MEMORANDUM ANALISIS
RESTRUKTURISASI KREDIT RITEL
NO. SKPP : /VIII/2018 tgl -08-2018
9. Bunga yang diterima sejak realisasi kredit terakhir : KMK Rp. 320.317.118,-
10. Kolektibilitas : Dalam Perhatian Khusus
11. Tanggal penyerahan ke saluran hukum : --
12. Data Agunan :
MAK an. KHO WIE
PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk Formulir 5b/IV 2/14
KANCA SURABAYA KUSUMA BANGSA
(Rp.000)
No dan Pengikatan agunan
Nama
Jenis Agunan Status Lokasi NPW NL PNPW PNL
Pemilik Bentuk Nilai
Kepemilikan
Jenis Agunan Pokok
Villa
Persediaan
Kalijudan
berupa laptop Kho Wie 2.315.778 - - - Fiducia 300.000
Indah M-6,
dan printer
Surabaya
Sub Total 2.315.778 300.000
Jenis Agunan Tambahan
Simpang
SHM No.2674, Darmo HT I
Tanah dan Tgl.23-07-2002 Kho Wie Permai 677/2017,
1.968.000 1.771.000 2.164.800 1.948.320
Bangunan Selatan tgl 2.050.000
410.000 328.000 328.000 262.400
LT : 164 m2 VIII-51, 14/02/2017
LB : 164 M2 Surabaya
Sub Total 2.378.000 2.099.200 2.492.800 2.210.720 2.050.000
Total 4.693.778 2.099.200 2.492.800 2.210.720 2.350.000
Coverage Ratio Agunan terhadap total Plafond
260% 116% 138% 122% 130%
Rp.1.800.000,-
Pembahasan :
a. Aspek Penilaian :
Penilaian agunan tambahan berdasarkan penilaian dari Nilai pasar Wajar.
b. Aspek pengikatan :
Agunan pokok berupa persedian barang dagangan dilakukan Perjanjian Penyerahan Hak
Milik Atas Kepercayaan (Fiducia) Model PJ-08 yang dilengkapi PJ_08a dengan nilai
pengikatan sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
Agunan tambahan berupa tanah dan bagunan sesuai SHM No. 2674 tgl 23/07/2002 an. Kho
Wie beralamat di JL. Simpang Darmo Permai Selatan VIII-51 Surabaya diikat HT I
(diteruskan) sebesar Rp. 2.050.000.000,- (dua milyar lima puluh juta rupiah)
c. Aspek Pengamanan :
Bangunan berupa rumah tinggal pada SHM No. 2674 tgl 23/07/2002 yang terletak di JL.
Simpang Darmo Permai Selatan VIII-51 Surabaya, an. Kho Wie diasuransikan kebakaran
sebesar Rp. 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta rupiah)
II. ANALISIS PERMASALAHAN
1. Tujuan semula penggunaan kredit :
Tambah Modal Kerja (KMK) :
Perdagangan Laptop, Komputer
2. Realisasi penggunaan Kredit :
- Tambah Modal telah digunakan sebagaimana mestinya sesuai tujuan semula.
- Permasalahan diawali sejak penurunan omset sebesar 40% dan pada tahun 2018 ybs
melakukan investasi yang tiap bulan pembayaran bunga dan pokoknya kurang lebih sekitar 250jt,
pembelian aset tersebut dilakukan Ybs untuk berbisnis di bidang properti. Akibat lesunya
properti pada tahun ini maka ybs kesulitan untuk melakukan penjualan properti. Oleh karena itu
cash flow Ybs mulai terganggu.
3. Integritas Debitur :
- Selama menjadi debitur di BRI, ybs dinilai kooperatif dan komunikatif.
4. Penyebab Kredit Bermasalah :
a. Kronologis Ybs mendapatkan fasilitas pinjaman di BRI Surabaya Kusuma Bangsa :
1. KHO WIE tahun I mejadi nasabah BRI Surabaya Kusuma Bangsa sejak 15 Desember
2015 dengan mendapat fasilitas KMK sesuai PTK No.R.1752/IX-KC/ADK/12/2015
tanggal 15-12-2015 :
a. Jumlah Fasilitas : Rp. 1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah)
b. Keperluan : Perdagangan Laptop, Komputer dan Printer
c. Bentuk Kredit : KI dengan Max. CO Menurun
d. Jangka Waktu : 60 bulan
e. Suku Bunga : 12.50 % per tahun
f. Provisi : 0.75% dari plafond kredit
2. KHO WIE tahun II mejadi nasabah BRI Surabaya Kusuma Bangsa sejak 18 November
2016 dengan mendapat fasilitas KMK sesuai PTK No.R.2006/IX-KC/ADK/11/2016
tanggal 18-11-2016 :
a. Jumlah Fasilitas : Rp. 1.800.000.000,- (satu milyar delapan ratus juta rupiah)
b. Keperluan : Perdagangan Laptop, Komputer dan Printer
c. Bentuk Kredit : RC dengan Max. CO Tetap
d. Jangka Waktu : 12 bulan
e. Suku Bunga : 12.50 % per tahun
f. Provisi : 0.75% dari plafond kredit
3. KHO WIE tahun III mejadi nasabah BRI Surabaya Kusuma Bangsa pada tgl 27
Desember 2017 dengan mendapat fasilitas KMK sesuai PTK No.R.4209 /IX-
KC/ADK/12/2017 tanggal 27 -12-2017 :
a. Jumlah Fasilitas : Rp. 1.800.000.000,- (satu milyar delapan ratus juta rupiah)
b. Keperluan : Perdagangan Laptop, Komputer dan Printer
c. Bentuk Kredit : RC dengan Max. CO Tetap
d. Jangka Waktu : 12 bulan
e. Suku Bunga : 12.50 % per tahun
f. Provisi : 0.75% dari plafond kredit
1 2 3 4 5=4*3 6
Jumlah
5. Aton Nurhadi Rachman Tahun Ke-IV akan dilakukan restrukturisasi Pertama dengan mendapat
fasilitas KMK dengan rincian sebagai berikut :
a. Angsuran
b.
c.
7. Adanya piutang macet sebesar Rp. 1.000.000.000,- yang belum tertagih sehingga
mengganggu perputaran usaha dan mengakibatkan penurunan omset.
8. Pada awal tahun 2019 ybs memulai usaha property bersama dengan temannya di daerah
mojokerto dengan membangun 120 unit perumahan dan sampai dengan saat ini baru
terjual sejumlah 65 unit.
9. Untuk saat ini ybs hanya mampu untuk membayar bunga bri sebesar Rp. 12.000.000,-
Jumlah
Keterangan : Perhitungan NPV periksa lampiran
III. KESIMPULAN
1. Cash Flow dari usaha ybs. meskipun menurun namun masih dapat untuk membayar sebagian
angsuran bunga.
2. Ybs. sangat kooperatif dan komunikatif.
3. Restrukturisasi kredit dengan alternatif perpanjangan jangka waktu kredit/penjadwalan kredit
dan penundaan pembayaran pokok pinjaman selama satu tahun masih menguntungkan karena
sesuai perhitungan Implikasi Finansial PV selama jangka waktu kredit masih diatas pokok
pinjamannya.
Beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya restruk pertama adalah :
1. Debitur masih mengandalkan piutang yang belum tertagih dari beberapa pelanggan.
2. Terdapat kekurangan pembayaran bunga tiap bulan
3. Kesulitan debitur untuk menagih piutang beberapa pelangannya diluar pulau
4. Gagalnya restrak pertama menyebabkan debitur belum bisa kembali ke bunga normal
5. Debitur akan menjual asetnya untuk melunasi hutang di Bank BRI
kredit Restrukturisasi KMK. (Apabila ada perbedaan dengan data sistem BRI maka
disesuaikan dengan data sistem BRI terbaru).
V. Agunan (Rp.000)
No dan Pengikatan agunan
Nama
Jenis Agunan Status Lokasi NPW NL PNPW PNL
Pemilik Bentuk Nilai
Kepemilikan
Jenis Agunan Pokok
Villa
Persediaan
Kalijudan
berupa laptop Kho Wie 2.315.778 - - - Fiducia 300.000
Indah M-6,
dan printer
Surabaya
Sub Total 2.315.778 300.000
Jenis Agunan Tambahan
Simpang
SHM No.2674, Darmo HT I
Tanah dan Tgl.23-07-2002 Kho Wie Permai 677/2017,
1.968.000 1.771.000 2.164.800 1.948.320
Bangunan Selatan tgl 2.050.000
410.000 328.000 328.000 262.400
LT : 164 m2 VIII-51, 14/02/2017
LB : 164 M2 Surabaya
Sub Total 2.378.000 2.099.200 2.492.800 2.210.720 2.050.000
Total 4.693.778 2.099.200 2.492.800 2.210.720 2.350.000
Coverage Ratio Agunan terhadap total Plafond
260% 116% 138% 122% 130%
Rp.1.800.000,-
V.1. Pengikatan agunan :
a. Agunan kredit diikat dengan bentuk pengikatan dan nilai pengikatan sesuai tabel agunan
tersebut diatas.
b. Agunan kredit diikat sesuai dengan ketentuan pengikatan agunan yang berlaku,
sehingga memberikan hak preferensi kepada BRI.
c. Hak tanggungan yang ada tetap dipertahankan dan diteruskan
d. Agunan pokok berupa persedian barang dagangan dilakukan Perjanjian Penyerahan Hak
Milik Atas Kepercayaan (Fiducia) Model PJ-08 yang dilengkapi PJ_08a dengan nilai
pengikatan sebesar Rp. 300.000.000,-
e. Agunan tambahan berupa tanah dan bagunan sesuai SHM No. 2674 tgl 23/07/2002 an.
Kho Wie beralamat di JL. Simpang Darmo Permai Selatan VIII-51 Surabaya diikat HT
I (diteruskan) sebesar Rp. 2.050.000.000,-
V. 2. Asuransi :
a. Bangunan berupa rumah tinggal yang berdiri pada SHM No. 2674 tgl 23/07/2002 an. Kho
Wie JL. Simpang Darmo Permai Selatan VIII-51, Surabaya diasuransikan kebakaran
sebesar Rp. 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta rupiah) Diasuransikan pada perusahaan
asuransi rekanan BRI dengan Bankers Clause untuk kepentingan BRI.
b. Jangka waktu asuransi harus sesuai dengan jangka waktu kreditnya dan biaya yang timbul
menjadi beban debitur.
c. Asli polis asuransi disimpan di BRI.
(Model SU)” yang telah disetujui oleh dan mengikat Debitur serta merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian kredit ini.
b. Addendum Perjanjian Restrukturisasi Kredit ini dibuat secara Notariil, dengan
menunjuk perjanjian kredit sebelumnya, dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
c. Perjanjian kredit ini telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan termasuk ketentuan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
2 Syarat-syarat penandatanganan Akad Restrukturisasi kredit :
1. Debitur telah memberikan salinan/copy surat-surat perizinan yang berhubungan dengan
usaha debitur yang masih berlaku (SIUP, TDP, NPWP dan surat ijin lainnya).
2. Biaya administrasi, provisi, notaris, premi asuransi, pengikatan agunan dan lainnya
yang berkaitan dengan Putusan ini telah disetorkan secara tunai paling lambat pada
saat realisasi kredit oleh Debitur dan tidak dibebankan dari rekening pinjaman.
3 Syarat-Syarat Restrukturisasi Kredit :
1) Apabila debitur tidak dapat memenuhi persyaratan dalam restrukturisasi ini selama 3
kali , dan dengan mengesampingkan pasal 1266 KUH Perdata maka, Putusan Kredit
ini menjadi batal dan pembayaran yang telah dilakukan akan diperhitungkan sebagai
angsuran pinjaman.
2) Pada saat jatuh tempo restrukturisasi KMK debitur harus melunasi pokok pinjaman
sebesar Rp. 1.765.000.000,- dan apabila pelunasan dilakukan sebelum jatuh tempo
pinjaman tidak dikenakan penalti pelunasan maju.
3) Kolektibilitas debitur/pinjaman mengikuti kondisi pada saat realisasi restrukturisasi
kredit dan dapat menjadi Lancar kembali setelah debitur memenuhi kewajiban/
persyaratan restrukturisasi minimal 3 bulan dan menyelesaikan tunggakan tertahan
pada akhir periode.
4) Apabila restrukturisasi dan putusan kredit ini batal, maka :
Seluruh setoran yang telah dilakukan diperhitungkan untuk
mengurangi sisa kewajiban Ybs.
Penanganan kredit selanjutnya adalah melalui penyelesaian
kredit baik secara damai maupun saluran hukum.
5) Bank (kreditur) dapat memasang pengumuman pada aset debitur yang menjadi agunan
di BRI yang berbunyi ”Tanah dan bangunan ini merupakan agunan kredit dan berada
dalam pengawasan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” apabila debitur wan
prestasi.
6) Seluruh biaya yang timbul dalam rangka restrukturisasi kredit ini menjadi beban
debitur, Perjanjian kredit baru dapat dilakukan apabila debitur telah menyediakan
(mencadangkan dana) di BRI untuk keperluan pembayaran biaya-biaya yang berkaitan
dengan perjanjian kredit dimaksud.
7) Ketentuan dalam perjanjian kredit sebelumnya tetap berlaku sepanjang tidak diubah
dan tidak bertentangan dengan persyaratan restrukturisasi kredit.
8) Debitur harus tunduk pada syarat dan ketentuan kredit yang berlaku di BRI.
4. Persyaratan Lainnya :
A. BRI atau pihak lain atas kepentingan BRI berhak untuk sewaktu-waktu melakukan
pemeriksaan terhadap pembukuan debitur, memeriksa agunan kredit serta melakukan
peninjauan ke lokasi usaha debitur.
B. BRI mempunyai hak istimewa untuk ikut dalam manajemen Debitur; atau melalui badan /
lembaga lainnya yang ditunjuk BRI, apabila terjadi event of default.
C. Kelalaian atau keterlambatan dari pihak Bank untuk menggunakan hak/kekuasaannya
sesuai dengan isi perjanjian kredit, tidak berarti sebagai waiver (pelepasan hak).
D. BRI memiliki hak untuk melakukan likuidasi agunan melalui parate eksekusi dan atau fiat
eksekusi apabila debitur tidak menepati kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan.
E. Dibuatkan klausula publikasi yang berisi memberikan hak kepada BRI bahwa dalam
rangka penyelesaian kewajiban debitur / penjamin, BRI berhak memanggil debitur /
penjamin dan atau mengumumkan nama debitur bermasalah di media massa/media lain
yang ditentukan BRI dan atau melakukan perbuatan lain yang diperlukan, termasuk
tindakan memasuki tanah / pekarangan tempat agunan dan tindakan memasang
pengumuman pada jaminan milik debitur / penjamin. Pengumuman mana tidak boleh
diubah oleh debitur / penjamin sampai dengan kewajiban debitur / penjamin dinyatakan
lunas.
F. Hukum yg berlaku bagi perjanjian kredit ini adalah hukum Indonesia dengan mengambil
kedudukan hukumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.
G. Debitur tidak diperkenankan untuk memberikan/menjanjikan pemberian dalam
bentuk apapun juga, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam
pemberian kredit, baik pada saat ini maupun saat yang akan datang kepada bank
maupun pihak yang terkait dengan pemberian kredit diluar biaya-biaya yang telah
ditentukan seperti provisi, administrasi dan asuransi.
5. Klausula –Klausula :
1. Klausula Kepailitan :
Debitur wajib memberitahukan kepada BRI tentang adanya permohonan pernyataan pailit
yang diajukan oleh krediturnya atau pihak lain kepada Pengadilan Niaga untuk
menyatakan pailit Debitur selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak Debitur mengetahui
adanya permohonan pernyataan pailit dimaksud atau sejak Debitur menerima panggilan
sidang dari Pengadilan Niaga atas permohonan pernyataan pailit dimaksud.
2. Klausula Perjumpaan Hutang :
Apabila Bank memandang perlu, maka dengan ini Debitur memberi kuasa kepada BRI
untuk memperjumpakan utang Debitur yang timbul karena perjanjian ini maupun karena
perjanjian-perjanjian lain dengan BRI dengan piutang-piutang Debitur yang ada pada
BRI yang berupa tetapi tidak terbatas pada tabungan dan atau simpanan dan atau
rekening lain milik Debitur yang ada pada BRI.
6. Klausula Kuasa-Kuasa :
a. Debitur harus memberikan kuasa kepada BRI untuk sewaktu-
waktu atau apabila BRI menganggap perlu, terutama jika Debitur wan prestasi, yang
mana tidak perlu dibuktikan lagi, melainkan cukup dengan tidak dipenuhinya salah satu
ketentuan dalam perjanjian kredit dan/atau menurut BRI kredit yang diberikan dinyatakan
macet, untuk membuat dan menanda-tangani akte Pengakuan Hutang secara notariil atas
MAK an. KHO WIE
PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk Formulir 5b/IV 12/14
KANCA SURABAYA KUSUMA BANGSA
nama Debitur yang bertitel eksekutorial dengan memuat besarnya hutang Debitur secara
pasti, sebagaimana jumlah yang nampak dalam rekening pinjaman Debitur
b. Disamping kuasa-kuasa yang dalam perjanjian ini secara tegas
telah diberikan oleh Debitur kepada BRI, maka untuk keperluan pelaksanaan perjanjian
dengan ini Debitur memberi kuasa kepada BRI untuk melaksanakan pendebetan atas
rekening Debitur maupun rekening pemberi jaminan, baik berupa giro, deposito maupun
simpanan dan atau tabungan lainnya yang ada pada Bank/ BRI.
c. Semua kuasa yang termatub dalam akta ini merupakan bagian
yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini dan oleh karena itu maka
kuasa-kuasa tersebut tidak dapat ditarik kembali dan atau dibatalkan dengan cara apapun
juga atau karena sebab-sebab yang termaktub dalam pasal 1813 KUHP Perdata.
7 Klausula Sell Down
a. BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK
untuk:
1. Menjual atau mengalihkan dengan cara lain sebagian atau seluruh pinjaman
maupun hak BANK berdasarkan Perjanjian Kredit serta Dokumen Agunan kepada
pihak ketiga yang ditunjuk oleh BANK sendiri ; dan/atau
2. Mengalihkan piutang/hak tagih BANK (cessie) yang timbul dari Perjanjian Kredit
(termasuk Perjanjian Pengikatan dan kepemilikan Agunan) kepada pihak ketiga
yang ditunjuk oleh BANK.
b. DEBITUR dengan ini menegaskan bahwa :
1. Dengan menandatangani Perjanjian Kredit, DEBITUR menyetujui
penjualan/pengalihan dan penyerahan sebagian atau seluruh pinjaman mauppun
hak BANK tersebut yang dilakukan dengan ketentuan dan syarat-syarat yang
dianggap baik oleh BANK ; dan
2. DEBITUR mengakui pihak ketiga yang membeli/mengambilalih dan menerima
sebagian atau seluruh hak-hak BANK berdasarkan Perjanjian Kredit serta
Dokumen Agunan sejak DEBITUR menerima Surat Pemberitahuan dari BANK
tentang penjualan/pengalihan dan penyerahan tersebut disertai nama kreditur baru
yang bersangkutan.
3. DEBITUR setuju bahwa pengakuan dan persetujuan DEBITUR untuk terikat pada
penjualan/pengalihan dan penyerahan hak-hak tersebut tidak memerlukan
persyaratan pemberitahuan resmi maupun persetujuan DEBITUR sebagaimana
dimaksud Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan demikian
DEBITUR tetap mengakui dan menyetujui pihak ketiga yang diberitahukan oleh
BANK sebagai kreditur baru, sesuai ketentuan butir 2.b pasal ini. DEBITUR
berjanji bahwa DEBITUR tidak akan mengubah dan/atau menarik kembali
penegasan ini.
c. BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK
untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik
pokok maupun bunga, berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak ketiga yang
ditunjuk sendiri oleh BANK dalam rangka sekuritisasi serta dengan cara dan syarat
yang dianggap baik oleh BANK, tanpa adanya kewwajiban bagi BANK untuk
memberitahukan hal tersebut kepada DEBITUR.
8 Klausula Pelaporan
MAK an. KHO WIE
PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk Formulir 5b/IV 13/14
KANCA SURABAYA KUSUMA BANGSA
11.Seluruh jajaran BRI tidak diperkenankan menerima atau meminta dalam bentuk apapun juga
yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam pemberian kredit kepada debitur/calon
debitur, baik pada saat ini mupun di masa yang akan datang diluar biaya-biaya yang telah
ditentukan seperti provisi, administrasi dan asuransi.
12. Persyaratan yang tercantum dalam putusan kredit ini beserta butir-butir yang tercantum
dalam hal yang wajib dilakukan oleh Pemrakarsa kredit merupakan satu kesatuan proses
mitigasi risiko kredit, dengan demikian Pemrakarsa wajib memonitor dan melaksanakan
persyaratan dimaksud dengan tertib, sehingga apabila terdapat persyaratan yang tidak
dipenuhi menjadi tanggung jawab Pemrakarsa yang tidak mematuhi persyaratan dimaksud.