Anda di halaman 1dari 23

CURVANOMIC

Tahun, Volume, Nomor, Halaman

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGEMBALIAN KREDIT PADA PELAKU USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
PT.BPD KALIMANTAN BARAT KAB.SEKADAU

Cika Chaerunisa*
Universitas Tanjungpura, Indonesia

ABSTRACT
Many micro, small and medium business entrepreneurs who get financing from banks,
there are still many SMEs that can be said even though it is not smooth. The purpose of
this study was to determine the factors that influence credit on SMEs PT. Regional
Development Bank of West Kalimantan, Sekadau Regency. The method used in this
research is to find quantitative methods and the data used to find primary data. The
source of the data used is the result of interviews with respondents, namely debtors of
PT. BPD West Kalimantan Kab. Sekadau. The analytical techniques used include Chi
Square Test and the software used is SPSS 16.0. The results of the study indicate that
education and force majeure have a positive and significant influence on the credit level
of MSME actors. Meanwhile, credit score, business experience, length of business, and
third part credit have a positive and insignificant effect on credit return.
Keywords : UMKM, Loan Repayment, Education Level, Business Experience, Length
of Business, Third Part Loans, Force Majeure

ABSTRAK
Meskipun banyak pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan dari Perbankan, masih
banyak pelaku UMKM yang dapat dikatakan pengembaliannya tidak lancar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian
kredit pada pelaku UMKM PT. Bank pembangunan Daerah Kalimantan Barat
Kab.Sekadau. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
kuantitatif dan data yang digunakan ialah data primer. Sumber data yang digunakan ialah
merupakan hasil wawancara dari responden yakni debitur PT.BPD Kalimantan Barat
Kab.Sekadau. Teknik analisis yang digunakan ialah Uji Chi Square dan software yang
digunakan yakni SPSS 16.0. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dan force majeure memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengembalian
kredit pada pelaku UMKM. Sedangkan nilai pinjaman, pengalaman usaha, lama usaha,
dan pinjaman pihak ketiga memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengembalian kredit.

Kata Kunci: UMKM, Pengembalian Kredit, Nilai Pinjaman, Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Usaha, Lama Usaha, Pinjaman Pihak Ketiga, force majeure

1. PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diyakini memiliki peranan yang
sangat penting jika dilihat dari beberapa aspek. Hal ini dikarenakan jumlah
pertumbuhan industri yang sangat besar terdapat pada setiap sektor ekonomi. Seperti
Sektor PDB yang semakin meningkat tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada Data
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bahwa selama hingga tahun 2017

*
cikachaerunisa@gmail.com

1
2 Chaerunisa

PDB mengalami peningkatan dari 57,84% hingga 60,34% dari total PDB karena adanya
kontribusi UMKM. Selain itu, eksistensinya yang sangat besar pada penyerapan tenaga
kerja ini menciptakan peluang kerja yang sangat banyak jika dibandingkan dengan
usaha-usaha yang berskala besar (kemenkopukm.go.id)
Berdasarkan data penyaluran pembiayaan kredit UMKM Kalimantan Barat
(Berdasarkan NPL) dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan kredit UMKM dari
tahun 2015 hingga 2017 semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa
pelaku UMKM tiap tahunnya juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya pelaku
UMKM ini tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih banyak pelaku UMKM yang
mengalami masalah dengan pengembalian kredit.
Meskipun banyak pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan dari Perbankan,
masih banyak pelaku UMKM yang dapat dikatakan pengembaliannya tidak lancar.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, terdapat 6 faktor yang mempengaruhi
pengembalian kredit suatu UMKM setelah mendapat pembiayaan dari perbankan yakni,
nilai pinjaman, pengalaman usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, pinjaman dengan
pihak lain, dan force majeure. Berdasarkan beberapa teori dan penelitian terdahulu maka
penulis mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBALIAN KREDIT PADA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH PT.BPD KALIMANTAN BARAT KAB.SEKADAU”.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1. Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yakni credere atau credo yang berarti
kepercayaan. Kredit juga dikatakan sebagai kegiatan orang perorang atau badan usaha
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara pinjam meminjam. Menurut
Kasmir (2010), berdasar dari kegiatan pemberian kredit dari memberikan kredit kepada
menerima kredit adalah kepercayaan. Sedangkan menurut Ismail (2010), kredit juga
merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan
dana. Adanya penyaluran dana tersebut didasari pada kepercayaan yang diberikan oleh
pemilik dana kepada pengguna dana.
2.2 Penggolongan Kolektibilitas Kredit
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, kolektibilitas dari suatu pinjaman dapat
dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu lancar, dalam perhatian khusus (special
mention), kurang lancar, diragukan, dan macet (collectibility) (Otoritas Jasa Keuangan).
Informasi dari tingkat kolektibilitas akan sangat bergantung bagi lembaga keuangan
untuk kegiatan pengawasan terhadap masing-masing nasabah atau anggota secara
individual maupun secara keseluruhan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia (BI) No.32/268/KEP/DIR pada 27 Februari 1998, kredit dapat dibedakan
menjadi:
1. Kredit Lancar
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 3

Kredit lancar merupakan kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan


pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada
tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
2. Kredit Kurang Lancar
Yakni pengembalian kredit yang pengembalian pokok pinjaman serta pembayaran
bunganya mengalami tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu
yang telah disepakati.
3. Kredit Diragukan
Ialah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat
tunggakan yang telah melampaui 180 hari dan 270 hari dari waktu yang telah
disepakati. Adapun kriteria sebagai berikut:
4. Kredit Macet
Kredit macet ialah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pada Pelaku
UMKKM
1. Nilai Pinjaman
Nilai pinjaman menurut Triwibowo (2009) termasuk karakteristik kredit. Nilai pinjaman
menurut Renggani (2014) adalah besarnya realisasi kredit yang diterima nasabah (dalam
satuan ribuan). Menurut Asih (2007), besarnya nilai pinjaman yang diberikan kepada
pengusaha kecil yang menjadi debitur maka akan meningkatkan produktifitas usaha
yang dijalankannya. Nyatanya, tidak semua debitur menggunakan pinjaman yang
diterimanya untuk kegiatan yang bersifat produktif. Banyak debitur yang
menyalahgunakan pinjaman yang mereka terima untuk kegiatan yang bersifat
konsumtif, terlebih lagi apabila debitur tersebut terbentur dengan masalah kesulitan
keuangan.
2. Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha menurut Triwibowo (2009) termasuk karakteristik usaha. Menurut
Samti (2011), pengalaman usaha adalah lamanya debitur telah menjalankan usahanya
yang diukur dalam tahunan. Menurut Asih (2007), pengalaman usaha adalah
pengalaman debitur dalam menjalankan usahanya. Pengalaman dan lamanya berusaha
akan memberikan pelajaran yang berarti dalam menyikapi situasi pasar dan
perkembangan ekonomi saat ini. Semakin lama pengalaman usaha yang dipunyai
seseorang maka semakin banyak kemungkinan usahanya berhasil karena orang tersebut
sudah pandai dalam mengelola keuangan usahanya.
3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan menurut Samti (2011) adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dilalui
oleh debitur yang diukur dengan tingkatan. Menurut Renggani (2014), tingkat
pendidikan diukur berdasarkan jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh
nasabah (dalam satuan tahun). Asih (2007) menyatakan bahwa tingginya tingkat
4 Chaerunisa

pendidikan pengusaha menjadi landasan atau dasar untuk memahami dan berpikir, hal
ini akan mempengaruhi kemampuan dalam mengelola usahanya. Dimana untuk SD = 6
tahun, SMP = 9 tahun, SMA = 12 tahun, D3 = 15 tahun, S1 = 16 tahun, S2 =18 tahun,
dan S3 = 22 tahun.
4. Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang
sedang di jalani saat ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman
berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam
bertingkah laku (Sukirno,2002:39). Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi
tingkah pendapatan, lama seseorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya ataupun keahliannya),
sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil
daripada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan
makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen
(Wicaksono,2011:25).
5. Pinjaman Dengan Pihak Ketiga (Pihak Lain)
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan pada pasal 1 ayat 5
memberikan pengertian simpanan pada bank adalah sebagai dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk
giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Sumber dana yang diperoleh pihak ketiga ini akan memberikan dampak pada
kemampuan dalam memenuhi skala dan volume transaksi yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan laba.
6. Force Majeure
Terdapat beberapa ketentuan khusus untuk kasus force majeure, yakni:
1.Dalam terjadinya force majeure, maka pihak yang terkena akibat langsung dari force
majeure tersebut wajib memberitahukan secara tertulis dengan melampirkan bukti-bukti
dari Kepolisian/Instansi yang berwenang kepada pihak lainnya mengenai peristiwa
force majeure tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari kerja)
terhitung sejak tanggal force majeure ditetapkan.
Kajian Empiris
Dalam penelitian Handoyo, (2009) dengan menggunakan model analisis regresi
logistik mengemukanan bahwa omzet usaha, pengalaman usaha, serta frekuensi
peminjaman memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian pinjaman.
Sementara faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit
seperti tingkat pendidikan, nilai pinjaman, jangka waktu serta penggunaan pinjam
nyatanya tidak berpengaruh dalam menentukan pengembalian kredit.
Dalam penelitian Virgitha (2011) dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Pengembalian Kredit”, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 5

pengembalian kredit. Sedangkan pengalaman usaha, nilai pinjaman, dan lama usaha
diyakini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit.
2.4 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
2.4.1 Pengaruh Nilai Pinjaman Terhadap Pengembalian Kredit Pada Pelaku
UMKM
Adapun penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammamah (2008), Handoyo
(2009), juga Anna dan Dwi (2011) menyatakan bahwa variabel nilai pinjaman tidak
berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Renggani (2014), Asih (2007), dan Agustania (2009) menyimpulkan bahwa variabel
nilai pinjaman memiliki pengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit.
Besarnya jumlah pinjaman yang diterima oleh debitur akan mempengaruhi
produktivitas debitur. Hal ini dikarenakan dengan jumlah pinjaman yang besar maka
debitur mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Dengan
meningkatnya produktivitas tersebut maka akan meningkatkan pendapatan debitur dan
akan meningkatkan kelancaran pengembalian kredit. Sehingga dapat diduga nilai
pinjaman berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM.
2.4.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Variabel tingkat pendidikan menurut Hidayati (2003), Asih (2007),
Muhammamah (2008), Agustania (2009), Triwibowo (2009), dan Santi (2011)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengembalian
kredit. Sedangkan menurut Renggani (2014), Handoyo (2009), juga Anna dan Dwi
(2011) menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengembalian
kredit.
Dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula kualitas
Sumber Daya Manusia seseorang untuk meningkatkan produktivitas dalam
menjalankan usahanya, sehingga tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM.
2.4.3 Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Pada penelitian yang dilakukan oleh Santi (2011), Anna dan Dwi (2011), Asih
(2007) menyatakan bahwa pengalaman usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengembalian kredit. Sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh Handoyo (2009)
dan Prasetyo (2016) mengatakan bahwa pengalaman usaha memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit.
Semakin banyak pengalaman usaha debitur maka kemungkinan keberhasilan
dalam mengelola usaha juga semakin meningkat karena dapat meningkatkan wawasan
serta kemampuan debitur untuk menjalankan usahanya dengan lancar.
2.4.4 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pengembalian Kredit Pada Pelaku
UMKM
6 Chaerunisa

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santi (2011), Nastiti (2013),


Triwibowo (2009), dan Asih (2007) mengatakan bahwa variabel lama usaha memiliki
pengaruh positif terhadap pengembalian kredit. Sedangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Nawai dan Shariff (2010) mengatakan bahwa lama usaha tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit.
2.4.5 Pengaruh Pinjaman Pihak Ketiga Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santi (2011), Nastiti (2013),
Triwibowo (2009), dan Asih (2007) mengatakan bahwa variabel pinjaman pihak ketiga
memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit. Sedangkan berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Nawai dan Shariff (2010) mengatakan bahwa pinjaman pihak
ketiga tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit.
2.4.6 Pengaruh Variabel Force Majeure Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammamah (2008),
Handoyo (2009), juga Anna dan Dwi (2011) menyatakan bahwa variabel force majeure
tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Renggani (2014), Asih (2007), dan Agustania (2009) menyimpulkan bahwa
variabel force majeure memiliki pengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit.
2.5. Kerangka Konseptual
Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi pengembalian kredit pada
pengusaha UMKM yakni nilai pinjaman, pengalaman usaha, tingkat pendidikan, lama
usaha, pinjaman dengan pihak lain, dan force majeure. Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar berikut :

NP (X 1)

TP (X 2) Pengembalian Kredit (Y)

PU (X 3) Dengan indikator:

1.Omzet Penjualan
LU (X 4)
2.Total Aset
PPK (X 5) 3.NPL

FM (X 6)
Gambar 1.

Kerangka Konseptual Penelitian

2.6. Hipotesis Penelitian


Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka berpikir yang merupakan jawaban
sementara atau masaah yang harus dirumuskan. Hipotesis merupakan jawaban
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 7

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian


telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiono:2012).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yakni:
1. Nilai Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada
pelaku UMKM.
2. Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada
pelaku UMKM.
3. Pengalaman Usaha berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada
pelaku UMKM.
4. Lama Usaha berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku
UMKM.
5. Pinjaman Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit
pada pelaku UMKM.
6. Force Majeure berpengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada
pelaku UMKM

3. METODE PENELITIAN
3.5. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena mengggunakan data
berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
penyajian dari hasil penelitian juga berupa angka (Arikunto:2010). Selain itu
berdasarkan pendekatanya, penelitian ini merupakan primer dengan pendekatan
penelitian statistik deskriptif. Analisis kuantitatif juga digunakan unyuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit UMKM
dimana studi kasus yang digunakan ialah PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Barat.
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu BPD Kalimantan Barat, berupa
pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian dalam penelitian.
Penelitian ini juga merupakan kasus pada BPD Kalimantan Barat yang berlokasi di
Kabupaten Sekadau pada tahun 2020.
3.7. Data
Pada sebuah penelitian, tentu banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data pada dasarnya bertujuan untuk
mengungkapkan variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode yakni Anton (2006):
1. Angket (Kuesioner)
Angket ialah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang ingin
memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara atau metode mengumpulkan data serta berbagai informasi
dnegan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya
dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Pengamatan (Observasi)
8 Chaerunisa

Pengamatan ialah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan


secara langsung pada objek penelitian dimana peneliti datang dan mengamati secara
langsung terhadap objek penelitian.
3.8. Populasi dan Sampel
3.8.1. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kwalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesumpulannya (Sugiono,2011:61). Adapun jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 146 debitur PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Barat Kab.Sekadau yang mempunyai UMKM aktif dan sedang
menjalankan perkreditan.
3.8.2 Sampel
Menurut Sugiono (2008: 118): “Sampel merupakan suatu bagian dari
keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi”. Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang ada pada populasi,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiono,2009:62). Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili)”. Adapun jumlah sampel yang diambil menggunakan metode
slovin yang menggunakan rumus:

Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
E : Persentase kelonggarang ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%
Sehingga apabila dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka hasilnya sebagai
berikut:

Sampel dari penelitian ini juga menggunakan proporsi 50%:50% dari nasabah
yang tingkat pengembaliannya lancar serta nasabah UMKM yang pengembaliannya
tidak lancar karena proporsi tersebut ialah perbandingan yang paling maksimal. Adapun
sampel yang akan diambil untuk penelitian ini sebanyak 60 nasabah yang dibagi
menjadi 30 nasabah UMKM yang pengembalian kreditnya lancar dan 30 nasabah
UMKM yang pengembalian kreditnya dikatakan tidak lancar.
3.9. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 9

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.

Tabel 1. Variabel Penelitian


No Nama Simbol Definisi
Variabel
1 Pengembalian Y Kredit ialah suatu penyediaan tagihan dan uang yang
bisa disamakan yang berdasarkan dengan
Kredit
kesepakatan atau persetujuan pinjam meminjam
anata pihak bank dengan pihak lainnya dan untuk
mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya
dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasilnya
dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

2 Nilai Besarnya realisasi kredit yang diterima nasabah.


X1
Pinjaman
3 Tingkat Tingkat pendidikan formal yang pernah dilalui oleh
Pendidikan X2 debitur yang diukur dengan tingkatan.

4 Pengalaman X3 Pengalaman usaha adalah pengalaman debitur dalam


menjalankan usahanya.
Usaha
5 Lama Usaha X4 Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan
akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera
ataupun perilaku konsumen.

6 Pinjaman X5 Pinjaman dengan lembaga keuangan lain atau


Pihak Ketiga perorangan selain pihak bank terkait untuk menutupi
kredit lainnya.

7 Force Majeure X6 Force Majeure atau keadaan memaksa ialah debitur


tidak melaksanakan prestasi karena tidak
ada kesalahan maka akan berhadapan dengan keadaan
memaksa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
keadaanya.

3.10. Metode Analisis


10 Chaerunisa

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis Chi-Square dan diolah menggunakan program SPSS.

1. Uji Validitas dan Realibilitas


Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Pengukuran validitas dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi “Product Moment” antar butir dan total pada tiap
instrumen. Koefisien korelasi ini kemudian dibandingkan dengan r tabel. Apabila nilai
r hitung lebih besar dari r tabel maka ada korelasi nyata yang menunjukkan bahwa alat
ukur tersebut dikatakan valid, dan begitu juga sebaliknya.
Sedangkan Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrukkonstruk
pertanyaan. Uji reliabilitas dilakukan secara serentak terhadap seluruh pertanyaan lebih
dari satu variabel. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika jawaban narasumber dari
pertanyaan yang diberikan ialah konsisten. Jika dari perhitungan r hitung lebih besar
dari r tabel, dengan taraf signifikansi sebesar 5%, maka dapat dikatakan bahwa
kuesioner tersebut telah memenuhi syarat realibilitas.
2. Uji Chi-Square
Uji Chi-square ialah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang
dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal
(Sutrisno, 2000). Definisi lain dari Uji kuadarat Chi adalah salah satu teknik analisis
untuk mencari kecocokan (goodness of fit) digunakan untuk menguji apakah distribusi
frekuensi yang di teliti menyimpang secara signifikan dari suatu distribusi frekuensi
hipotesis yang diharapkan. (Nazir, 2014:360). Uji Chi-square merupakan uji non
parametris yang paling banyak digunakan. Ketentuan dasar uji Chi-Square yaitu dengan
membandingkan antara frekuensi yang teramati. Prosedur pengujian hipotesa beda k
proporsi sebagai berikut :
A.Rumusan hipotesa
Ho : Semua proporsi sama
Ha : Tidak semua proporsi sama
B.Nilai kritis
Tingkat signifikan yang digunakan harus disesuaikan dengan harapan kesalahan yang
tentukan, dengan contoh pengujian menggunakan tingkat signifikan 5% dan df = k-1.
C.Nilai hitung
Adapun cara menghitung nilai hitung dengan rumus:

Di mana:
X2 = chi kuadrat
O1 = frekuensi yang diamati
E1 = frekuensi yang diharapakan dari kategori ke-i k = jumlah kategori.
D.Keputusan
Keputusan diambil apakah pengujian akan menerima Ho atau menolak Ho, dengan
kriteria bahwa pengujian akan menerima Ho jika nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai
kritis dan sebaliknya.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 11

E.Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil keputusan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian dan Pengolahan Data
1. Uji Validitas
Ketika seluruh data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan.
Sebelum dilakukan pengolahan data, terdapat hal yang perlu dilakukan yakni
pengecekan ulang terhadap angket untuk melihat kelengkapan jawaban responden
pada tiap lembaran angket yang telah dikumpulkan dan kemudian dilakukan uji
validasi dan reliabilitas terhadap angket.

Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Variabel Indikator Rtabel < rhitung
rtabel rhitung
maka data valid

Nilai Pinjaman (X1) X1.1 0,250 0,748 Valid

X1.2 0,250 0,774 Valid

Tingkat Pendidikan X2.1 0,250 0,752 Valid


(X2) X2.2 0,250 0,767 Valid

Pengalaman Usaha X3.1 0,250 0,767 Valid


(X3) X3.2 0,350 0,448 Valid

Lama Usaha (X4) X4.1 0,250 0,649 Valid

X4.2 0,250 0,592 Valid

X4.3 0,250 0,571 Valid

Pinjaman Pihak Ketiga X5.1 0,250 0,773 Valid


(X5) X5.2 0,250 0,543 Valid

Force Majeure (X6) X6.1 0,250 0,747 Valid

X6.2 0,250 0,713 Valid

Pengembalian Kredit Y1 0,250 0,573 Valid


(Y) Y2 0,250 0,639 Valid

Y3 0,250 0,509 Valid


Sumber: Data Primer yang diolah 2020 dengan program SPSS 16.0
Berdasarkan Tabel 4.3 Maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk
variabel Nilai Pinjaman, Pengalaman Usaha, Tingkat Pendidikan, Lama Usaha,
Pinjaman Pihak Ketiga, Force Majeure, dan Pengembalian Kredit dikatakan valid.
12 Chaerunisa

2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.4 Hasil Uji Realibilitas


Variabel Cronbach alpha Rtabel < rhitung
rhitung
maka data reliabel

Nilai Pinjaman (X1) 0,60 0,630 Reliabel

Tingkat Pendidikan (X2) 0,60 0,830 Reliabel

Pengalaman Usaha (X3) 0,60 0,612 Reliabel

Lama Usaha (X4) 0,60 0,712 Reliabel

Pinjaman Pihak Ketiga 0,60 0,671 Reliabel


(X5)
Force Majeure (X6) 0,60 0,836 Reliabel

Pengembalian Kredit (Y) 0,60 0,734 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah 2021 dengan program SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan untuk
variabel Nilai Pinjaman, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Usaha, Lama Usaha,
Pinjaman Pihak Ketiga, Force Majeure, dan Pengembalian Kredit dinyatakan reliabel.

4.2. Analisis Data Uji Chi Square


4.7.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit ( Berdasarkan
Perkembangan Omzet )
Taraf Pearson Chi- Taraf Signifikasi>Pearson Chi
Variabel
Signifikan Square Test Square Test
NP (X1) 0,05 .632 Positif dan Tidak Signifikan
TP (X2) 0,05 .040 Positif dan Signifikan
PU (X3) 0,05 .039 Positif dan Signifikan
LU (X4) 0,05 .024 Positif dan Signifikan
PPK
0,05 .019 Positif dan Signifikan
(X5)
FM (X6) 0,05 .033 Positif dan Signifikan
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 13

4.7.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit (Berdasarkan


Perkembangan Aset )
Taraf Pearson Chi- Taraf Signifikasi>Pearson Chi
Variabel
Signifikan Square Test Square Test
NP (X1) 0,05 .018 Positif dan Signifikan
TP (X2) 0,05 .635 Positif dan Tidak Signifikan
PU (X3) 0,05 .604 Positif dan Tidak Signifikan
LU (X4) 0,05 .685 Positif dan Tidak Signifikan
PPK Positif dan Tidak Signifikan
0,05 .321
(X5)
FM (X6) 0,05 .761 Positif dan Tidak Signifikan

4.7.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit (Berdasarkan


Non-Performing Loan )
Taraf Pearson Chi- Taraf Signifikasi>Pearson Chi
Variabel
Signifikan Square Test Square Test
NP (X1) 0,05 .762 Positif dan Tidak Signifikan
TP (X2) 0,05 .042 Positif dan Signifikan
PU (X3) 0,05 .762 Positif dan Tidak Signifikan
LU (X4) 0,05 .302 Positif dan Tidak Signifikan
PPK Positif dan Tidak Signifikan
0,05 .861
(X5)
FM (X6) 0,05 .021 Positif dan Signifikan

4.3. Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Variabel Nilai Pinjaman Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM

Dari hasil uji chi square variabel pinjaman berdasarkan perkembangan omset
memiliki nilai signifikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai pinjaman tidak berpengaruh terhadap perkembangan omzet seiring dengan
jatuh tempo pengembalian kredit. Berdasarkan indikator perkembangan aset, variabel
nilai pinjaman memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh nilai pinjaman terhadap perkembangan aset dengan
adanya modal yang diberikan oleh bank seiring berjalannya waktu pengemmbalian
kredit. Namun berdasarkan NPL nya, variabel nilai pinjaman memiliki nilai signifikansi
yang lebih besar ddibandingkan taraf signifikansi 0,05 sehingga disimpulkan bahwa
14 Chaerunisa

nilai pinjaman tidak berpengaruh terhadap kategori pengembalian kredit berdasarkan


NPL.
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hipotesis yang menyatakan bahwa nilai
pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku
UMKM ditolak.
Hal ini tentu berbeda dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian yang
dilakukan oleh Agustania (2009), Ia mengatakan bahwa besarnya jumlah pinjaman yang
diterima oleh debitur akan mempengaruhi produktivitas. Namun berdasarkan
wawancara sebelumnya, nilai pinjaman tidak memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM dikarenakan berdasarkan perkembangan
omset yang tidak memiliki perubahan meskipun setelah mendapatkan pembiayaan dari
perbankan, juga tidak berpengaruhnya kategori NPL terhadap pengembalian kredit, hal
ini dikarenakan meskipun pinjaman yang diajukan oleh debitur kecil, bisa saja debitur
tidak mampu mengembalikan pinjaman sehingga dikategorikan kredit macet meskipun
berdasarkan perkembangan aset memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit.
4.8.2 Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan Terhadap Pengembalian Kredit
Pada Pelaku UMKM
Semakin tinggi pendidikan seseorang tentu semakin luas kemampuan dalam
menggali potensi yang ada dalam dirinya, salah satunya kemampuan dalam
menjalankan usahanya. Kemampuan pengelolaan usaha para debitur diduga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Kaitannya dengan pengembalian kredit ialah
semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka diharapkan seseorang memiliki wawasan
serta pengetahuan yang tinggi hingaa dapat bertanggung jawab dalam memenuhi
kewajiban dalam membayar angsuran pembiayaannya.
Berdasarkan hasil uji chi square, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 jika dilihat dari indikator
perkembangan omset. Sedangkan jika dilihat dari perkembangan asetnya, nilai
signifikan variabel tingkat pendidikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit dilihat dari indikator perkembangan aset. Berdasarkan kategori
NPL nya, variabel tingkat pendidikan memiliki nilai signifikan lebih kecil dari taraf
signifikan 0,05 sehingga dapat dikatan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh
terhadap pengembalian kredit berdasarkan kategori NPL.
Dengan demikian berdasarkan hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat
pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku
UMKM diterima.
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yakni
penelitian yang dilakukan oleh Renggani (2014) juga didukung oleh hasil wawancara
yang telah dilakukan, tingkat pendidikan debitur didominasi oleh debitur dengan
pendidikan SD-SMA. Meskipun sistem dalam mengelola usahanya masih dikategorikan
sederhana dan perkembangan omsetnya masih dalam taraf rendah namun terdapat
tanggung jawab dan disiplin terhadap kewajibannya dalam mengembalikan angsuran
pembiayaaan yang diikuti oleh berubahnya kategori NPL kreditnya.
4.8.2. Pengaruh Variabel Pengalaman Usaha Terhadap Pengembalian Kredit
Pada Pelaku UMKM
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 15

Pengalaman Usaha dapat menunjujkkan keandalan seseorang dalam


menjalankan usaha yang digelutinya. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka
semakin besar kemampuan dalam mengelola usahanya. Pengalaman usaha diyakini
akan memberikan pelajaran yang berarti dalam meyikapi situasi pasar dan
perkembangan ekonomi. Dengan harapan, debitur dapat mengelola keuangan usahanya
dan dapat melakukan pengembalian kredit dalam jangka waktu yang telah diberikan.
Berdasarkan pengolahan data menggunakan uji chi square, variabel pengalaman usaha
berdasarkan perkembangan omset memiliki nilai signifikan lebih kecil dari taraf
signifikan 0,05. Berdasarkan perkembangan aset, variabel nilai pinjaman memiliki nilai
signifikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05 sehingga pengalaman usaha tidak
memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM. Namun
berdasarkan kategori NPL nya, variabel pengalaman usaha memiliki nilai signifikan
lebih besar dari taraf signifikan 0,05 sehingga tidak memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit pada pelaku
UMKM.
Dengan demikian berdasarkan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
pengalaman usaha mempengaruhi secara signifikan terhadap pengembalian kredit pada
pelaku UMKM ditolak.
Hal ini tentu tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian oleh
Prasetyo (2016) yang menyatakan bahwa semakin banyak pengalaman usaha yang
ditekuni, maka terdapat kemungkinan kerberhasilan dalam mengelola keuangan
usahanya sehingga dapat mengembalikan kredit dengan lancar. Karena berdasarkan
dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa 2 dari 3 indikator pengembalian
kredit yakni berdasarkan perkembangan aset dan kategori NPL tidak berdasarkan pada
pengalaman usaha. Baik responden yang pengembalian kreditnya lancar maupun tidak
lancar tetap mengalami penunggakan meskipun menjalankan usaha sesuai dengan
pengalaman yang dimiliki sehingga dengan adanya pembiayaan bank tidak dipungkiri
bahwa tidak ada perkembangan aset yang dimilikinya.
4.8.4. Pengaruh Variabel Lama Usaha Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Lama usaha diyakini memiliki peran penting untuk menilai usaha yang
dijalankan debitur. Semakin lama usaha yang dijalankan menunjukkan bahwa usaha
tersebut diyakini memiliki pengalaman dan mampu melihat berbagai situasi dalam
menjalankan usahanya. Sehingga dapat diharapkan debitur dapat mengembalikan
pembiayaan kredit sesuai jangka waktu yang diberikan.
Berdasarkan hasil uji chi square, variabel lama usaha memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 berdasarkan indikator perkembangan omset.
Sedangkan dilihat dari indikator perkembangan aset, nilai siginifikan variabel lama
usaha lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Dilihat dari kategori NPLnya, variabel lama
usaha memiliki nilai signifikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hipotesis yang menyatakan bahwa lama
usaha memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku
UMKM ditolak.
Hasil penelitian ini tentunya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Menurut
Santi (2011), Lama usaha diyakini memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit
16 Chaerunisa

dikarenakan semakin lama usaha yang ditekuni debitur maka semakin dapat menjamin
pendapatan yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan kelancaran terhadap
pengembalian kredit. Namun berdasarkan hasil wawancara, lama Usaha tidak memiliki
pengaruh terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM dikarenakan meskipun
seorang debitur telah lama menjalankan usahanya, masih banyak debitur yang
mengalami perubahan pada perkembangan aset yang dimiliki sehingga berpengaruh
pada pengembalian kredit sehingga mengubah kategori NPL nya, meskipun jiika dilihat
dari perkembangan omsetnya, lama usaha dapat mempengaruhi pengembalian kredit
pada pelaku
UMKM.
4.8.5 Pengaruh Variabel Pinjaman Pihak Ketiga (Pihak Lain) Terhadap
Pengembalian Kredit Pada Pelaku UMKM
Pinjaman Pihak Ketiga (Pihak Lain) diyakini dapat mempengaruhi seorang
debitur dalam mengembalikan angsuran kredit yang dipinjamnya. Hal ini dikarenakan
semakin banyak pinjaman pihak lain, maka semakin sulit seorang debitur untuk
menutupi angsuran pembaiayaan kreditnya.
Berdasarkan hasil analisis uji chi square, dapat dilihat dari indikator
perkembangan omset variabel pinjaman pihak ketiga memiliki nilai signifikan lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05. Sedangkan jika dilihat dari perkembangan aset dan
kategori NPLnya, variabel pinjaman pihak ketiga memiliki nilai signifikan lebih besar
dari taraf signifikan 0,05.
Dengan demikian berdasarkan hipotesis variabel pinjaman pihak ketiga yang
menyatakan bahwa pinjaman pihak ketiga memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM ditolak.
Hasil penelitian ini tentu tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya, karena
berdasarkan penelitian Shariff (2011) dengan adanya pinjaman pihak ketiga dapat
membantu membayar pinjaman kredit pada suatu bank. Namun nyatanya berdasarkan
hasil wawancara sebelumnya, dikatakan bahwa mayoritas debitur untuk membayar
angsuran pembaiayaan kredit Bank Kalbar masih harus meminjam kepada pihak lain
seperti LKBB, Program Lunak Pemerintah, Keluarga, Orang Lain, hingga Bank lain.
Meskipun seorang debitur memiliki banyak pinjaman pada pihak lain, debitur masih
bisa membayar angsuran pengembalian kredit sehingga tidak berpengaruh terhadap
kategori pengembalian kredit berdasrkan NPLnya.
4.8.6. Pengaruh Variabel Force Majeure Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Dapat dikatakan bahwa jika terjadi suatu keadaan yang tidak terduga
sebelumnya yang mengakibatkan kerugian usaha atau bahkan kebangkrutan usaha,
maka kekuatan debitur untuk mengembalikan kredit juga akan menurun dan kekuatan
untuk membayar kredit juga akan menurun sehingga akan terjadi kredit bermasalah.
Berdasarkan hasil analisis uji chi square, jika dilihat dari indikator
perkembangan omset bahwa nilai variabel force majeure memiliki nilai signifikan lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05, sedangkan dilihat dari indikator perkembangan asetnya,
nilai signifikan variabel force majeure lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Namun jika
dilihat dari kategori NPL nya, nilai variabel force majeure memiliki nilai signifikan
lebih kecil dari taraf signifikan 0,05.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 17

Dengan demikian berdasarkan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel force


majeure memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku
UMKM diterima.
Tentunya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Renggani (2014) yang mengatakan bahwa ketika terjadi keadaan memaksa yang
mengakibatkan kerugian usaha atau bahkan bangkrut, maka kekuatan debitur untuk
mengembalikan kredit juga akan menurun sehingga akan terjadi kredit bermasalah
sehingga force majuere dapat mempengaruhi kelancaran dalam pengembalian kredit.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit pada pelaku UMKM
PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Kabar Kab.Sekadau, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Pinjaman memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM, hal ini dikarenakan meskipun seorang
debitur mengambil nilai pinjaman yang kecil, bukan berarti dapat membayar
angsuran pengembalian kredit dengan lancar jika dilihat dari indikator
perkembangan aset yang dimiliki dan juga kategori NPLnya.
2. Tingkat Pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengembalian
kredit pada pelaku UMKM, hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan
maka peluang untuk dapat mengembalikan pembiayaan dengan lancar juga semakin
tinggi.
3. Pengalaman Usaha memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM, hal ini dikarenakan baik responden yang
pengembalian kreditnya lancar maupun tidak lancar tetap mengalami penunggakan
meskipun menjalankan usaha sesuai dengan pengalaman yang dimiliki sehingga
dengan adanya pembiayaan bank tidak dipungkiri bahwa tidak ada perkembangan
aset yang dimilikinya.
4. Lama usaha diyakini memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM, hal ini dikarenakan meskipun seorang
debitur telah lama menjalankan usahanya, masih banyak debitur yang mengalami
perubahan pada perkembangan aset yang dimiliki sehingga berpengaruh pada
pengembalian kredit sehingga mengubah kategori NPL nya, meskipun jiika dilihat
dari perkembangan omsetnya, lama usaha dapat mempengaruhi pengembalian kredit
pada pelaku UMKM.
5. Pinjaman pihak ketiga diyakini memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM, hal ini dikarenakan meskipun
seorang debitur memiliki banyak pinjaman pada pihak lain, debitur masih bisa
membayar angsuran pengembalian kredit sehingga tidak berpengaruh terhadap
kategori pengembalian kredit berdasrkan NPLnya.
18 Chaerunisa

6. Force Majuere diyakini memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap


pengembalian kredit pada pelaku UMKM, Hal ini dikarenakan jika terjadi suatu
keadaan yang tidak terduga sebelumnya yang mengakibatkan kerugian usaha atau
bahkan kebangkrutan usaha, maka kekuatan debitur untuk mengembalikan kredit
juga akan menurun dan kekuatan untuk membayar kredit juga akan menurun
sehingga akan terjadi kredit bermasalah.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembalian kredit pada pelaku UMKM PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Barat Kab.Sekadau dapat diketahui bahwa terdapat dua faktor yang memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap pengembalian kredit, yakni tingkat pendidikan dan force
majeure. Meskipun ada juga variabel yang memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM. Dengan demikian
disarankan kepada pihak bank terkait untuk lebih mengawasi dan memberikan beberapa
pembinaan kepada para nasabah PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
Kab.Sekadau agar dapat membayar pinjaman sesuai dengan waktu yang telah
disepakati.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 19

UCAPAN TERIMA KASIH


Segala Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Pada Pelaku Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah PT.BPD Kalimantan Barat Kab.Sekadau” serta dapat diselesaikan
dengan baik. Penyusunan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisanya, namun
penulis berharap bahwa penulisan skripsi ini mampu memberikan manfaat baik bagi
penulis maupun bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah mendukung, membimbing serta mendoakan
selama penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Barkah, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura.
2. Ibu Dr. Erni Panca Kurniasih, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan.
3. Bapak Dr. H. Memet Agustiar, S.E., M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu membimbing, memotivasi, meluangkan waktu dan mengajarkan saya
selama menempuh studi.
4. Bapak Dr. Afrizal, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu,
saran, pemikiran, bimbingan, semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat
selesai.
5. Bapak Muz‟an Sulaiman, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
nasihat dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Staf Pengajar, Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi danm Bisnis
Universitas Tanjungpura yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura
yang telah memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa.
8. Pihak Comdev & Outreaching serta Ditjen Belmawa Kemenristekdikti yang telah
memberikan beasiswa bidikmisi.
9. Kedua orang tua saya Bapak Rachmat Chaerudin, Ibu Asanah, serta Adik saya Salma
Salsabila yang dengan tulus memberikan doa dan motivasi untuk meningkatkan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Angkatan 2017 Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Tanjungpura khusunya Kelas A yang telah bersama-sama
berjuang dan selalu kompak dalam menempuh perkuliahan disetiap semesternya.
11.Teman- teman tersayang Grup Asupan Gizi (Felisia Oktaviani Putri, Winda Desipora
Natari., Kristina Laura, Ajeng Nanda Rotri, Yocky Rizki Effendy, Andi Ardiansyah,
Chairil Rizki Agil, Aral Kamajaya, Erik Kurniawan) yang senantiasa menemani,
20 Chaerunisa

mendengarkan, menyemangati, memberikan solusi dan motivasi untuk tetap kuat


dan semangat dalam menulis skripsi ini.
12.Sahabat saya Nindy Debbytha A., Neila Dwi Efiani, Agusta Erni Herawati yang
selalu menyemangati dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Berbagai pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 21

DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A. F. (2014). Analisis pengaruh karakteristik peminjam, besar pinjaman, jenis
usaha, dan lama usaha terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit usaha
rakyat (KUR) Mikro. pengertian kredit, 30.
Afriyeni, A., & Putra, Y. E. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pt. Bank Rakyat Indonesia
(Bri) Unit Talang Cabang Solok. 1–17.
Asih, M. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan
Corporate Social Responsibility (Studi kasus : PT Telkom Drive II Jakarta).
Skripsi pada Departemen Manajemen. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Audina, M., Isyandi, B., & Kornita, S. (2016). Faktor - Faktor Yang Menentukan
Tingkat Kemampuan Pengembalian Kredit Umkm Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
4(1), 461–474.
Barokah, S. and Hanum, A. N. (2013) „ANALISIS PERSEPSI NASABAH DAN
PERKEMBANGAN UMKM SETELAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN
MUDHARABAH (Studi Kasus BPRS Binama Kota
Semarang)‟, Maksimum, 3(2), pp. 34–41.
Departemen Pengembangan UMKM – DPUM. (2019). Perkembangan Npl Kredit
Usaha Mikro , Usaha Kecil , Dan Usaha Menengah ( UMKM ) Perbankan.
Handoyo, M. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian
Pembiayaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota
Bogor. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor.
Hermawan AR. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah di Kabupaten Bogor. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. (21 April 2014).
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Laporan Tahunan PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat. (2017). Bank
Kalbar
Muhammamah, E. N. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit oleh UMKM, Kasus pada Nasabah Kupedes PT.BRI,TBK
(Persero) Unit Cigudeg Cabang Bogor. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
22 Chaerunisa

Munfarijah Siti Isma (2019) „Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran


Pembiayaan Murabahah Pada Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di
Bandar Lampung‟, I, 53(tecnology), pp. 8–17.
Muslim. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet pada
UMKM Industri Mebel di Kabupaten Jepara. Jurnal Manajemen, 1–95.
Prasetyo, A. B. 2016. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian
Kredit pada Usaha Kecil (Kasus BPR Batuceper,Tangerang). Jurusan Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.
Purnamasari and abdullah (2019) „Analisis Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah
terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)‟, Jurnal
Insitusi Politeknik Ganesha Medan Juripol, 2(1), pp. 133–146.
Rahayu, T. R. I. A. et al. (2014) „Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelancaran Pengembalian Murabahah Pada Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah
(UMKM) di BMT Taruna Sejahtera (Februari-Agustus 2014)‟.
Renggani, W. T. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian
Kredit (Studi Kasus pada BMT Ulil Albab, Bogor). Jurusan Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor. (21 April 2014).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Undang-Undang No. 38 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Virgitha, Isanda Agustania. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran
Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 23

Anda mungkin juga menyukai