Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penelitian


Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat
berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi
dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia,
pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang
yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adatistiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga
meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak,
dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan.
Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat sudah bukan menjadi rahasia
umum lagi jika kota ini dijuluki sebagai kota fashionnya Indonesia. Paris Van Java,
begitulah orang - orang menyebutnya sebutan yang sejak lama di sematkan, karena di
Kota ini terdapat banyak sekali pusatpusat aneka barang fashion. Menjamurnya
tokotoko fashion, Factory Outlet, maupun Distro di sepanjang jalan protokol
menjadi sebuah jawaban mengapa Bandung disebutsebut sebagai Paris-nya
Indonesia.

Namun tahukah kamu di Bandung terdapat sebuah pasar pakaian bekas yang
sangat popular, dan sekaligus menjadi pusat pasar pakaian terbesar di kota tersebut.
Letaknya di sebelah timur Kota Bandung, Pasar Cimol Gedebage menjadi surganya
untuk berbelanja pakaian bekas yang berkualitas. Hanya membutuhkan waktu 45
menit dari pusat kota, pasar yang berada di Jalan Soekarno Hatta tepatnya di belakang
Pasar Induk Gedebage ini menyediakan berbagai macam kebutuhan fashion.
Tercangkup dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Adapun bauran eceran merupakan
kombinasi dari komponen-komponen yang digunakan untuk memuaskan konsumen,
sebagai bagian dari rencana pemasaran dalam bisnis eceran yang perlu diperhatikan
para pengecer untuk menjalankan usahanya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam bauran eceran di antaranya,
lokasi, barang dagangan, harga promosi, pelayanan, dan atmosfer/suasana toko. Para
pengecer dituntut untuk mampu mengkoondinasikan komponen-komponen dalam
bauran eceran tersebut, sehingga usaha yang dijalankan usaha ecerannya,
menyediakan produk yang beragam, menetapkan harga, menggunakan media promosi
yang efektif, memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen, dan
memangun suasana/atmosfer toko yang nyaman.
The Nyna adalah salah satu toko eceran yang menyediakan berbagai pakaian
second yang berlokasi di jalan keadilan 03 No.36 Bandung. Toko pakaian second di
bandung sangatlah banyak, baik yang berlokasi di distrik pusat bisnis, lokasi

freestanding. Oleh karena itu, pengecer pakaian second di Bandung bersaing


membuat strategi dan memberi keputusan-keputusan yang baik dalam menjalankan
usaha nya.
Fenomena yang dimiliki pada The Nyna yaitu adalah The Nyna menggunakan
pemasaran secara langsung sehingga sulit menjaring masyarakat luas, belum
memiliki website sehingga tidak bisa melakukan penjualan secara online. The Nyna
juga dalam segi manajerialnya masih kurang baik karena dalam mencatat keuangan
dan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis masih disatukan dan tidak dipisahkan
secara tegas. Lalu tidak luput dari atmosfer toko yang masih kurang baik.
Salah satu upaya yang dapat di gunakan oleh pengecer pakaian second dalam
menghadapi persaingan, adalah dengan cara mengoptimalkan strategi pemasaran
eceran atau biasa disebut bauran eceran, Dalam proses optimalisasi bauran eceran ini,
pengecer pakaian second dapat merealisasikannya melalui penyediaan produk
beragam seperti t-shirt, polo-shirt, jaket dan lain lain. Selain itu suasana toko yang
bersih akan membuat pelanggan merasa nyaman dan tertarik untuk membeli. Faktorfaktor lain seperti harga,pelayanan, promosi. Dan juga lokasi toko harus di perhatikan
oleh pengecer pakaian second agar mampu memberikan kesan yang menarik bagi
konsumen.
Berdasarkan uraian diatas, pentingnya bauran eceran sebagai strategi dalam
usaha pakaian second sangat diperlukan, atas dasar itulah penulis melakukan
penelitian mengenai Rancangan bauran eceran pada Toko The Nyna.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka masalah yang diidentifikasi adalah
Bagaimana Rancangan bauran eceran pada Toko The Nyna.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui daya Tarik
bauran eceran pada Toko The Nyna.
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat mengenai
pelaksanaan bauran eceran yang di lakukan di Toko pakain second. Selain itu
penelitian ini juga dapat diharapkan bermanfaan bagi pihak-pihak yang terkait, di
antaranya :
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis mendapat pengalaman mengenai realitas dunia kerja dan
wawasan, serta pengetahuan dalam pelaksanaan bauran eceran yang di tetapkan di
Toko The Nyna, dalam arti memberikan pemahaman yang lebih jelas di
bandingkan dengan teori yang telah di dapat
2. Bagi The Nyna
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan, serta dapat digunakan juga sebagai evaluasi bagi pemilik Toko The
Nyna.

3. Bagi Pihak Lain


Dapat digunakan sebagai bahan referensi antara teori yang didapat dan
kenyataan yang sesungguhnya, dan juga sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi
peneliti yang akan mengambil topic yang sama, sehingga dapat memudahkan
dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.

1.4 Jadwal Penelitian


Tabel 1.1
Jadwal Penelitian

Februari-16

Kegiatan
1
Penelitian
Pustaka
Pengajuan
Outline
Pengambilan
Data
Penulisan
Laporan
Bimbingan
LTA
Rencana
Sidang

Maret-16
4

April-16
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ritel
Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer. Eceran
(retailing) mempunyai peranan dalam perekonomian dengan menyediakan banyak
jenis dan keragaman barang maupun pelayanan.,
Pengertian Eceran (retailing) menurut Levy dan Weitz (2011 : 487) adalah
sebagai berikut :
Retailing is the set of business activities that adds value to the product and
service sold to consumers for their personal or family use.
Sedangkan menurut Berman dan Evan (2010 : 534) adalah sebagai berikut :
Retailing consist of those business involved in the sale of goods and service
to consumers for their personal, family, or household use. Its the final stage in the
distribution process.
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa perdagangan eceran adalah
suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh
pribadi, keluarga maupun keperluan rumah tangga. Semua rangkaian retailing
merupakan bagian akhir dari proses distribusi.
Eceran (Retail) adalah suatu kegiatan dari menjual barang ataupun jasa
kepada konsumen akhir dan merupakan bagian dari mata rantai terakhir dari saluran

distribusi dan konsumen yang merupakan bagian dari mata rantai terakhir dari saluran
distribusi dan konsumen yang menjadi target pasar eceran adalah konsumen akhir
yang mengkonsumsi produk ataupun jasa untuk kebutuhan pribadi, keluarga dan
rumah tangga.
2.2 Jenis Jenis Pengecer
Pada saat ini, konsumen dapat membeli barang dan jasa dari berbagai jenis
organisasi eceran. Ada pengecer toko, pengecer non-toko, dan organisasi eceran.
Menurut Levy & Weitz (2004 : 45) mengelompokan bisnis ritel menjadi
empat yaitu bisnis ritel makanan (Food Retailers), bisnis ritel barang umum (General
Merchandise Retailers), bisnis ritel tanpa toko (Nonstore Retail Formats), dan bisnis
ritel pelayanan (Services Retailing).
1. Store Retailing
Bisnis retail yang menggunakan toko dalam menjalankan kegiatannya terbagi
atas dua jenis, yaitu :
a

Ritel berorientasi makanan (Food Retailers) adalah toko ritel yang barang
dagangannya berupa makanan, dan barang barang kebutuhan sehari hari.
Terdapat beberapa jenis toko ritel yang berorientasi makanan, di antaranya :
1. Convenience store, yaitu toko yang memiliki variasi dan macam produk
yang terbatas. Biasanya di definisikan sebagai pasar swalayan mini yang
menjual hanya lini terbatas produk produk kebutuhan sehari hari yang
perputarannya relative tinggi.

2. Supermarket, yaitu toko dengan usaha yang relatif besar, berbiaya rendah,
bermargin rendah, bervolume tinggi, yang dirancang untuk melayani
semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan produk produk
keluarga.
3. Hypermarket, yaitu suatu konsep pertokoan yang sangat besar, didalamnya
tersedia berbagai kebutuhan yang lengkap mulai dari kebutuhan makanan,
pakaian, alat-alat kecantikan, alat-alat rumah tangga, dan lain-lain.
b

Ritel barang dagangan umum (General Merchandise Retailers)


Terdapat beberapa jenis ritel ini di antaranya :
1. Toko diskon, merupakan jenis ritel yang menjual sejumlah besar variasi
produk, dengan menggunakan layanan yang terbatas, dan harga yang
murah, Toko diskon menjual produk dengan label atau merek milik toko
itu sendiri (private labels) dan merek-merek nasional.
2. Toko khusus, berorientasi pada sejumlah ketegori produk-produk
komplementer terbatas dan memiliki level layanan yang tinggi.
3. Departement store, merupakan jenis ritel yang menjual veriasi produk
yang luas dan berbagai macam produk dengan menggunakan beberapa staf
seperti layanan pelanggan dan tenaga sales counter. Pembelian biasanya di
lakukan pada masing-masing bagian pada suatu area belanja.
4. Off-price retailing, merupakan jenis ritel yang menyediakan berbagai
macam produk dengan merek berganti-ganti dan lebih kea rah orientasi
fashion dengan harga produk yang murah. Ritel off-price dapat menjual
merek dan label produk dengan harga lebih rendah dari umumnya.

5. Factory outlet, merupakan toko yang menjual barang-barang buatan


pabrik atau perusahaan tertentu
2. Nonstore Retail Formats
Bisnis ritel tanpa toko terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
1. Electronic retailing, merupakan format bisnis ritel yang menggunakan
komunikasi dengan pelanggan mengenai produk, layanan dan penjualan
melalui internet. Penjual dan pembeli menggunakan sarana internet gune
berkomunikasi dan bertransaksi secara potensial satu sama lain.
2. Katalog, pemasaran melalui katalog terjadi ketika perusahaan
mengirimkan satu atau lebih katalog produk kepada penerima yang
terpilih. Perusahaan mengirimkan katalog barang dagangan dalam bentuk
cetakan, tetapi terkadang juga dalam bentuk CD, video, atau secara online.
3. Pemasaran langsung, merupakan system pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tenggapan
dan atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Bentuk pemasaran
ini memainkan peranan yang lebih luas, yaitu membangun hubungan
jangka panjang dengan pelanggan.
4. Pemasaran surat langsung, terdiri

dari

pengiriman

tawaran,

pemberitahuan, pengingat atau barang-barang lain kepada seseorang di


alamat tertentu.
5. Television home shopping, merupakan format ritel dengan menggunakan
televisi. Pelanggan akan melihat program TV yang menayangkan order
melalui telepon.
6. E-commerce, merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasangan
barang dan jasa melalui system elektronik seperti internet. E-comerence

10

dapat melihat transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem


manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
3. Services Retailing
Bisnis ritel pelayanan seperti perusahaan ritel yang menjual produk bagian
penjualan yang langsung menjualnya kepada konsumen. Namun, pengecer
layanan merupakan bisnis yang menjual layanan bukan barang dagangan,
sebagian besar ritel pelayanan berkembang dari industri ritel. Ada beberapa tren
yang memprediksi bahwa pertumbuhan rilet pelayanan di masa depan memiliki
pelung yang cukup besar dalam bisnis ritel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa The Nyna termasuk ke dalam jenis ritel
yang tidak menggunakan toko ( Non store retailing ), yaitu jenis ritel barang
dagangan umum.

2.3 Bauran Eceran (Retail Mix)


Menurut Michael Levy dan Barton A. Weitz (2001 : 19) mengatakan bahwa:
The retailing mix is the combination of factors retailer use to satisty customer needs
and influences their purchase decision, dimana bauran eceran adalah kombinasi dari
faktor-faktor eceran yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan palanggan dan
mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Faktor-faktor tersebut adalah
barang dagangan (merchandising), pajangan toko dan pajangan produk (store design
and display merchandise), harga (price)

11

Menurut Bob Foster (2008:49) Bauran pedagang eceran adalah kombinasi


dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang di gunakan oleh
pedagang eceran untuk dapat meningkatkan hasil penjualan pedagang yang
diinginkan
Menurut Kotler dan Keller ( 2012 : 170 ) : Bauran eceran merupakan
keputusan keputusa pemasaran pengecer dalam bidang pasar sasara,keragaman dan
perolehan produk, layanan dan atmosfer toko, harga, promosi, tempat .
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bauran eceran adalah strategi pemasaran
pengecer yang terdiri dari beberapa variable untuk mendorong minat konsumen,
sehingga dapat mempengaruhi pembeli dan keputusan pembelian konsumen.

Menurut Levy & Weitz (2004 : 29) elemen-elemen bauran bisnis eceran
memandang sebagi suatu kombinasi dari beberapa faktor yang mempengaruhinya,
yaitu :
2.3.1 Place (Lokasi Toko)

Lokasi toko sering menjadi keputusan terpenting bagi retailer sehingga


menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih tempat berbelanja.
Pemilihan dan penempatan posisi toko yang tepat juga menjadi pertimbangan
utama retailer, sebab lokasi toko sulit dipindahkan setelah kegiatan operasional
dilakukan

12

Menurut Hendri Maruf ( 2006 : 124 ), ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai
berikut :
1. Besar populasi dan karakteristiknya
Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi faktor
dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel
yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan pendudunya berbeda akan
menyababkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang
padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan pemasok
Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan
penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman,
dan lain-lain.Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya terjadi
ketergantungan pada satu atau dua penasok saja.
3. Basis ekonomi
Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah industri daerah
setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan
fasilitas keuangan. Industri yang bervariasi akan mempunyai pengaruh
yang berbeda dibandingkan dengan industri yang terkonsentrasi (pada
suatu sektor).
4. Ketersediaan tenaga kerja

13

Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu


dari tingkat administratif dan lapangan hingga management trainee dan
manajerial.Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang
memulai karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan
untuk menjadi tenaga pemimpin.Tenaga menejerial adalah para assistant
manager atau manager bahkan general manager yang siap direktur dan
siap kerja (tidak seperti management trainer yang harus dilatih lebih dulu).
5. Situasi persaingan
Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan
permintaan pasar (yaitu besar belanja total penduduk setempat) berarti
semua perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabi atau secara tetap.
Jika benyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar
sebesar-besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar,
yaitu terlalu banyak peritel dibandingkan total belanja konsumen.
6. Fasilitas promosi
Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan
memfasilitasi semua kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana
pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang
sovenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.
7. Kesediaan lokasi toko
Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal-hal yang terkait
dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akses masing-masing

14

lokasi,

berpeluang

kepemilikan

atau

leasing,

pembatasan

zona

perdagangan, dan biaya-biaya terkait.


8. Hukum dan peraturan Hukum dan peraturan
Perlu diperhatikan khususnya jika pendapat Perda (Peraturan
Daerah) yang tidak terdapat didaerah lain. Bisnis eceran dapat
dikategorikan sebagai strategi campuran, perusahaan secara tertentu
mengkombinasikan lokasi toko,produk atau jasa yang ditawarkan, taktik
harga, suasana toko. pelayanan konsumen dan metode promosi.
Lokasi toko menunjukan penggunaan toko atau format non toko,
penempatan pada geografi dan macam-macam tempat (seperti pusat
pembelanjaan), prosedur oprasi menyangkut berbagai macam karyawan
yang bekerja, gaya manajemen, buka jam toko dan faktor-faktor lainnya.
2.3.2 Product (Barang dan Jasa yang Ditawarkan)

Berkaitan dengan keragaman dan banyaknya produk yang ditawarkan


retailer dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
2.3.2.1 Barang Dagangan
Barang dagangan merupakan produk-produk yang dijual
pengecer ditokonya, yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko untuk
disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang seseuai
untuk mencapai sasaran toko atau usaha eceran. Konsumen akan
memberikan kesan yang baik terhadap suatu toko yang dapat

15

menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh


konsumen.
Proses perencanaan keberagaman barang dagangan menurut
Christina (2010 : 203) bagi para pengecer dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1

Melakukan analisis pasar dan segmentasi


Analisis pasar dilakukan dengan meneliti pasar, konsumen dan

pesaing, perlu di perhatikan siapa yang harus melakukannya, dimana,


kapan, dan bagaimana malakukannya.

Menentukan target pasar


Menetapkan tujuan dan memutuskan berdasarkan tren secara umum

dalam pasar, kelompok barang dagangan mana yang patut mendapat


perhatian.
3 Assortment Plan
Adalah aktivitas untuk melakukan perencanaan terhadap kategori
barang dagangan. Kategori barang dagangan adalah kelompok barang
dalam persepsi konsumen saling berhubungan dan atau pemakainya
dapat saling mensubstitusi.
4

Penjualan dan analisis barang dagangan umum


Sekarang melakukan pengadaan barang atau menetapkan

keragaman produk pada toko eceran, pengecer dapat melakukan

16

strategi diferensiasi produk. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane


( 2012 : 172 ), strategi diferensiasi produk tersebut dapat berupa :
1 Menampilkan merek nasional eksklusif yang tidak tersedia di
2
3
4

pengecer pesaing.
Menampilkan barang dagangan merek pribadi (private label).
Menampilkan acara besar tentang barang yang unik.
Menampilkan barang dagangan yang mengejutkan atau yang selalu

5
6
7

berubah
Menampilkan barang terkini atau terbaru lebih dahulu.
Menawarkan layanan penyesuaian (customization) barang.
Menawarkan pilihan bagi targer pasar sasaran.

2.3.3 Price (Kebijakan Harga)

Keputusan harga berkaitan erat dengan keragaman produk dan pelayanan


yang ditawarkan. Retailer perlu memperhatikan kebijakan penetapan harga
produk yang ditawarkan.
Menurut Christina ( 2010 : 87 ), dalam menetapkan harga terdapat tiga
macam strategi yang pada umumnya digunakan sebagai dasar oleh para
pengecer, yaitu :
1. Penetapan harga di bawah harga pasar
Penetapan harga di bawah harga pasar (pricing below the market)
umumnya dilakukan oleh pengecer yang mempunyai biaya operasional
yang lebih rendah dan volume yang tinggi.
2. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar

17

Penetapan harga sesuai dengan pasar (pricing at the market)


umumnya dilakukan oleh pengecer untuk memperlebar pasarnya dengan
menawarkan kepada konsumen mengenai kualitas produk yang baik,
harga yang cukup, dan pelayanan yang baik.

3. Penetapan harga di atas harga pasar


Penetapan harga di atas (pricing above the market) umumnya
dilakukan oleh toko yang sudah mempunyai reputasi yang baik atau
sudah terkenal. Konsumen akan tetap membeli meskipun harganya diatas
harga pasar dan ini merupakan keuntungan bagi penjual.
Setelah melakukan strategi penetapan harga, yaitu perlu di
tetapkan oleh pengecer adalah harga untuk setiap unit dengan
mempertimbangkan hal-hal seperti harga, permintaan dan persaingan.
Terdapat tiga pendekatan dalam penetapan harga dalam eceran, yaitu :
1. Metode penetapan harga jual impas
Merupakan metode penetapan harga yang berorientasi biaya
(harga ditentukan dengan penambahan suatu presentase tetap kepada
biaya atau harga barang dagangan). Pengecer harus menciptakan
metode untuk melacak perubahan harga eceran untuk mencapai tujuan
finansial keseluruhan.
2. Metode penetapan harga yang berorientasi pada permintaan

18

Harga didasarkan pada perkiraan kemauan pelanggan untuk


membayar. Penetapan harga berdasarkan permintaan konsumen,
dilakukan dengan melihat pola perubahan perilaku belanja pelanggan
pada kondisi harga yang berbeda kemudian dipilih harga yang merujuk
pada tingkat belanja yang ingin dicapai pengecer.
3. Metode penetapan harga yang berorientasi pada persaingan
Faktor pasar dan persaingan merupakan factor penting yang
amat mempengaruhi penetapan harga. Penetapan harga didasarkan
pada harga pesaing, dimana harga dapat ditetapkan di bawah, di atas,
maupun sama dengan pesaing.
2.3.4 Promotion (Metode Promosi yang Digunakan)

Promosi berkaitan dengan penggunaan alat-alat pemasaran guna


mendukung positioning serta memberikan informasi mengenai retailer yang
bersangkutan dan pada akhinya mendorong pengunjung melakukan pembelian.
1

Iklan
Iklan merupakan segala bentuk presentasi nonpersonal dan

promosi dari barang-barang serta pelayanan oleh sebuah sponsor tertentu


yang dapat dilakukan melalui berbagai media seperti televise, radio,
majalah, surat kabar, reklame, katalog, dan media lainnya.
2 Penjualan langsung
Bentuk persentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau
beberapa orang calon pembeli dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan
pembelian. Cara ini biasanya dilakukan menggunakan tenaga wiraniaga.

19

Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah program ritel dalam rangka mendorong

terjadinya penjualan atau untuk meningkatakan penjualan. Secara umum


promosi penjualan yang dijalankan oleh ritel mempunyai beberapa tujuan
antara lain mempertahankan minat pelanggan untuk tetap berbelanja pada
ritel tersebut, mengenalkan suatu produk baru atau gerai baru, menyaingi
program

para

pesaing,

memancing

konsumen

potensial,

dan

memanfaatkan musim/tren atau kecenderungan pola perilaku belanja


pelanggan.
4 Publikasi
Publikasi adalah komunikasi yang membangun citra positif bagi
peritel di mata public. Publik bagi ritel adalah pemilik atau pemegang
saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas, dan media massa.
2.3.5 Service (Pelayanan)

Aktivitas dan programpelayanan yang diberikan retailer bertujuan


menciptakan shopping experience serta memberikan penghargaan kepada
konsumennya.
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 176) terdapat bauran layanan yang
merupakan alat kunci untuk mendiferensiasi suatu toko dari yang lain. Pengecer
juga harus mengambil keputusan mengenai bauran layanan untuk ditawarkan
kepada pelanggan, diantaranya :

20

1.

Layanan pra-pembelian, mencangkup penerimaan telepon, pesanan


pos, iklan, pajangan etalase dan interior, kamar pas, jam buka toko,

2.

peragaan busana, tukar tambah.


Layanan purna pembelian, mencangkup pengiriman dan penyerahan
pembungkusan

hadia,

penyesuaian

dan

pengambilan

barang,

pengubahan dan penyesuaian, pemasangan, pengukiran.


Layanan tambahan, mencangkup informasi umum, pencairan cek,

3.

tempat parker, restoran, pendekorasian interior, kredit, kamar


belakang, layanan penjagaan bayi.
Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan di atas dapat membedakam
pelayanan toko yang satu dengan yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin memuaskan pelayanan yang di berikan oleh pengecer, besar
kemungkinan konsumen akan tertarik untuk memilih berbelanja di pengecer
yang bersangkutan.
2.3.6 Store Atmosphere (Suasana Toko)

Suasana

toko

merupakan

salah

satu

kunci

diferensisasi

yang

membedakan retailer dengan pesaingnya. Suasana toko dapat mempengaruhi


perilaku pengunjung saat berbelanja. Retailer harus menciptakan suasana toko
yang di sesuaikan dengan pasar sasaran serta mendorong penunjang untuk
melakuakan pembelian.
Menurut Levy dan Weitz dalam bukunya Retailing Management
(2007 : 576) mengatakan bahwa :

21

"Atmosphere refers to the design of an environment via visual


communications,lighting, colors, music, and scent to stimulate customers
perceptual and emotional responses and ultimately to affect their purchase
behaviour"
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Atmosfer mengacu pada
desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan
aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga
dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.
Menurut Berman dan Evans (2007 : 545) elemen-elemen store
atmosphere terdiri dari : nagian luar (exterior), bagian dalam (general interior),
tataletak toko (store layout) dan interior display akan dijelaskan lebih lanjut
dibawah ini :
1. Exterior, yaitu bagian luar toko terdiri dari :
A. Bagian Depan (Store Front)
Bagian depan toko meliputi kombinasi dari marquee, pintu
masuk dan konstruksi gedung. Store front harus mencerminkan
keunikan, kemantapan, kekokohan, atau hal-hal yang sesuai dengan
citra toko dari penampilan luarnya dahulu sehingga eksterior
merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk
mengunjungi toko.
B. Papan nama / nama toko (Marquee)

22

Tanda yang digunakan untuk memajangnama toko. Marquee


bisa berbentuk neon light, slogan atau apapun yang bisa memberikan
informasu tentang suatu toko. Marquee adalah papan nama/merk toko,
biasanya dicat dengan menarik dan sesuai warnanya agar mengundang
perhatian konsumen.
C. Pintu masuk (Extrance)
Extrance perlu dibuat dengan penuh perencanaan, agar dapat
mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh arus lalu lintas kaluar
masuknya konsumen dari toko tersebut. Sehingga konsumen diberikan
ruangan yang leluasa keluar masuk toko terebut.
D. Etalase (Windows Display)
Windows display ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
suatu toko dengan cara memajang barang-barang yang ditawarkan.
Dalam membuat pajangan yang baik, ukuran jendela, jumlah barang
yang akan dipajang, warna, bentuk, tema, dan frekuensi pergantian
barang harus diperhatikan.
E. Tinggi dan luasnya bangunan (Height and Size Building)
Height and size building dapat mempengaruhi kesan tertentu
terhadap toko tersebut, misalnya tinggi langit-langit toko dapat
membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas. Konsumen tidak
menyukai keadaan terlalu kecil karena dapat mempengaruhi
kenyamanan.
F. Jarak penglihalan (Visibility)

23

Orang harus dapat melihat bagian depan (marquee) suatu toko


dengan jelas. Apabila suatu toko memiliki jarak yang cukup jauh dari
jalan raya, maka toko tersebut dapat menggunakan billboard agar para
pengendara yang lewat dengan cepat dapat melihat toko tersebut.
Karena visibility yang baik atas eksterior sebuah toko dapat
memberikan keuntungan bagi toko tersebut.
G. Keunikan (Uniqueness)
Uniqueness dapat dicapai melalui desain yang berbeda dengan
yang lain seperti marquee yang mencolok, etalase yang dekoratif
tinggi, dan ukuran gedung yang berbeda dari sekitarnya.
H. Lingkungan sekitar (Surrounding Area)
Citra toko dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat
dimana toko itu berada. Semakin baik keadaan lingkungan semakin
baik pula citra yang dimiliki oleh toko tersebut.
I.
Toko lain di sekitar toko (Surrounding Store)
Toko-toko lain yang berada disekitar toko juga dapat
mempengaruhi citra suatu toko. Toko tersebut bisa berada dalam
sebuah gedung yang sama atau gedung yang lain yang berdekatan
dengan toko. Di dalam merencanakan exterior toko, toko-toko lain
disekitar

menjadi

pertimbangan,

karena

citra

toko

dapat

mempengaruhi citra kita.


J. Fasilitas perkir (Parkiing Facilities)
Tempat parker merupakan factor-faktor penting bagi konsumen
untuk berbelanja. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan berbelanja bagi

24

konsumen melalui penciptaan tempat perkir yang memadai. Semakin


bauk fasilitas perkir yang tersedia kecenderungan konsumen yang
berkunjung akan lebih lama berada dalam toko sehingga akan
berpengaruh pada keputusan pembelian.
K. Kemacetan (Congestion)
Atmosphere suatu toko akan berkurang jika tempat parker atau
pintu masuknya tidak beraturan.
2. General Interior
Menurut Berman dan Evans (2010 ; 584) elemen-elemen general
interior terdiri dari :
A. Lantai (Flooring)
Penentu jenis lantai (kayu, keramik, karpet, dll), ukuran,
desain,

dan

warna

lain

penting

karena

konsumen

dapat

mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.


Karpet tebal dan mewah akan menciptakan atmosphere yang berbeda
dengan lantai semen.
B. Warna dan pencahayaan (Colors & Lighting)
Warma di dalam toko adalah sumber pengruh potensi pada
persepsi maupun prilaku konsumen. Warna yang hangat seperti merah
dan kuning tampak lebih efektif pada orang yang menarik secara fisik
dibandingkan dengan warna sejuk seperti biru dan hijau. Dalam
sebuah studi dibuktikan, warna interior yang sejuk akan memberikan
kesan positif, menarik dan santai dibandingkan dengan warna yang
hangat. Warna yang hangat lebih cocok untuk eksterior toko atau

25

jendela peraga sebagai sarana penarik pelanggan kedalam toko.


Begitupun

dengan

pengaturan

pencahayaab,

semakin

baik

pencahayaan maka ruangan lebih jelas dibandingkan dengan cahaya


yang buram dan membingungkan konsumen dalam memilih.
C. Aroma dan bunyi (Scent and Sound)
Aroma ruangan akan lebih baik jika diberi aroma terapi yang
lembut dan ringan. Beberapa dari penemuan yang lebih menarik
melibatkan pengaruh music. Volume music yang di putar di toko
bervariasi dan tinggi hingga rendah. Aroma dan suara musik yang
diatur sedemikian rupa akan membuat konsumen merasa nyaman,
menghilangkan kejenuhan, kebosanan, atau strs saat berbelanja.
D. Perabot toko (Fixtures)
Perabot toko adalah barang-barang tahan lama yang digunakan
secara langsung atau tidak dalam kegiatan penjualan. Fixtures suatu
toko harus direncanakan, tidakn hanya berdasarkan pada nilai saja,
tetapi juga berdasarkan pada nilai estetikanya. Isitalh yang tidak dapat
dipisahkan dan pengertian fixtures adalah equipment. Benda-benda
yang tergolong equipment seperti cash register, gerobak barang,
elevator, escalator dan air condition. Perabot yang dipilih sebisa
mungkin disesuaikan dengan suasana toko yang diingikan agar
suasana toko terlihat lebih menarik.
E. Tekstur Tembok atau Dinding (Wall Textures)
Tekstur dinding dapat menimbulkan

kesan

tertentu

(meningkatkan atau menurunkan) kesan pada konsumen dan membuat


dinding terlihat lebih menarik.
F. Suhu udara (Temperatur)

26

Suhu udara dan arus udara yang baik sangat berhubungan


dengan waktu yang diluangkan konsumen untuk berkunjung ke toko.
Kesejukan suasana ruangan tergantung dari jenis dan kondisi ruangan
toko. Ada kalanya kipas angina cukup dianggap baik dalam
pengaturan suhu udara, tetapi perusahaan lebih senang memakai AC
(Air Conditioner).
G. Lebar Jarak (Widht of Aisles)
Jalan yang lebar dan tidak berdesakan akan menciptakan
atmosphere toko yang baik dan konsumen akan merasa leluasa ketika
berada di dalam toko.
H. Alat Transportasi Antar Lantai (Vertical Transportation)
Suasana toko yang terdiri atas beberapa tingkat atau lantai,
harus memperhatikan sarana transportasi vertikal. Sarana tersebut bisa
berupa escalator, lift, atau tangga. Penempatan dan desain dari sarana
transportasi vertikal ini yang akan diinginkan
I. Area Berbahaya (Dead Area)
Dead area merupakan suatu ruangan di dalam toko dimana
display yang normal tidak dapat diterapkan, karena akan terasa
janggal. Misalnya : pintu toilet, vertical transportation dan sudut
ruangan, Pengelola toko harus memanfaatkan daerah berbahaya ini
dengan

menempatkan

barang-barang

pejangan

yang

dapat

27

memperindah ruangan, seperti : tanaman, cermin, lukisan, poster, dan


sebagainya.
J. Pramuniaga Toko (Store Personel)
Karyawan atau pramuniaga toko yang sopan, ramah,
berpenampilan merik dan mempunyai pengetahuan yang memadai
tentang produk dan keadaan sekitar toko dapat menciptakan citra
perusahaan dan loyalitas konsumen dalam memilih toko itu sebagai
tempat berbelanja.
K. Barang dagangan (Merchandise)
Pihak pengelola toko harus merumuskan mengenai variasi,
warna, ukuran, likuiditas, lebar kedalaman produk, yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
L. Kebersihan (Cleanliness)
Lebersihan merupakan salah satu pertimbangan utama bagi
konsumen untuk mengunjungi suatu toko. Pengelola harus mempunyai
rencana yang lebih baik dalam pemeliharaan kebersihan toko tersebut.
Walaupun exterior dan interior suatu toko sangat bagus, tetapi jika
kebersihan tidak dijaga maka akan menimbulkan kesan negatif para
konsumen.
3. Tata Letak Toko
Penetapan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi toko dipilih.
Semua bertujuan untuk mempermudahkan dan memberikan kenyamanan
bagi konsumen dalam berbelanja. Terdapat beberapa rancangan toko, antara
lain :

28

1. Grid Layout, terdiri dari gondola panjang untuk barang-barang dan


lorong-lorong dengan pola berulang.
Gambar 2.1
Grid Layout

2. Racetrack, memberikan lorong utama untuk memudahkan jalannya


pelanggan, dengan akses masuk ke pintuk toko. Lorong ini memutar
melalui toko dengan memberi akses ke semua departemen.

29

Gambar 2.2
Racetrack Layout

3. Free Flow Layout, suasana layout meliputi rak-rak pakaian, dinding


dan lainnya diciptakan secara tidak beraturan dengan kondisi area
yang cukup luas sehingga konsumen dan pengunjung lebih efektif
dalam mencapainya.

30

Gambar 2.3
Free Flow Layout

4. Interior Display
Interior Display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
kartu-kartu harga, poster-poster didalam toko misalnya dilantai, dimeja, dirakrak dan sebagainya. Interior display ada beberapa macam diantaranya :
A. Merchandise Display
Merchandise

Display

yaitu

barang-barang

dagangan

dipajangkan di dalam toko, dan bentuk pemajangannya :


1. Open Display yaitu barang-barang yang dipajangkan pada suatu
tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat,
dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan dari petugas-petugas
penjualnya, missal shelf display, island display (barang-barang

31

disimpan diatas lantai yang diatur seperti pulau-pulau dan


sebagainnya).
Bentuk-bentuk open display antar lain :
1. Counter display, adalah pemajangan barang-barang pada
suatu rak yang terbuka atau pada suatu meja yang berukuran
panjang dan terbuka
2. Specialist feature display, adalah display yang terdiri dari
berbagai macam unit display yang menunjukan suatu pilihan
yang lengkap dari suatu barang.
3. Mass display, adalah pemajangan dari suatu barang pada
suatu tempat tertentu datu satu jenis produk.
4. Table display, adalah barang yang dipajang diatas meja atau
bangku.
5. Island display, adalah pemajangan barang-barang oada
ruangan dimana ruangan tersebut terletak ditengah toko
berbentuk pulau-pulau dari berbagai macam barang.
6. Shelving display, adalah pemajangan barang-barang dengan
menggunakan rak yang melekat pada dinging.
7. Ledge display, adalah pemajangan barang-barang pada
bagias atas suatu rak.

Jenis-jenis barang yang terdapat pada open display terdiri dari :

32

a) Barang yang ditempatkan oleh perusahaan pada open


display adalah barang yang diinginkan pengecer cepat bila
terjual atau untuk menghasilkan persediaan barang.
b) Barang-barang kecil yang dapat disimpan disuatu tempat.
c) Barang-barang dengan margin tinggi yang coocok untuk
open display, karena meningkatkan rata-rata penjualan
berarti mempertinggi keuntungan yang diperoleh.
d) Barang-barang yang khusus dijual.
e) Close display adalah barang-barang dipajangkan dalam
suasana tempat tertutup. Barang0barang tersebur tidak
dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli
kecuali atas bantuan petugas. Jelas ini bertujuan melindungi
barang dari kerusakan, pencurian dan sebagai.
B. Store sign and decoration
Tanda-tanda simbol-simbol, lambang-lambang, posterposter, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan
dan sebagainya disimpan diatas meja atau digantung di dalam
toko. Store design tersebut digunakan untuk membimbing
calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi
keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang
tersebut. Dekorasi pada umumnya di gunakan dalam rangka
peristiwa khusus seperti dari simbol-simbol petunjuk-petunjuk
tentang penggunaan produk yang semuanya berasal dari
produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam
gambar dan petunjuk agar mereka tidak memberikan

33

keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam


gambar tersebut

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam laporan tugas akhir ini yaitu mengenai bauran

eceran yang ada pada Toko The Nyna


3.2

Metode Penelitian
Dalam penelitian laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan Metode

Penelitian Deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2010 : 45) menyatakan metode


penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bersifat menggambarkan
fenomena-fenomena atau kejadian-kejadian dari objek yang diteliti melalui

34

pengumpulan data, mengolah data untuk kemudian mengambil suatu kesimpulan


secara umum.
Penelitian

dengan

menggunakan

metode

ini

ditunjukan

untuk

menggambarkan fakta-fakta yang ada mengenai pelaksanaan bauran eceran, tujuan


bauran eceran dan factor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam bauran eceran.
3.2.1

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi ke
dalam dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Moh. Nazir
(2010 : 45) menyatakan pengertian data primer dan data sekunder adalah
sebagai berikut :
1

Data Primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan
pengamatan langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian,
melalui wawancara langsung dengan Ibu Nina Meila Rahmini selaku
pendiri The Nyna yang ditunjuk untuk memberikan inforasi yang

berkaitan dengan judul.


Data sekunder merupakan data yng diperoleh dari buku-buku serta
referensi-referensi yan berkaitan dengan judul yang akan dibahas.

3.2.2

Tehnik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu :


1

Studi lapangan (Field Research)

35

Jenis penelitia ini dilakukan untuk mendapatkan data primer, yakni


mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yaitu toko The Nyna.
Dalam pelaksaannya, studi dilapangan ini dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
a Observasi langsung. Menurut Moh, Nazir (2010 : 175)
menyatakan observasi langsung adalah carapengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada ainpertolongan alat
b

standar lain untuk keperluan tersebut.


Wawancara. Menurut Moh. Nazir (2010 : 175) menyatakan
metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil
bertatap muka antara Ibu Nina Meila Rahmini dengan
mahasiswa menggunakan alat yang dinamakan Interview
Guide

(Panduan

Wawancara).

Dalam

pelaksanaanya

wawacara dilakukan dengan pihak-pihak yang berhubungan


2

dengan kepentingan penelitian di toko The Nyna.


Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam penulisan laporan ini, selain menggunakan teknik pengumpulan
data melalui studi lapangan, juga menggunakan studi kepustakaan
yaitu dengan mengumpulkan data-data teoritis yang memiliki korelasi
dengan penelitian yang sedang dilakukan dan masih dianggap relvan
dengan permasalahan yang sedang di bahas pada saat ini.

36

3.2.3

Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh penulis, akn dilakkan proses pengolahan


data. Pengolahan data ini merupakan kerja nyata sehingga data yang di
peroleh dapat dipastikan kebenarannya.
Seperti yang telah disebutkan pada sebelumnya ahwa nelitian ini
megunakan metode deskriptif, dimana penelitian in menggabarkan paa yang
dilakuk oleh The Nyna. Dimana data yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara dengan Ibu Nina Meila dikumpulkan kemudian dioah serta
disajikan alam bentuk tulisan dianalisis untuk dibuat suatu kesimpulan dengan
cara sebagai berikut :
1

Data terlebih dahulu dikumpulka dariberbagai sumber, baik sumber data

pimer mapun sekunder.


Data yang telah terkumpul kemudian diseleki untuk menentukan apakah data

tersebut berhubungan dengan penelitian atau tidak.


Data yang telah diseleki kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan teori

yang menjadi landasan penelitian.


Membuat kesimpulan mengenai penelitian yang telah penulis lakukan dari
hasil analisis dan perbandingan antara data dengan teori yang menjadi
landasan penelitan

37

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum
Toko The Nyna adalah toko yang bergerak di bidang pakaian second maupun

pakaian sisa export. The Nyna berdiri pada tahun 2011 oleh Ibu Nina Meila Rahmini
yang pada saat itu hanya menjadi ibu rumah tangga. Namun The Nyna diambil dari
namanya sendiri yaitu Nyonya Nina dan disingkat menjadi Nyna. Dengan berjalan
waktu dan kebutuhan pakaian serta peluang di bidang pakaian second dan pakaian
export maka pad tahun 2011 The Nyna menjual pakaian tersebut. The Nyna
bertempat di jalan keadilan 03 yang dimana daerah tersebut bukanlah lokasi yang
strategi untuk berjualan. Dengan banyaknya pelanggan yang memiliki kebutuhan
pakaian dengan harga minimal dengan kualitas yang cukup baik maka The Nyna
berniat untuk membuka Toko tersebut di daerah perkotaan.

Visi

38

Menjadikan Toko The Nyna sebagi toko pakaian second dan pakaian sisa

export terkemuka di Bandungz


Misi
1. Bakti kepada pelanggan, dngan memberikan kenyamanan dan keamanan
serta meberikan pelayanan yang terbaik demi kepuasan pelanggan.
2. Memberikan harga minim dengan kualitas barang yang baik kepada
konsumen.

4.2

Struktur Organisasi Perusahaan


Pada suatu perusahaan maupun manajemen toko, keberadaan struktur

organisasi sangat dibutuhkan dimana itu berfungsi sebagai arahan tugas dan
tanggungjawab dari masing-masing bagian yang ada agar tidak tumpang tidih satu
sama lain. Berikut struktur organisasi dari Toko The Nyna :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi The Nyna

39

Pimpinan/
Direktur Utama

Administrasi
Nina

Seksi Gudang
Ruslan

Marketing
Fauzan

Penjualan
Fauzan

Sumber : Toko The Nyna 2016

4.3

Rancangan Bauran Eceran Pada The Nyna Bandung


Pada The Nyna Bandung, rancangan bauran eceran meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Lokasi
Lokasi toko yang akan di rancang terletak pada lokasi distrik pusat bisnis
(business district), artinya letak toko berada pada area yang cukup ramai, dimana
area tersebut selama berjam-jam, baik berlalu lalang atau yang bekerja di sekitar
area tersebut. Toko The Nyna akan di simpan pada lokasi jalan. Cipamokolan
no.117 Riung Bandung, Bandung , di jalan ini berdekatan dengan Borma Riung
Bandung yang dimana jalan tersebut merupakan jalan utama masuk komplek
ruing bandung. Dijalan Cipamokolan tersebut terdapat toko elektronik, kafe,
SPBU, dan mini market.

40

2. Barang Dagangan
The Nyna menyediakan barang dagangan berupa pakaian sehari-hari, pakaian fashion
pria dan wanita

Tabel 4.1
Barang dagangan yang dijual di Toko The Nyna Bandung
Kepanjangan
1. T-Shirt
2. Jaket

3. Celana
4. Tas

Kedalaman
Jenis
T- Shirt Pria
T- Shirt Wanita

Corak
Polos
Bermotif

Jaket Parasut
Training
Sweater
Celana Jeans
Celana bahan
Rok wanita
Tas Ransel
Tas Wanita

Polos
Bermotif
Polos
Bermotif
Polos
Bermotif

Sumber: hasil observasi pada Toko The Nyna 2016


3. Harga

Warna
Warna terang dan
cerah
Warna gelap
Warna terang dan
cerah
Warna gelap
Warna terang dan
cerah
Warna gelap
Warna terang dan
cerah
Warna gelap

41

Harga yang ditetapkan terhadap barang-barang yang dijual di The Nyna di


dasarkan pada harga pasar pada Toko-toko sisa export pada umumnya.
Penetapan harga yang disesuaikan dengan harga pasar bertujuan untuk
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Berikut daftar harga barang pada
toko The Nyna :
Tabel 4.2
Harga Barang Yang Dijual di The Nyna
Barang

Jenis dan Harga Barang


Jenis Barang
Harga
1. T-Shirt
T- Shirt Pria
Rp. 50.000 - Rp. 120.000
T- Shirt Wanita
2. Jaket
Jaket Parasut
Rp. 75.000 - Rp. 200.000
Training
Sweater
3. Celana
Celana Jeans
Rp. 50.000- Rp. 150.000
Celana bahan
Rok wanita
4. Tas
Tas Ransel
Rp. 80.000- Rp. 250.000
Tas Wanita
Sumber : hasil observasi pada toko The Nyna 2016
5. Promosi
Beberapa alat promosi yang di gunakan oleh The Nyna yaitu :
a. Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promo
Promo yang diberikan oleh The Nyna adalah memberikan gratis 1 buah
kaos polos dengan pembelian 7 barang sekaligus.
b. Penjualan perorangan ( Personal Selling ), yaitu kegiatan yang dilakukan
para wiraniaga di took dalam menawarkan barang dagangan kepada
konsumen,

mencarikan

barang

yang

digunakan

konsumen,

dan

42

memberikan rekomendasi terhadap pilihan konsumen . Jumlah wiraniaga


pada took The Nyna berjumlah, 2 orang.
c. Periklanan ( Advertising ), yaitu melalui media cetak dan seperti pada
majalah wanita yang terbit setiap bulannya.
d. Publikasi, yaitu menjadi produk Endorse pada orang-orang yang cukup
berpengaruh di Kota Bandung.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing ), yaitu salah satu alat promosi
dengan media online untuk memudahkan konsumen melihat-lihat barang
The Nyna melalui media sosial Official Account Line, dan Instagram.
6. Pelayanan
Pelayanan yang akan dilakukan ileh The Nyna antara lain :
1. Layanan pra-pembelian, yaitu layanan jam buka toko dari jam 10.00-20.00
WIB, layanan pemajangan barang-barang yang disusun rapih di tempat
yang disediakan, layanan menanggapi permintaan konsumen seperti
mencarikan ukuran baju atau warna baju yang diinginkan konsumen, dan
layanan kamar pas yang akan disediakan di dalam toko.
2. Layanan purna pembelian, yaitu penyerahan barang yang telah dibeli
dengan mamasukan barang ke dalam kantong plastik berlogo Nyna
3. Layanan tambahan, yaitu tersedianya tempat parker, pembayaran secara
debit dan kredit yang dikenakan pajak 3% dan terdapat 1 toilet yang bersih
dan 2 kamar pas yang berada di sudut kanan took.

4.4

Tujuan Desain Atmosfir pada The Nyna


Tujuan utama The Nyna merancang atmosfir toko sedemikian rupa adalah

untuk menarik minat konsumen. The Nyna berusaha untuk menarik minat konsumen

43

dengan banyak cara, seperti dengan desain yang unik dan tidak pasaran, lokasi yang
strategis di Jalan Cipamokolan, Riung Bandung, Bandung, dan menetapkan suasana
toko yang berbeda dengan menciptakan suasana santai, rapih, serta nyaman dengan
harapan konsumen akan merasa betah ketika berada di dalam toko dan melakukan
kunjungan serta pembelian.

4.5

Pelaksanaan Desain Atmosfir pada The Nyna


Berikut ini diberikan gambaran mengenai atmosfir yang dikelola oleh The

Nyna yang terdiri dari unsur exterior, general interior, store layout dan interior
display.
Bagian luar yang akan dilaksanakan oleh The Nyna adalah
sebagai berikut :
a

Bagian Depan (Store Front)

44

Gambar 4.2

Bagian depan Toko The Nyna


The Nyna berada di Jalan Cipamokolan, Riung Bandung, Jawa
Barat. Bangunan yang akan didirikan menggunakan konsep bangunan
modern yang nyaman dan elegan.
b

Papan Nama Toko (Marquee)


Papan nama akan di simpan pada atas bagian pintu masuk dari

store sehingga dapat dilihat langsung dari jalan Cipamokolan dan


memudahkan orang yang melintas melihat papan nama toko The Nyna

45

tersebut. Tulisan tersebut berwarna merah maroon dan menimbulkan


efek glossy atau bercahaya jika tertangkap oleh cahaya matahari.
c

Pintu Masuk (Entrance)


Gambar 4.3

Pintu masuk

The Nyna memiliki dua jenis pintu masuk, yaitu pintu masuk
utama dan pintu masuk kedua. Pintu masuk utama menjadi akses bagi
konsumen sebelum menuju bagian dalam toko, yang sekaligus
menjadi akses jalan bagi karyawan The Nyna menuju back office.

46

Gambar 4.4

Pintu Belakang
Pintu masuk kedua merupakan pintu masuk yang menuju
langsung ke bagian dalam toko. Pintu masuk utama berwarna Biru
yang berukuran cukup besar sehingga memudahkan lalu lintas
konsumen di saat ramai pengunjung. Sedangkan pintu masuk kedua
terbuat dari kaca transparan yang selalu terbuka sehingga tidak
merepotkan konsumen.
d Tinggi dan Luasnya Bangungan (Height and size building)
Bangunan The Nyna terhitung sangat luas yaitu sekitar 7x6 m2
dengan tinggi sekitar 8m2. Jika kita memasuki bagian dalam toko, bisa
terlihat langit langit toko yang cukup tinggi, serta keluasan
bangunan. Karena, selain adanya toko dibagian depan, ada juga
gudang serta back office untuk cutomer service dibagian belakang.
e

Jarak Penglihatan (Visibility)

47

Letak The Nyna store akan dibangun tidak terlalu jauh dari
jalan raya. Jadi, tidak perlu menggunakan marquee yang besar maupun
billboard. Marquee yang terdapat pada bagian depan toko, sudah
sangat jelas dan dapat dengan mudah dilihat dan dibaca oleh para
pengendara maupun pejalan kaki yang melintas di depan toko.
f

Keunikan (Uniqueness)
Keunikan dari The Nyna akan terletak pada bangunannya.

Yaitu bangunan modern dengan warna pastel yang akan menarik


perhatian konsumen, menimbulkan kesan vintage dan simple looks.
g

Lingkungan Sekitar (Surrounding Area)


Lingkungan yang akan dibangun toko sekitar The Nyna

merupakan lingkungan yang cukup strategis, yaitu terletak di Kota


Bandung dan akan terletak di jalan raya besar yaitu jl.Soekarno Hatta
dilalui oleh cukup banyak kendaraan umum yang melewati toko
maupun kendaraan pribadi.
h

Toko Lain di Sekitar Toko (Surrounding Store)


Disepanjang Jalan Cipamokolan tidak terdapat toko toko

sejenis, universitas, factory outlet, maupun gedung hotel. The Nyna


hanya dikelilingi oleh pemukiman warga, bangunan bangunan

48

rumah, toko kelontong, dan toko jenis lain yang sama sekali tidak
mengurangi citra toko yang sudah menempel pada The Nyna.
i

Fasilitas Parkir (Parking Facilities)


The Nyna berencana memiliki lahan parkir yang tidak terlalu

luas namun tetap cukup untuk menampung lebih dari 8 kendaraan roda
dua dan 2 kendaraan roda empat. Tempat parkir berada pada bagian
depan bangunan toko dan tidak dipungut biaya (gratis). Dengan tidak
dipungut biaya diharpkan pengunjung tidak terlalu keberatan jika
perkir menggunakan kendaraannya.
j

Kemacetan (Congestion)
Tingkat kemacetan dari The Nyna kemungkinan sangat kecil.

Karena pintu masuk yang lumayan lebar sehingga pengunjung tidak


akan berdesakan. Dan adanya lahan parkir yang cukup menampung
lebih dari 8 kendaraan roda dua dan 2 kendaraan roda empat.

4.5.2 General Interior

49

Gambar 4.5

The Nyna Lantai 1

Gambar 4.6

50

The Nyna Lantai 2

Desain bagian dalam The Nyna dapat dilihat sebagai berikut :


a

Lantai, Warna dan Pencahayaan (Floor, Colors, Lighting)


Lantai yang akan digunakan oleh toko ini terbuat dari keramik
dipermanis dengan cat berwarna putih membentuk kotak kotak besar.
Warna dinding bagian dalam toko yang akan diusung oleh The Nyna
didominasi dengan warna jingga, putih dan abu pada bagian dalam yang tidak
diberikan ornament ornament apapun, dan warna dominasi biru muda dan
tua pada bagian luar. Sedangkan pada bagian luar tidak jauh dari pintu masuk

51

kedua, terdapat satu dinding full dengan lukisan berwarna hitam dan putih.
Pemilihan warna ini sesuai dengan tema yang mereka usung yaitu old classic,
vintage and simple looks.
Pencahayaan pada The Nyna terdiri dari 2 lampu berbentuk bulat
dengan daya 10 watt dan dikelilingi dengan 8 lampu kecil berdaya 5 watt
berwarna kuning memberikan aksen klasik pada toko dan warna yang selaras
dengan cat dinding yaitu jingga.
b

Aroma, Musik, Suhu Udara (Scent, Sound, Temperature)


Di dalam toko tidak menggunakan aroma bunga (aromatheraphy),
namun adanya aroma parfum yang ringan sehingga memberikan kesan
elegant. Aroma tersebut akan dijadikan ciri khas bagi The Nyna dan dapat
menghilangkan kejenuhan serta menciptakan suasana santai, sehingga
pengunjung akan merasa betah dan nyaman.
Suara musik yang dialunkan dari speaker yang berada pada bagian
beberapa dinding The Nyna bertemakan lagu mellow baik lagu indie maupun
barat zaman sekarang yang disesuaikan dengan selera kebanyakan konsumen
The Nyna yang notabene berusia 15-35 tahun.
Suhu udara di dalam The Nyna terbilang cukup sejuk, karena kedua
pintu masuk yang ada di dalam toko selalu terbuka sehingga sirkulasi udara
berjalan dengan baik. Didukung dengan suhu kota Bandung yang termasuk
dingin. Jika kondisi cuaca sedang panas, konsumen tidak perlu khawatir karna
terdapat air conditioner yang akan membuat suhu udara tetap terasa sejuk.

52

Perabot Toko (Fixtures)


Perabotan yang ada di dalam toko adalah cash register, seperangkat
komputer, speaker, printer struk kasir, kipas angin, air conditioner, standing
mirror, cermin khusus untuk kaki, dua bangku panjang, dan beberapa
pajangan seperti pajangan mengenai prestasi yang telah diraih The Nyna yang
diletakkan di atas rak, lalu terdapat pajangan mengenai pengenalan produk
baru serta pajangan mengenai kualitas produk yang ditempel secara
bersebelahan di salah satu bagian dinding.

Lebar Jarak (Widht Of Aisles)


The Nyna menciptakan atmosfir toko yang baik dengan menata seluruh
rak menempel ke dinding lalu mengisi bagian tengah toko dengan dua kursi
panjang sehingga jalan yang ada menjadi lebar. Hal tersebut dapat
meminimalisir konsumen agar tidak berdesakan dan merasa leluasa ketika
berada di dalam toko.

Pramuniaga Toko (Store Personel)


Akan terdapat kurang lebih tiga orang karyawan termasuk kasir dan
pramuniaga. Semua pegawai memakai baju bebas namun tetap terlihat rapi
yang memberikan kesan santai dan simple. Semua karyawan yang berada di
dalam toko akan dengan ramah menyapa dan melayani konsumen yang datang
ke The Nyna.

53

Barang Dagangan (Merchandise)


Selain Baju , The Nyna juga menawarkan berbagai macam produk seperti
flanel, celana, kemeja, jas, sandal, jaket, ikat pinggang, dan tas.

Kebersihan (Cleanliness)
Dalam hal kebersihan The Nyna selalu menjaga kebersihannya seperti
menyapu lantai, mengepel, membersihkan produk agar terhindar dari debu
setiap pagi hari sebelum toko buka dan setiap malam sebelum menutup toko.
Selain itu juga kebersihan dijaga setiap kali toko sedang sepi pengunjung.

4.5.3 Store Layout


Gambar 4.7

The Nyna Lantai 1

54

Gambar 4.8

The Nyna Lantai 2

Layout yang digunakan oleh The Nyna adalah free-flow layout. The Nyna
mengelompokan produknya berdasarkana jenis barang yang sama, alasannya
adalah untuk memberikan kemudahan serta keefektifan bagi pengunjung
untuk mencapai produk yang diinginkan.
4.5.4 Interior Display

Interior display terbagi atas dua yaitu merchandise display dan store
sign and decoration. Adapun penetapan interior design dari The Nyna adalah
sebagai berikut
a

Marchandise Display

55

The Nyna menggunakan bentuk pemajangan produknya dengan dua


cara yaitu secara terbuka agar produk yang ditawarkan dapat dihampiri
dan dipegang, dilihat, dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan dari
petugas-petugas penjualnya dan secara tertutup agar tidak dihampiri dan
dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas
yang bertujuan melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan
sebagainya. Brodo Store Bandung memilih pemajangan secara terbuka
dengan bentuk counter display, shelving display, dan ledge display.
b

Store Sign and Decoration


Tanda petunjuk yang tedapat pada The Nyna diantaranya keterangan
buka dan tutupnya toko, sticker dilarang merokok, peringatan akan
keamanan kendaraan, peringatan akan tempat parkir khusus pengunjung
The Nyna, pajangan pajangan mengenai prestasi Nyna, produk lama
dan kualitas produk, satu dinding full painting, dan lambang Nyna pada
bagian depan meja kasir.

56

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data-data yang telah diperoleh dan dikembangkan pada bab
sebelumnya setelah melaksanakan pengamatan dan penelitian tentang Rancangan
Bauran Eceran Pada Toko The Nyna Bandung maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Rancangan bauran eceran pada The Nyna :

Toko The Nyna akan memiliki bangunan yang berkarakteristik dan


menjadi ciri khas dengan adanya hiasan jendela pada teras toko dengan
menggunakan kanopi. Serta lambang toko dari The Nyna jelas terlihat.

Pemilihan jenis lantai, warna serta pencahayaan, suhu udara, aroma, dan
bunyi yang dimiliki oleh Toko The Nyna sangan berkesinambungan satu
sama lain dan sesuai dengan konsep ataupun tema yang akan diterapkan
pada Toko The Nyna yaitu sejuk, nyaman, dan tenang.

Tata letak toko yang sangat detail dan terkonsep pada Toko The Nyna
mambuat penataan rak-raknya sesuai dan tidak mengganggu ketika
konsumen sedang berbelanja.

57

Interior display

yang dimiliki oleh Toko The Nyna sesuai dengan

kebutuhan toko tersebut dan cocok digunakan dengan konsep yang The
Nyna pakai

Kebersihan pada Toko The Nyna senantiasa selalu terjaga sehingga


konsumen yang berkunjung akan merasa lebih nyaman untuk meluangkan
sedikit waktunya untuk berbelanja.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan bauran eceran pada Toko The


Nyna :

Pemilihan lokasi yang dimana bias berdampak besar pada besar atau
kecilnya jumlah konsumen yang membeli produk di Toko The Nyna

Pemilihan jenis lantai, warna, pencahayaan, suhu udara, aroma dan


bunyi yang dimiliki oleh Toko The Nyna sangan berkesinambungan
satu sama lain dan sesuai dengan konsep

58

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
..................................................................................................................................................
i
ABSTRACT...........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar belakang Penelitian..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................4
1.4 Jadwal Penelitian...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6
2.1 Ritel................................................................................................................................6

59

2.2 Jenis Jenis Pengecer....................................................................................................7


2.3 Bauran Eceran (Retail Mix)..........................................................................................11
2.3.1 Place (Lokasi Toko)..............................................................................................12
2.3.2 Product (Barang dan Jasa yang Ditawarkan).........................................................15
2.3.3 Price (Kebijakan Harga)........................................................................................17
2.3.4 Promotion (Metode Promosi yang Digunakan)....................................................19
2.3.5 Service (Pelayanan)...............................................................................................20
2.3.6 Store Atmosphere (Suasana Toko).........................................................................21
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN..............................................................36
3.1 Objek Penelitian...........................................................................................................36
3.2 Metode Penelitian.........................................................................................................36
3.2.1 Jenis dan Sumber Data..........................................................................................36
3.2.2 Tehnik Pengumpulan Data.....................................................................................37
3.2.3 Teknik Pengolahan Data........................................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN..............................................................40
4.1 Gambaran Umum.........................................................................................................40
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan....................................................................................41
4.3 Rancangan Bauran Eceran Pada The Nyna Bandung...................................................42
4.4 Tujuan Desain Atmosfir pada The Nyna.......................................................................45
4.5 Pelaksanaan Desain Atmosfir pada The Nyna..............................................................46

60

4.5.2 General Interior.....................................................................................................51


4.5.3 Store Layout.........................................................................................................55
4.5.4 Interior Display....................................................................................................56
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................58
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................58

61

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian...................................................................................................5


Tabel 4.1 Barang Dagangan Yang Dijual di Toko The Nyna.............................................42
Tabel 4.2 Harga barang yang dijual di The Nyna..............................................................43

62

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Grid Layout....................................................................................................30


Gambar 2.2 Racetrack Layout...........................................................................................31
Gambar 2.3 Free Flow Layout...........................................................................................32
Gambar 4.1 Struktur Organisasi The Nyna......................................................................41
Gambar 4.2 Bagian Depan Toko The Nyna........................................................................46
Gambar 4.3 Pintu Masuk....................................................................................................47
Gambar 4.4 Pintu Belakang................................................................................................48
Gambar 4.5 Layout Lantai 1...............................................................................................51
Gambar 4.6 Layout Lantai 2...............................................................................................52
Gambar 4.7 The Nyna Lantai 1...........................................................................................55
Gambar 4.8 The Nyna Lantai 2...........................................................................................56

Anda mungkin juga menyukai