Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kredit

2.1.1. Pengertian Kredit

Dalam pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dari pihak pemilik

dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada

kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Dalam bahasa

Latin, kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Artinya pihak yang

memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit,bahwa kredit yang

diberikan pasti akan terbayar. Dilain pihak, penerima kredit mendapat kepercayaan dari

pihak yang memberi pinjaman,sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk

mengembalikan kredit yang diterimanya.(Darmawi, 2018)

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk

melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena

penyerahan barang-barang sekarang Byomnt P.Kent dalam (Hasibuan, 2017)

Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998, dikutip bahwa : Kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar

6
7

kembali sesuai perjanjian yang disepakati oleh debitur dengan jumlah pinjaman berserta

bunganya (Hasibuan dalam Islami & Ekonomi, 2019)

Kredit merupakan dana bank paling produktif dibandingkan dengan alokasi dana

bank yang lain. Pengetian kredit menurut Raymond dalam (Dki, Manurung, &

Marwansyah, 2017) adalah “ Hak untuk menerima pembayaran pada waktu yang akan

dating karena penyerahan barang- barang.”

2.1.2. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank prekreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam pembayaran. “BPR tidak memberikan pelayanan dalam pembayaran atau giral.

Fungsi BPR pada umumnya terbatas hanya memberikan pelayanan jasa dalam

menghimpun dana dari masyarakat dalam menyalurkan kepada masyarakat.(Darmawi,

2018)

2.1.3. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Menurut (Darmawi, 2018) kegiatan BPR antara lain:

1. Penghimpunan dana Masyarakat

BPR menghimpun dana masyarakat dengan menawarkan produk tabungan dan

deposito serta produk penghimpunan dana lainnya yang diperbolehkan sesuai

dengan peraturan Bank Indonesia.BPR akan membayar bunga atau imbalan lainnya

atas dana yang telah dihimpun.

2. Penyaluran dana kepada masyarakat


8

BPR menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan penempatan pada bank

lain.Dari aktivitas penyaluran dana ini BPR memperoleh pendapatan bunga kredit.

3. Tidak memberikan jasa pembayaran

BPR dilarang menawarkan giro karena BPR tidak boleh melakukan transaksi

pembayaran. Hal inilah yang membedakan Bank Umum dan BPR.

2.1.4. Tujuan Kredit

Menurut (Abdullah, 2017) Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan

tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak terlepas dari misi bank tersebut yang

didirikan . Adapun tujuan utama pemberian kredit antara lain:

1. Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut hasilnya terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai

balas jasa dan biaya administrasi kredit yang akan dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah tujuan lain dari pemberi kredit adalah untuk membantu

usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dari invenstasi maupun dana untuk

modal usaha.

3. Membantu pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan

maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan

pembangunan di berbagai sektor

2.1.5. Fungsi Kredit

Merurut(Fahmi,S.E., 2014) Adapun fungsi kredit perbankan dalam aktivitas

perekonomian suatu negara adalah:


9

1. Fungsi kredit untuk berusaha memposisikan uang sebagai alat pertukaran

2. Fungsi kredit sebagai penyalur dana dan pembinan bagi dunia usaha

3. Fungsi kredit sebagai pengawas monoter

4. Fungsi kredit sebagai bagian untuk menghindari pemustan finansial

5. Fungsi kredit untuk menciptakan suatu pemeratan pendapatan

6. fungsi kredit sebagai salah satu alat dalam menggairahkan bisnis internasional

2.1.6. Prinsip Dasar Pemberian Kredit

Menurut Kasmir dalam (Supeno, 2017), prinsip yang dilakukan bank sebelum

suatu fasilitas kredit diberikan adalah bank harus merasa yakin bahwa kredit yang

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian

kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang

umum dilakukan oleh bank dengan analisa 5 C sebagai berikut :

1. Character Merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang

yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca

watak atau sifat calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang

bersifat pekerjaan maupun pribadi.

2. Capacity Adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar

kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis.

Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya

selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya”

dalam mengembalikan kredit.


10

3. Capital Analisa Capital dilakukan untuk melihat penggunaan modal apakah efektif

atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang

disajikan. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal

yang ada sekarang ini, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

4. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan

politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian

kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki

prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

5. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat

fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi

suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin.

2.1.7. Unsur- Unsur Kredit

Menurut (Darmawi, 2018) unsur-unsur kredit antara lain:

1. Kredit

Kredit merupakan pihak yang memberikan pinjaman kepada pihak lain yang

mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan usaha. Bank yang

memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor.

2. Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapatkan

pinjaman dari pihak lain.


11

3. Kepercayaan

Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman debitur

akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamanya sesuai dengan jangka

waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberikan pinjaman kepada pihak lain,

sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam akan

dapat memenuhi kewajibannya.

4. Perjanjian

Perjanjian merupkan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan

antara bank ( kreditur ) dengan pihak peminjam ( debitur ).

5. Risiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko tidak

kembalinya dana. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul atas

penyaluran kredit bank.

6. Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oeh debitur untuk

membayar pinjamannya kepada kreditur.

7. Balas Jasa

Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur akan

membayar sejumlah uang tertentu dengan perjanjian. Dalam perbankan

konvesional, imbalan tersebut berupa bunga.


12

2.1.8. Kredit Bermasalah dan Penanganannya

Menurut Ikatan Bankir Indonesia dalam (Supeno, 2017) berapa pengertian kredit

bermasalah, yaitu :

1. Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang

diinginkan bank.

2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi bank

dalam arti luas.

3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik dalam

bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda

keterlambatan, serta onkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur.

4. Kredit di mana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila sumber-

sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk

membayar kembali kredit, sehingga belum mencapai atau memenuhi target yang

diinginkan oleh bank.

5. Kredit di mana terjadi cedera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian,

sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur.

Dengan demikian memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi

bank dalam arti luas.

6. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap

bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga

maupun pembayaran ongkos- ongkos bank yang menjadi beban nasabah debitur

yang bersangkutan.
13

7. Kredit golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet serta

golongan lancar yang berpotensi menunggak.

2.2. Modal Usaha

2.2.1. Pengertian Modal Usaha

Pengertian modal kerja menurut Husnan dan Pudjiastuti dalam (Nasution, 2015)

adalah dana yang diperlukan untuk operasi sehari-hari.

Menurut Sutrisno dalam (Nasution, 2015) mendefinisikan modal usaha adalah

dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional

perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh,

membayar hutang, dan pembayaran lainnya.

Menurut (Putri, 2015) Modal kerja/usaha merupakan salah satu komponen

penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Modal kerja/usaha yang digunakan

diharapkan dapat kembali masuk dalam waktu pendek melalui penjualan. Hal ini

dikarenakan modal usaha akan berputar secara terus menerus setiap periodenya dapat

dialokasikan kembali untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk dapat menentukan

jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-elemen modal

kerjanya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal usaha.

Menurut Esra dan Apriweni dalam (Nasution, 2015) mengatakan bahwa dalam

pengelolaan modal usaha perlu diperhatikan tiga elemen utama modal usaha, yaitu kas,

piutang dan persediaan. Dari semua elemen modal usaha dihitung perputarannya.

Semakincepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal usaha, maka modal

usaha dapat dikatakan berhasil. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka

penggunaan modal usaha dalam perusahaan kurang berhasil.


14

2.2.2. Konsep Modal Usaha

Tiga konsep modal usaha yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu: Riyanto

dalam (Nasution, 2015)

1. Konsep Kuantitatif

Modal usaha menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.

Modal Usaha dalam pengertian ini sering disebut Modal Usaha.

2. Konsep Kualitatif

Modal Usaha menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-

benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu

likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya.

modal usaha dalam pengertian ini sering disebut modal usaha netto.

3. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan.

Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan

pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting

tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode dan ada

dana sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak

seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income. Sebagian dari dana itu

dimaksudkan juga juga menghasilkan pendapatan untuk periode- periode

berikutnya.
15

2.2.3. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja atau Usaha

Menurut Riyanto dalam (Nasution, 2015) menyatakan bahwa pada dasarnya ada

dua sumber Modal Kerja atauUsaha, yaitu :

1. Sumber internal adalah sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di

dalam perusahaan yaitu modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri.

2. Sumber eksternal adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan yaitu dana

yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian

didalam perusahaan.

2.2.4. Faktor – Faktor Modal Usaha

Faktor–faktor yang mempengaruhi jumlah Modal Kerja atau Usaha yang

dibutuhkan olah suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Munawir (Nasution, 2015), beberapa faktor yang mempengaruhi modal usaha

adalah sebagai berikut:

1. Sifat atau tipe dari perusahaan

2. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang akan

dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.

3. Syarat pembelian barang bahan atau barang dagangan

4. Syarat penjualan

5. Tingkat perputaran persediaan


16

2.2.5. Fungsi Modal Usaha

Fungsi modal kerja atau usaha menurut Manullang (Maqsudi, 2016) adalah sebagai

berikut:

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,

misalnya adanya kerugian karena debitur tidak membayar hutang, turunnya nilai

persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya tepat waktu.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga

mendapatkan potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki status kredit yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya

penilaian bank dan para kreditur akan kelayakan perusahaan untuk mem- peroleh

kredit. Perusahaan juga dapat mengatasi peristiwa yang tidak terduga sebelumnya

seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai