Menurut Prof. Soebekti, jaminan yang ideal (baik) tersebut terlihat dari:
1. Dapat secara mudah membenatu perolehan kredit oleh pihak yang
memerlukannya.
2. Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si penerima kredit untuk melakukan
(meneruskan) usahanya.
3. Memberikan kepastian kepada kreditur dalam arti bahwa yaitu bila perlu
mudah diuangkan untuk melunasi utangnya si debitur.
AGUNAN KREDIT
3. Accessoir
Artinya, merupakan ikutan dari perjanjian pokok, maksudnya bahwa
perjanjian hak tanggungan tersebut ada apabila telah ada perjanjian
pokoknya yang berupa perjanjian yang menimbulkan hubungan utang
piutang sehingga akan hapus dengan hapusnya perjanjian pokoknya
(Pasal 10 ayat (1)).
4. Asas spesialitas
Yaitu bahwa unsur-unsur dari hak tanggungan tersebut wajib ada untuk
sahnya Akta Pemberian Hak Tanggungan, misalnya mengenai subjek,
objek, ataupun utang yang dijamin (Pasal 11 ayat (1)) dan apabila tidak
dicantumkan, mengakibatkan akta yang bersangkutan batal demi
hukum.
5. Asas publisitas
Yaitu perlunya perbuatan yang berkaitan dengan hak tanggungan ini
diketahui pula oleh pihak ketiga dan salah satu realisasinya, yaitu
dengan cara didaftarkannya pemberian hak tanggungan tersebut. Hal ini
merupakan syarat mutlak untuk lahirnya hak tanggungan tersebut dan
mengikatnya hak tanggungan terhadap pihka ketiga (Pasal 13 ayat (1)).
Pengikatan agunan dengan hak tanggungan
Proses pembebanan hak tanggungan
dilaksanakan melalui dua tahap kegiatan yaitu:
1.Tahap pemberian hak tanggungan dengan
dibuatnya Akta Pemberian Hak Tanggungan
oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah yang
didahului dengan perjanjian utang piutang yang
dijamin pada saat itu hak tanggungan yang
bersangkutan belum lahir.
2.Tahap pendaftarannya (saat lahirnya hak
tanggungan) di mana hak tanggungan tersebut
baru lahir pada saat dibukukannya dalam buku
tanah di Kantor Pertanahan.
Fidusia
DASAR HUKUMNYA
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia
Berdasarkan ketentuan umum dalam Pasal 1
angka 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun
1999 tersebut bahwa:
“Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan
suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.”
Beberapa tahapan formal yang melekat dalam jaminan fidusia, diantaranya: