PEMBERIAN KREDIT
Content
1. Chapter I : Aspek Hukum
Dalam Proses Pemberian
Kredit
2. Chapter II : Aspek Hukum
Dalam Penerimaan Agunan
Kredit
3. Chapter III : Aspek Hukum
Realisasi Kredit
4. Chapter IV : Aspek Hukum
Dalam Perubahan Kredit
5. Chapter V : Aspek Hukum
Dalam Penyelesaian Kredit
Bermasalah
CHAPTER I
Aspek Hukum Dalam
Proses Pemberian
Kredit
Aspek hukum dalam proses pemberian kredit dilakukan dalam
mengidentifikasi tentang :
KTP
Setiap penduduk Indonesia yang
telah berusia 17 tahun atau sudah/
pernah menikah, wajib memiliki KTP.
SIM
Dokumen otentik yang dikeluarkan
oleh Kepolisiansehingga data
yang tertera di dalamnya
dapatdipertanggungjawabkan.
AKTA KELAHIRAN
Dokumen otentik yang dikeluarkan
oleh KantorCatatan Sipil
AKTA NIKAH/
PERKAWINAN
Dengan penandatangan akta
perkawinan maka perkawinan
telah tercatat secara resmi dan
mempunyai kekuatan hukum.
4
A. Berdasarkan Kecakapan Bertindak
1. DEWASA
Dewasa menurut :
Pasal 330 KUH Perdata : 21 Tahun/Pernah menikah
UU Perkawinan No.1/1974 : 18 tahun
UU Jabatan Notaris : 18 Tahun/Pernah Menikah
5
1.2 Identifikasi Reputasi Calon Debitur
1. DAFTAR HITAM BI
Berisi nama pemilik rekening yang melakukan penarikan cek/BG
kosong Bersifat rahasia dan hanya boleh dipergunakan secara terbatas
untuk keperluan perbankan. (SE BI No.2/10/DASP)
6
1.3 Identifikasi Perijinan Usaha Calon
Debitur
1. Izin Gangguan/Surat Izin Tempat Usaha
Untuk semua kegiatan usaha, kecuali tempat usaha yang lokasinya
telah ditetapkan Pemerintah seperti. Kawasan Industri. Dikeluarkan
oleh Pemda, daftar ulang setiap 5 tahun sekali (PP No.66 Tahun 2010)
7
Izin Usaha Lainnya :
8
Identifikasi Perijinan Profesi Calon Debitur
NOTARIS :
izin praktek dari Departemen Hukum dan HAM (UU No.30/2004 tentang
Jabatan Notaris)
ADVOKAT, PENGACARA
Izin praktek/pengangkatan dari Organisasi
Advokat (UU 18/2003 tentang Advokat)
9
1.4 Identifikasi Bentuk Usaha Calon Debitur
1. Perusahaan Perorangan
Karakteristik perusahaan perorangan adalah Perusahaan yang
dijalankansendiri oleh pemilik/keluarga tanpa memiliki partner usaha
seperti. Usaha Dagang (UD/PD), toko, rumah makan
10
2. Perusahaan Persekutuan
Karakteristik bentuk usaha ini adalah perkumpulan dari orang-orang
yang mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu (inbreng) ke dalam
perusahaan berupa modal/barang/tenaga dengan tujuan untuk
membagi Keuntungan bersama.
NOTES
Penandatanganan SPK :
Seluruh anggota persekutuan beserta suami/isteri ybs.
11
B. Persekutuan Firma (Fa)
Persekutuan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan
“NAMA BERSAMA”.
NOTES
Penandatanganan SPK :
Para sekutu, kecuali ditentukan lain dalam Akta Pendirian, beserta
suami isteri ybs,
Ketentuan Pendirian CV :
Pendirian dibuat dengan akta otentik dan disyaratkan untuk didaftarkan
di Kepaniteraan PN dan diumumkan dalamTambahan BNRI.
12
• Sekutu pasif (komanditer) :
Hanya bertanggung jawab sebesar modal yang dimasukkan
NOTES
Penandatanganan SPK :
• Sekutu Aktif beserta suami/istrinya.
• Sekutu Pasif cukup memberikan persetujuan, jika dipersyaratkan
dalamw Akta Pendirian
13
3. Badan Hukum
Bentuk usaha badan hukum meruapakan suatu institusi bisnis yang
diberikan kewenangan oleh hukum utk mengemban hak dan kewajiban
sebagaimana layaknya manusia
Pendirian PT
Didirikan oleh dua orang/lebih dengan akta notaris. Status badan
hukum diperoleh setelah akta pendirian disahkan Menkum & HAM.
Akta Pendirian wajib didaftarkan dan diumumkan dalam Tambahan
BNRI
Organ Perseroan :
• Direksi : bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan
serta mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan
• RUPS : pemegang kekuasaan tertinggi dan wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Komisaris
• Komisaris : bertugas melakukan pengawasan secara umum dan
khusus serta memberi nasihat kepada Direksi
dalam menjalankan perseroan
Pertanggung Jawaban
Seluruh anggota persekutuan beserta suami/isteri
ybs.
• Pemegang saham bertanggung jawab atas
kerugian PT senilai saham yang diambilnya.
• Direksi dan Komisaris tidak bertanggung jawab
secara pribadi atas pelaksanaan tugasnya untuk
kepentingan perseroan
14
NOTES
Penandatanganan SPK :
1. Belum berbadan hukum
Seluruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi & pendiri PT
2. Berbadan hukum
Direksi sesuai kewenangan dalam AD perusahaan
B. Koperasi
Beranggotakan orang perorangan atau badan hukum Koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
Pendirian Koperasi
Memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan
Menteri Koperasi & UKM
Akta Pendirian diumumkan dalam Tambahan BNRI.
Organ Koperasi :
• Pengurus : bertanggung jawab atas pengurusan, mewakili koperasi
di dalam maupun di luar pengadilan
• Rapat Anggota : memegang kekuasaan tertinggi koperasi
• Pengawas : bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan Koperasi.
Pertanggung Jawaban.
• Anggota : hanya bertanggung jawab sebatas simpanan wajib dan
modal penyertaan miliknya yg ada di koperasi.
• Pengurus : bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan
tugasnya untuk kepentingan koperasi kecuali Ybs. bersalah dalam
menjalankan tugasnya,
NOTES
Penandatanganan SPK :
1. Belum berbadan hukum (Seluruh Pengurus, Pengawas & Pendiri)
2. Berbadan hukum (Pengurus sesuai Anggaran Dasar)
A. Perkumpulan
Persatuan dari orang-orang yang menggabungkan diri karena adanya
kepentingan atau tujuan yang sama. Perkumpulan (ada yang berbadan
hukum dan tidak berbadan hukum) dan tujuan pendiriannya tidak
bermotif ekonomi.
NOTES
16
B. Yayasan
Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, kemanusiaan
dan tidak memiliki anggota
Ketentuan Pendirian
• Didirikan oleh satu orang atau lebih dengan akta nowaris.
• Status badan hukum diperoleh setelah akta pendirian disahkan
MenKumHam
• Akta Pendirian diumumkan dalam Tambahan BNRI.
Organ Yayasan
Pembina : pemegang kekuasaan tertinggi
Pengurus : bertanggung jawab penuh atas pengurusan dan
mewakili Yayasan di dalam maupun di luar pengadilan
NOTES
Dasar hukum
UU No.16/2001 jo. UU No.28/2004 Tentang Yayasan
17
5. Identifikasi Harta Kekayaan Calon Debitur
Pasal 1131 KUH Perdata
segala harta kekayaan orang berhutang baik bergerak maupun yang
tidak bergerak, yang sudah ada maupun yang akan ada menjadi
tanggungan untuksegala perikatan/hutang-hutang yang dibuatnya.
Benda
Secara hukum benda adalah tiap-tiap barang hak yang dapat dikuasai
dengan hak kepemilikan.
18
Macam dan Jenis Benda
1. Benda Tidak Bergerak
• Karena sifatnya :
Tidak dapat dipindahkan seperti tanah dan segala sesuatu
yang melekat diatasnya (pohon, bangunan)
• Karena tujuannya :
seperti mesin dan alat-alat yang di pakai dalam pabrik yang
ditanam sedemikian rupa pada benda yg tidak bergerak /
tanah
• Karena tujuannya :
Seperti kapal ukuran 20 m3 keatas atau setara dengan tonase
> 7 ton, pesawat terbang / helikopter
19
2. Benda Bergerak
• Karena sifatnya :
Yaitu benda-benda yang dapat dipindahkan, baik berwujud
maupun tidak berwujud.
• Karena UU :
Seperti kapal di bawah 20 m3 atau setara dgn tonase < 7
ton, kapal dan pesawat terbang yang tidak terdaftar, serta
bangunan diatas tanah orang lain.
20
Benda Yang Tidak Dapat Dijadikan Agunan Kredit
1. Benda Wakaf
Perbuatan hukum seseorang/badan hukum untuk memisahkan
sebagianhartanya untuk selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu gunakepentingan peribadatan/kepentingan umum sesuai
ajaran agama Islam.
UU No.41 Tahun 2004 tanggal 27 Oktober 2004 Tentang Wakaf
21
5. Benda Milik Yayasan
Berlaku apabila penjaminan dilakukan untuk kepentingan hutang
pihak lain, sedangkan jika dipergunakan untuk kepentingan
pinjaman Yayasan tetap diperbolehkan.
Dasar hukum : UU No.16/2001 tentang Yayasan dan perubahannnya
(UU No.28 tahun 2004)
7. Tanah Ulayat
Hak Ulayat adalah hak persekutuan (hak bersama) yang dipunyai
oleh masyarakat hukum adat tertentu di suatu wilayah tertentu
di Indonesia. Pemanfaatan tanah-tanah ulayat harus melalui
musyawarah dengan masyarakat hukum adat ybs.
Dasar hukum : UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
YA S A N
YA
22
6. Identifikasi Keterkaitan Calon Debitur Dengan
Debitur Lain dan Bank (Batas Maksimum Pemberian
Kredit)
“Pada prinsipnya Calon Debitur dapat digolongkan sebagai group /
kelompok peminjam atau pihak terkait dengan bank apabila terdapat
hubungan pengendalian antara Calon Debitur dengan Debitur lain
atau antara Calon Debitur dengan Bank”
• Hubungan Kepengurusan
Terdapat perangkapan jabatan Direksi/Pengawas atau pejabat
eksekutif berwenang memutuskan hal yang berkaitan dengan
operasional di dua perusahaan atau lebih.
• Hubungan Keuangan
Terdapat ketergantungan keuangan antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain yang timbul dari adanya :
- Bantuan keuangan yg menyebabkan adanya kemampuan untuk
menentukan kebijakan operasional/keuangan
- Transaksi material yang menyebabkan kesehatan keuangan
perusahaan terpengaruh.
- Pemberian jaminan (guarantee) yang menyebabkan perusahaan
yang satu memiliki kewajiban memenuhi kewajiban perusahaan
lain.
Dasar Hukum :
PBI No.7/3/PBI/2005
23
Ketentuan BMPK
PBI No.7/3/PBI/2005.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang dapat diberikan Bank
ditentukan sbb :
bank bri
75%
Dari ketentuan BMPK yang
ditentukan oleh BI
24
CHAPTER II
Aspek Hukum Dalam
Penerimaan Agunan
Kredit
Agunan Kredit
“Disamping terminologi “jaminan”, UU Perbankan juga
mempergunakan istilah “agunan” (sebagai jaminan
tambahan), yang diserahkan debitur kepada bank
dalam rangka pemberian fasilitas kredit/ pembiayaan.
Pengertian "Agunan Kredit"
Menurut Ilmu hukum
Agunan kredit adalah suatu kebendaan maupun orang/penanggungan
(borgtoch) yang diberikan oleh debitur/pihak ketiga untuk menjadi
tanggungan pelunasan hutang debitur.
Menurut UU Perbankan
Jaminan kredit adalah keyakinan bank atas kemampuan dan
kesanggupan calon debitur untuk melunasi kewajibannya, dimana
keyakinan tersebut diperoleh melalui penilaian seksama terhadap
watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha calon debitur
(penjelasan pasal 8 UU Perbankan).
1. Gadai
Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh debitur, atau orang lain atas namanya yang
memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan
dari barang tersebut secara didahulukan dari kreditur-kreditor lainnya.
Obyek Gadai
Benda bergerak baik berwujud seperti emas dan tidak berwujud seperti
Deposito, saham
Dasar hukum :
BAB XX Buku III KUHPerdata pasal 1133 s/d 1153
2. Fidusia
Hak jaminan atas benda bergerak dengan penguasaan tetap pada
Pemberi Fidusia yang dimaksudkan sebagai agunan bagi pelunasan
hutang tertentu dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
Penerima Fidusia terhadap kreditur lain.
Obyek Fidusia
• Benda Bergerak yg dapat dimiliki dan dialihkan baik yang berwujud
maupun tidak berwujud, yang terdaftar maupun tidak terdaftar, seperti
kendaraan bermotor, mesin dan
• Benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani Hak Tanggungan
dan Hipotek seperti bangunan diatas tanah orang lain
Dasar Hukum
UU No.42 Tahun 1999Tentang Jaminan Fidusia
27
Eksekusi Agunan Fidusia
1. Penjualan di bawah tangan.
berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia.
2. Fiat Eksekusi
Melalui kekuatan titel eksekutorial yang tercantum dalam Sertifikat
Fidusia dengan cara mengajukan permohonan fiat eksekusi kepada
Ketua PN dan lelang melalui KPKNL.
3. Parate Eksekusi
Berdasarkan kekuasaan sendiri yang diberikan oleh Pemilik Agunan
Hapusnya Fidusia
• Hapus atau lunasnya hutang yang dijamin dengan Fidusia.
• Musnahnya benda obyek jaminan Fidusia.
Notes
Jika obyek fidusia diasuransikan maka klaim asuransi akan
menjadi pengganti obyek jaminan fidusia tersebut
Dasar Hukum
UU No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
3. Hak Tanggungan
Hak Jaminan yg dibebankan pada hak atas tanah, berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang
diutamakan terhadap kreditur-kreditur lain.
28 28
Obyek hak tanggungan
• Hak Milik
• Hak Guna Usaha
• Hak Guna Bangunan
• Hak Pakai Diatas Tanah Negara yang wajib di daftar dan dapat
dipindahtangankan.
Perjanjian Kantor
APHT
Kredit BPN
Pembuatan Akta
Pembuatan Pemberian Hak Sebagai bukti
perjanjian Tanggungan yang pendaftaran Hak
kredit sebagai menunjuk pada Tanggungan,
perjanjian pokok perjanjian pokok diterbitkan
dihadapan PPAT dimana
hak atas tanah berada.
Dasar Hukum
UU No.4 Tahun 1996Tentang Hak Tanggungan
1. Hak Milik
Adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah.
29
2. Hak Guna Usaha (HGU)
Adalah hak untuk mengusahakan tanah yang langsung dikuasai
oleh Negara, dalam jk waktu tertentu, guna perusahaan pertanian,
perikanan atau peternakan.
• Diberikan atas tanah min. 5 ha, jika luas 25 ha atau lebih harus
memakai Investasi Modal yg layak & teknik perusahaan yang baik.
• Jangka waktu HGU maksimal 25 tahun atau maksimal 35 tahun
(untukk perusahaan tertentu yang perlu jangka waktu lebih lama) dan
dapat diperpanjang maksimal 25 tahun.
• Dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
30
30
3. Hak Guna Bangunan (HGB)
Adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah
yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu maksimal 30 tahun
• Jangka waktu HGB dapat diperpanjang maksimal 20 tahun.
• Dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Terjadinya HGB
• Tanah yang dikuasa Negara : karena penetapan Pemerintah.
• Tanah milik : karena perjanjian (otentik) antara pemilik tanah dan
pihak yang memperoleh HGB.
OPEN
31
31
4. Hak Pakai Atas Tanah Negara
Adalah hak utk menggunakan dan memungut hasil dari tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara
• Jangka waktu maksimal 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
• Pemberian Hak Pakai berdasarkan keputusan Menteri/pejabat yang
berwenang dan wajib didaftarkan ke Kantor Pertanahan.
32
Eksekusi Hak Tanggungan
1. Penjualan di bawah tangan
berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima HT
2. Fiat eksekusi
Berdasarkan titel eksekutorial yang tercantum dalam SHT dengan
mengajukan permohonan fiat eksekusi kepada Ketua PN. Lelang
dilakukan melalui KPKNL
3. Parate Eksekusi
Berdasarkan kekuasaan sendiri yang tercantum pada Ps 2 APHT
dengan mengajukan permohonan lelang ke KPKNL
Dasar Hukum
UU No.4 Tahun 1996
Tentang Hak Tanggungan
33
Peringkat Hak Tanggungan
1. Suatu objek Hak Tanggungan dapat dibebani dengan lebih dari satu
Hak Tanggungan guna menjamin lebih dari satu hutang
Sehingga terdapat pemegang Hak Tanggungan peringkat pertama,
kedua dst.
2. Apabila satu objek Hak Tanggungan dibebani lebih dari satu Hak
Tanggungan maka peringkatnya ditentukan menurut “TANGGAL
PENDAFTARAN” di Kantor Pertanahan.
3. Peringkat Hak Tanggungan didaftarkan pada tanggal yang sama,
ditentukan berdasarkan “Tanggal Pendaftaran APHT” di Kantor
Pertanahan.
34
SKMHT untuk kredit tertentu :
(Perat. Menteri Negara Agraria No.4/1996)
• Usaha Kecil
• Kredit Pemilikan Rumah/Rumah Susun Sederhana,
• Kredit produktif dgn plafond tdk melebihi Rp.50 jt
• SKMHT berlaku s/d berakhirnya masa berlakunya perjanjian pokok
/ kreditnya lunas.
Syarat Formil
• Dibuat dengan akta notariis /akta PPAT
• Diberikan langsung oleh pemberi Hak Tanggungan.
Syarat Materiil
• Tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan lain selain
membebankan hak tanggungan
• Tidak memuat kuasa subtitusi (penggantian penerima kuasa melalui
pengalihan kepada pihak lain)
SKMHT
Pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri oleh Pemilik
Agunan dengan cara menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan
(APHT). kecuali benar-benar diperlukan diperkenankan menggunakan
SKMHT.
(penjelasan Ps 15 UUHT).
Obyek Hipotek
• Kapal isi kotor 20 m3 keatas atau setara dengan tonase kotor 7 (GT.7).
• Pesawat Terbang /Helikopter
Pemberian Hipotek
1. Obyek Hipotek berupa Kapal
• Perjanjian kredit sebagai (perjanjian pokok)
• Akta Hipotik oleh Pejabat Pendaftaran dan Pencatatan Balik Nama
Kapal di tempat kapal di daftar.
• Pendaftaran Akta Hipotik dalam Daftar Balik Nama Kapal
2. Obyek Hipotik berupa Pesawat Terbang/Helikopter
• Perjanjian kredit sbg (perjanjian pokok)
• Akta hipotik (Notariil)
• Pendaftaran Akta Hipotik dalam Daftar Balik Nama Kapal
Dasar Hukum
• Bab XXI Buku III KUHPerdata
• UU No.15/1992 ttg Penerbangan
• PP No.51/2002 ttg Perkapalan
Eksekusi Hipotik
1. Penjualan di bawah tangan.
2. Fiat eksekusi.
Dengan mengajukan permohonan fiat eksekusi ke Ketua PN dan lelang
dilakukan melalui KPKNL.
3. Parate eksekusi.
Berdasarkan kekuasaan sendiri dengan permohonan lelang langsung
ke KPKNL.
36
Hapusnya Hipotek
1. Hapusnya hutang yang dijamin dengan Hipotek.
2. Dilepaskannya Hipotek oleh pemegang Hipotek
3. Karena penetapanpembersihan peringkat oleh Hakim.
5. Resi Gudang
Adalah dokumen bukti kepemilikan (surat berharga) atas barang yang
disimpan di Gudang yangditerbitkan oleh Pengelola Gudang. Hak
Jaminan atas Resi Gudang adalah hak jaminan yang dibebankan
pada resi gudang untuk pelunansan suatu utang yang memberikan
kedudukan diutamakan bagi penerima hak jaminan terhadap kreditor
lain.
Dasar Hukum
• UU No.9 Tahun 2006Tentang Sistem Resi Gudang
37
6. Borgtoch
(Lembaga Penjaminan Perorangan)
Merupakan suatu persetujuandimana Pihak Ketiga, guna kepentingan
Kreditur,mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si Debitur, mana
kala si Debitur tidak memenuhi kewajibannya.
Obyek Pertanggungan
“Orang / Badan Hukum”
Penilaiannya pada bonafiditasnya, tidak semata-mata dilihat dari harta
kekayaannya tetapi dari reputasinya dlm masyarakat /lingkungan mitra
bisnisnya
Eksekusi pertanggungan
Bank tidak mempunyai upaya paksa terhadap si Penanggung.
Jika Penanggung tidak bersedia secara sukarela melaksanakan
kewajibannya maka Bank dpt mengajukan gugatan perdata ke PN atau
gugatan pailit melalui Pengadilan Niaga
Hapusnya pertanggungan
1. Hapusnya hutang yang dijamin dengan pertanggungan
2. Dilepaskannya jaminan karena salahanya Kreditur.
3. Diterimanya kebendaan sebagai pembayaran utang pokok
Dasar Hukum
Bab XVII pasal 1820 s/d 1850 KUHPerdatadan khusus pertanggungan
berupa Bank Garansi diatur dalam Ketentuan BI mengenai Bank Garansi
38
7. Cessie
(Bukan lembaga pengikatan agunan)
Hanya merupakan sarana pemindahan /pengalihan piutang atas nama
dan kebendaan tidak berwujud lainnya (pasal 613 KUHPerdata).
Obyek Cessie :
1. Piutang atas nama seperti Deposito
2. Kebendaan tidak berwujud seperti saham, piutang, obligasi
Pembuatan Cessie :
1. Dibuat secara tertulis dalam bentuk akta notariil atau akta dibawah
tangan.
2. Diberitahukan secara resmi/secara tertulis oleh pihak yan berhutang
Dasar Hukum
Pasal 613 KUHPerdata.
39
CHAPTER III
Aspek Hukum
Realisasi Kredit
1. Syarat sahnya Putusan Kredit (PTK) :
1. Telah melalui proses dan prosedur sesuai dengan ketentuan KUP,
PPK, SK, SE dan ketentuan intern bank lainnya serta ketentuan
perundang-undangan yang berlaku bagi bank
2. Ditetapkan oleh pejabat pemutus kredit yang memiliki kewenangan
memutus kredit (PDWK)
41
3. Surat Pemberitahuan Putusan Kredit
(SPPK) :
Adalah surat pemberitahuan kepada Calon Debitur tentang persetujuan bank
atas permohonan kreditnya meliputi jumlah kredit yang disetujui dengan
ketentuan dan syarat kredit sebagaimana diuraikan pada surat tsb
42
4. Syarat Sahnya Perjanjian :
(Ps. 1320 KUH Perdata)
Perjanjian dikatakan sah apabila memenuhi syarat subjektif dan objektif,
yaitu:
Akibat Hukum
tidak terpenuhi syarat
43
5. Cara Pembuatan Akta Perjanjian Kredit :
A. Akta Notariil :
Adalah akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-
undang dan dibuat dihadapan Notaris yang berwenang ditempat dimana
akta dibuat.
07:23
44
B. Akta Dibawah Tangan :
Akta yang dibuat dan ditandatangani tanpa perantaraan seorang pejabat
umum. Mempunyai kekuatan pembuktian apabila tanda tangani dan
diakui oleh pihak penandatangan atau dianggap telah diakui menurut
hukum. (ps 1874 KUH Perdata)
45
C. Akta Pengakuan Hutang
Akta pengakuan hutang yang dibuat di bawah tangan. Disamping
penandatanganan harus ditambahkan dengan tulisan tangan yang
dibuat sendiri oleh pihak yang menandatangani.
46
CHAPTER IV
Aspek Hukum Dalam
Perubahan Kredit
Perubahan perjanjian dalam hukum perjanjian, ada yang
menyebabkan hapusnya perjanjian awal, namun ada
juga yang sifatnya hanya menambahkan. Tergantung
dari komponen dalam perjanjian yang dirubah.
1. Addendum
Adalah perubahan yang dilakukan dengan menambahkan, mengganti, atau
menghilangkan bagian tertentu dari perjanjian kredit sebelumnya.
1. Penggunaan Adendum
• Penambahan syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang diatur dalam
perjanjian kredit.
• Penggantian syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang diatur
perjanjian kredit
• Penghapusan/menghilangkan bagian tertentu dari syarat dan
ketentuan perjanjian kredit
48
2. Novasi
"Novasi/pembaharuan hutang adalah merupakan suatu perjanjian yang
dibuat untuk membebaskan seseorang dari suatu perikatan yang dibuatnya."
Penggunaan Novasi
1. NOVASI OBJEKTIF (Perubahan obyek perjanjian)
Obyek perjanjian adalah hal yang menjadi esensi dari suatu perjanjian,
untuk perjanjiankredit yang menjadi esensinya adalah pemberian
fasilitas kredit/pinjaman/pembiayaanberdasarkan ketentuan pinjam
meminjam.
49
Ketentuan Pembuatan Novasi:
1. Syarat formal
• Harus dinyatakan dengan tegas (tidak boleh dipersangkakan) dan
dibuat secara tertulis dengan akta Notariil atau akta dibawah tangan
• Mencantumkan judul novasi atau pembaharuan hutang.
2. Syarat materiil
• Memuat pernyataan kehendak dari pihak utk melakukan novasi.
• Memuat pernyataan pembebasan segala kewajiban debitur atau
kreditur lama untuk digantikan oleh debitur atau kreditur baru.
Penggantian kreditur
Dalam perjanjian novasi dinyatakan dengan
tegas bahwa perjanjian pengikatan jaminan
akan dipertahankan untuk kepentingan
perjanjian novasi (pasal 1421 KUHPerdata).
kecuali
Penggantian Debitur
Debitur sekaligus pemilik agunan dalam
perjanjian kredit yang dinovasi, dinyatakan
dgn tegas ikut kembali sebagi debitur dalam
perjanjian novasi (pasal 1423 KUH Perdata)
50
3. delegasi
Merupakan novasi yang tidak sempurna berupa suatu penggantian debitur
dimana seorang debitur memberikan kepada pihak yang berpiutang seorang
debitur baru yg mengikatkan dirinya kepada bank.
Dalam delegasi tidak ada pembebasan kewajiban terhadap debitur lama
dan perjanjian yang lama tidak menjadi hapus.
Pembuatan
Dapat diperlakukan sebagaimana pembuatan perubahan perjanjian
pada umumnya (adendum), namun perlu ada ketentuan khusus yang
memuatpenegasan adanya penerimaan debitur baru untuk mengikatkan
diri pada kreditur.
Akibat Hukum
Delegasi menyebabkan kreditur mendapatkan tambahan pihak yang
bertindak sebagai debitur.
Penggunaan
Dipergunakan dalam hal bank akan menerima
tambahan debitur baru untuk bergabung/
menanggung hutang bersama-sama debitur
lama.
Dasar Hukum
Pasal 1417 KUHPerdata
51
4. Subrogasi
Suatu penggantian kedudukan kreditur oleh pihak lain yang terjadi akibat
adanya pembayaran yang diperjanjikan atau karena ditetapkan oleh
undang-undang.
Pembuatan
Dalam perkreditan pada umumnya yang terjadi adalah subrogasi yang
diperjanjikan berupa suatu peristiwahukum dimana ada pihak ketiga
yang melunasi utangseorang debitur dan bank bersedia mengalihkan
hak-haknya kepada pihak tersebut.
Akibat Hukum
Tidak menyebabkan hapusnya perikatan namun hanya menyebabkan
beralihnya kedudukan kreditur kepada kreditur baru sehingga apabila
diperjanjikan hak-hak istimewa termasuk pengikatan jaminan yang
melekat pada perjanjian yang disubrogasi dapat tetap melekat dan
beralih kepada kreditur baru.
Penggunaan
Dapat diperlakukan sebagaimana
addendum, namun perlu ditegaskan
bahwa penerimaan debitur baru
untuk mengikatkan diri pada
kreditur.
Dasar Hukum
KUHPerdata pasal 1400-1403
52
CHAPTER V
Aspek Hukum Dalam
Penyelesaian Kredit
Bermasalah
Penyelesaian kredit dapat dilakukan melalui penyelesaian secarasukarela,
penyelesaian yang dilakukan melalui tindakan hukum (baik yang
dilakukan sendiri oleh bank maupun melalui saluran hukum dengan
bantuan lembaga yang berwenang) dan pembebasan hutang.
54
1. Penyelesaian Secara Sukarela
Pembayaran atau pelunasan tunggakan kredit dilakukan tanpa melalui
tindakan hukum Bank atau bantuan pengadilan / lembaga berwenang.
55
2. Penyelesaian Kredit Melalui Tindakan
Hukum Yang Dilakukan oleh Bank sendiri.
Dilakukan terhadap debitur yg wanprestasi terhadap perjanjian kredit, yang
dianggap “tidak mempunyai itikad baik” dalam penyelesaian kreditnya.
• Penjualan Agunan
Melalui Surat Kuasa Jual
Penjualan agunan
kredit melalui Surat
Kuasa Jual dari pemilik
jaminan. Cara ini
bersifat psikologis,
dan hanya dilakukan
terhadap agunan kredit
yang belum dilakukan
pengikatan secara
sempurna.
56
3. Penyelesaian Kredit Melalui Saluran
Hukum
NOTES
57
Gugatan Sederhana
Adalah tata cara persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai
gugatan materiil maks Rp.200 juta yang diselesaikan dengan tata cara
dan pembuktian sederhana.
Gugatan Sederhana
• Pemeriksaan Hakim Tunggal
• Tidak dapat diajukan tuntutan provisi, eksepsi, rekovensi, replik,
duplik atau kesimpulan
• Tidak dapat diajukan Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali.
• Upaya hukum hanya dengan cara mengajukan “Keberatan” ke
Ketua PN, paling lambat 7 hari sejak putusan diucapkan
Gugatan Sederhana
• Didaftarkan di Kepaniteraan PN, dengan membayar Panjar Biaya
Perkara yang ditetapkan Ketua PN serta melampirkan : “bukti surat
yang sudah di legalisasi”.
• Surat gugatan dapat dibuat dengan mengisi blanko yang disediakan
di PN.
58
Gugatan Pailit Kepada Debitur/Penanggung
1. Debitur punya setidaknya 2 kreditur dan salah satu utang telah
jatuh tempo.
2. Gugatan pailit diajukan ke Pengadilan Niaga.
3. Putusan pailit : seluruh kekayaan debitur (yang ada sekarang dan yg
akan datang) berada dalam keadaan sita umum, untuk dibagikan
secara proposional kepada para kreditur konkuren.
4. Debitur kehilangan hak nya utk melakukan pengurusan terhadap
hartanya.
5. Utk kreditur separatis (pemegang HT, hipotek, gadai & fidusia)
tetap dapat mengeksekusi agunan kredit seolah-olah tidak terjadi
kepailitan (s/d 90 hari)
(Ps 55 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 ttg Kepailitan dan PKPU)
Persyaratan
• Debitur/penanggung tidak beritikad baik termasuk ahli waris yang
telah menerima warisan dari debitur yang tidak beriktikad baik
tersebut.
• Hutangnya minimal Rp. 1 milyar, dan
• Berusia dibawah 75 tahun
59
Pembebasan Hutang (Hapus Tagih)
Perikatan antara kreditur dengan debitur dengan sendirinya menjadi
hapus karena adanya pembebasan hutang dari kreditur. (pasal 1381
KUHPerdata tentang hapusnya perikatan).
60