Anda di halaman 1dari 7

 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL$SULO

ANALISIS PENANGANAN KREDIT MACET

Luluk Ambarsita
Program Studi Manajemen FEB UMM
E-mail: lu2k_412sita@yahoo.com

ABSTRACT
Non-performing loans are loans with certain risks caused by debtor’s failure to perform his/her
obligations. In banking activities, non-performing loan could be affected by internal as well as
external factor. The risk of non-performing loan will be reduced considerably by the prudential
principle and other credit analysis principles are fully followed by bank as the creditor. This de-
scribes how the bank especially PT BRI (Persero) Tbk. Branch at Lamongan, managed and approved
the applications of loan submitted by its prospective debtors. The models and methods used by the
bank to handle credit default were also explored in this study. To deal with non-performing loan, PT
BRI (Persero) Tbk. Lamongan Branch used several methods, namely Credit restructuration, amicable
settlement involving the direct selling of collateral as well as legal settlement involving KPKNL (The
Office for State Assets and Auction Service) were utilized to handle credit default.
Keywords: Non-performing loan, credit default, credit settlement

PENDAHULUAN privatisasi), dan hampir 2.200 Bank Perkreditan


Rakyat (BPR), yang mewakili bank-bank yang lain.
Dalam kondisi perekonomian yang sedang
BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio
mengalami kelesuan seperti saat ini yang dise-
Keuangan Mikro, sedangkan BPR sekitar 30%.
babkan tidak berkembangnya sektor riil, maka
Koperasi berperan besar dalam penyaluran kredit
sangat dibutuhkan adanya suntikan dana fresh
(sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang
money baik dari pihak pemerintah melalui Lem-
berperan dalam penggalangan tabungan: BRI Unit
baga Keuangan Bank ataupun Lembaga Keuangan
menghimpun sekitar 75%, sedangkan BPR meng-
Bukan Bank. Bank merupakan salah satu peng-
himpun 20% dana.
gerak perekonomian. Oleh karena itu perbankan
Dalam kehidupan sehari-hari kredit bukan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam
merupakan barang asing bagi masyarakat. Kredit
menunjang pembangunan naasional dalam rangka
tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota saja
memeratakan pembangunan dan stabilitas nasional.
tetapi masyarakat pedesaan pun sudah sangat po-
Sektor perbankan selain dimanfaatkan untuk men-
puler. Setiap kredit yang diberikan oleh Lembaga
dapatkan suntikan dana untuk meningkatkan usaha,
Keuangan Bank ataupun Lembaga Keuangan
juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meme-
Bukan Bank mengandung resiko, sehingga perlu
nuhi kebutuhan sekunder mereka.
diminimalisir dengan cara yang lebih selektif dalam
Lady (2008), menyatakan pasar keuangan
pemberian kredit karena bank memberikan keper-
mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga
cayaan pada debitur untuk mengembalikan uang
resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang meru-
yang diterima dari nasabah yang menyimpan uang-
pakan kantor-kantor cabang pembantu Bank
nya di bank.
Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani


$QDOLVLV3HQDQJDQDQ.UHGLW0DFHW 

Menurut undang-undang nomor 10 tahun TINJAUAN PUSTAKA


1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
Menurut hasil penelitian Ekani Siti Noorhayati
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
(2010) dengan judul Prosedur Kredit Dan Upaya
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
Mengatasi Kredit Bermasalah Pada PD. BPR
atara bank dan pihak lain, yang mewajibkan untuk
BKK Jati Kudus. Penyebab kredit bermasalah ter-
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
sebut bisa terjadi karena faktor internal diantaranya
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
kebijakan perkreditan yang kurang menunjang, ke-
keuntungan baik bersifat langsung maupun tidak
lemahan sistem dan prosedur penilaian kredit,
langsung. Kredit yang dianalisa dengan prinsip
pemberian dan pengawasan kredit yang menyim-
kehati-hatian akan menempatkan kredit pada
pang, dan itikad yang kurang baik dari pemilik,
kualitas kredit yang performing loan sehingga
pengurus, dan pegawai bank. Sedangkan faktor
dapat memberikan pendapatan yang besar bagi
eksternal diantaranya adanya unsur sengaja dan
pihak bank. Pendapatan tersebut diperoleh dari
tidak sengaja dari pihak nasabah. Solusi yang
besarnya selisih antara biaya dana dengan pen-
ditempuh bank dalam menangani kredit bermasalah
dapatan bunga yang dibayar para pemohon kredit
antara lain dengan mendatangi debitur yang mela-
sehingga untuk mencapai keuntungan tersebut maka
kukan tunggakan, penyelesaian secara damai, pem-
sejak awal permohonan kredit harus dilakukan ana-
berian keringanan bunga, penjualan agunan, penye-
lisis yang akurat.
lesaian melalui jalur hukum, penghapusan kredit,
Kegiatan perkreditan adalah risk asset bagi
dan penghentian penagihan.
bank karena asset bank dikuasai oleh pihak luar
Taswan (2010) menguraikan bahwa kredit
bank, yaitu para debitor, akan tetapi kredit yang
berasal dari kata credere atau creditum. Credere
diberikan kepada para debitor selalu ada risiko
berasal dari bahasa Yunani yang berarti keper-
berupa kredit tidak kembali tepat pada waktunya
cayaan, sementara creditum yang berarti keper-
yang dinamakan kredit bermasalah. Banyak terjadi
cayaan akan kebenaran. Arti kata tersebut mem-
kredit yang diberikan menjadi bermasalah yang
punyai implikasi bahwa setiap kegiatan perkreditan
disebabkan berbagai alasan, misalnya usaha yang
harus dilandasi kepercayaan. Tanpa kepercayaan
dibiayai dengan kredit mengalami kebangkrutan
maka tidak akan terjadi pemberian kredit oleh bank
atau merosot omset penjualannya. Penyebab
maupun sebaliknya tidak ada calon nasabah
lainnya disebabkan oleh kesalahan analisis yang
menyepakati kredit, sebab pemberian kredit oleh
dilakukan oleh bank. Terhadap kredit bermasalah
bank mempunyai nilai ekonomi kepada nasabah
yang timbul tersebut diperlukan penanganan
perorangan atau badan usaha. Nilai ekonomi yang
dengan cepat oleh pihak bank agar tidak berke-
akan diperoleh nasabah debitur dan kreditur (bank)
lanjutan menjadi kredit macet (Non Perfoming
harus disepakati sejak awal (ada komitmen) tanpa
Loan) dan jika presentasenya sudah melampaui
merugikan salah satu pihak.
batas yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun
akan mempengaruhi kesehatan dari suatu bank.
1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
Pembatasan masalah dalam penelitian ini
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
adalah: ruang lingkup penelitian di titikberatkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
pada pemberian kredit yang meliputi faktor-faktor
antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang mempengaruhi kredit bermasalah dan penye-
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
lesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat
waktu dengan pemberian bunga. Dana yang dihim-
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lamongan.
pun oleh bank disalurkan kembali ke masyarakat
Tujuan Penelitian untuk mengetahui untuk
dalam bentuk kredit. Kredit merupakan penem-
mengetahui gambaran tentang prosedur pemberian
patan dana yang paling menguntungkan, namun
kredit, penyebab terjadinya kredit bermasalah, dan
resiko yang dihadapi juga besar. Oleh karena itu
penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank
bank (debitur) harus berhati-hati dalam penem-
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lamongan.
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL$SULO

patan dana dalam bentuk kredit. Dalam pakteknya Taswan (2010) menjelaskan bahwa kredit
kreditur diharuskan menganalisis terlebih dahulu bermasalah sebenarnya bersifat kasuasitas, yang
kredit yang akan diberikan kepada calon kreditur artinya masalah yang ada pada satu debitur akan
sehingga tidak membahayakan bank. Sehingga berbeda dengan debitur lainnya. Kredit macet atau
apabila terdapat data-data fiktif dengan mudah kre- bermasalah yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
ditur mengetahui. Walaupun kesalahan analisis ini dimulai serangkaian tanda-tanda atau sinyal adalah
bukan satu-satunya faktor penyebab kredit macet. sangat langka. Menurut Kasmir (2011) adapun
Menurut Kasmir (2011) unsur-unsur yang yang lazim dilakukan bank adalah melalui: 1)
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit Penjadwalan kembali pembayaran kredit (re-
adalah sebagai berikut: 1) Kepercayaan, meru- scheduling), 2) Peninjauan kembali isi perjanjian
pakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bah- kredit (reconditioning), 3) Retructuring, 4) Kom-
wa kredit yang diberikan benar- benar diterima binasi merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang
kembali di masa yang akan datang sesuai jangka diatas, 5) Penyitaan jaminan.
waktu kredit, 2) Kesepakatan, dituangkan dalam Prosedur pemberian kredit maksudnya adalah
suatu perjanjian di mana masing- masing pihak tahap-tahap yang harus dilalui sebelum suatu kredit
manandatangani hak dan kewajibannya masing- diputuskan untuk dikucurkan. Tujuan ini untuk
masing, 3) Jangka Waktu, setiap kredit yang diberi- mempermudah bank dalam menilai kelayakan
kan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu suatu permohonan kredit. Prosedur pemberian dan
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum
disepakati, 4) Risiko, Akibat adanya tenggang antara bank yang satu dengan lain tidak jauh
waktu, akan memunkinkan suatu risiko tidak ter- berbeda. Secara umum prosedur pemberian kredit
tagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin oleh badan hukum sebagai berikut: 1) Pengajuan
lama kredit yang diberikan semakin tinggi pula berkas-berkas, 2) Penyelidikan berkas pinjaman,
tingkat risikonya. Risiko yang terjadi dalam proses 3) Wawancara I, bertujuan untuk menyakinkan
pemberian kredit ini akan menjadi tanggungan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan
bank, 5) Balas Jasa, merupakan keuntungan atau lengkap seperti dengan yang bank inginkan, 4) On
pendapatan yang diterima oleh bank atas the spot merupakan kegiatan pemeriksaan kela-
pemberian kredit. Balas jasa yang diterima oleh pangan dengan meninjau berbagai objek yang akan
bank berupa bunga dan biaya administrasi kredit dijadikan usaha atau jaminan, 5) Wawancara II
yang ditanggung oleh debitur. merupakan perbaikan berkas, 6) Keputusan kredit
Tujuan penyaluran kredit adalah: 1) kegiatan untuk menentukan apakah kredit akan
Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit, diberikan atau ditolak, 7) Penandatanganan akad
2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana- kredit/ perjanjian lainnya, 8) Realisasi kredit diberi-
dana yang ada, 3) Melaksanakan kegiatan kan setelah penandatanganan akad kredit dengan
operasional bank, 4) Memenuhi permintaan kredit membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
dari masyarakat, 5) Memperlancar proses pem- bersangkutan, 9) Penyaluran/penarikan dana dari
bayaran, 6) Menambah modal kerja perusahaan, rekening, 10) Berdasarkan prospek usaha kredit
7) Meningkatkan pendanaan dan kesejahteraan digolongkan menjadi 5 kelas yaitu: lancar, dalam
masyarakat (Hasibuan, 2001). Untuk melindungi perhatian khusus,kurang lancar, diragukan, dan
uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko macet.
kerugian. Resiko kredit macet kapan pun dapat
terjadi tanpa bisa dihindari. Biasanya untuk mengu-
METODE PENELITIAN
rangi resiko tersebut bank meminta jaminan pada
pihak debitur. Tujuan dari jaminan tersebut adalah Penelitian ini berlokasi di PT. Bank Rakyat
untuk melindungi kredit dari resiko kerugian, baik Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lamongan yang
yang disengaja maupun tidak disengaja. beralamat di Jalan Basuki Rahmad No. 86
$QDOLVLV3HQDQJDQDQ.UHGLW0DFHW 

Lamongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah 80% dari prosedur yang ditetapkan oleh BRI
diskriptif karena sifatnya hanya menggambarkan cabang Lamongan, 2) Menganalisis faktor-faktor
tetang prosedur pemberian kredit, faktor-faktor penyebab terjadinya kredit macet pada BRI
penyebab kredit bermasalah dan penyelesaian Cabang Lamongan (Faktor internal, dan Faktor
kredit bermasalah pada BRI cabang Lamongan. eksternal dari Bank), 3) Mengevaluasi penangan
Sumber data digunakan dalam penelitian ini adalah kredit macet pada BRI Cabang Lamongan (Re-
data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini data scheduling, Reconditioning, Retructaring,
primer diperoleh dari Wawancara dilakukan de- Kombinasi, dan Penyitaan Jaminan)
ngan karyawan untuk mengetahui hal-hal yang ber-
kaitan dengan penyelesaian kredi bermasalah pada
HASIL PENELITIAN DAN
PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, Cabang
Lamongan. Data sekunder diperoleh dari pihak
PEMBAHASAN
bank yang berupa dokumen tentang data kredit. Prosedur pemberian kredit diawali dengan
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan pengisian formulir pengajuan kredit oleh calon de-
data dilakukan melalui: Dokumentasi, yaitu bitur serta melengkapi persyaratan yang tercantum
mempelajari serta menyalin dokumen yang didalamnya. Pelaksanakan pemberian kredit ter-
berhubungan dengan data yang diperoleh dari PT. sebut di atas pihak BRI telah mempunyai prosedur/
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang aturan baku yang harus dilaksanakan dan tidak
Lamongan. Data tersebut berupa struktur dapat disimpangi, sebagaimana ditetapkan dalam
organisasi, NPL, Jumlah nasabah yang yang Surat Keputusan Direksi PT. BRI (Persero) Tbk.
mengalami kredit macet. Wawancara dilakukan NOKEP: S.26-DIR/ADK/06/2006 tentang
dengan karyawan untuk mengetahui hal-hal yang Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Ritel PT. BRI
berkaitan dengan penyelesaian kredit bermasalah (Persero) Tbk., hal ini mempunyai tujuan sebagai
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. berikut: 1) Untuk melindungi dana masyarakat dan
Cabang Lamongan. Definisi operasional variabel memelihara kepentingan dan kepercayaan masya-
yang digunakan untuk mengetahui penanganan rakat; 2) Untuk meminimalisir resiko yang dapat
kredit bermasalah pada BRI Cabang Lamongan berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan
adalah Penjadwalan kembali pembayaran kredit/ usaha bank dengan melaksanakan prinsip kehati-
rescheduling, Peninjauan kembali isi perjanjian hatian dalam pemberian kredit dan asas-asas
kredit/ reconditioning, Retructuring, kombinasi, pemberian kredit yang sehat.
dan Penyitaan jaminan. Kredit retail selain dari KRETAP dan
Teknik analisa data yang digunakan adalah KRESUN, untuk dapat menentukan apakah suatu
metode deskriptif-kualitatif, langkah-langkah dalam pengajuan kredit dapat disetujui atau tidak, maka
analisis penyelesaian kredit macet: Mengumpulkan pihak BRI akan terlebih dahulu melakukan ta-
data-data yang terkait dengan prosedur dan hapan-tahapan sebagai berikut: 1) ADK kantor
pelaksanaan pemberian kredit sehingga dapat cabang bersama-sama dengan Pejabat Kredit Lini
digambarkan bagaimana prosedur dan bidang RM (Relationship Management) bertang-
pelaksanaan pemberian kredit pada BRI cabang gung jawab untuk meneliti dan memastikan bahwa
Lamongan. Penyebab terjadinya kredit mact pada dokumen-dokumen kelengkapan paket kredit telah
BRI cabang Lamongan terdapat dua faktor yaitu lengkap, masih berlaku, sah dan berkekuatan hu-
faktor eksternal dan internal. Membandingkan kum. Pejabat Kredit Lini melakukan pemeriksaan
antara pedoman dengan pelaksanaan penyelesaian lapangan, sedangkan ADK melakukan pemeri-
kredit sudah sesuai dengan data yang ada. ksaan administrasinya, 2) Hasil pemeriksaan paket
Kriteria penilaian kredit antara lain: 1) kredit oleh ADK harus dituangkan dalam formulir
Prosedur dan pelaksanan pemberian kredit pada pengawasan kelengkapan paket kredit disertai
BRI cabang Lamongan tidak boleh kurang dari dengan opini ADK. Kemudian ADK mencatat
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL$SULO

tanggal penerusan paket kredit dalam Register karena adanya penyalahgunaan kredit oleh debitur
Permohonan Kredit Kanca, 3) Paket kredit harus sebesar 74,23%. Penyalahgunaan kredit ini dise-
diusulkan dan disajikan secara tertulis, memuat be- babkan oleh kedit modal kerja tetapi digunakan
berapa atau semua hal berikut ini sesuai dengan untuk keperluan pribadi bukan untuk membiayai
keperluannya, 4) Khusus untuk hal yang berkaitan usaha, sehingga pada saat jatuh tempo debitur tidak
dengan perubahan suku bunga kredit provisi, biaya dapat membayar kredit karena tidak ada sumber
administrasi, dan tidak dipenuhinya negative pendanaan lain, 2) Debitur mempunyai itikat kurang
convenants, persetujuan pejabat pemutus dapat baik. Hasil penelitian yang dilakukan pada BRI
dituangkan dalam form memorandum singkat yang Cabang Lamongan menunjukan bahwa sebagian
berfungsi sebagai putusan, 5) Dalam melengkapi kredit macet yang terjadi disebabkan oleh debitur
dokumen yang diperlukan Pejabat Pemrakarsa yang dengan sengaja menunda pembayaran angsur-
Kredit dapat melakukan konsultasi dengan, 6) an kredit dengan prosentase sebesar 3,69%, 3)
ADK memantau penyampaian paket kredit sejak Debitur cedera janji. Bentuk pembayaran kredit
menerima dari Pejabat Pemrakarsa Kredit dan ritel yang terdapat pada BRI Cabang Lamongan
Pejabat Pemutus Kredit sampai rantai putusan adalah dengan sistem kontrak, dimana angsuran
diselesaikan. tiap bulan yang dibayarkan oleh debitur hanya be-
Kredit macet yang terjadi pada BRI cabang rupa bungan saja sedangkan utang pokok diba-
Lamongan disebabkan adanya beberapa faktor. yarkan oleh debitur sesuai dengan kesepakatan
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya yang telah dibuat. Kenyataannya debitur dalam
kredit bermasalah pada BRI cabang Lamongan pembayaran utang pokok pinjaman sering tidak
antara lain: 1) Debitur menyalah gunakan kredit. tepat waktu dengan prosentase 19,92%.
Kredit yang disalurkan terlebih dahulu dilakukan Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
perjanjian tujuan penggunan kredit yang akan kredit macet yang berasal debitur dapat dilihat
diterima oleh debitur. Kredit macet yang terjadi di pada tabel 1:
BRI Cabang Lamongan sebagian besar terjadi

Tabel 1. Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah Pada BRI cabang Lamongan
Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah 2010 2011
a. Debitur menyalah gunakan kredit 65,09% 74,23%
b. Debitur mempunyai itikat kurang baik - 3,69%
c. Debitur cedera janji 28,30% 19,92%
d. Lain-lain 6,61% 2,16%
Sumber: Laporan keuangan BRI cabang Lamongan

Pedoman pelaksanaan kredit pada BRI (b) Penyelesaian melalui saluran hukum atau melalui
cabang Lamongan adalah sebagai berikut: 1) bantuan pihak ketiga. Penyelesaian kredit macet
Penyelamatan kredit dilakukan melalui restruk- dengan bantuan Kejaksaan maupun dengan
turisasi yaitu upaya perbaikan yang dilakukan bank pengajuan klaim asuransi.
dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban. mengenai pemberian kredit pada BRI cabang
2) Penyelesaian kredit. Ada 3 model penyelesaian Lamongan sudah baik karena telah sesuai dengan
kredit yang dilakukan oleh pihak BRI yaitu sebagai prosedur/aturan baku yang telah ditetapkan oleh
berikut: (a) Penyelesaian secara damai, Dilakukan PT. BRI (Persero) Tbk. Pusat. Sesuai dengan surat
terhadap debitur yang masih mempunyai itikad baik keputusan direksi PT. BRI (Persero) Tbk.
(kooperatif) untuk menyelesaikan kewajibannya. NOKEP:S.26 -DIR/ADK/06/2006 tentang
$QDOLVLV3HQDQJDQDQ.UHGLW0DFHW 

Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Ritel PT. BRI Pihak BRI juga telah berusaha maksimal untuk
(Persero) Tbk. Bertujuan untuk melindungi dana meminimalisir terjadinya kredit bermasalah dengan
masyarakat dan meminimalisir resiko yang dapat mengadakan pembinaan dan pengawasan
mempengaruhi kesehatan usaha bank dengan terhadap debitur dan manajemen perusahaannya,
prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit. namun demikian masih terdapat penyimpangan.
Kurangnya pengawasan kredit yang dilaku- Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit ber-
kan oleh pihak bank menyebabkan terjadinya masalah di PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
penyalah gunaan kredit oleh nasabah, misalnya kre- Lamongan adalah lebih karena faktor ekstern BRI
dit modal kerja yang seharusnya digunakan untuk yaitu karena sebab yang berasal dari pihak debitur.
modal usaha tetapi digunakan oleh debitur untuk Untuk kredit ritel sebagian besar disebabkan oleh
membeli kendaraan pribadi. Debitur mempunyai karena Debitur menyalah gunakan kredit, Debitur
itikat kurang baik yaitu debitur dengan segaja mem- mempunyai itikat kurang baik, Debitur cedera janji.
bayar kredit tidak tepat waktu. Debitur melakukan Penyelesaian kredit bermasalah telah
cidera janji yang disebabkan debitur mengalami ga- dilakukan pula oleh pihak BRI secara maksimal
gal usaha, sehingga menyebabkan debitur tidak dan prosedural melalui tahapan-tahapan yang
dapat lagi membayar angsuran kredit tepat pada cukup panjang, sesuai dengan peraturan intern BRI
waktunya. Dari hasil analisis tentang faktor-faktor yaitu Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Ritel PT.
penyebab terjadinya kredit macet pada BRI BRI (Persero) Tbk. dan SK Direksi Bank Indo-
cabang Lamongan terbesar dikarenakan penyalah- nesia Nomor No.27/162/DIR tanggal 31 Maret
gunaan kredit yang digunakan debitur dengan 1995 tentang Pedoman Penyusunan Kebijak-
persentase sebesar 65,09%. sanaan Perkreditan Bank (PPKPB), namun de-
Kredit ritail yang termasuk dalam kategori mikian hasilnya belum maksimal pada beberapa
macet pada BRI cabang Lamongan pada tahun pelaksanaan restrukturisasi sehingga dilakukan
2011 terdapat 11 kasus. Terdapat 3 kasus dila- restrukturisasi kedua.
kukan penyelamatan kredit melalui 1 kali res-
trukturisasi berhasil. 6 kasus yang penyelesaiannya
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan melalui restrukturisasi yang sampai saat
ini masih berjalan. Dari enam kasus tersebut, 2 ka- Gup, Benton E and Kolari, James W. 2005. Com-
sus yang merupakan pelaksanaan restrukturisasi mercial Banking. John Wiley and Sons.
kali kedua, karena restrukturisasi yang pertama USA.
tidak dapat berhasil disebabkan karena cash flow Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-Dasar
perusahaan debitur yang bersangkutan terus Perbankan, Cetakan Pertama. Bumi Aksara.
menurun. 2 kasus kredit macet yang akan dise- Jakarta.
lesaikan melalui parate eksekusi (PE) tetapi sebe-
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan
lum lelang dilaksanakan pihak debitur terlebih da-
Lainnya. PT Raja Grafindo Persada.
hulu melunasi semua hutangnya dengan mem-
Jakarta.
peroleh keringanan pembayaran bunga dari pihak
BRI Cabang Lamongan, salah satu telah dilak- Kasmir. 2011. Dasar-Dasar Perbankan,
sanakan eksekusi. Cetakan Ke- 9. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2002. Manjemen
SIMPULAN Perbankan, Edisi Pertama. BPFE.
Pelaksanaan pemberian kredit di PT. BRI Yogyakarta.
(Persero) Tbk. Cabang Lamongan telah dilakukan Siti, Noorhayati Ekani. 2010. Prosedur Kredit
sesuai prosedur yang telah ditentukan serta per- Dan Upaya Mengatasi Kredit Bermasalah
aturan-peraturan pokok perkreditan yang berlaku. Pada PD. BPR BKK. Jati Kudus.
 -851$/0$1$-(0(1%,61,6‡92/80(1R‡(GLVL$SULO

Suyatno, Thomas, dkk. 2001. Kelembagaan Kredit-Macet Perbankan-Indonesia-Hingga-


Perbankan, Edisi Tiga. PT. Gramedia Mei-2011-Rp-34991-Triliun. Diakses
Pustaka Utama. Jakarta. Tanggal 28 November 2011 Jam 13.00
Sumarni, Murti. 1993. Manajemen Pemasaran Taswan, Cand. 2010. Manajemen Perbankan
Bank, Edisi Revisi. Liberty. Yogyakarta. Konsep Teknik Dan Aplikasi, Edisi dua.
H t t p : / / W w w. Vi b i z n e w s . C o m / N e w s / Upp Stim Ykpn Yogyakarta. Yogyakarta
Banking_Insurance/ 2011/07 /19 / Jumlah-

Anda mungkin juga menyukai