device, yaitu Ini terikat secara unik ke satu pengguna, hampir selalu "aktif"
karena biasanya dibawa kemana-mana, memungkinkan untuk konsumsi langsung
karena sebenarnya merupakan saluran distribusi yang terintegrasi dengan sistem
pembayaran, interaktif mengingatnya memungkinkan geotracking dan pengambilan
gambar dan video. Dalam konteksi iklan, adanya karakteristik tersebut
memungkinkan perusahaan untuk mengiklankan produknya ke konsumen yang
memiliki kebiasaan yang sesuai dengan target produknya (Kotler and Keller 2016).
b. Salah satunya adalah L’Oreal yang merupakan perusahaan yang bergerah di produk
kecantikan. L’Oreal mengimpelementasikan omni channel marketing channel dengan
memanfaatkan berbagai platform social media, mulai dari facebook, Instagram, Tik
tok. L’Oreal juga menyediakan aplikasinya sendiri yang mampu menyediakan
personalisasi dan virtual try-ons. Aplikasi tersebut dinyatakan oleh L’Oreal sebagai
salah satu strategi distrupsinya di market, agar mereka bisa memberikan pengalaman
yang bernilai tambah bagi pelanggan (L'Oreal 2021).
Social marketing merupakan inisiasi yang biasa dilakukan oleh Pemerintah atau LSM.
Beberapa contoh dari social marketing selain dari program keluarga berencana, diantara
lainnya adalah:
• Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang diinisiasi oleh Kementerian
Kesehatan RI. Social marketing tersebut melibatkan berbagai stakeholders dalam
bidang Kesehatan sebagai pemasarnya, diantaranya adalah professional bidang
kesehatan, manajemen fasilitas pelayanan kesehatan, universitas, dsb.
• Promosi penggunaan kondom untuk mencegah penyebawah penyakit menular
seksual dan HIV.
• Ajakan untuk memisahkan sampah organic, anorganik, dan sampah berbahaya,
untuk mengoptimalkan daur ulang sampah.

Beberapa contoh dari factor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan diantara lain
adalah (Kotler and Keller 2016):

• Pemilihan target yang sudah siap menerima dan merespon


• Mempromosikan aktivitas dengan cara yang jelas dan sederhana
• Menjelaskan keuntungan dari aktivitas tersebut
• Membuat aktivitas tersebut mudah untuk diadaptasi
• Memanfaatkan media massa
• Mempertimbangkan pendekatan education-entertainment

Sebagai contohnya pada kegiatan promosi PHBS, umumnya dilakukan kepada anak
sekolah, pengunjung fasilitas pelayanan Kesehatan, dan di tempat makan. Inisiatif ini
dapat dinilai cukup berhasil, terutama karena masa pandemic Covid-19 yang membuat
masyarakat semakin aware terhadap kebutuhan ini (Kemenkes 2016).

Salah satu contoh yang kurang berhasil di dunia Kesehatan adalah social marketing
penggunaan kondom, karena subjek terkait dengan sex merupakan hal yang dinilai tabu
di masyarakat Indonesia, sehingga promosi ini banyak tidak diterima di kalangan sekolah
karena dinilai seperti mempromosikan kegiatan sex di luar pernikahan. Namun untuk
target PSK, promosi ini dinilai cukup banyak diimplementasikan, karena mulai banyaknya
PSK yang mulai menyadari pentingnya pemakaian kondom untuk mencegah PMS
(Kemenkes 2012).
References
Anggriyani, Dewi Sukma . 2022. Point of Sales (POS). June 8. Accessed June 16, 2022.
https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/point-of-sales-pos/.

Balidetective. 2019. Why Did These Global Brands Fail in Indonesia. https://balidetective.com/brand-
failures-indonesia/.

Channele2e. 2022. Cloud Market Share 2022. April.

Compas. 2021. June 05. https://compas.co.id/article/brand-skincare-lokal-terlaris/.

IFAC. 2014. INTERNATIONAL FRAMEWORK: GOOD. CIPFA.

Kemenkes. 2016. January 01. https://promkes.kemkes.go.id/phbs.

—. 2012. Juni 19. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20120619/464558/kondom-


solusi-terakhir-kurangi-dampak-buruk-seks-berisiko/.

Kompas. 2022. HUT ke-14 SRC, Airlangga Dukung Perkembangan Toko Kelontong Beralih Digital.
May 30. Accessed June 19, 2022.
https://money.kompas.com/read/2022/05/30/220000126/hut-ke-14-src-airlangga-dukung-
perkembangan-toko-kelontong-beralih-digital?page=all.

Kotler, Philip, and Lane Kevin Keller. 2016. Marketing Management. USA: Pearson Education.

Lawrence, Alexandromeo . 2021. Viral Marketing: Pengertian, Kelebihan, Contoh, dan Strategi.
https://makinrajin.com/blog/viral-marketing/.

L'Oreal. 2021. New technologies accelerate innovation.

Majoo.id. 2022. January 02. https://majoo.id/solusi/detail/pemilik-ms-glow-shandy-purnamasari.

Markplus. 2016. https://marketeers.com/article/inikah-wajah-industri-ritel-indonesia-tahun-ini.htm.

Pemerintah Pusat. 2021. PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
Jakarta.

Schneider, Joan , and Julie Hall. 2011. "Why Most Product Launches Fail." April 1. Accessed June 19,
2022. https://hbr.org/2011/04/why-most-product-launches-fail.

V-Soft Consulting. 2020. Key Factors of the AWS Cloud Platform that Revolutionize the Enterprise.
Accessed June 16, 2022. https://blog.vsoftconsulting.com/blog/key-factors-of-the-aws-
cloud-platform-that-revolutionize-the-enterprise.

Yun, Yu. 2017. "Amazon: from a book store, to the everything store, to running the internet."
Amazon: from a book store, to the everything store, to running the internet. February 1.
Accessed June 19, 2022. https://digital.hbs.edu/platform-digit/submission/amazon-from-a-
book-store-to-the-everything-store-to-running-the-internet/.

Anda mungkin juga menyukai