Cika Chaerunisa*
Universitas Tanjungpura, Indonesia
ABSTRACT
Many micro, small and medium business entrepreneurs who get financing from banks,
there are still many SMEs that can be said even though it is not smooth. The purpose of
this study was to determine the factors that influence credit on SMEs PT. Regional
Development Bank of West Kalimantan, Sekadau Regency. The method used in this
research is to find quantitative methods and the data used to find primary data. The
source of the data used is the result of interviews with respondents, namely debtors of
PT. BPD West Kalimantan Kab. Sekadau. The analytical techniques used include Chi
Square Test and the software used is SPSS 16.0. The results of the study indicate that
education and force majeure have a positive and significant influence on the credit level
of MSME actors. Meanwhile, credit score, business experience, length of business, and
third part credit have a positive and insignificant effect on credit return.
Keywords : UMKM, Loan Repayment, Education Level, Business Experience, Length
of Business, Third Part Loans, Force Majeure
ABSTRAK
Meskipun banyak pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan dari Perbankan, masih
banyak pelaku UMKM yang dapat dikatakan pengembaliannya tidak lancar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian
kredit pada pelaku UMKM PT. Bank pembangunan Daerah Kalimantan Barat
Kab.Sekadau. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
kuantitatif dan data yang digunakan ialah data primer. Sumber data yang digunakan ialah
merupakan hasil wawancara dari responden yakni debitur PT.BPD Kalimantan Barat
Kab.Sekadau. Teknik analisis yang digunakan ialah Uji Chi Square dan software yang
digunakan yakni SPSS 16.0. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dan force majeure memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengembalian
kredit pada pelaku UMKM. Sedangkan nilai pinjaman, pengalaman usaha, lama usaha,
dan pinjaman pihak ketiga memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengembalian kredit.
Kata Kunci: UMKM, Pengembalian Kredit, Nilai Pinjaman, Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Usaha, Lama Usaha, Pinjaman Pihak Ketiga, force majeure
1. PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diyakini memiliki peranan yang
sangat penting jika dilihat dari beberapa aspek. Hal ini dikarenakan jumlah
pertumbuhan industri yang sangat besar terdapat pada setiap sektor ekonomi. Seperti
Sektor PDB yang semakin meningkat tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada Data
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bahwa selama hingga tahun 2017
*
cikachaerunisa@gmail.com
1
2 Chaerunisa
PDB mengalami peningkatan dari 57,84% hingga 60,34% dari total PDB karena adanya
kontribusi UMKM. Selain itu, eksistensinya yang sangat besar pada penyerapan tenaga
kerja ini menciptakan peluang kerja yang sangat banyak jika dibandingkan dengan
usaha-usaha yang berskala besar (kemenkopukm.go.id)
Berdasarkan data penyaluran pembiayaan kredit UMKM Kalimantan Barat
(Berdasarkan NPL) dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan kredit UMKM dari
tahun 2015 hingga 2017 semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa
pelaku UMKM tiap tahunnya juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya pelaku
UMKM ini tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih banyak pelaku UMKM yang
mengalami masalah dengan pengembalian kredit.
Meskipun banyak pelaku UMKM yang mendapat pembiayaan dari Perbankan,
masih banyak pelaku UMKM yang dapat dikatakan pengembaliannya tidak lancar.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, terdapat 6 faktor yang mempengaruhi
pengembalian kredit suatu UMKM setelah mendapat pembiayaan dari perbankan yakni,
nilai pinjaman, pengalaman usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, pinjaman dengan
pihak lain, dan force majeure. Berdasarkan beberapa teori dan penelitian terdahulu maka
penulis mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBALIAN KREDIT PADA PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH PT.BPD KALIMANTAN BARAT KAB.SEKADAU”.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1. Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yakni credere atau credo yang berarti
kepercayaan. Kredit juga dikatakan sebagai kegiatan orang perorang atau badan usaha
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara pinjam meminjam. Menurut
Kasmir (2010), berdasar dari kegiatan pemberian kredit dari memberikan kredit kepada
menerima kredit adalah kepercayaan. Sedangkan menurut Ismail (2010), kredit juga
merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan
dana. Adanya penyaluran dana tersebut didasari pada kepercayaan yang diberikan oleh
pemilik dana kepada pengguna dana.
2.2 Penggolongan Kolektibilitas Kredit
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, kolektibilitas dari suatu pinjaman dapat
dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu lancar, dalam perhatian khusus (special
mention), kurang lancar, diragukan, dan macet (collectibility) (Otoritas Jasa Keuangan).
Informasi dari tingkat kolektibilitas akan sangat bergantung bagi lembaga keuangan
untuk kegiatan pengawasan terhadap masing-masing nasabah atau anggota secara
individual maupun secara keseluruhan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia (BI) No.32/268/KEP/DIR pada 27 Februari 1998, kredit dapat dibedakan
menjadi:
1. Kredit Lancar
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 3
pendidikan pengusaha menjadi landasan atau dasar untuk memahami dan berpikir, hal
ini akan mempengaruhi kemampuan dalam mengelola usahanya. Dimana untuk SD = 6
tahun, SMP = 9 tahun, SMA = 12 tahun, D3 = 15 tahun, S1 = 16 tahun, S2 =18 tahun,
dan S3 = 22 tahun.
4. Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang
sedang di jalani saat ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman
berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam
bertingkah laku (Sukirno,2002:39). Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi
tingkah pendapatan, lama seseorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya ataupun keahliannya),
sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil
daripada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan
makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen
(Wicaksono,2011:25).
5. Pinjaman Dengan Pihak Ketiga (Pihak Lain)
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan pada pasal 1 ayat 5
memberikan pengertian simpanan pada bank adalah sebagai dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk
giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Sumber dana yang diperoleh pihak ketiga ini akan memberikan dampak pada
kemampuan dalam memenuhi skala dan volume transaksi yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan laba.
6. Force Majeure
Terdapat beberapa ketentuan khusus untuk kasus force majeure, yakni:
1.Dalam terjadinya force majeure, maka pihak yang terkena akibat langsung dari force
majeure tersebut wajib memberitahukan secara tertulis dengan melampirkan bukti-bukti
dari Kepolisian/Instansi yang berwenang kepada pihak lainnya mengenai peristiwa
force majeure tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari kerja)
terhitung sejak tanggal force majeure ditetapkan.
Kajian Empiris
Dalam penelitian Handoyo, (2009) dengan menggunakan model analisis regresi
logistik mengemukanan bahwa omzet usaha, pengalaman usaha, serta frekuensi
peminjaman memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian pinjaman.
Sementara faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit
seperti tingkat pendidikan, nilai pinjaman, jangka waktu serta penggunaan pinjam
nyatanya tidak berpengaruh dalam menentukan pengembalian kredit.
Dalam penelitian Virgitha (2011) dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Pengembalian Kredit”, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 5
pengembalian kredit. Sedangkan pengalaman usaha, nilai pinjaman, dan lama usaha
diyakini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian kredit.
2.4 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
2.4.1 Pengaruh Nilai Pinjaman Terhadap Pengembalian Kredit Pada Pelaku
UMKM
Adapun penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammamah (2008), Handoyo
(2009), juga Anna dan Dwi (2011) menyatakan bahwa variabel nilai pinjaman tidak
berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Renggani (2014), Asih (2007), dan Agustania (2009) menyimpulkan bahwa variabel
nilai pinjaman memiliki pengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit.
Besarnya jumlah pinjaman yang diterima oleh debitur akan mempengaruhi
produktivitas debitur. Hal ini dikarenakan dengan jumlah pinjaman yang besar maka
debitur mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Dengan
meningkatnya produktivitas tersebut maka akan meningkatkan pendapatan debitur dan
akan meningkatkan kelancaran pengembalian kredit. Sehingga dapat diduga nilai
pinjaman berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM.
2.4.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Variabel tingkat pendidikan menurut Hidayati (2003), Asih (2007),
Muhammamah (2008), Agustania (2009), Triwibowo (2009), dan Santi (2011)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengembalian
kredit. Sedangkan menurut Renggani (2014), Handoyo (2009), juga Anna dan Dwi
(2011) menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengembalian
kredit.
Dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula kualitas
Sumber Daya Manusia seseorang untuk meningkatkan produktivitas dalam
menjalankan usahanya, sehingga tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM.
2.4.3 Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Pada penelitian yang dilakukan oleh Santi (2011), Anna dan Dwi (2011), Asih
(2007) menyatakan bahwa pengalaman usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengembalian kredit. Sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh Handoyo (2009)
dan Prasetyo (2016) mengatakan bahwa pengalaman usaha memiliki pengaruh terhadap
pengembalian kredit.
Semakin banyak pengalaman usaha debitur maka kemungkinan keberhasilan
dalam mengelola usaha juga semakin meningkat karena dapat meningkatkan wawasan
serta kemampuan debitur untuk menjalankan usahanya dengan lancar.
2.4.4 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pengembalian Kredit Pada Pelaku
UMKM
6 Chaerunisa
NP (X 1)
PU (X 3) Dengan indikator:
1.Omzet Penjualan
LU (X 4)
2.Total Aset
PPK (X 5) 3.NPL
FM (X 6)
Gambar 1.
3. METODE PENELITIAN
3.5. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena mengggunakan data
berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
penyajian dari hasil penelitian juga berupa angka (Arikunto:2010). Selain itu
berdasarkan pendekatanya, penelitian ini merupakan primer dengan pendekatan
penelitian statistik deskriptif. Analisis kuantitatif juga digunakan unyuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit UMKM
dimana studi kasus yang digunakan ialah PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Barat.
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu BPD Kalimantan Barat, berupa
pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian dalam penelitian.
Penelitian ini juga merupakan kasus pada BPD Kalimantan Barat yang berlokasi di
Kabupaten Sekadau pada tahun 2020.
3.7. Data
Pada sebuah penelitian, tentu banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data pada dasarnya bertujuan untuk
mengungkapkan variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode yakni Anton (2006):
1. Angket (Kuesioner)
Angket ialah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang ingin
memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara atau metode mengumpulkan data serta berbagai informasi
dnegan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya
dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Pengamatan (Observasi)
8 Chaerunisa
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
E : Persentase kelonggarang ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%
Sehingga apabila dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka hasilnya sebagai
berikut:
Sampel dari penelitian ini juga menggunakan proporsi 50%:50% dari nasabah
yang tingkat pengembaliannya lancar serta nasabah UMKM yang pengembaliannya
tidak lancar karena proporsi tersebut ialah perbandingan yang paling maksimal. Adapun
sampel yang akan diambil untuk penelitian ini sebanyak 60 nasabah yang dibagi
menjadi 30 nasabah UMKM yang pengembalian kreditnya lancar dan 30 nasabah
UMKM yang pengembalian kreditnya dikatakan tidak lancar.
3.9. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 9
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis Chi-Square dan diolah menggunakan program SPSS.
Di mana:
X2 = chi kuadrat
O1 = frekuensi yang diamati
E1 = frekuensi yang diharapakan dari kategori ke-i k = jumlah kategori.
D.Keputusan
Keputusan diambil apakah pengujian akan menerima Ho atau menolak Ho, dengan
kriteria bahwa pengujian akan menerima Ho jika nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai
kritis dan sebaliknya.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 11
E.Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil keputusan.
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Variabel Indikator Rtabel < rhitung
rtabel rhitung
maka data valid
2. Uji Reliabilitas
Sumber : Data primer yang diolah 2021 dengan program SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan untuk
variabel Nilai Pinjaman, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Usaha, Lama Usaha,
Pinjaman Pihak Ketiga, Force Majeure, dan Pengembalian Kredit dinyatakan reliabel.
4.3. Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Variabel Nilai Pinjaman Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Dari hasil uji chi square variabel pinjaman berdasarkan perkembangan omset
memiliki nilai signifikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai pinjaman tidak berpengaruh terhadap perkembangan omzet seiring dengan
jatuh tempo pengembalian kredit. Berdasarkan indikator perkembangan aset, variabel
nilai pinjaman memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh nilai pinjaman terhadap perkembangan aset dengan
adanya modal yang diberikan oleh bank seiring berjalannya waktu pengemmbalian
kredit. Namun berdasarkan NPL nya, variabel nilai pinjaman memiliki nilai signifikansi
yang lebih besar ddibandingkan taraf signifikansi 0,05 sehingga disimpulkan bahwa
14 Chaerunisa
dikarenakan semakin lama usaha yang ditekuni debitur maka semakin dapat menjamin
pendapatan yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan kelancaran terhadap
pengembalian kredit. Namun berdasarkan hasil wawancara, lama Usaha tidak memiliki
pengaruh terhadap pengembalian kredit pada pelaku UMKM dikarenakan meskipun
seorang debitur telah lama menjalankan usahanya, masih banyak debitur yang
mengalami perubahan pada perkembangan aset yang dimiliki sehingga berpengaruh
pada pengembalian kredit sehingga mengubah kategori NPL nya, meskipun jiika dilihat
dari perkembangan omsetnya, lama usaha dapat mempengaruhi pengembalian kredit
pada pelaku
UMKM.
4.8.5 Pengaruh Variabel Pinjaman Pihak Ketiga (Pihak Lain) Terhadap
Pengembalian Kredit Pada Pelaku UMKM
Pinjaman Pihak Ketiga (Pihak Lain) diyakini dapat mempengaruhi seorang
debitur dalam mengembalikan angsuran kredit yang dipinjamnya. Hal ini dikarenakan
semakin banyak pinjaman pihak lain, maka semakin sulit seorang debitur untuk
menutupi angsuran pembaiayaan kreditnya.
Berdasarkan hasil analisis uji chi square, dapat dilihat dari indikator
perkembangan omset variabel pinjaman pihak ketiga memiliki nilai signifikan lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05. Sedangkan jika dilihat dari perkembangan aset dan
kategori NPLnya, variabel pinjaman pihak ketiga memiliki nilai signifikan lebih besar
dari taraf signifikan 0,05.
Dengan demikian berdasarkan hipotesis variabel pinjaman pihak ketiga yang
menyatakan bahwa pinjaman pihak ketiga memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
pengembalian kredit pada pelaku UMKM ditolak.
Hasil penelitian ini tentu tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya, karena
berdasarkan penelitian Shariff (2011) dengan adanya pinjaman pihak ketiga dapat
membantu membayar pinjaman kredit pada suatu bank. Namun nyatanya berdasarkan
hasil wawancara sebelumnya, dikatakan bahwa mayoritas debitur untuk membayar
angsuran pembaiayaan kredit Bank Kalbar masih harus meminjam kepada pihak lain
seperti LKBB, Program Lunak Pemerintah, Keluarga, Orang Lain, hingga Bank lain.
Meskipun seorang debitur memiliki banyak pinjaman pada pihak lain, debitur masih
bisa membayar angsuran pengembalian kredit sehingga tidak berpengaruh terhadap
kategori pengembalian kredit berdasrkan NPLnya.
4.8.6. Pengaruh Variabel Force Majeure Terhadap Pengembalian Kredit Pada
Pelaku UMKM
Dapat dikatakan bahwa jika terjadi suatu keadaan yang tidak terduga
sebelumnya yang mengakibatkan kerugian usaha atau bahkan kebangkrutan usaha,
maka kekuatan debitur untuk mengembalikan kredit juga akan menurun dan kekuatan
untuk membayar kredit juga akan menurun sehingga akan terjadi kredit bermasalah.
Berdasarkan hasil analisis uji chi square, jika dilihat dari indikator
perkembangan omset bahwa nilai variabel force majeure memiliki nilai signifikan lebih
kecil dari taraf signifikan 0,05, sedangkan dilihat dari indikator perkembangan asetnya,
nilai signifikan variabel force majeure lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Namun jika
dilihat dari kategori NPL nya, nilai variabel force majeure memiliki nilai signifikan
lebih kecil dari taraf signifikan 0,05.
Pengaruh Pemberian Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Kalimantan Tahun 2005-2019 17
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A. F. (2014). Analisis pengaruh karakteristik peminjam, besar pinjaman, jenis
usaha, dan lama usaha terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit usaha
rakyat (KUR) Mikro. pengertian kredit, 30.
Afriyeni, A., & Putra, Y. E. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pt. Bank Rakyat Indonesia
(Bri) Unit Talang Cabang Solok. 1–17.
Asih, M. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan
Corporate Social Responsibility (Studi kasus : PT Telkom Drive II Jakarta).
Skripsi pada Departemen Manajemen. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Audina, M., Isyandi, B., & Kornita, S. (2016). Faktor - Faktor Yang Menentukan
Tingkat Kemampuan Pengembalian Kredit Umkm Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
4(1), 461–474.
Barokah, S. and Hanum, A. N. (2013) „ANALISIS PERSEPSI NASABAH DAN
PERKEMBANGAN UMKM SETELAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN
MUDHARABAH (Studi Kasus BPRS Binama Kota
Semarang)‟, Maksimum, 3(2), pp. 34–41.
Departemen Pengembangan UMKM – DPUM. (2019). Perkembangan Npl Kredit
Usaha Mikro , Usaha Kecil , Dan Usaha Menengah ( UMKM ) Perbankan.
Handoyo, M. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian
Pembiayaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota
Bogor. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor.
Hermawan AR. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah di Kabupaten Bogor. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. (21 April 2014).
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Laporan Tahunan PT.Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat. (2017). Bank
Kalbar
Muhammamah, E. N. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit oleh UMKM, Kasus pada Nasabah Kupedes PT.BRI,TBK
(Persero) Unit Cigudeg Cabang Bogor. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
22 Chaerunisa