Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM UPAYA MENCEGAH

TERJADINYA KREDIT MACET PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA


(PERSERO). Tbk KANTOR CABANG SINJAI

Amir*)
Dosen Fakultas Ekonomi UNISMUH Makassar
Email: lisuamir@gmail.com
Andi Ika Nurfika**)
Mahasiswi Program Studi Akuntansi UNISMUH Makassar

Abstract : This study aims to determine the internal control system in an effort to prevent the
occurrence of bad loans at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk Branch Office of
Sinjai. The method of analysis used in this research is descriptive analysis method. The
method of analysis by first collecting existing data and then clarified, analyzed and
interpreted so as to provide a clear picture of the circumstances under study. The results
showed that the internal control system in the effort to prevent the occurrence of bad debts at
the Indonesian people's bank (Persero) Tbk Branch Office Sinjai through the stages of
internal control, the environment control, risk assessment, control activities, information and
communication and monitoring / monitoring has been running very effective. This is evident
from all the shared questionnaires. From 19 questions on 20 respondents there are 98% yes
and 2% answer no answer. And from the collectibility report for the loan for a year showed
0.93% who experienced bad credit. Which means the level of bad debts at Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Sinjai classified as low because the standard of BI
maximum 5%

Keywords: Internal Control System, Bad Credit

PENDAHULUAN lembaga perantara antara pihak yang


Keberadaan bank merupakan hal kelebihan dana dan pihak yang
yang penting dalam dunia usaha. kekurangan dana. Pihak yang kelebihan
Keterkaitan antara dunia usaha dengan (deposan) menanamkan uangnya pada
lembaga keuangan Bank memang tidak bank dalam bentuk deposito, tabungan,
bisa dilepaskan, apalagi dalam dan produk-produk simpanan Bank lainnya,
pengertian investasi dan kredit. Menurut sedangkan pihak yang kekurangan dana
Malayu Hasibuan (2006:92), ”kredit (debitur) memperoleh bantuan keuangan
adalah semua jenis pinjaman baik uang dari Bank dalam bentuk pinjaman.
atau barang yang wajib dibayar kembali Keberhasilan Bank dalam menghimpun
bersama bunganya oleh peminjam. dana dari masyarakat kurang diikuti oleh
Pihak bank akan menyalurkan kredit strategi penyaluran dana yang terarah,
berupa kredit investasi dan modal kerja sehingga telah menimbulkan kredit
yang dibutuhkan oleh pihak dunia usaha. macet dan sebagian Bank telah
Dalam hal ini pihak Bank terus melanggar batas maksimum pemberian
mengembangkan kompetensi yang lain kredit (legal lending limits).
dibidang kredit untuk menggalang Adanya rentang waktu pengembalian
pertumbuhan kredit yang berkesinambungan pinjaman menimbulkan resiko yang
sekaligus menjalankan fungsinya sangat besar yang mungkin ditanggung
sebagai jasa intermediasi keuangan. Bank terhadap ketidakpastian pengembalian
Bank sebagai salah satu Badan pinjaman dari debitur. Timbulnya kredit
usaha/lembaga keuangan merupakan macet selanjutnya dapat mengakibatkan

294
kesulitan dari Bank tersebut untuk memenuhi agar dapat dilakukan dengan baik serta
kewajibannya kepada para deposan. menghindari adanya penyelewengan.
Dengan adanya unsur resiko dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk
ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu Kantor Cabang Sinjai merupakan salah
pengamanan kredit, baik yang bersifat satu lembaga keuangan yang menghimpun dana
preventif maupun represif. Tujuan dan menyalurkan kembali dalam bentuk
pengamanan ini adalah menghilangkan kredit yang tidak menutup kemungkinan
resiko atau setidak-tidaknya memperkecil resiko dapat menghadapi kredit macet. Oleh
yang mungkin akan terjadi. sebab itu dibutuhkan suatu sistem
Untuk meyakinkan kesesuaian pengendalian untuk mencegah terjadinya
praktek perkreditan dengan kebijakan kredit macet tersebut.
perkreditan Bank, diperlukan suatu Bentuk pengendalian ini tidak
prosedur pemberian kredit yang baik. hanya terlepas dari penjagaan saja, tetapi
Dengan adanya prosedur pemberian juga bagaimana agar usaha-usaha di
kredit yang baik diharapkan terjadinya bidang perkreditan tersebut dapat
praktek-praktek perkreditan yang tidak dihindarkan dari hal-hal yang boros baik
sehat dapat dihindari. waktu, tenaga ataupun dana. Untuk
Prosedur dalam perkreditan dimulai dari meningkatkan efisisensi dan pengamanan
adanya pengajuan permohonan kredit, terhadap harta Bank tersebut, tentu
proses analis kredit, proses pencairan administrasi perkreditan harus dapat
kredit sampai dengan proses umpan diandalkan, sehingga harus ada
balik pelaksanaan kredit. Konsep pengaturan terlebih dahulu mengenai
prosedur pemberian kredit ini mengikuti pengendalian kredit yang diberlakukan.
alur proses kredit itu sendiri, maka harus Berdasarkan uraian tersebut, maka
didukung dengan prinsip kehati-hatian perlu dilakukan suatu penelitian tentang
(prudential banking) dalam penyaluran : Sistem Pengendalian Intern Dalam
kredit kepada masyarakat dan Upaya Mencegah Terjadinya Kredit
diharapkan tidak menimbulkan kredit Macet Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
macet dikemudian hari. (Persero). Tbk Kantor Cabang Sinjai.
Dalam prakteknya, banyak faktor
yang dapat menyebabkan kesulitan Rumusan Masalah
debitur melaksanakan kewajibannya Berdasarkan fakta yang telah
kepada Bank ataupun Bank kesulitan diuraikan sebelumnya dan memperhatikan
menagih kreditnya kepada debitur, pentingnya pemberian kredit kepada
seperti menurunnya pendapatan usaha masyarakat, maka yang menjadi
debitur, timbulnya kerugian usaha rumusan masalah pada penelitian ini
debitur atau larinya debitur. adalah bagaimana sistem pengendalian
Dengan semakin berkembangnya intern dalam upaya mencegah terjadinya
dunia Perbankan Indonesia dan sebagai kredit macet pada PT. Bank Rakyat
upaya mengatasi dampak negatif Indonesia (Persero). Tbk Kantor Cabang
pemberian kredit seperti diuraikan di atas, Sinjai?
maka perlu dilakukan suatu pengendalian dibidang
perkreditan. Pengendalian dibidang perkreditan Tujuan Penelitian
merupakan implementasi pengendalian Berdasarkan permasalahan yang
intern yang diterapkan dalam perbankan telah dirumuskan sebelumnya maka
khususnya bidang perkreditan. Tujuannya adalah yang menjadi tujuan dari penelitian ini
untuk penjagaan atau pengawasan dalam adalah untuk mengetahui sistem pengendalian
pengelolaan bank di bidang perkreditan intern dalam upaya mencegah terjadinya

295
kredit macet pada PT. Bank Rakyat deposit), simpanan tabungan (saving
Indonesia (Persero). Tbk Kantor Cabang Sinjai. deposit), dan simpanan deposito (time
deposit).
TINJAUAN PUSTAKA b) Menyalurkan dana ke masyarakat,
Pengertian Bank maksudnya adalah bank memberikan
Perbankan di Indonesia dihadapkan pada pinjaman (kredit) kepada masyarakat
tingkat persaingan yang semakin ketat. yang mengajukan permohonan. Sebelum
Persaingan tersebut tidak hanya terjadi kredit diberikan, bank terlebih dahulu
antar bank, tetapi juga datang dari menilai apakah kredit tersebut layak
lembaga kauangan lain yang berhail diberikan atau tidak. Penilaian dilakukan agar
mengembangkan produk-produk keuangan baru. bank terhindar dari kerugian akibat
Persaingan dan perkembangan yang tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang
cukup pesat pada usaha perbankan disalurkan bank dengan berbagai
tersebut membuat masing-masing sebab. Jenis kredit yang biasa
lembaga perbankan harus berlomba diberikan oleh bank adalah kredit
untuk memenangkan persaingan bisnis. investasi, kredit modal kerja, dan
Pengertian bank pada awal kredit perdagangan.
dikenalnya adalah meja tempat menukar c) Memberikan jasa-jasa bank lainnya,
uang. Lalu pengertian berkembang seperti pengiriman uang (transfer),
menjadi tempat menyimpan uang dan penagihan surat-surat berharga yang
seterusnya. Namun semakin modernnnya berasal dari luar kota atau luar negri
perkembangan dunia perbankan, maka (inkaso) maupun dari dalam kota
pengertian bank pun berubah pula. (clearing), Letter of Credit (L/C),
Pengertian bank menurut Undang-Undang bank garnsi, dan jasa lainnya.
Negara Republik Indonesia Nomor 10 Kegiatan menghimpun dan menyalurkan
Tahun 1998 tanggal 10 November, dana merupakan kegiatan pokok bank
tentang perbankan, yang dimaksud bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
adalah badan usaha yang menghimpun merupakan kegiatan pendukung
dana dari masyarakat dalam bentuk Juga dapat disimpulkan bahwa,
simpanan dan menyalurkan kepada bank merupakan lembaga perantara
masyarakat dalam bentuk kredit atau keuangan antara masyarakat yang
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka kelebihan dana dengan masyarakat yang
meningkatkan taraf kehidupan rakyat banyak. kekurangan dana. Masyarakat kelebihan
Menurut Ismail (2010:12) “ Bank danan maksudnya adalah masyarakat
merupakan lembaga keuangan yang yang memiliki dana yang disimpan di
fungsi utamanya adalah menghimpun bank atau masyarakat yang memiliki
dana dari masyarakat, menyalurkan danan dan akan digunakan untuk
dana kepada masyarakat dan juga investasi di bank. Dana yang disimpan
pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan”. di bank aman karena terhindar dari
Dari pengertian di atas, dapat kehilangan atau kerusakan. Penyimpanan uang di
disimpulkan bahwa bank merupakan bank disamping aman juga menghasilkan bunga
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah: dari uang yang disimpannya. Oleh bank
a) Menghimpun dana (uang) dari dana simpanan masyarakat ini disalurkan
masyarakat dalam bentuk simpanan, kembali kepada masyarakat yang
dalam hal ini bank sebagai tempat kekurangan dana.
menyimpan uang atau berinvestasi
bagi masyarakat. Secara umum jenis Fungsi Bank
simpanan yang ada di bank adalah Arus perputaran uang yang ada di
terdiri dari simpanan giro (demand bank dari masyarakat kembali ke

296
masyarakat, dimana bank sebagai perantara dapat Merupakan bank yang mengatur
dijelaskan sebagai berikut: berbagai kegiatan yang berkaitan
a. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dengan dunia perbankan dan dunia
dana menyimpan uangnya di bank keuangan di suatu Negara. Disuatu
dalam bentuk simpanan Giro, Negara hanya ada satu bank sentral yang
Tabungan atau Deposito. Bagi bank dibantu oleh cabang-cabangnya.
dana yang disimpan oleh masyarakat Di Indonesia fungsi bank sentral
adalah sama artinya dengan membeli dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
dana. dan bank sebagai penerima Dalam hal 2) Bank Umum
ini nasabah sebagai penyimpan titipan Merupakan bank yang bertugas
simpanan. Nasabah dapat memilih bentuk melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan
sendiri untuk menyimpan dana apakah dalam melayani segenap lapisan masyarakat,
bentuk Giro, Tabungan atau Deposito. baik masyarakat perorangan
b. Nasabah menyimpan akan memperoleh balas maupun lembaga-lembaga lainnya.
jasa dari bank berupa bunga bank bagi bank Bank umum juga dikenal dengan
konvensional dan bagi hasil bagi bank yang nama bank komersil.
berdasarkan prinsip bank syariah. 3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Besarnya jasa bunga dan bagi hasil Merupakan bank yang khusus
tergantung dari besar kecilnya dana melayani masyarakat kecil di
yang disimpan dan faktor lainnya. kecamatan dan pedesaan. BPR
c. Kemudian oleh bank dana yang berasal dari Bank Desa, Bank Pasar,
disimpan oleh nasabah di bank yang Lumbung Desa, Bank Pegawai dan
bersangkutan disalurkan kembali bank lainnya yang kemudian
(dijual) kepada masyaarakat yang dilebur menjadi Bank Perkreditan
kekurangan ataau membutuhkan dana Rakyat.
dalam bentuk pinjaman/kredit. b. Dilihat dari segi kepemilikannya
d. Bagi bank yang memperoleh pinjaman atau 1) Bank milik pemerintah
kredit dari bank, diwajibkan kembali Merupakan bank yang akte pendirian
untuk mengembalikan pinjaman tersebut maupun modal bank ini sepenuhnya
beserta bunga yang telah ditetapkan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia,
sesuai perjanjian antara bank dengan sehingga seluruh keuntungan bank
nasabah. Khusus bagi bank yang ini dimiliki oleh pemerintah pula.
berdasarkan prinsip syariah pengembalian 2) Bank milik swasta nasional
pinjaman disertai dengan sistem bagi Merupakan bank yang seluruh atau
hasil sesuai hukum islam. sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional.
Tujuan Bank 3) Bank milik koperasi
Tujuan Perbankan Indonesia adalah Merupakan bank yang kepemilikan
menunjang pelaksanaan ekonomi regional dalam saham-sahamnya dimiliki oleh
rangka meningkatkan pemetaan, pertumbuhan perusahaan yang berbadan hokum
ekonomi dan stabilitas nasional ke arah koperasi.
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 4) Bank milik asing
Merupakan cabang dari bank yang
Jenis-jenis Bank ada di luar negeri, baik milik
Menurut Kasmir (2014:19) dalam swasta asing maupun pemerintah
praktiknya bank dibagi dalam beberapa asing. Kepemilikannya pun jelas
jenis, antara lain: dimiliki oleh pihak asing (luar negeri)
a. Dilihat dari segi fungsinya
1) Bank sentral

297
5) Bank milik campuran kepada seseorang apabila kepercayaan
Kepemilikan saham bank campuran sudah disepakati.
dimiliki oleh pihak asing dan pihak Menurut Undang-Undang Perbankan
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya nomor 10 tahun 1998 “kredit adalah
secara mayoritas dipegang oleh penyediaan uang atau tagihan yang dapat
warga Indonesia. dipersamakan dengan itu, berdasarkan
c. Dilihat dari segi statusnya persetujuan atau kesepakatan pinjam
1) Bank devisa meminjam antara bank dengan pihak
Merupakan bank yang dapat lain yang mewajibkan pihak peminjam
melaksanakan transaksi keluar melunasi utangnya setelah jangka waktu
negeri atau yang berhubungan tertentu dengan pemberian bunga”.
dengan mata uang asing secara Kredit dalam arti sebenarnya,
keseluruhan, misalnya transfer ke didasarkan atas komponen-komponen
luar negeri, travelle cheque, kepercayaan, risiko dan pertukaran
pembukaan dan pembayaran letter ekonomi dimasa mendatang. Menurut
of credit dan transaksi lainnya. Malayu Hasibuan (2006:92), ”kredit
Persayaratan untuk menjadi bank adalah semua jenis pinjaman baik uang
devisa ini ditentukan oleh Bank atau barang yang wajib dibayar kembali
Indonesia. bersama bunganya oleh peminjam”.
2) Bank non devisa Menurut Fahmi dan Hadi (2010:3),
Merupakan bank yang belum mempunyai kredit adalah penyediaan uang atau
izin untuk melaksanakan transaksi tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan
sebagai bank devisa, sehingga dengan itu berdasarkan persetujuan atau
tidak dapat melakukan transaksi kesepakatan pinjam meminjam antara
seperti halnya bank devisa. bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga pinjaman melunasi utangnya setelah jangka
1) Bank yang berdasarkan prinsip waktu tertentu dengan pemberian bunga.
konvensional (barat) Berdasarkan pengertian di atas,
Adalah bank yang dalam operasionalnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit
menerapkan metode bunga, karena atau pembiayaan dapat berupa uang atau
metode bunga sudah ada terlebih tagihan yang nilainya dapat diukur
dahulu, menjadu kebiasaan dan dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan
telah dipakai secara meluas dibandingkan antara bank dengan (kreditor) dengan
dengan metode bagi hasil. nasabah penerima kredit (debitur),
2) Bank yang berdasarkan prinsip bahwa mereka sepakat sesuai dengan
syariah (islam) perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam
Adalah bank yang beroperasi sesuai perjanjian kredit tercakup hak dan
dengan prinsip-prinsip syariah kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka
islam, maksudnya adalah bank waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.
yang dalam operasinya mengikuti Demikian pula dengan masalah sangsi
ketentuan-ketentuan syariah islam, debitur ingkar janji terhadap perjanjian
khususnya yang menyangkut tata yang telah dibuat bersama.
cara bermuamalah secara islam,
Unsur-unsur kredit
Pengertian kredit Menurut Kasmir (2014:114) unsur-unsur
Istilah kredit berasal dari bahasa yang terkandung dalam pemberian suatu
Yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Oleh fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
karena itu dasar arti kredit adalah percaya atau a. Kepercayaan, merupakan suatu
kepercayaan, kredit akan diberikan keyakinan bagi si pemberi kredit

298
bahwa kredit yang diberikan (baik c. Untuk meningkatkan daya guna barang
berupa uang, barang atau jasa) benar- d. Meningkatkan peredaran barang
benar diterima kembali di masa yang e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
akan datang sesuai jangka waktu kredit. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
b. Kesepakatan, di samping unsur percaya di g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
dalam kredit juga mengandung unsur h. Untuk meningkatkan hubungan internasional
kesepakatan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini Pengertian kredit macet
dituangkan dalam suatu perjanjian Menurut Veithzal Rivai (2008:477) kredit
dimana masing-masing pihak menandatangani macet merupakan kesulitan nasabah di
hak dan kewajibannya masing-masing. dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya
c. Jangka waktu, setiap kredit yang terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran
diberikan memiliki jangka waktu kembali pokoknya, pembayaran bunga
tertentu, jangka waktu ini mencakup maupun pembayaran ongkos-ongkos
masa pengembalian kredit yang telah bank yang menjadi beban nasabah debitur
disepakati. yang bersangkutan.
d. Risiko, akibat adanya tenggang waktu
maka pengembalian kredit akan Faktor penyebab kemacetan kredit
memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya Pemberian fasilitas kredit mengandung
atau macet suatu pemberian kredit. suatu resiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak
semakin panjang suatu jangka waktu dapat ditagih sehingga menimbulkan
maka semakin besar risikonya, kerugian yang harus ditanggung oleh
demikian pula sebaliknya. bank. Sepandai apapun analisis kredit dalam
e. Balas jasa, bagi bank balas jasa merupakan menganalisis setiap permohonan kredit,
keuntungan atau pendapatan atas kemungkinan kemacetan kredit pasti ada.
pemberian suatu kredit. Dalam praktiknya kemacetan kredit
disebabkan oleh 2 faktor sebagai berikut:
Tujuan dan Fungsi Kredit a. Dari pihak nasabah
Pemberian suatu fasilitas kredit Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
mempunyai beberapa tujuan yang terjadinya kemacetan kredit yang
hendak dicapai yang tentunya tergantung berasal dari nasabah, antara lain:
dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan 1) Adanya unsur kesengajaan. Dalam
pemberian kredit juga tidak akan terlepas hal ini nasabah tidak bermaksud
dari misi bank tersebut didirikan. membayar kewajibannya kepada
Menurut kasmir (2011:105), bank sehingga kredit yang
tujuan pemberian kredit adalah mencari diberikan macet. Dapat dikatakan
keuntungan, membantu usaha nasabah, tidak adanya unsur kemauan untuk
membantu pemerintah. Adapun tujuan membayar, walaupun sebenarnya
fasilitas kredit adalah sebagai berikut: nasabah mampu.
a. Mencari keuntungan 2) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya
b. Membantu usaha nasabah debitur mau membayar pinjamannya
c. Membantu pemerintah akan tetapi tidak mampu. Mungkin
Disamping memiliki tujuan pemberian karena usaha yang dibiayai mengalami
suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu musibah seperti kebakaran, hama,
fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit kebanjiran, dan sebagainya.
yang secara luas tersebut antara lain: b. Dari pihak perbankan
a. Untuk meningkatkan daya guna uang Timbulnya kemacetan kredit selain
b. Untuk meningkatkan peredaran dan berasal dari nasabah dapat juga
lalu lintas uang berasal dari bank, karena bank tidak

299
terlepas dari kelemahan dan keterbatasan d. Kombinasi
yang dimilikinya. Artinya dalam Merupakan kombinasi dari ketiga
melakukan analisis, pihak bank kurang jenis yang di atas. Seorang nasabah
teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi dapat saja diselamatkan dengan kombinasi
tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin antara rescheduling dengan restructuring,
salah dalam melakukan perhitungan. misalnya jangka waktu diperpanjang,
Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pembayaran bunga ditunda atau
pihak analisis kredit dengan pihak reconditioning dengan rescheduling
debitur sehingga dalam analisis mislanya jangka waktu diperpanjang
dilakukan subjektif dan akal-akalan. modal ditambah.
e. Penyitaan Jaminan
Penyelamatan kredit macet Penyitaan jaminan merupakan jalan
Penyelamatan terhadap kredit terakhir apabila nasabah sudah benar-
macet dilakukan dengan cara antara lain: benar tidak punya itikad baik ataupun
a. Rescheduling sudah tidak mampu lagi untuk
Suatu tindakan yang diambil dengan membayar semua utang-utangnya.
cara memperpanjang jangka waktu
kredit atau jangka waktu angsuran. Sistem Pengendalian Intern
b. Reconditioning Awal perkembangannya istilah
Reconditioning maksudnya adalah sistem pengendalian intern dimulai dari
bank mengubah berbagai persyaratan istilah internal cek, yang kemudian sejak
yang ada seperti: tahun 1949 berubah menjadi sistem
1) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga pengendalian intern. Pada dasarnya
yang dijadikan utang pokok. sistem pengendalian intern sudah
2) Penundaan pembayaran bunga dikembangkan secara alamiah melalui
sampai waktu tertentu, maksudnya pengalaman atau trial and error, dan
hanya bunga yang dapat ditunda secara naluri.
pembayarannya, sedangkan pokok Menurut Heryy (2011:155),
pinjamannya tetap harus dibayar mendefinisikan pengendalian intern berfungsi
seperti biasa. sebagai alat untuk mengendalikan aktivitas
3) Penurunan suku bunga, dimaksudkan agar entitas perusahaan dengan tujuan untuk
lebih meringankan beban nasabah. mengamankan dan mencegah aktiva
4) Pembebasan bunga, dalam perusahaan dari tindaklan pencurian,
pembebasan suku bunga diberikan penyelewengan, penyalahgunaan, dan
kepada nasabah dengan pertimbangan kerusakan, serta menjamin keakuratan
nasabah tidak akan mampu lagi laporan keuangan.
membayar kredit tersebut. Pengertian pengendalian intern
c. Restructuring menurut Mulyadi (2011:180) adalah
Restructuring merupakan tindakan sebagai proses yang dijalankan oleh dewan
bank kepada nasabah dengan cara komisaris, manajemen, dan personel lain
menambah modal nasabah dengan yang didesain untuk memberikan
pertimbangan nasabah memang keyakinan memadai tentang pencapaian.
membutuhkan tambahan dana dan
usaha yang dibiayai memang masih Pentingnya pengendalian intern
layak. Tindakan ini meliputi: Telah lama diakui bahwa pengendalian
1) Dengan menambah jumlah kredit intern penting bagi manajemen dan
2) Dengan menambah equity (dengan auditor dalam berbagai literature yang
menyetor uang tunai, tambahan berkaitan dengan pengendalian intern karena:
dari pemilik)

300
a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis yang relevan untuk mencapai
semakin kompleks. Hal ini tujuannya, membentuk suatu dasar
mengakibatkan manajemen harus untuk menentukan bagaimana risiko
mengandalkan laporan analisis yang harus dikelola. Risiko dapat timbul
banyak jumlahnya agar peranan atau berubah karena keadaan berikut
pengendalian dapat berjalan efektif. ini:
b. Pemeriksaan dan penelaahan bahwa 1) perubahan dalam lingkungan operasi
dalam system yang baik memberikan 2) personel baru
perlindungan terhadap kelemahan manusia 3) sistem informasi yang baru atau
dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan yang diperbaiki
ketidakberesan yang terjadi. 4) teknologi baru
c. Pengendalian intern yang baik akan 5) lini produk, produk, atau aktivitas
mengurangi beban pelaksanaan audit baru
sehingga dapat mengurangi biaya 6) restrukturisasi korporasi
atau fee audit. 7) operasi luar negeri
8) standar akuntansi baru
Tahap-tahap pengendalian intern c. Aktivitas pengendalian
Pengendalian terdiri dari lima Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
komponen yang saling berkaitan sebagai prosedur yang membantu menjamin
berikut: bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
a. Lingkungan pengendalian aktivitas tersebut membantu memastikan
Lingkungan pengendalian menetapkan corak bahwa tindakan yang diperlukan untuk
suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran menanggulangi risiko dalam pencapaian
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan tujuan entitas. Aktivitas pengendalian
pengendalian merupakan dasar untuk memiliki berbagai tujuan dan diterapkan
semua komponen pengendalian intern, diberbagai tingkat organisasi dan
menyediakan disiplin dan struktur. fungsi. aktivitas pengendalian berkaitan
Lingkungan pengendalian menyedaikan dengan kebijakan dan prosedur dapat
arahan bagi organisasi dan mempengaruhi dijabarkan dalam lima aktivitas
kesadaran pengendalian dari orang- pengendalian sebagai berikut:
orang yanaga ada di dalam organisasi 1) pengendalian autorisasi
tersebut. lingkungan pengendalian 2) pemisahan tugas
menjadi dasar bagi komponen yang 3) autorisasi yang jelas atas transaksi
lain dan menyediakan disiplin serta dan aktivitas
struktur. Beberapa faktor yang 4) pendokumentasian dan pencatatan
berpengaruh didalam lingkungan 5) pengendalian fisik atas assets dan
pengendalian antara lain: catatan
1) integritas dan nilai etik 6) pengecekan secara independen
2) komitmen terhadap kompetisi atas kinerja
3) dewan direksi dan komite audit d. Informasi dan komunikasi
4) gaya manajemen dan gaya operasi Informasi dan komunikasi adalah
5) struktur organisasi pengidentifikasian, penangkapan dan
6) pemberian wewenang dan pertukaran informasi dalam suatu
tanggung jawab bentuk dan waktu yang memungkinkan
7) praktik dan kebijakan sumber daya orang melaksanakan tanggung jawab
manusia mereka.
b. Penaksiran risiko e. Pemantauan/monitoring
Penentuan risiko adalah identifikasi Pemantauan adalah proses yang menentukan
entitas dan analisis terhadap risiko kualitas kinerja pengendalian intern

301
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penelitian ini, maka penulis melakukan
penentuan desain dan operasi pengendlian penelitian pada PT. Bank Rakyat
tepat waktu dan pengambilan tindakan Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang
koreksi. Sinjai. Penelitian direncanakan pada
bulan Mei sampai bulan Juli 2017.
Keterbatasan Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern perusahaan Metode penganalisaan data
pada umumnya dirancang untuk memberikan Untuk mengatasi masalah yang
jaminan yang memadai bahwa aktiva dikemukakan sebelumnya, penulis
perusahaan telah diamankan secara tepat menggunakan metode analisis deskriptif.
dan bahwa catatan akuntansi dapat Metode analisis dengan terlebih dahulu
diandalkan. Pada dasarnya, konsep jaminan mengumpulkan data yang ada kemudian
yang memadai ini sangat terkait langsung diklarifikasi, dianalisis kemudian diinterpretasikan
dengan sebuah asumsi yang mengatakan sehingga dapat memberikan gambaran
bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk yang jelas mengenai keadaan yang
prosedur pengendalian seharusnya jangan diteliti. Berdasarkan rumusan masalah
sampai melebihi manfaat yang diperkirakan akan dan hipotesis yang telah dikemukakan,
timbul dari pelaksanaan prosedur maka digunakan analisis data sebagai
pengendalian tersebut. berikut:
Sistem pengendalian yang baik
akan menjadi tidak efektif oleh karena Analisis Dean J Champion
adanya karyawan yang kelelahan, Analisis data kuesioner menggunakan
ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. rumus Dean J Champion yang menggambarkan
Demikian juga dengan kolusi, dimana adanya peranan sistem pengendalian
kolusi ini akan dapat secara signifikan intern dalam upaya mencegah terjadinya
mengurangi efektifitas sebuah sistem kredit macet dalam instansi melalui
dan mengeliminasi proteksi yang tahap-tahap pengendalian intern meliputi
ditawarkan dari pemisahan tugas. Belum lingkungan pengendalian, penaksiran
lagi adanya pandangan umum yang resiko, aktivitas pengendalian, informasi
mengatakan bahwa pada prinsipnya di dan komunikasi, pemantauan/monitoring
dunia ini tidak ada sesuatu yang dengan menjumlahkan jawaban “ya”
sempurna, termasuk sistem pengendalian pada kuesioner yang telah disebar
intern yang dijalankan perusahaan. kemudian dilakukan perhitungan dengan
Terakhir ukuran perusahaan juga cara sebagai berikut;
akan memicu keterbatasan pengendalian
intern. Dalam perusahaan yang berskala ∑ jawaban ya
kecil, sebagai contoh mungkin akan sulit = × 100%
∑ jawaban kuesioner
untuk menerapkan pemisahan tugas atau
memberikan pengecekan independen
atau verifikasi intern, mengingat satu Keterangan;
karyawan mungkin saja dapat perangkap ∑ jawaban ya = seluruh penjumlahan
megerjakan beberapa pekerjaan yang jawaban ya yang dijawab
berbeda sekaligus oleh responden dalam
kuesioner
∑ jawaban kuesioner = seluruh penjumlahan
METODE PENELITAN
kuesioner yang beredar
yang wajib diisi oleh
Lokasi dan waktu penelitian
Untuk mendapatkan data dan para responden.
informasi yang berhubungan dengan

302
Tabel 1. Hasil perhitungan presentase Dean 1. Lingkungan Pengendalian
J Champion
Kelas interval Nilai Keterangan Tabel 2. Kebijakan Dan Prosedur Pemberian
No
Kredit Yang Telah Ditetapkan,
Tidak berjalan
1 0%-25% TE Dilaksanakan Oleh Orang-Orang Yang
efektif
Cukup berjalan Kompoten
2 26%-50% CE
efektif
3 51%-75% E Berjalan efektif Jumlah Presentase
Keterangan
Sangat berjalan (Orang) (%)
4 76%-100% SE
efektif Ya 20 100
Tidak 0 0
HASIL PENELITIAN DAN Jumlah 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis jawaban
Analisis Sistem Pengendalian Intern
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
Dalam Upaya Mencegah Terjadinya
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
Kredit Macet
sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100), ini
Sistem pengendalian intern dalam
berarti pihak yang terkait dalam
upaya mencegah terjadinya kredit macet
pemberian kredit telah sesuai dengan
pada PT. Bank Rakyat Indonesia
kebijakan dan prosedur pemberian kredit
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Sinjai
yang ditetapkan dan telah dilaksanakan
dilakukan penulis dengan membuat
oleh orang-orang yang kompoten di
kuisioner yang ditujukan kepada pihak-
bidangnya.
pihak yang terkait untuk memudahkan
penulis dalam memperoleh data. Tahap
Tabel 3. Struktur Organisasi Yang Jelas
pertama dalam melaksanakan sistem Menerangkan Pembagian Tugas, Wewenang
pengendalian intern adalah dengan Dan Tanggung Jawab
melakukan survei pendahuluan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi Keterangan Jumlah Presentase
umum dari instansi, seperti latar (Orang) (%)
belakang instansi, struktur organisasi Ya 20 100
Tidak 0 0
kegiatan, program dan sistem yang
Jumalah 20 100
diperiksa agar penulis dapat memperoleh Sumber: Data diolah penulis, 2017.
informasi yang berkaitan dengan semua
hal yang diperlukan penulis. Berdasarkan hasil analisis jawaban
Tahap-tahap sistem pengendalian kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
intern pada PT. Bank Rakyat Indonesia kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Sinjai sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
meliputi lingkungan pengendalian, penaksiran sehingga dapat dikatakan bahwa struktur
risiko, aktivitas pengendalian, informasi organisasi yang telah ditetapkan pada
dan komunikasi serta pemantauan/ bank rakyat Indonesia (persero) tbk. Kantor
monitoring. Adapun hasil penelitian cabang sinjai telah disusun secara
yang telah dilakukan yang disajikan sistematis agar tidak ada tugas rangkap
sebagai berikut: yang dapat menimbulkan penyimpangan
serta setiap pegawai akan bekerja sesuai
dengan bagian dan tugasnya seperti yang
tercantum di uraian tugas.

303
Tabel 4. Tindakan Manajemen Dalam sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
Upaya Mencegah Terjadinya Kredit Macet sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
penaksiran risiko atas kemungkinan
Keterangan Jumlah Presentase terjadinya kredit macet telah dilakukan
(Orang) (%)
oleh manajemen. Hal ini dibuktikan
Ya 20 100
Tidak 0 0 dalam pemberian kredit harus melalui
Jumalah 20 100 beberapa proses sebelum pemberian
Sumber: Data diolah penulis, 2017. kredit kepada nasabah dan strategi
alternatif dalam penyelesaian kredit
Berdasarkan hasil analisis jawaban yang berpotensi dapat mengganggu
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 kualitas kredit serta kualitas asset bank.
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100), Tabel 7. Penaksiran Risiko Disetiap
sehingga dapat dikatakan bahwa Perubahan Dalam Lingkungan Operasional
manajemen melakukan tindakan dalam Pemberian Kredit
upaya mencegah terjadinya kredit macet.
Keterangan Jumlah Presentase
Tabel 5. Tindakan Manajemen Secara (Orang) (%)
Intensif Untuk Mengurangi Tindakan Ya 18 90
Pegawai Yang Tidak Berbuat Jujur. Tidak 2 10
Jumlah 20 100
Keterangan Jumlah Presentase Sumber: Data diolah penulis, 2017.
(Orang) (%)
Ya 20 100 Berdasarkan hasil analisis jawaban
Tidak 0 0 kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut:
Jumlah 20 100
Dari 20 kuisioner yang dibagikan jumlah
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
jawaban “ya” sebanyak 18 atau sebesar 90%
Berdasarkan hasil analisis jawaban
(18:20×100), sehingga dapat dikatakan
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
bahwa manajemen telah melakukan penaksiran
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
risiko disetiap perubahan dalam lingkungan
sebanyak 20 atau sebesar 100%
operasional atas pemberian kredit
(20:20×100), sehingga dapat dikatakan
dengan memperhatikan perubahan suku
bahwa manajemen sudah sangat efektif
bunga kredit yang ditetapkan sesuai
dalam mengurangi tindakan pegawai
dengan nilai pasar yang ada.
yang tidak berbuat jujur yang dapat
merugikan instansi maupun nasabah.
Tabel 8. Penaksiran Risiko Dalam
Penenempatan Karyawan Baru Dalam
2. Penaksiran Risiko Aktivitas Pemberaian Kredit Atau
Peraubahan Dalam Setiap Informasi
Tabel 6. Penaksiran Risiko Atas Pemberian Kredit
Kemungkinan Terjadinya Kredit Macet
Keterangan Jumlah Presentase
Keterangan Jumlah Presentase (Orang) (%)
(Orang) (%) Ya 19 95
Ya 20 100 Tidak 1 5
Tidak 0 0 Jumlah 20 100
Jumlah 20 100 Sumber: Data diolah penulis, 2017
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan hasil analisis jawaban
Berdasarkan hasil analisis jawaban kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”

304
sebanyak 19 atau sebesar 95% (19:20×100), 3. Aktivitas Pengendalian
sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen
telah melakukan penaksiran risiko dalam Tabel 11. Pemberian Kredit Mendapatkan
penenempatan karyawan baru dalam Otorisasi Dari Pejabat Yang Berwenang
aktivitas pemberaian kredit atau peraubahan
dalam setiap informasi pemberian kredit. Keterangan Jumlah Presentase
(Orang) (%)
Ya 20 100
Tabel 9. Penaksiran Risiko Dalam Setiap Tidak 0 0
Peningkatan Aktivitas Pemberian Kredit Jumlah 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
Keterangan Jumlah Presentas)
(Orang) (%) Berdasarkan hasil analisis jawaban
Ya 19 95 kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
Tidak 1 5
Jumlah 20 100 kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
Sumber: Data diolah penulis, 2017. sebanyak 20 atau sebesar 100%
(20:20×100), yang artinya dalam setiap
Berdasarkan hasil analisis jawaban pemberian kredit kepada nasabah selalu
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 mendapatkan persetujun dari pejabat
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya” yang berwenang. Dimana persetujuan
sebanyak 19 atau sebesar 95% (19:20×100), kredit ini diberikan oleh fungsi kredit
sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen dengan membubuhkan tandan tangan
telah sangat efektif dalam setiap pada credit copy untuk mengurangi
peningkatan aktivitas pemberian kredit resiko kredit macet.
dalam instansi.
Tabel 12. Kedudukan Fungsi Akuntansi
Tabel 10. Sosialisasi Penggunaan Teknologi Terpisah Dengan Fungsi Kas
Baru Dalam Aktivitas Pemberian Kredit
Keterangan Jumlah Presentase
Keterangan Jumlah Presentase (Orang) (%)
(Orang) (%) Ya 20 100
Ya 19 95 Tidak 0 0
Tidak 1 5 Jumlah 20 100
Jumlah 20 100 Sumber: Data diolah penulis, 2017.
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan hasil analisis jawaban
Berdasarkan hasil analisis jawaban kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya” sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
sebanyak 19 atau sebesar 95% (19:20×100), sehingga dapat dikatakan bahwa kedudukan
sehingga dapat dikatakan bahwa instansi fungsi akuntansi dan kas terpisah.
telah melakukan sosialisasi penggunaan Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan
teknologi baru misalnya komputer dan mencegah terjadinya manipulasi catatan
alat-alat mekanis lainnya untuk membantu piutang yang dikenal dengan julukan
menjamin ketelitian, kelengkapan pemrosesan lapping. Lapping merupakan bentuk
transaksi, pemeliharaan catatan dan pengarsipan kecurangan penerimaan kas dari piutang
data dalam aktivitas pemberian kredit. yang terjadi jika fungsi pencatatan
piutang dan fungsi penerimaan kas dari
piutang yng berada ditangan satu karyawan.

305
Tabel 13. Pengecekan independen untuk Tabel 15.Sistem Informasi Yang Mencakup
menguji kesesuaian jumlah Pemberian Metode-Metode Dan Catatan-Catatan
kredit dengan data penerimaan kas yang Dalam Hal Posting Dan Pengikhtisaran
diterima Yang Benar Atas Transaksi-Transaksi
Pemberian Kredit
Keterangan Jumlah Presentase
(Orang) (%) Keterangan Jumlah Presentase
Ya 19 95 (Orang) (%)
Tidak 1 5 Ya 20 100
Jumlah 20 100 Tidak 0 0
Sumber: data diolah penulis Jumlah 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
Berdasarkan hasil analisis jawaban
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 Berdasarkan hasil analisis jawaban
kuisioner yang dibagikan jumlah kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
jawaban “ya” sebanyak 19 atau sebesar kuisioner yang dibagikan jumlah
95% (19:20×100), yang artinya terdapat jawaban “ya” sebanyak 20 atau sebesar
pengecekan independen untuk menguji 100% (20:20×100), sehingga dapat
kesesuaian jumlah pemberian kredit dikatakan bahwa pada bank rakyat
dengan data penerimaan kas yang indonesia cabang sinjai terdapat sistem
diterima. informasi yang mencakup metode-
metode dan catatan-catatan dalam hal
4. Informasi Dan Komunikasi posting dan pengikhtisaran yang benar
atas transaksi-transaksi pemberian kredit
Tabel 14. Sistem Informasi Yang Mencakup
Metode-Metode Dan Catatan-Catatan Untuk Tabel 16. Sistem Informasi Yang Mencakup
Menunjukkan Dan Mencatat Semua Metode-Metode Dan Catatan-Catatan
Transaksi Pemberian Kredit Yang Sah Dalam Pengotorisasian Transaksi-Transaksi
Pemberian Kredit Oleh Pejabat Yang
Keterangan Jumlah Presentase Berwenang
(Orang) (%)
Ya 19 95 Keterangan Jumlah Presentase
Tidak 1 5 (Orang) (%)
Jumlah 20 100 Ya 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017. Tidak 0 0
Jumlah 20 100
Berdasarkan hasil analisis jawaban Sumber: Data diolah penulis, 2017.
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya” Berdasarkan hasil analisis jawaban
sebanyak 19 atau sebesar 95% (19:20×100), yang kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
artinya terdapat sistem informasi yang kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
mencakup metode-metode dan catatan- sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
catatan untuk menunjukkan dan mencatat semua Yang artinya pada bank rakyat indonesia
transaksi pemberian kredit yang sah. cabang sinjai terdapat sistem informasi
yang mencakup metode-metode dan
catatan-catatan dalam pengotorisasian
transaksi-transaksi pemberian kredit
oleh pejabat yang berwenang

306
5. Pemantauan/Monitoring Berdasarkan hasil analisis jawaban
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
Tabel 17. Pemantauan Rutin Dilakukan Dan kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya”
Telah Sesuai Dengan Ketentuan Instansi sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
Keterangan Jumlah Presentase yang artinya manajemen telah melakukan
(Orang) (%) pengecekan sebelumnya terhadap jaminan yang
Ya 20 100 diajukan nasabah untuk memperoleh
Tidak 0 0 pinjaman/kredit dari bank sebelum
Jumlah 20 100 memberikan pinjaman.
Sumber: Data diolah penulis, 2017.

Berdasarkan hasil analisis jawaban Tabel 20. Pengawasan Terhadap


Pengembalian Kredit
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya” Keterangan Jumlah Presentase
sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100), (Orang) (%)
sehingga dapat dikatakan bahwa Ya 20 100
pemantauan rutin telah dilakukan dan Tidak 0 0
sudah sesuai dengan ketentuan instansi. Jumlah 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
Tabel 18. Pemantauan Untuk Menilai
Kelayakan Pemberian Kredit Berdasarkan hasil analisis jawaban
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan Jumlah Presentase Dari 20 kuisioner yang dibagikan jumlah
(Orang) (%) jawaban “ya” sebanyak 20 atau sebesar
Ya 20 100 100% (20:20×100), maka dapat dikatakan
Tidak 0 0 bahwa dalam setiap pengembalian kredit
Jumlah 20 100
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
yang dilakukan oleh nasabah pihak
Berdasarkan hasil analisis jawaban manajemen selalu melakukan pengawasan agar
kuisioner, diperoleh hasil sebagai berikut: Dari 20 pengembalian kredit tersebut dapat
kuisioner yang dibagikan jumlah jawaban “ya” berjalan lancar.
sebanyak 20 atau sebesar 100% (20:20×100),
yang artinya manajemen selalu melakukan Pembahasan
pemantauan kepada nasabah yang Dari lima komponen pengendalian
mengajukan kredit dengan melakukan intern dalam upaya mencegah terjadinya
penilaian atau penyelidikan kepada nasabah kredit macet pada Bank Rakyat
dalam hal 5c untuk menilai apakah Indonesia Tbk. Kantor Cabang Sinjai
nasabah tersebut layak mendapatkan pinjaman diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
kredit agar tidak terjadi masalah dalam 1. Lingkungan pengendalain
pengembalian kredit (kredit macet). Berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden mengenai lingkungan
Tabel 19. Aktivitas Pemantauan Untuk pengendalian diperoleh bahwa 100%
Menilai Kualitas Jaminan Nasabah responden memberikan jawabaan ya
dan 0% menjawab tidak. Ini berarti
Keterangan Jumlah Presentase sistem pengendalian intern pada
(Orang) (%) komponen lingkungan pengendalian
Ya 20 100 pada bank telah berjalan sangat efektif.
Tidak 0 0 2. Penaksiran risiko
Jumlah 20 100
Berdasarkan rekapitulasi jawaban
Sumber: Data diolah penulis, 2017.
responden mengenai penaksiran risiko
diperoleh bahwa 95% responden

307
memberikan jawaban ya dan 5% KESIMPULAN DAN SARAN
menjawab tidak. Ini berarti sistem Kesimpulan
pengendalian intern pada komponen Berdasarkan hasil penelitian yang
penaksiran risiko pada bank telah dilakukan penulis maka dapat disimpulkan
berjalan sangat efektif. bahwa sistem pengendalin intern dalam
3. Aktivitas pengendalian kredit upaya mencegah terjadinya kredit macet
Berdasarkan rekapitulasi jawaban pada bank rakyat indonesia (persero)
responden mengenai aktivitas pengendalian Tbk Kantor Cabang Sinjai melalui
kredit diperoleh bahwa 98% responden tahap-tahap pengendalian intern yaitu
memberikan jawaban ya dan 2% lingkungan pengendalian, penaksiran
menjawab tidak. Ini berarti sistem risiko, aktivitas pengendalian, informasi
pengendalian intern pada komponen dan komunikasi serta pemantauan/monitoring
aktivitas pengendalian pada bank telah berjalan sangat efektif. Ini dapat
telah berjalan sangat efektif. dibuktikan dari semua kuisioner yang
4. Informasi dan komunikasi telah dibagikan. Dari 19 pertanyaan pada
Berdasarkan rekapitulasi jawaban 20 responden terdapat 98% jawaban ya
responden mengenai informasi daan dan 2% jawaban tidak. Dan dari laporan
komunikasi kredit diperoleh bahwa kolektibilitas untuk pinjaman selama
98% responden memberikn jawaban setahun menunjukkan 0.93% yang
ya dan 2% menjawab tidak. Ini berarti sistem mengalami kredit macet. Yang berarti
pengendalian intern pada komponen tingkat kredit macet pada Bank Rakyat
informasi dan komunikasi pada telah Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
berjalan sangat efektif. Sinjai tergolong rendah karena standar
5. Pemantaun/monitoring dari BI maksimal 5%.
Berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden mengenai pemantaun/monitoring Saran
diperoleh bahwa 100% responden Kepada pihak PT. Bank Rakyat
memberikan jawabaan ya dan 0% Indonesi (Persero) Tbk Kantor Cabang
menjawab tidak. Ini berarti sistem Sinjai sebaiknya memelihara dan lebih
pengendalian intern pada komponen meningkatkan sistem pengendalian
lingkungan pengendalian pada bank intern agar resiko kredit macet bisa
telah berjalan sangat efektif. diatasi dan tujuan perusahan dapat
Bank Rakyat Indonesia (Persero) tercapai secara maksimal.
Tbk Kantor Cabang Sinjai dilihat dari
data kuisioner sistem pengendalian DAFTAR PUSTAKA
intern dalm upaya mencegah terjadinya
kredit macet. Dari 20 responden terdapat Aditya, Cindy. 2015. Analisis Efektivitas
373 atau 98% jawaban “ya” dan hanya Pengendalian Intern Atas
terdapat 7 atau 2% jawaban “tidak”. Dan Prosedur Kredit Pada PT. BPR
fakta lapangan menunjukkan, dari Shinta Daya Sleman, Yogyakarta
Rp.1.020.604.943.801.01 total dana
yang disalurkan bank, sebanyak 0,93% Fahmi, dan Hadi. 2010. Pengantar Manajemen
yang mengalami kredit macet yang Perkreditan. Bandung: Alfabeta
berarti tingkat kredit macet pada Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Faishol, Ahmad. 2016. Pengaruh Sistem
Cabang Sinjai tergolong rendah karena Pengendalian Intern Terhadap
standar dari BI maksimal 5%. Kualitas Laporan Keuangan (Studi
Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten

308
Lamongan). Jurnal penelitian ekonomi Martanti, Retno dan Masruroh. 2015.
dan akuntansi. Volume I No.3. Peran System Pengendalian
Internal Pemberian Kredit Dalam
Ghofur, Abdul. 2014. Sistem Pengendalian Meminimalisasi Non Performing
Intern Kredit Dan Dampak Loan Pada PT. Bank Mitraniaga,
Pelunasan Kredit Para Nasabah Tbk. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Pada PT. BPR Damata Arta Fakultas Ekonomi. Volume 1
Nugraha Brondong Lamongan. No. 2 Hal 1-11.

Hadi, P.R dan Yuliastuti Rahayu. 2014. Mulyadi. 2011. Auditing Edisi 6.
Sistem Pengendalian Internal Jakarta: salemba Empat.
Pemberian Kredit Pada Bank
Danamon Cabang Kembang Republik Indonesia Undang-Undang No.
Jepun Surabaya. Jurnal Ilmu & 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan
Riset Akuntansi. Vol. 3 No. 11 Atas Undang-Undang No 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan
Handayani, Annisa. 2012. Sistem Pengendalian
Internal Dalam Menunjang Rivai, Veitzhal, dkk. 2008. Islamic Financial
Efektivitas Pemberian Kredit Management: Teori Konsep, Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Aplikasi Panduan Praktis Untuk
Pada PT. Bank Negara Indonesia Lembaga Keuangan, Nasabah,
Tbk (BNI) Kanwil Surabaya. Praktisi Dan Mahasiswa, Ed 1
Cet 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harun, Hesty. 2013. Penerapan SPI
Dalam Menunjang Efektivitas Saputra, P.M, dkk. 2014. Sistem Pengendalian
Pemberian Kredit Usaha Pada Intern Pemberian Kredit Pada PT.
BRI KCP Boulevard Manado. BPR Suryajaya Kubutambangan.
Jurnal EMBA. Vol 1 No. 3 Hal. Volume 4 No. 1
294-303.
Suhayati. 2013. Auditing. Yogyakarta:
Hasibuan, Malay S.P. 2006. Dasar-Dasar Graha Ilmu.
Perbankan. Cetakan Kelima. PT
Bumi Aksara : Jakarta Suyanto. 2016. Analisis Sistem Pengendalian
Internal Dalam Kelayakan
Heryy.2011. Auditing 1. Dasar-Dasar Pemberian Kredit Pada PT. BFI
Pemeriksaan Akuntan. Jakarta: Kencana Finance Cabang Malang. Journal
Riset Mahasiswa xxxxxxx
Heri, 2013. Auditing. Jakarta: CAPS. (JRMx) ISSN: 2337-
56xx.Volume: xx, Nomor: xxS
Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta:
kencana Prenada Media Group. Tandri, Marchel, dkk. 2015. Efektivitas
Penerapan System Pengendalian
Kasmir. 2011. Dasar-dasar Perbankan. Intern Terhadap Penerimaan Dan
Cetakan Kesembilan. PT. Raja Pengeluaran Kas Di RSU
Grafindo Persada: Jakarta. Pancaran Kasih GMIM Manado.
Jurnal EMBA. Vol. 3 No. 3 Hal
. 2014. Dasar-dasar Perbankan. 208-218
Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

309

Anda mungkin juga menyukai