Anda di halaman 1dari 53

ASPEK HUKUM PERKREDITAN

GRUP PENGELOLA ASET KHUSUS


Jakarta, Mei 2018
PROSES PEMBERIAN KREDIT
1. 2.
Permohonan Pemenuhan
Kredit dari RM Persyaratan
Debitur Kelengkapan
kredit

7.
Pencairan FILE

Tidak
Setuju
6. 3.
Penandatanganan 5. Setujui Analisis :
Pemenuhan 4.
Perjanjian Kredit - Keuangan
(Notariil/Bawah Persyaratan Persetujuan
- Legalitas
Tangan) Legal dan SPPK Kredit
- Jaminan
ADMINISTRASI KREDIT
Administrasi kredit memiliki peran yang sangat penting
dalam proses kredit, karena :
• sebagai pintu gerbang yang menentukan cair tidaknya
kredit.
• menentukan terjaminnya kepentingan bank manakala ada
sengketa di kemudian hari.
• kelemahan dokumentasi kredit, bank dapat menderita
kerugian
LEGALITAS CALON DEBITUR
Jenis Calon Debitur:
• Perorangan
• Badan Usaha, terdiri dari :
- Badan Hukum : PT, Koperasi, Yayasan
- Bukan Badan Hukum : Perusahaan Perseorangan (UD/PD),
Persekutuan Perdata, Firma, Persekutuan Komanditer (CV).
KARAKTERISTIK BADAN USAHA
• karakteristik suatu badan usaha yang berbentuk
badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan
pemilik dengan kekayaan badan usaha, sehingga
pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang
dimilikinya.
• sedangkan karakteristik badan usaha yang tidak
berbentuk badan hukum, yaitu tidak terdapat
pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan
kekayaan pemiliknya.
KARAKTERISTIK BADAN USAHA
(BADAN HUKUM)
Perseroan Terbatas Yayasan Koperasi
Memiliki ketenuan minimal Bergerak di bidang sosial, Beranggotakan orang-orang
modal dasar, dalam UU keagamaan dan kemanusiaan atau badan hukum koperasi
40/2007, minimum modal yan tidak mempunyai anggota dengan melandaskan
dasar yaitu Rp. 50 Juta. Min. kegiatannya berdasarkan
25% disetorkan ke dalam PT. prinsip koperasi
Pemegang saham hanya kekayaan Yayasan sifat keanggotaan koperasi
bertanggung jawab sebatas dipisahkan dengan kekayaan yaitu sukarela dan terbuka
saham yang dimilikinya. pendiri yayasan bahwa tidak ada
pengecualian untuk menjadi
anggota koperasi
Berdasarkan peraturan
perundang-undangan tertentu
diwajibkan agar suatu badan
usaha berbentuk PT
KARAKTERISTIK BADAN USAHA
(BUKAN BADAN HUKUM)
Perusahaan Perorangan Firma Persekutuan Komanditer (CV)

badan usaha yang kepemilikannya suatu perseroan yang didirikan untuk Terdiri dari Sekutu Aktif dan Pesero
dimiliki oleh satu orang. melakukan suatu usaha dibawah Pasif/Komanditer
contoh : Toko Kelontong, Usaha nama bersama
Dagang, Perusahaan Dagang

tanggung jawab tidak terbatas dan Para anggota memiliki tanggung Sekutu Aktif bertanggung jawab
bisa melibatkan harta pribadi. jawab renteng terhadap Firma sampai dengan harta pribadi,
sedangkan pesero pasif bertanggung
jawab hanya sebesar modal
Setiap orang yang akan melakukan perbuatan hukum
tertentu, harus cakap dalam melakukan perbuatan hukum :
• Telah Dewasa
 Psl 330 KUHPer = 21 tahun
 Psl 47 ayat (1) UU Perkawinan = 18 tahun
 Psl 39 ayat (1) UU No.30/2004 (UUJN) = 18 tahun atau telah menikah
 SE No. 4/SE/I/2015 tentang Batas Usia Dewasa Dalam Rangka
Pelayanan Pertanahan = 18 tahun atau sudah menikah
• Tidak berada dalam pengampuan, co : sakit, gila
 Psl. 433 KUHPer
DOKUMEN LEGALITAS
Perorangan Perseroan Terbatas Persekutuan Komanditer (CV)

1. KTP / e-KTP (NIK, masa Didirikan dengan Akta Notaris 1. CV didirikan dengan Akta Notaris
berlaku) Didirikan paling sedikit 2 (dua) orang 2. didaftarkan di Kepaniteraan
2. Kartu Keluarga (NIK, nama, Disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Pengadilan Negeri
hubungan keluarga) Apabila dalam perjalanan pemegang 3. terdapat 2 (dua) macam sekutu :
3. Akta Nikah (kapan, perjanjian saham kurang dari 2 orang, maka  Komanditer
kawin) setelah lewat 6 bulan :  Pengurus
 wajib mengalihkan atau menerbitkan 4. kepentingan CV diwakili oleh Sekutu
saham baru Pengurus
 Pemegang saham bertanggung
jawab secara pribadi

yang harus diperhatikan, diantaranya : yang harus diperhatikan, diantaranya :


Anggaran Dasar berikut perubahannya, Anggaran Dasar berikut perubahannya,
KTP yang berwenang mewakili PT, KTP yang berwenang mewakili CV,
NPWP, Surat Keterangan Domisili NPWP, Surat Keterangan Domisili
Usaha, SIUP Usaha, SIUP
PT sebelum memperoleh pengesahan
yang berwenang mewakili PT sebelum memperoleh status badan
hukum :
• Perbuatan hukum atas nama perseroan hanya boleh dilakukan
oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta
semua anggota Dewan Komisaris
• Apabila perbuatan hukum dilakukan oleh pendiri atas nama
perseroan, maka perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung
jawab pendiri ybs dan tidak mengikat perseroan. Perbuatan
hukum tersebut hanya mengikat perseroan manakala disetujui
oleh semua pemegang saham
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT
Perubahan Anggaran Dasar yang harus mendapat persetujuan Menteri Hukum
dan HAM, yaitu :
1. Nama dan/atau tempat kedudukan perseroan
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
3. Jangka waktu berdirinya perseroan
4. Besarnya modal dasar
5. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor
6. Status perseroan (terbuka / tertutup)
Perubahan Anggaran Dasar selain tersebut diatas, cukup diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan HAM.
PERJANJIAN KREDIT
Tahap Persiapan Penelitian Dokumen
1.KTP Nama, usia, alamat, status perkawinan, pekerjaan, masa berlaku ktp,
tanda tangan
Cara membaca Nomor Induk Kependudukan :
NIK terdiri dari 16 digit angka-angka dan dapat kita lihat pada KK, KTP dan
dokumen lainnya.
misalkan 16 digit angka tersebut kita tulis PPKKCC - DDMMYY - NNNN.
PP = kode provinsi DD = tanggal lahir NNNN = nomor urut atau
nomor unik penduduk
KK = kode Kabupaten/kota MM = bulan lahir
CC = kode kecamatan dalam kab/kota YY = tahun lahir
PERJANJIAN KREDIT
Contoh :
seorang penduduk lahir pada tanggal 17 Agustus 1982 dan terdaftar
pertama kali di kecamatan Gambir, Kota Administrasi Jakarta Pusat,
Provinsi DKI Jakarta.
maka penduduk tsb, akan memiliki NIK sebagai berikut :
wanita : 3171015708820001 (utk wanita tgl lahir + 40)
laki-laki : 3171011708820001
PERJANJIAN KREDIT
2. Perjanjian kawin :
- Mengikat pihak ketiga apabila dicantumkan dlm akta
nikah
- tindakan hukum tidak perlu persetujuan pasangan
PERJANJIAN KREDIT
3. Akta Pendirian / Anggaran Dasar
a) Pihak yang berwenang mewakili
b) Organ badan usaha
c) Masa jabatan pengurus
d) kewenangan pengurus
e) perlu tidaknya persetujuan dari organ lain
f) Domisili
g) Jangka waktu berdiri
catatan : poin 1,2, dan 3, sangat penting untuk melihat atau
menilai apakah para pihak tsb cakap dan berwenang.
PERJANJIAN KREDIT
4. Pengesahan :
a) Kewajaran surat
b) Nama perusahaan
c) Tanggal pengesahan
5. SIUP :
a) Kewajaran surat
b) Identitas Badan Usaha
c) Jangka Waktu (umumnya 5 tahun)
d) Kegiatan perusahaan
PERJANJIAN KREDIT
1. Perjanjian Pada umumnya Pasal 1320 KUHPer
a) Kesepakatan
Syarat Subyektif, karena mengenai orang-orang yang membuat perjanjian
b) Kecakapan
c) Objek Tertentu
Syarat Obyektif, karena mengenai perjanjiannya sendiri.
d) Sebab yang halal

catatan:
 apabila syarat subyektif tidak terpenuhi, maka salah satu pihak
dapat meminta perjanjian tersebut untuk dibatalkan
 apabila syarat obyektif tidak terpenuhi, maka perjanjian tsb akan
batal demi hukum. artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan
suatu perjanjian.
PERJANJIAN KREDIT
2. Anatomi Perjanjian Kredit
a) Judul
b) Komparisi : Nama dan identitas para pihak
c) Premisse : latar belakang dibuatnya suatu perjanjian
d) Isi : Maks. kredit, suku bunga, jangka waktu kredit, Jaminan,
asuransi, covenant, dll
e) Penutup : Pembubuhan tandatangan para pihak diatas materai
2 COPY PERJANJIAN KREDIT NO 16 TGL 12 JUN 2013.pdf
CARA CEPAT BACA AKTA
• Urutkan seluruh akta, cek jumlah akta berdasarkan
premisse akta terakhir.
• Penyerahan akta perubahan harus dibuat tanda terima.
• Susunan pengurus :
 untuk pertama kali, susunan pengurus dapat dilihat dalam
Pasal penutup.
perubahan berikutnya disebutkan dalam akta perubahan (hasil
RUPS)
CARA CEPAT BACA AKTA
• Tugas dan wewenang pengurus :
PT : Pasal 12
CV : Pasal 5 atau 6
Yayasan : Pasal 15

• Masa jabatan pengurus : Direksi diatur dalam Pasal 11


DASAR PEMBERIAN KREDIT
Kepercayaan sebagai dasar pemberian kredit :

1.Kemauan debitur untuk mengembalikan utangnya


2.Kepercayaan kreditur kepada debitur

Oleh karena itu, untuk beberapa debitur besar dan bonafid,


bank tidak mensyaratkan adanya jaminan tambahan.
Akta Pengakuan Hutang
DASAR PEMBERIAN KREDIT
Namun, untuk lebih menjamin terhadap pelunasan
utangnya, bank juga mensyaratkan adanya jaminan
tambahan.

Apabila terjadi kredit macet, Jaminan adalah yang pertama


kali menjadi perhatian.
KLASIFIKASI JAMINAN

Ditentukan oleh
UU
(disebut
jaminan umum)
Jaminan perorangan

Timbul karena
perjanjian
(disebut
jaminan
khusus)
kebendaan
BENDA TETAP :
Hak tanggungan,
. Hipotik

BENDA
BENDA
BERGERAK :
OBJEK Fidusia, Gadai
JAMINAN

PERORANGAN
(PERSONAL
GUARANTEE)
PERORANGAN

PERUSAHAAN
(CORPORATE
GUARANTEE)
JENIS JAMINAN
Jaminan Umum (Pasal 1131 - 1132 KUHPer)
•Psl 1131 KUHPer, menyatakan bahwa segala kebendaan debitur baik yang
ada maupun yang akan ada, baik bergerak maupun tidak bergerak merupakan
jaminan terhadap pelunasan utang yang dibuatnya.
•Psl 1132 KUHPer, menyebutkan bahwa harta kekayaan debitur menjadi
jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang memberikan hutang
kepadanya.
•hasil penjualan terhadap benda-benda debitur dibagi-bagi menurut
keseimbangan yakni besar kecilnya piutang
JENIS JAMINAN
Jaminan Khusus

Pelunasan utang dengan jaminan khusus merupakan hak khusus pada jaminan
tertentu bagi pemegang gadai, hipotik, hak tanggungan dan fidusia.
JENIS JAMINAN
Jaminan Perorangan (Pasal 1820 KUHPer)
Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara kreditur dengan
seorang/pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-
kewajibandebitur.
Jaminan Kebendaan
Jaminan kebendaan adalah jaminan yang obyeknya berupa barang
bergerak maupun barang tidak bergerak yang khusus diperuntukan
untuk menjamin utang debitur kepada debitur, apabila debitur tidak
dapat membayar utangnya.
JENIS JAMINAN
Dari segi sifatnya, Ciri-ciri Jaminan :
1.Jaminan Kebendaan
a) mengikuti bendanya (Droit de suite) dalam arti bahwa yang memngikuti
bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan untuk menjual
bendanya dan hak eksekusi.
b) dapat dipertahankan (dimintakan pemenuhan) terhadap siapapun jua, yaitu
terhadap mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak umum
maupun hak khusus, juga terhadap kreditur dan pihak lawannya.
c) dapat dialihkan, co : hipotik, gadai, dll
d) menganut asas prioritas, yaitu hak kebendaan yang lebih dulu terjadi, lebih
diutamakan daripada hak yang kemudian terjadi.
JENIS JAMINAN
Dari segi sifatnya, Ciri-ciri Jaminan :
2.Jaminan Perorangan
a) hanya dapat dipertahankan terhadap terhadap debitur tertentu, terhadap
kekayaan debitur pada umumnya.
b) menganut asas kesamaan dalam arti tidak membedakan mana piutang yang
terjadi lebih dulu dan piutang yang terjadi kemudian.
PENGIKATAN JAMINAN
• Pengikatan Jaminan merupakan perjanjian turutan/accesoir dari
Perjanjian Pokok, misal Perjanjian Kredit.
• Pengikatan jaminan :
1. Hak Tanggungan (UU No. 4/1996)
2. Fidusia (UU No. 42/1999)
3. Hipotik Jaminan Kebendaan
4. Gadai (Ps. 1150 - 1161 KHUPer)
5. Borgtocht (Personal Guarantee, Corporate Guarantee)
Jaminan Perorangan
PENGIKATAN JAMINAN
HM, HGB, HGU, Hak Tanggungan,
Terdaftar HP atas Tanah SKMHT (Kredit
Negara, SHMSRS Program)
Tanah

Girik, Petuk, Letter


Tidak Terdaftar Kuasa Jual
C
Tetap/Tidak
Bergerak
Kapal Laut lebih
Hipotik
dari 20 M3

Bukan Tanah

Kuasa Jual,
Kios PD Pasar
Benda PPHPGR

Surat Berharga,
Bertubuh mis: Saham, Gadai
Obligasi, Deposito

Bergerak
Mobil, Sepeda
Terdaftar Jaminan Fidusia
Motor, alat berat

Tidak Bertubuh

Persediaan, mesin-
Tidak Terdaftar Jaminan Fidusia
mesin,
HAK GUNA BANGUNAN
• PP No. 40 tahun 1996 tentang HGU, HGB dan HP
• HGB :
 Diatas Tanah Negara
 Diatas Tanah HPL
 Diatas Tanah Hak Milik
• Pembebanan HGB diatas HPL :
 Perolehan HGB diatas HPLdidasarkan KSO – BOT
 Konsep dalam KSO – BOT tsb adalah investor harus mengembalikan tanah berikut bangunan dan
fasilitas lainnya kepada pemegang hak asal.
 Oleh karena itu, pembebanan Hak Tanggungan dapat dilakukan :
a) Dengan persetujuan Pemegang HPL
b) Harus menyelaraskan jangka waktu dan kesesuaian sifat kredit dengan jangka waktu HGB
c) Pemenuhan perizinan
d) Teliti KSO (Kerjasama Operasi atas Tanah)
JAMINAN KREDIT
Jaminan kredit yang dapat diterima oleh bank:

•Jaminan kredit diutamakan milik debitur


•Jaminan milik pihak ketiga harus sesuai dengan ketentuan internal
bank.
FUNGSI JAMINAN KREDIT
1. Jaminan sebagai pengaman pelunasan kredit
2. Jaminan sebagai pendorong motivasi debitur
3. Fungsi yang terkait dengan pelaksanaan ketentuan perbankan.

atau dengan kata lain, bank mensyaratkan debitur menyerahkan jaminan


dalam rangka meminimalisir risiko kegagalan debitur dalam pemenuhan
kewajibannya kepada bank.
PROSEDUR PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN

BANK DEBITUR

Notaril / Bwh tangan


Perjanjian Kredit

Sertipikat APHT
SKPT 7 hari

Buku Tanah
Kantor Pertanahan
Hak Tanggungan

BANK
Sertipikat
- Sertipikat
Hak Tanggungan
- SHT
AKTA HAK TANGGUNGAN
• Akta Pemberian Hak Tanggungan harus dibuat oleh PPAT
• Akta Pemberian Hak Tanggungan memuat :
 Identitas para pihak
 Domisili
 Penunjukan utang yang dijamin
 Nilai tanggungan
 Uraian secara jelas hak tanggungan
 Janji-janji ..\..\JAMINAN\SCAN KEPERLUAN DKM 22 03 2018\12 YERI
NOVIANI MUSTIKAWATI\SAFE KEEPING\4 COPY SHT I NO 0411-2016
TGL 21 MAR 2016 DAN APHT NO 11-2016 TGL 09 FEB 2016 NOTARIS
TAUFIK HARIS MUNANDAR. SH, M.Kn.pdf
JANJI-JANJI DALAM AKTA HAK
TANGGUNGAN
1. Janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri
Janji dimana pemegang Hak Tanggungan diberi kekuasaan yang tidak
dapat dicabut kembali untuk melakukan penjualan di muka umum atas
obyek hak tanggungan.
2. Janji tidak menyewakan
Janji bahwa pemilik agunan dilarang untuk menyewakan obyek Hak Tanggungan
tanpa persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan.
3. Janji Pengosongan
Janji bahwa pemilik agunan harus mengosongkan obyek Hak Tanggungan atas biaya
sendiri, dalam rangka penyelesaian kredit.
JANJI-JANJI DALAM AKTA HAK
TANGGUNGAN
4. Janji Asuransi
Janji dimana pemegang Hak Tanggungan akan menerima seluruh atau
sebagian uang hasil klaim asuransi.
5. Janji tidak dibersihkan
Janji yang diberikan oleh pemberi Hak Tanggungan kepada pemegang Hak
Tanggungan pertama bahwa obyek Hak Tanggungan tidak akan dibersihkan
dari Hak Tanggungan.
6. Klausula kuasa untuk menyimpan sertipikat
Janji bahwa sertipikat Hak Atas Tanah (obyek Hak Tanggungan) akan
diserahkan oleh pemberi Hak Tanggungan kepada pemegang Hak
Tanggungan.
PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN
 wajib didaftarkan di Kantor Pertanahan selambat-lambatnya 7 hari kerja
sejak penandatanganan APHT.
 bila obyek belum terdaftar, pembebanan dilakukan bersamaan dengan
permohoan pendaftaran hak.
 pendaftaran oleh kantor pertanahan :
- dibuat buku tanah hak tanggungan
- dicatat dalam buku tanah
- diterbitkan Sertipikat Hak Tanggungan
- Irah-irah : “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA”
 hak tanggungan lahir pada hari tanggal buku tanah hak tanggungan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN
HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
• SKMHT adalah surat kuasa yang diberikan pemberi Hak Tanggungan
kepada kreditur sebagai penerima Hak Tanggungan untuk membebankan
Hak Tanggungan atas obyek Hak Tanggungan.
• SKMHT ini tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat berakhir oleh sebab
apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah dilaksanakan atau karena
telah habis jangka waktunya sebagai berikut :
 SKMHT untuk hak atas tanah yang sudah terdaftar (HM,HGU,HGB,SHMSRS),
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diberikan.
 SKHMT untuk hak atas tanah yang belum terdaftar (girik, petuk, letter C), selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak diberikan.
• Pengecualian mengenai jangka waktu SKMHT diatur dalam SK Menteri
Negara Agraria/Ka. BPN Nomor 4 Tahun 1996 tentang penetapan batas
waktu SKMHT (hanya untuk kredit tertentu).
Prosedur Penerimaan Usulan Lelang dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit Konsumer dan Kredit Korporasi & Komersial kepada
Satuan Kerja Pengelola Aset Khusus

3
Balai Lelang
2 KPKNL
Rekanan

Memo Lelang 1
DLA
(DKS & DKM)

Notaris
2

SOP Dokumentasi dan Pembiayaan No.16/KEP-DIR/III/2018 Bab IV


Prosedur Penerimaan Usulan Lelang dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit Konsumer dan Kredit Korporasi & Komersial kepada
Satuan Kerja Pengelola Aset Khusus

1. Usulan lelang diajukan ke Divisi Legal dan Administrasi- Satuan Kerja


Pengelola Aset Khusus
2. Pengecekan asli jaminan
3. Input data usulan lelang masuk
4. Unit Legal melakukan koordinasi dan pengecekan kelengkapan dokumen-
dokumen terkait usulan lelang, berupa: Memorandum Limit Lelang, Laporan
hasil penilaian terakhir (tidak lebih dari 1 thn), Perjanjian Kredit/addendum,
Pengakuan hutang, Surat Peringatan 1,2,3 (berikut tanda terima / bukti kirim
tercatat), Sertipikat agunan, Sertipikat Hak Tanggungan, APHT, SKMHT,
IMB.
5. Apabila masih ada kesalahan pada akta-akta notaris, membuat surat
kepada Notaris untuk renvoi akta.
Prosedur Penerimaan Usulan Lelang dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit Konsumer dan Kredit Korporasi & Komersial kepada
Satuan Kerja Pengelola Aset Khusus
6. Membuat dokumen kelengkapan lelang : Surat Perintah Kerja, Surat
Permohonan Lelang ke KPKNL setempat, Surat Kuasa, Surat Pernyataan
Limit lelang, Surat Keterangan kewajiban debitur, Surat Rekening
Penampungan hasil lelang, Surat penunjukan pejabat penjual.
7. Membuat Surat Pemberitahuan Lelang kepada debitur (apabila sudah
mendapat surat penetapan tanggal lelang dari KPKNL).
8. Menyiapkan dokumen penyerahan jaminan (Surat Roya dan Tanda terima)
kepada pemenang lelang/pembeli (apabila aset terjual).
Prosedur Penerimaan Restrukturisasi dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit Konsumer dan Kredit Korporasi & Komersial kepada
Satuan Kerja Pengelola Aset Khusus

1 2
Memo Lelang
DLA DAK - GOP
(DKS & DKM)

SOP Dokumentasi dan Pembiayaan No.16/KEP-DIR/III/2018 Bab IV


Prosedur Penerimaan Restrukturisasi Dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit/Pembiayaan Konsumer dan Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit/Pembiayaan Komersial & Korporasi

1. Dokumen restrukturisasi diserahkan ke Divisi Legal dan Administrasi Satuan


Kerja Pengelola Aset Khusus.
2. Divisi Legal dan Administrasi melakukan pengecekan dokumen dan
legalitas.
3. Divisi Legal dan Administrasi menyiapkan draft Perjanjian Restrukturisasi
Kredit/Pembiayaan (bawah tangan), untuk nilai plafon yang direstrukturisasi
di bawah Rp 5 miliar.
4. Divisi Legal dan Administrasi membuat order ke notaris rekanan, untuk nilai
plafon yang direstrukturisasi lebih dari Rp 5 miliar dan berkoordinasi dengan
notaris untuk jadwal penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi
Kredit/Pembiayaan
Prosedur Penerimaan Restrukturisasi Dari Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit/Pembiayaan Konsumer dan Divisi Penyelamatan dan
Penyelesaian Kredit/Pembiayaan Komersial & Korporasi

5. Divisi Legal dan Administrasi berkoordinasi dengan Relationship Manager untuk mengatur
jadwal penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan dan
menginformasikan kekurangan dan dokumen yang harus dibawa pada saat
penandatanganan perjanjian kredit/pembiayaan.
6. Setelah penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi, Divisi Legal dan Administrasi
berkoordinasi dengan:
a.Cabang/Capem : untuk registrasi nomor rekening pinjaman yang baru
b.Satuan Kerja Operasional : untuk proses input data
c.Satuan Kerja Teknologi Informasi : untuk proses penginputan pada sistem
d.Satuan Kerja Akuntansi dan Keuangan : untuk pembentukan rekening komitmen
kontinjensi
7. Divisi Legal dan Administrasi melakukan monitoring pembentukan rekening pinjaman baru
di sistem Bank Vision (BV).
Prosedur Penyerahan Dokumen Kredit/Pembiayaan Lunas kepada
Debitur/Nasabah

1. RM menyerahkan Surat Persetujuan Penyelesaian Kredit dan/atau Memo pelunasan kredit


ke Divisi Legal dan Administrasi.
2. Divisi Legal dan Administrasi melakukan pengecekan posisi jaminan.
3. Divisi Legal dan Administrasi melakukan pengecekan dengan Perjanjian Kredit untuk
mengetahui pihak-pihak yang harus hadir dalam pengambilan atau penyerahan jaminan.
4. Divisi Legal dan Administrasi melakukan pengecekan anggaran dasar dan/atau akta
perubahan terakhir untuk debitur berbentuk Badan Usaha, untuk mengetahui pihak yang
berwenang mewakili Perseroan.
5. Divisi Legal dan Administrasi menyiapkan draft Surat Keterangan Lunas, Surat Roya dan
Tanda Terima Jaminan.
PERSYARATAN PENGAMBILAN ATAU PENYERAHAN AGUNAN

A.Perorangan
Pengambilan atau penyerahan agunan harus dihadiri dan ditandatangani oleh debitur beserta
suami/istri.

Kondisi khusus :
1.Apabila salah satu pihak tidak hadir, harus menyerahkan kuasa notariil.
2.Apabila pemilik jaminan bercerai, harus menyerahkan copy akta cerai, copy putusan cerai
dari Pengadilan.
 Dalam putusan cerai, harus diperhatikan mengenai pembagian harta gono gini, terutama terkait harta
yang diagunkan di Bank DKI.
3.Apabila pemilik jaminan, baik istri ataupun suaminya telah meninggal dunia, harus
menyerahkan copy Surat Keterangan Kematian, copy Keterangan/Fatwa Waris, dan harus
dihadiri oleh seluruh ahli waris atau kuasanya.
PERSYARATAN PENGAMBILAN ATAU PENYERAHAN AGUNAN

B.Badan Usaha
Pengambilan atau penyerahan agunan harus dihadiri dan ditandatangani oleh pengurus
perusahaan sesuai dengan anggaran dasar yang berlaku dan Pemilik Jaminan beserta
suami/istri.
Kondisi khusus :
1.Apabila salah satu pihak, baik debitur maupun pemilik jaminan tidak dapat hadir, harus menyerahkan
kuasa notariil.
2.Apabila salah satu pihak sudah tidak diketahui keberadaannya, harus dilakukan beberapa hal sebagai
berikut :
 harus dilakukan kunjungan pada alamat terakhir dan dibuatkan berita acara kunjungan yg diketahui RT setempat;
 diumumkan pada Harian Surat Kabar 2 x penerbitan.
3.Apabila debitur berbentuk Perseroan sudah tidak beroperasi lagi, maka harus di cek ke Kemenkumham
untuk status Perseroan apakah masih terdaftar atau tidak.
4.Apabila pemilik jaminan bercerai atau meninggal dunia, maka ketentuan pengambilan sama halnya
dengan pengambilan agunan untuk perorangan.
PERSYARATAN PENGAMBILAN ATAU PENYERAHAN AGUNAN

C.Pemenang Lelang

Pengambilan atau penyerahan agunan wajib dihadiri dan ditandatangani oleh Pemenang
Lelang atau Kuasanya, dengan membawa :
1.Asli Kutipan Risalah Lelang
2.Asli KTP/SIM/Passpor
3.Copy pembayaran BPHTB

Juklak Penyerahan Dokumen Kredit dan Pembiayaan No.024/EDR/GKT/III/2018


CONTOH KASUS

1. KPM LM merupakan debitur Hapus Buku Desember 2015, dan telah melakukan pelunasan.
Permasalahan :
Badan usaha sdh tidak ada/tidak eksis
Pengurus sudah tidak ada
Pemilik agunan meninggal dunia
Pertanyaan :
a)Siapa yang berhak untuk melakukan pengambilan jaminan?
b)dokumen apa yang diperlukan?
PROBLEMATIKA DOKUMEN KREDIT

1. Banyak terjadi kesalahan ketik/typo pada perjanjian kredit dan/atau APHT, sehingga harus
dilakukan renvoi ke notaris ybs.
2. Terkait dengan agunan yang diikat dengan fidusia, pada prakteknya banyak yang tidak
didaftarkan, sehingga tidak ada kekuatan untuk melakukan eksekusi.
3. Terkait dengan jaminan perorangan/ borgtocht, akta borgtocht tidak dilampiri Daftar Barang
Jaminan milik si penanggung dan surat pernyataan bahwa si penanggung tidak akan
mengalihkan.
4. Akta borgtocht tidak ada persetujuan dari pasangan.
5. Terkait dengan proses pengambilan jaminan kredit yang telah lunas, agar diinformasikan
jauh sebelum hari H, karena terkait dengan pengecekan posisi jaminan dan dokumen-
dokumen terkait pelunasan (Surat Lunas, Surat Roya dan Tanda Terima).
6. Keterbatasan tempat penyimpanan. (Penyimpanan dokumen kredit sangat penting,
disamping untuk tertib administrasi, juga untuk memudahkan bank dalam hal pembuktian di
kemudian hari).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai