Anda di halaman 1dari 9

Nama: Fratella Firdayanti

Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata kuliah : Etika Bisnis
Dosen Pengajar : Singgih Wijayana, Ph.D.
Hari, tanggal : Kamis, 01 April 2021
Waktu : 24 Jam
Sifat Ujian : Takehome Exam

Baca kasus berikut ini, kemudian kerjakan sesuai instruksi yang tersaji dibagian akhir dokumen
ini. Unggah jawaban anda di elok dalam waktu tidak lebih dari 24 jam sejak awal jadwal ujian
yang telah ditentukan.
Editor Bambang P. Jatmiko
JAKARTA, KOMPAS.com –
Korban raibnya dana nasabah deposan PT Bank Mega Tbk (MEGA) di Bali, bertambah 5 orang.
Alhasil, total korban kini berjumlah 14 orang dengan total kerugian berkisar Rp 56 Miliar.
Mengutip Kontan.co.id, Senin (29/3/2021), Suryatin Lijaya S.H. selaku kuasa hukum dari 5 orang
nasabah Bank Mega cabang Denpasar Bali mengadukan nasib yang menimpa kliennya. Lima
orang kliennya tersebut kehilangan dana kurang lebih senilai Rp 23 miliar, setelah menjadi
deposan di Bank Mega sejak tahun 2015-2016.
Sebelumnya, DR. Munnie Yasmin SH.,MH., M.Kn dan Mila Tayeb Sedana SH, telah lebih dulu
membeberkan kasus yang menimpa ke-9 kliennya, pada 23 Februari 2021 silam kepada
KONTAN. Kala itu, Munnie menyatakan kerugian yang diderita kliennya sebagai nasabah Bank
Mega di Bali, berkisar Rp 33,45 miliar. Kepada KONTAN, Suryatin menceritakan bahwa kliennya
mengambil produk deposito berjangka Bank Mega sejak tahun 2015-2016 dengan jangka waktu
antara 1 bulan sampai 3 bulan dengan mekanisme automatic rollover alias diperpanjang secara
otomatis. Selama menjadi nasabah Bank Mega, lanjut Suryatin, kliennya tidak pernah mencairkan
depositonya. Hingga suatu ketika, sang klien mendengar kabar dari teman anaknya yang mengaku
tidak bisa mencairkan dana depositonya di Bank Mega Bali. Sang klien juga mendengar cerita
terjadi pergantian secara mendadak kursi pimpinan Bank Mega cabang Gatot Subroto Denpasar.
"Sehingga klien kami datang ke Bank Mega pada November 2020 untuk mencarikan depositonya.
Ternyata petugas bank mengatakan deposito klien kami sudah dicairkan dan rekeningnya sudah
dibekukan," tutur Suryatin, Minggu (28/3/2021).

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
Atas penjelasan tersebut, lanjut Suryatin, kliennya mengaku sangat terkejut karena asli bukti
deposito masih ada ditangannya. Kata dia, tandatangan yang ada pada formulir pencairan yang
diperlihatkan petugas Bank Mega, juga bukan tanda tangan klien. Suryatin lantas membuat surat
pengaduan yang intinya menyatakan keberatan. "Petugas bank mengatakan agar klien bersabar
menunggu investigasi dan klarifikasi dari kantor pusat Bank Mega. Nanti akan diberitahu," tutur
Suryatin. Namun hingga lebih dari 3 bulan, klien Suryatin tidak mendapat penjelasan apapun dari
Bank Mega.
Suryatin sebagai kuasa hukum lantas menulis surat kepada Bank Mega, meminta penjelasan resmi
dan pertanggungjawaban pembayaran deposito atas nama kliennya. Namun Suryatin mengatakan,
suratnya itu tidak pernah mendapat jawaban dari Bank Mega. Sebagai catatan, Suryatin juga
melayangkan tembusan surat tersebut kepada Grup Penanganan Anti Fraud dan Departemen
Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menanggapi melalui e-mail, dan
menyatakan bahwa pengaduan Suryatin telah diterima dan telah diteruskan kepada Bank Mega.
Bank Mega merespon, namun dengan jawaban yang mengecewakan klien Suryatin. "Ternyata,
hasilnya, Bank Mega memberikan tanggapan: Dana deposito sudah dicairkan sebelumnya," ucap
Suryatin. OJK, lanjut Suryatin, tidak mengambil tindakan apapun juga atas jawaban Bank Mega
tersebut, kecuali menawarkan apakah kasus tersebut akan dilanjutkan penanganannya melalui
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) dan atau nasabah bisa memilih untuk
menyelesaikan di luar LAPS.
"Kami masih mempertimbangkan apakah kami akan melanjutkan perkara ini melalui LPAS, sebab
kami tidak yakin itikad baik dari bank mega untuk mengembalikan dana deposito klien kami," kata
Suryatin. Suryatin menyatakan, dia memperoleh informasi bahwa sejumlah petinggi Bank Mega
Cabang Gatot Subroto Denpasar telah ditahan oleh Bareskrim Polri. "Jika memang Bank Mega
beritikad baik, tentunya dapat mengundang klien kami untuk membicarakan bagaimana
pengembalian dana deposito milik klien kami tersebut. Namun, nyatanya menjawab surat pun
tidak dilakukan," sesal Suryatin.
Saat dihubungi KONTAN, Minggu (28/3/2021), Direktur Utama Kostaman Thayib membenarkan
ada keberatan tersebut. "Ini kasusnya masih sama dengan kasus yang sebelumnya," tutur
Kostaman. Kasus yang dimaksud Kostaman adalah keberatan dari 9 orang nasabah Bank Mega
cabang Bali yang sebelumnya di tulis KONTAN. Untuk lebih detailnya, Kostawan menyarankan
KONTAN menghubungi Sekretaris Perusahaan Bank Mega. Christiana M. Damanik selaku
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mega Tbk (MEGA) menyatakan bahwa kasus-kasus tersebut
masih diinvestigasi.
"Seperti saya sampaikan sebelumnya, kami masih terus melakukan investigasi kepada pihak-pihak
yang terkait serta penelusuran transaksi nasabah-nasabah yang dimaksud secara cermat agar dapat
mengungkap secara obyektif atas peristiwa tersebut," tulis Christiana dalam pesan singkatnya
kepada KONTAN.
Respon OJK Sekadar mengingatkan, sebelumnya kuasa hukum kesembilan nasabah PT Bank
Mega Tbk di Bali, Munnie Yasmin dan Mila Tayeb Sedana telah membeberkan kasus yang
menimpa kliennya. "Para klien kami menempatkan dana pada deposito dan program yang

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
ditawarkan Bank Mega," tutur Munnie Yasmin, Selasa (23/2). Penempatan dana tersebut sudah
terjadi sejak tahun 2012 silam. Seiring waktu, terjadi pergantian pemimpin Bank Mega cabang
Bali. Pasca pergantian pimpinan, baru diketahui kalau dana nasabah sudah tidak ada lagi, setelah
salah satu nasabah mencoba mencairkan dana depositonya, jelang akhir tahun 2020. Saat
mengetahui dananya raib, klien Munnie Yasmin lantas diminta oleh pihak Bank Mega cabang Bali
mengisi form pengaduan. Waktu berjalan, beberapa kali upaya nasabah meminta penjelasan
tentang nasib dananya selalu berujung kekecewaan. Pihak Bank Mega cabang Bali, lanjut Munnie,
selalu mengatakan kasus tersebut masih menunggu investigasi dari Bank Mega kantor pusat.
Mila Tayeb mengatakan, sebagai kuasa hukum nasabah pihaknya meminta tiga hal kepada
manajemen Bank Mega. Hal pertama terkait kepastian pengembalian dana yang hilang.
Seandainya belum bisa dipenuhi, hal yang kedua adalah mereka meminta kejelasan kapan deadline
investigasi kasus ini diselesaikan oleh Bank Mega. Adapun yang ketiga, kuasa hukum meminta
dihubungkan dengan petinggi Bank Mega kantor pusat yang bisa membuat keputusan, terkait
pengembalian dana nasabah Bank Mega cabang Bali. "Nyatanya, ketiga hal itu tidak mereka
berikan," sesal Mila Tayeb.
Belakangan, justru nasabah diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada
16 Desember 2020, yang datang ke Polres Denpasar. Pemeriksaan itu berdasarkan laporan dari
pihak Bank Mega. Nasabah, menurut Mila Tayeb, diperiksa tim Siber Bareskrim Polri karena
muncul beberapa rekening baru atas nama yang bersangkutan, tempat dana itu diputar, hingga
akhirnya dana itu hilang. "Padahal klien kami tidak pernah membuka rekening baru," tukas Mila
Tayeb. Merasa kecewa, akhirnya nasabah melaporkan kasus hilangnya dana simpanannya ke
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
Pihak kuasa hukum juga sudah melaporkan kasus ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada
21 Desember 2020 dan 4-5 Februari 2021. Namun sejauh ini, lanjut Munnie Yasmin, pihak OJK
belum memberikan penjelasan mengenai tindak lanjut aduan tersebut. Munnie Yasmin
menambahkan, kliennya berharap agar pihak Bank Mega segera mengganti dana milik kliennya
Adapun Christiana saat itu menyatakan, kasus ini sudah masuk dalam tahap penyidikan. "Bank
Mega menunggu proses verifikasi transaksi internal maupun verifikasi auditor eksternal serta hasil
penyidikan kepolisian," terang Christiana lewat pesan singkatnya kepada KONTAN, Selasa
(16/3). Christiana menegaskan bahwa pihak Bank Mega sudah melaporkan kasus tersebut ke pihak
kepolisian. Namun siapa yang menjadi terlapor, Christiana tidak bersedia menyebutkannya.
"Sepertinya, hal itu sudah ranah pihak yang berwajib. Oleh sebab itu, kita tunggu saja hasilnya,"
imbuh Christiana.
Pihak OJK saat dihubungi KONTAN membenarkan ada laporan dari kuasa hukum nasabah Bank
Mega cabang Bali. "Memang ada pengaduan masuk ke OJK dan sedang diproses," tulis Tirta
Segara Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen kepada
KONTAN, Minggu (28/2). Untuk lebih detailnya, Tirta meminta KONTAN berbicara dengan
Direktur Humas OJK, Darmansyah. Kepada KONTAN, Darmansyah pun memberikan pernyataan
tertulis lewat pesan singkatnya. "OJK sudah meminta bank untuk segera menindaklanjuti
pengaduan nasabah sesuai POJK 1/2013 (tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan).

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
Saat ini karena sedang dalam proses hukum, maka kita menghormati prosesnya dan tentu bank
wajib mengganti jika kesalahan ada di pihak bank," tulis Darmansyah.
Sumber: Artikel ini telah tayang
di https://money.kompas.com/read/2021/03/29/174644426/bertambah-dana-nasabah-bank-mega-
bali-yang-raib-menjadi-berkisar-rp-56-miliar?page=all dengan judul "Bertambah, Dana Nasabah
Bank Mega Bali yang Raib Menjadi Berkisar Rp 56 Miliar", Editor : Bambang P. Jatmiko

Berdasarkan kasus di atas,


1. Identifikasilah isu-isu etis (dilema etis) dalam kasus di atas dan jelaskan apakah isu tersebut
termasuk isu personal (personal ethical issues), isu organisasional (organizational ethical
issues), dan/atau isu sistemik (systemic ethical issues)!
ANSWER:
Menurut pendapat saya identifikasi pada kasus yang terjadi pada Bank Mega Cabang Bali
terkait pencairan deposito secara diam2 oleh pihak yg tidak berwenang dimana potensi pelaku
dari pihak personel petinggi Bank Mega Cabang Bali mengarah kepada isu personal (personal
ethical issues). Sepatutnya sebagai Bank yang telah memiliki sistem baik dan besar, Bank tidak
bisa serta merta mencairkan kepemilikan dana nasabah dalam bentuk apapun. Pada dasarnya
sebuah Bank memiliki sebuah mekanisme dan aturan dimana untuk melakukan pencairan dana
nasabah dalam bentuk deposito memerlukan persyaratan administrasi yaitu bilyet deposito asli
dan KTP asli nasabah. Dalam kasus ini yang menjadi berbeda adalah menurut pengakuan
nasabah ketika ingin melakukan proses pencairan bilyet deposito miliknya ternyata tidak bisa
dilakukan dikarenakan pencairan ternyata sudah pernah dilakukan terlebih dahulu oleh pemilik
deposito, nyatanya sebagai pemilik asli belum pernah melakukan hal tsb. Jika kita dapat
melihat dari dua sisi yaitu dari sisi bank, jika memang pernah ada pencairan deposito maka
bank akan memiliki dan mengeluarkan bukti bilyet deposito asli yang ditanda tangani oleh
pihak bank dan pihak nasabah, dalam hal ini contoh tanda tangan nasabah akan ter-rekam
dalam sistem bank dan bank akan mencocokan apakah tanda tangan yang dibubuhkan oleh
orang yang hendak mencairkan depositonya sudah sesuai, begitu juga dengan kelengkapan
dokumen lainnya seperti KTP asli yg ditunjukkan saat pencairan, kemudian pihak bank
melakukan verifikasi pencocokan tanda tangan di sistem, KTP dan tanda tangan asli di bilyet
deposito. Secara umum bank selalu melakukan perekaman data basah dan digital pada saat
kejadian, sehingga argument nasabah yang merasa tanda tangannya dipalsukan dapat
dicocokan dengan tanda tangan yang terekam pada sistem Bank.

Pada point kedua: personal ethics ada pada pihak bank, dalam hal ini pihak bank melakukan
fraud karena mengetahui ada dana dalam jumlah besar yang menganggur dan nasabah tidak
pernah melakukan maintained dana miliknya di Bank Mega, sehingga pihak bank merasa ada
peluang yaitu dengan memanfaatkan personal powernya dalam mencairkan bilyet deposito
tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi, namun apabila prinsip manajemen bank berjalan dengan
baik, justru case pada point 2 akan sulit terwujud. Untuk mencairkan deposito dibutuhkan
beberapa tanda tangan asli nasabah, namun sebagus-bagusnya sistem apabila terjadi kerjasama
antara pihak internal bank.

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
Pada point ketiga: pihak nasabah telah melakukan upaya dengan melibatkan organisasi Bank
Mega ke tingkat yang lebih tinggi dan berwenang. Nasabah meyakini bahwa ia ditipu oleh
pihak bank dan memiliki bukti bilyet deposito asli yang belum dicairkan. Namun demikian,
pihak Bank Mega cabang Bali maupun Pusat terkesan kurang responsif dan cepat dalam
menangani kasus ini. Apabila pihak bank meyakini memiliki bukti pembelaan diri yang kuat
sebaiknya hal ini Bank Mega cabang Bali harus berani hadapi, bukan melempar hal kepada
Bank Mega kantor pusat untuk penyelesaiaannya. Hal ini sungguh disayangkan mengingat
sistem bank di Indonesia secara umum sudah memiliki sistem computerized atau IT yang baik.
Hal ini dapat berdampak buruk terhadap Bank Mega secara menyeluruh, apabila case ini tidak
diselesaikan segera maka reputasi Bank Mega yg akan terancam dan dipertaruhkan disini.
Dimana bisa memungkinkan bahwa seluruh kegiatan operasional Bank Mega terancam di
bekukan dan ditutup beroperasi di Indonesia, sebagai contoh seperti halnya dengan Bank
Century.

2. Apakah prinsip-prinsip etika yang dilanggar atau yang terkait dengan masing-masing kondisi
dilema etis yang telah saudara identifikasikan? Berikan argumentasi untuk mendukung
jawaban saudara!
ANSWER:
Jika berpaku pada statement sebelumnya, prinsip-prinsip etika yang dilanggar lebih kepada sisi
personal ethics dimana dalam hal ini etika yang dilanggar terletak pada sisi personal baik dari
sisi nasabah atau pihak bank secara individu yang memanfaatkan figur kekuatannya. Apabila
dinyatakan bersalah melakukan pembobolan bank maka etika yang dilanggar hanya melekat
pada personal itu sendiri, akan berbeda halnya apabila dikaji berdasarkan organizational ethic
yang dilanggar dalam hal ini dampaknya akan lebih luas dan reputasi Bank Mega yang akan
dipertaruhkan. Nasabah telah meminta pertanggung jawaban Bank Mega dan siap membawa
case ini ke pengadilan. Sebaiknya Bank Mega dalam hal ini lebih responsive dan menjawab
tantangan nasabah tersebut, hal ini memang menjadi dilematis bagi Bank Mega, jika Bank
Mega mampu meyelesaikan kasus tersebut secara internal dan terbukti bahwa pihaknya lah
yang melakukan fraud, maka Bank Mega seharusnya langsung membayar kerugian nasabah
tersebut daripada harus berlarut-larut menunggu putusan pengadilan, karena dampaknya
kemungkinan besar bisa menyebabkan penurunan harga saham, serta kerugian lainnya yang
berdampak pada perusahaan, maka cost kehilangannya tentu tidak sebanding dgn dampak
fraud yang dihasilkan. Semakin berlarutnya hal ini tentu akan berakibat pada risiko reputasi
Bank Mega yg diakhbatkan dari pemberitaan media yang secara terus menerus. Dampak yang
dihasilkan tentunya bisa berpotensi menimbulkan distrust bagi para investor dan stakeholders
Bank Mega, sehingga para investor tidak tertarik untuk menaruh dananya atau bahkan menarik
semua dana yang dimilikinya di Bank Mega. Hal-hal berat tersebut patut dan layak untuk
diperhitungkan kembali oleh Bank Mega jika permasalahan ini menjadi terlunta-lunta
dikarenakan masih menunggu proses hukum dan tidak cepat dalam melakukan tindakan
antisipasi.
3. Identifikasikan pemegang pancang (stakeholders) berdasar klasifikasi “pelanggar” dan
“terdampak” dan berikan analisis saudara.
ANSWER:
Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dapat diidentifikasi dan dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi atau juga yang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi itu.
Dalam teori stakeholder, perusahaan harus berjalan untuk kepentingan seluruh stakeholdernya,

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
sehingga seorang manajer harus mempertimbangkan semua kepentingan stakeholder saat
membuat keputusan. Pada case ini, jelas terlihat bahwa kepentingan seluruh stakeholder tidak
dijalankan dengan baik dikarenakan adanya pihak stakeholder yg merupakan nasabah
mengalami kerugian. Terdapat 14 nasabah Bank Mega mengalami kerugian dikarenakan
hilangnya dana yang disimpan dalam bentuk deposito pada Bank Mega cabang Bali. Dengan
begitu, dapat disimpulkan bahwa 14 nasabah Bank Mega yang mengalami kerugian ini bisa
diklasifikasikan sebagai stakeholders “terdampak” karena kepentingan mereka untuk dapat
menyimpan dana dan memperoleh hasil dari bunga deposito tidak terpenuhi. Malahan, dana
yang mereka simpan di deposito hilang tanpa adanya informasi dan dicairkan oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Sangat disayangkan jika melihat pada kasus ini pihak Bank Mega
cabang Bali terlihat kurang merespon keluhan dari nasabahnya dengan kooperatif dan
sebagaimana mustinya. Padahal dalam stakeholder theory dinyatakan bahwa manajer
perusahaan harus mampu memperhatikan kepentingan seluruh pihak secara seimbang,
sedangkan pihak Bank Mega cabang Bali malahan cenderung menghindar dan kurang tanggap
sehingga para nasabah tsb mengalami kerugian hingga mengajukan permasalahan ini ke ranah
hukum. Dengan begitu Bank Mega cabang Bali yang terlibat dalam kasus ini melakukan
pelanggaran etika bisnis. Adapun kelalaian yang dilakukan oleh pihak Bank Mega cabang Bali
dengan berhasilnya proses pencairan dana di deposito oleh orang yang bukan pemilik
tabungan. Hal ini bisa membuktikan beberapa “pelanggaran”, seperti kurang ketatnya
pemeriksaan identitas dalam pencairan deposito, serta upaya dari Bank Mega cabang Bali
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Sebagai kesimpulan jelas Bank Mega
melakukan kelalaian serta pelanggaran berat terhadap para stakeholders atau nasabah nya
tersebut. Namun berdasarkan pengembangan kasus yang ada, Bank Mega cabang Bali bisa
terbebas dari tuduhan tersebut jika melakukan hal sebaliknya, yaitu berupaya untuk
mengembalikan secara berangsur deposito yang dimiliki kepada para stakeholders atau
nasabah Bank Mega cabang Bali dan juga berupaya memperbaiki komunikasi yang jelas
kepada nasabah atau stakeholders sekiranya kepastian akan kapan jenjang waktu atau deadline
bagi Bank Mega untuk menyelesaikan kasus hukum ini dan pengembalian dana nasabah. Bila
hal ini diperbaiki jelas kedepannya akan menjadi pembelajaran berharga bagi management
Bank Mega secara menyeluruh dan memperbaiki reputasi Bank Mega seperti sedia kala di
khalayak masyarakat khususnya para calon maupun nasabah tetap Bank Mega diseluruh
Indonesia.
.

4. Berikan rekomendasi saudara: a). Apakah yang seharusnya dilakukan oleh regulator untuk
mencegah kasus seperti ini terjadi lagi, dan b). Tatakelola bagi perusahaan agar secara internal
mempunyai mekanisme pengendalian untuk tidak melakukan pelanggaran etika dan/atau
hukum.
ANSWER:
a. Menurut saya hal yang harus dilakukan oleh regulator yaitu tetap melakukan tugasnya
sebagai pengawas eksternal. Untuk di Indonesia sendiri yang melakukan pengawasan
kegiatan perbankan dan afiliasi keuangan lainnya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Melalui otoritas tersebut nantinya lembaga keuangan mendapatkan arahan-arahan anti
fraud yang diikuti oleh seluruh karyawan. Strategi yang diterapkan oleh regulator untuk
mencegah terjadinya fraud di lembaga keuangan adalah sebagai berikut:

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
Whistleblowing Strategy: regulator harus memberikan arahan dan menekankan
bahwa setiap karyawan yang mengetahui atau mencurigai adanya fraud di
lingkungan kerjanya dapat memberikan informasi kepada pihak regulator
 Melakukan kerja sama dan keterbukaan antar regulator dengan pihak bank agar
masing-masing dapat melakukan perannya.
 Memberikan pelatihan anti fraud secara berkala dan menanamkan nilai-nilai
intergritas untuk diterapkan kepada seluruh pegawai bank
 Menetapkan sanksi dgn nominal sanksi yang lebih besar lagi kepada Bank yang
terbukti didalamnya terdapat penggelapan dana dan merugikan nasabah.
 Menetapkan sanksi hukum bisa seperti mutasi karyawan ke lain cabang,
pemberhentian karyawan atau penutupan kantor cabang.
 Bisa dengan melakukan menggunakan seorang agent untuk berpura-pura menjadi
nasabah dan melihat apakah bank telah melakukan transaksi dan service seperti
pembukaan rekening yang sudah sesuai dengan SOP yang berlaku atau belum.
b. Tatakelola yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar manajemen internal mempunyai
mekanisme pengendalian untuk tidak melakukan pelanggaran etika dan hukum. Ada tata
kelola yang memang harus dilakukan dari pihak internal agar kasus seperti Bank Mega
tidak terus berulang, yaitu:
 Jajaran top level manajemen perbankan melakukan pengkajian ulang kebijakan
bank dan menilai sudah seberapa tinggi tingkat kepatuhan di bank tersebut. Hal ini
untuk memastikan bahwa seluruh karyawan mengerti akan prosedur etika
perusahaan dan mencegah agar tidak ada ruang untuk melakukan kecurangan
 Leader atau setingkat manajemen senior harus menyusun unit kepatuhan kepatuhan
bank dimana memastikan adanya langkah-langkah bahwa bank tersebut
mengimplementasikan prosedur.
 Staff wajib diberikan training sebelum onboard bekerja, dan setelahnya berkala
dilakukan training mengenai anti fraud dan berbagai jenis kecurangan, serta
penekanan terhadap sanksi yang mungkin didapat
 Dilakukannya Internal Audit manajemen secara berkala setidaknya setiap per 6
bulan dalam setahun.
 Manajemen senior memberikan detail mengenai kode etik dan info penalty apabila
diketahui benar melakukan pelanggaran. Hal ini berguna untuk memberi efek jera
dan takut jika melanggar kode etik perusahaan.
 Menekankan manajemen resiko dan melihat keseluruhan proses secara mendetail
serta mengevaluasi di proses atau tahap mana di setiap jenis transaksi adanya
kemungkinan kecurangan atau kesalahan mungkin terjadi.

5. Apakah masalah bisnis seperti ini dapat diatasi sejak awal waktu? Apa saja yang dibutuhkan
agar kasus-kasus bisnis seperti ini dapat diminimalkan terjadinya? Berikan analisis untuk
mendukung jawaban saudara!
ANSWER:
Menurut saya permasalahan bisnis seperti ini seharusnya dapat diminimalisir bahkan dapat
dicegah sejak awal waktu oleh Bank Mega selaku industri perbankan antara lain dengan cara-
cara sebagai berikut:

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
a. Melakukan Pengecekan Ulang Data Nasabah: Proses ini bertujuan untuk
mengantisipasi adanya nasabah yang mempunyai niat tidak baik yang bisa jadi
memanipulasi data laporan keuangan. Selain nasabah, data laporan keuangan supplier
juga sebaiknya dilakukan cek ulang.
b. Memberikan Reward Kepada Penemu Celah: Hal ini guna mengantisipasi fraud
pada sistem digital banking, selama ini peretas banyak terkesan negatif. Namun siapa
sangka,ternyata di Indonesia ini ada orang-orang yang memiliki profesi sebagai ethical
hacker yang dapat ditugaskan untuk mencari bug dan celah keamanan kemudian
mampu memperbaikinya. Jika pihak bank mendapatkan laporan adanya bug dan celah
yang tidak disadari oleh pihak IT internal bank itu sendiri, mintalah pelapor untuk
mendemokan bagaimana celah itu ditemukan, kemudian berikanlah rewards kepada
mereka karena telah membantu bank untuk mengamankan sistemnya dari fraud. Karena
jika bank bersikap cuek kepada mereka yang telah berusaha membantu pihak bank,
bisa jadi mereka malah menyebarkan bagaimana cara mereka meretas bank di forum-
forum berisi peretas, bahkan menyebarkan data penting nasabah. Pada sistem digital,
vendor pihak eksternal yang memiliki ekspertis di bidang ini memang cukup
dibutuhkan perannya untuk membantu mengawasi adanya bug atau celah dan hal itu
guna mencegah fraud pada sistem digital perbankan.
c. Ciptakan kontrol internal yang baik: Kontrol internal yang baik paling tidak harus
mencakup kontrol lingkungan, sistem akuntansi, dan kontrol prosedur (aktivitas).
Merujuk pada pernyataan Committee of Sponsoring Organization (COSO):
Lingkungan pengendalian menentukan irama organisasi,sebagian besar bertanggung
jawab untuk membuat memberi kesadaran terhadap karyawan sehingga dapat waspada
terhadap segala kontrol. Yang perlu ditekankan disini bahwa tidak ada sistem kontrol
internal yang kebal terhadap fraud. Efektifitas akan sangat bergantung pada kompetensi
orang-orang di bank yang harus memastikan pelaksanaan kontrol internal yang tepat.
Sistem kontrol internal hanyalah salah satu elemen program pencegahan fraud yang
komprehensif.

d. Transparansi Kepada Nasabah: Sebuah institusi perbankan hendaknya bersifat


transparan kepada setiap nasabah, baik transparansi dalam bentuk informasi program
ataupun kegiatan perbankannya, transparasi atas hak dan wewenang yang didapati oleh
nasabah selaku pemilik aset, serta transparansi penjelasan atas benefit dan segala
kemungkinan “buruk” yang mungkin terjadi terhadap nasabah. Transparansi Bank
terhadap nasabah akan menjadi sangat berharga dan berguna meningkatkan hubungan
baik dan rasa trust diantara keduanya, sehingga mencegah terjadinya hal-hal yang
sifatnya merugikan baik dari sisi perbankan maupun nasabah. Sebagai contoh lainnya,
sikap transparansi berguna bagi institusi perbankan guna mencegah adanya perilaku
suap dari nasabah guna mendapatkan kucuran dana dari bank melalui oknum di bank
tersebut. Disini bank bisa membuat surat secara periodik kepada nasabah terkait guna
menjelaskan mengenai kebijakan perusahaan yang tidak menerima segala jenis suap

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Nama: Fratella Firdayanti
Kelas: EKS A 48 A
NIM: 20/465248/PEK/26251
atau hadiah. Sikap transparansi ini diharapkan menimbulkan sikap jujur, integritas
tinggi serta sikap etika yang baik antara institusi dan nasabahnya.
e. Tingkatkan Pengawasan Personel: Para pelaku fraud biasanya menggunakan hasil
jarahannya untuk mendukung gaya hidup yang mahal. Dengan mengawasi gaya hidup
setiap personil perbankan baik dari tingkat bawah ke atas dan fasilitas-fasilitas pribadi
di sekelilingnya, institusi bank bisa melakukan langkah pencegahan tersebut. Institusi
Bank dapat melakukan pencegahan dengan dengan mengawasi dan men tracking setiap
personil dari mulai gaya hidup, fasilitas pribadi yang digunakan para personel yang
berpotensi melakukan fraud akan selalu merasa bahwa mereka sedang diawasi,
sehingga pencegahan akan terjadinya fraud dapat efektif.
f. Menerapkan EKYC: EKYC adalah proses pengenalan calon nasabah dengan
memanfaatkan peran teknologi. Proses EKYC ini dinilai lebih baik dari segi waktu dan
keamanan dibanding proses KYC manual yang biasanya dilakukan oleh Bank. Bahkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terus mendorong industri keuangan agar menerapkan
EKYC pada proses bisnis mereka, sesuai pada Peraturan OJK Nomor
23/POJK.01/2019 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan. Layanan EKYC memungkinkan proses
EKYC yang lebih cepat dan efisien, dimana calon pelanggan atau nasabah hanya perlu
mengambil swa-foto (selfie), lalu mengunggah foto tersebut beserta Nomor Induk
Kependudukan (NIK) melalui API atau Web Interface, data yang diunggah tersebut
kemudian akan dicocokan (matching) dengan database ke lebih dari ratusan juta data
kependudukan yang dikelola oleh Dukcapil, setelah itu akan muncul "similarity result"
yang akan dijadikan sebagai acuan pada proses verifikasi. Melalui EKYC, verifikasi
nasabah dilakukan secara online, sehingga pemalsuan data akan sulit dilakukan dan
pencucian uang yang merupakan salah satu bentuk fraud dapat dicegah.

This study source was downloaded by 100000768563136 from CourseHero.com on 10-10-2022 21:30:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/97461350/465248-FRATELLA-FIRDAYANTI-UTS-BE-EKSA48A-FIXpdf/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai