Anda di halaman 1dari 7

Halaman 1/7

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk


KANTOR CABANG BANDUNG KOPO
Jalan Kopo Raya No. 468, Bandung
Telepon : (022) 5403553, 5406775, Facs : (022) 5414245

Nomor : B. /KC-VI/ADK/10/2019 Bandung, 14 Oktober 2019


Lamp. : -
H a l: Surat Perintah Akad Kredit KPR K e p a d a Yth.
Kantor Notaris

Taman Kopo Indah II Blok D3


No. 5
di -
KAB. BANDUNG

Surat permohonan Saudara tanggal Oktober 2019

Menunjuk Surat Permohonan Kredit Saudara tersebut di atas, dengan hormat kami
beritahukan bahwa permohonan Kredit dimaksud “Setuju“ Kredit KPR Pembelian sebesar Rp.
1.200.000.000,-, dengan struktur, type dan syarat sebagai berikut :

A. KETENTUAN :
A. Type, Struktur, dan Syarat Kredit

· Nama Pemohon : A (pemohon)


B (Istri ybs)
Masing-masing menggabungkan diri bertindak untuk dan atas
nama diri sendiri maupun bersama-sama (Hoofdelijk) sebagai
peminjam
· Penjamin : A (SHM No. 6396 untuk fasilitas KPR, an
Piando Ginting)
B

I. FASILITAS KPR

1 Kredit KPR REFINANCING


a. Jumlah plafond : Rp 1.200.000.000,- (satu millyar dua ratus juta rupiah)
b. Keperluan : KPR Pembelian Rumah
c. Bentuk kredit : R/K dengan Maksimun CO Turun/Anuitas
d. Jenis kredit : Kredit Pemilikan
Rumah
e. Jangka waktu : 180 (seratus delapan puluh) bulan terhitung sejak akad kredit.
Halaman 2/7

f. Suku bunga : 10% pa (bulan ke 1 - 24) dan sesuai dengan tingkat suku bunga
yg berlaku di BRI (bulan ke 25 – 180) dengan syarat
mengendapkan sebesar 1x angsuran.
g. Provisi : 0.50% x Rp. 1.200.000.000,- = Rp.6.000.000,-.
h. Penalty rate : 50% dari suku bunga yang berlaku terhadap tunggakan pokok
maupun tunggakan bunga.
i. Biaya Administrasi : 0.1% x Rp. 1.200.000.000,- = Rp. 1.200.000,-.

j. Angsuran perbulan : Rp.12.896.000 /Bulan.

2 Agunan : tabel berikut


No Agunan
1 T/B SHM 6396 LT. 113 LB. 180 yg berada di Ko. Pasadena X 1B RT.002/003
Bbk. Ciparay Kota Bandung

3 Pembuatan Surat Perjanjian Membuka Perubahan Perjanjian Kredit dibuat secara Notariel.
Kredit (SPMK) :
4 Pengikatan Agunan (APHT, Fiducia,
Gadai, Hipothek, dll)

T/B SHM 6396 LT. 113 LB. 180 an. Erna Rachmawati yg berada di Ko. Pasadena X 1B RT.002/003 Bbk. Ciparay Kota Bandung
Pengikatan Agunan
No Jenis NPW NL PNPW PNL
Bentuk Nilai
Agunan Pokok
1 LT 113 m2 Rp805,000 Rp724,500 Rp885,500 Rp796,950
LB 180 m2 Rp495,000 Rp396,000 Rp396,000 Rp316,800 HT-1 (baru) Rp1,300,000

Jumlah Rp1,300,000 Rp1,120,500 Rp1,281,500 Rp1,113,750


Total Nilai Agunan
1,300,000 1,120,500 1,281,500 1,113,750 Rp1,300,000
Tambahan

Persentase pinjaman KPR


108% 93% 107% 93% 108%
Rp.1.200 juta thd agunan
- Agunan Pokok KPR T/B SHM 6396 LT. 113 LB. 180 an. Erna Rachmawati yg berada di
Ko. Pasadena X 1B RT.002/003 Bbk. Ciparay Kota Bandung akan dibalik nama ke atas
nama debitur dan akan dipasang HT 1 Baru secara notarial Rp.1.300.000.000,- untuk
kepentingan Bank BRI
- Coverage terhadap kredit (pengikatan agunan) KPR sebesar Rp..1.300.000.000,- dari total
eksposur pinjaman sebesar Rp.1.200.000.000,- atau 117 %.
5. Asuransi Kerugian; Kredit : bangunan Rumah Tinggal T/B T/B LT 113 m2 LB 180 m2
yaitu SHM No. 6396, di Ko. Pasadena X 1B RT.002/003
Bbk. Ciparay Kota Bandung. Akan diasuransikan baru
dengan nilai pertanggungan sebesar Rp495,000.000,-
untuk jangka waktu sesuai jangka waktu pinjaman dengan
banker's clause terkait fasilitas KI Ref. baru untuk dan atas
nama BRI pada asuransi rekanan BRI, premi asuransi
menjadi beban debitur.

6. Asuransi Jiwa : An. Piando Ginting selaku debitur/istri/suami.


sesuai dengan peraturan di BRI diasuransikan oleh
perusahaan asuransi rekanan BRI dengan Banker's Clause
Halaman 3/7

untuk dan atas nama BRI dengan pertanggungan sebesar


plafond kredit dan jangka waktu asuransi jiwa disesuaikan
dengan jangka waktu kredit serta premi asuransi dibayar
oleh debitur dan polis asuransi disimpan di BRI.

7. Periode Review & : Dilakukan secara kontinyu dan berkala minimal pada saat
Monitoring jatuh tempo yang dibuktikan dengan LKN.

Syarat Akad Kredit


a. Debitur bersedia mengajukan aplikasi kartu kredit BRI
Debitur bersedia membeli produk BRI berupa kartu Brizzi

b. Kepada bag adm kredit agar kembali dilakukan penarikan BI Checking terbaru an
pemohon beserta istri pemohon, untuk memastikan tidak terdapat fasilitas pinjaman baru
yang dapat mempengaruhi RPC dan LTV pemohon.
c. Membuka tabungan BRITAMA atas nama Debitur dan menandatangani Surat Kuasa yang tidak
boleh dicabut kembali dengan pelepasan dari sebab-sebab yang termaktub dalam pasal 1813
KUH Perdata kepada bank untuk pendebetan rekening BRITAMA secara Automatic Grab Fund
(AGF) dari rekening Debitur di BRI tersebut sebesar angsuran KPR.

d. Debitur menyerahkan semua asli bukti kepemilikan agunan dan Asli IMB sesuai dengan yang
telah ditetapkan sebagai agunan oleh BRI serta atas agunan tersebut dapat dilakukan pengikatan
Hak Tanggungan. Bukti kepemilikan agunan yang dijaminkan di BRI tersebut telah dilakukan
pengecekan ke BPN setempat dan kemudian disimpan di BRI sampai dengan kreditnya lunas.
Agunan tersebut harus diasuransikan pada perusahaan asuransi yang ditunjuk BRI, dengan
kondisi pertanggungan sesuai ketentuan BRI.
e. Debitur telah membayar lunas seluruh biaya administrasi dan seluruh kewajiban yang berkaitan
dengan realisasi kredit/penandatanganan akad kredit antara lain biaya provisi, biaya notaris,
biaya administrasi dan biaya lainnya.
f. Debitur menyerahkan surat pernyataan diatas materai cukup mengenai fasilitas KPR Solusi yang
sudah diterima maupun yang sedang diproses pengajuan permohonannya baik di BRI yang sama
maupun di Bank lain. Dalam hal debitur atau nasabah menyampaikan pernyataan yang tidak
benar maka debitur atau nasabah bersedia melaksanakan langkah-langkah yang ditetapkan oleh
Bank dalam rangka pemenuhan kebutuhan ketentuan Bank Indonesia mengenai LTV atau FTV

g. Debitur menyerahkan dokumen Berita Acara Negosiasi (BAN) antara debitur bermasalah dan
BRI.
Syarat-syarat pencairan kredit :
a.
Dilakukan setelah penandatanganan perjanjian kredit serta telah melengkapi semua persyaratan
dokumen permohonan kredit.
Pelunasan dan Angsuran Kredit :
a. Besarnya pelunasan maju untuk sebagian outstanding pinjaman yang disetor ke bank : minimal 6
x angsuran. Yang dimaksud pelunasan maju adalah pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh
tempo pinjaman, baik untuk sebagian atau seluruh sisa pinjaman.
Halaman 4/7

b. Yang dimaksud pelunasan maju adalah pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh tempo
pinjaman, baik untuk sebagian atau seluruh sisa pinjaman.
c. Berdasarkan Ketentuan BRI, pelunasan maju sebagian adalah sbb :
1 Pelunasan maju seluruh
- Pelunasan maju sebagian di masa fixed rate (2 tahun) dikenakan pinalty sebesar 2% dari
dana yang disetorkan ditambah bunga berjalan.
- Setelah masa fixed rate berakhir, Free Penalti hanya bunga berjalan.
2 Pelunasan maju sebagian
- Pelunasan maju sebagian di masa fixed rate (2 tahun) dikenakan pinalty sebesar 2% dari
dana yang disetorkan ditambah bunga berjalan.
- Setelah masa fixed rate berakhir, Free Penalti hanya bunga berjalan.
d. Pelunasan maju hanya dapat dilakukan setelah fasilitas KPR berjalan 1 (satu) tahun sejak
realisasi. Ketentuan mengenai pelunasan maju tersebut mengacu pada ketentuan yang berlaku di
BRI yang dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Kewajiban Debitur :
a. Debitur dilarang memindahtangankan, menjaminkan, menyewakan, mengubah fisik
bangunan/renovasi yang mempengaruhi nilai agunan, menguasakan atas agunan kepada pihak
lain tanpa persetujuan tertulis dari BRI.
b. Debitur wajib mengendapkan 1x angsuran di simpanan sampai kredit lunas, sewaktu waktu
dapat digunakan oleh Pihak BRI untuk kepentingan BRI.

Syarat Lainnya :
a. Notaris rekanan BRI harus mengeluarkan Surat Pernyataan (cover note) bahwa pengikatan atas
sertifikat tersebut sedang diproses, dan segera setelah selesai akan diserahkan kepada BRI, yang
meiputi :
1. Keaslian setifikat
2. Lahan tersebut tidak dalam sengketa dan dapat diikat HT
3. Tidak sedang dijaminkan di pihak lain
b. Apabila dikemudian hari ternyata debitur wanprestasi / debitur tidak melakukan pembayaran
angsuran yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan atau kredit belum lunas
sesuai tanggal jatuh tempo, serta tidak dipenuhinya perjanjian ini baik sebagaian maupun
keseluruhan, debitur menyetujui / mengijinkan pihak bank untuk masuk ke objek agunan guna
pemasangan papan / menempel / menulis dengan cat tulisan pada agunan "Rumah ini dalam
pengawasan PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Untuk selanjutnya berdasarkan
perjanjian ini pula pemilik agunan tidak berkeberatan apabila BRI melakukan penjualan dan atau
lelang atas bangunan tersebut melalui pihak ke 3 (tiga) sesuai ketentuan BRI.
c. Apabila setelah perjanjian kredit ini berakhir, debitur menunggak atau kredit dihentikan secara
sepihak oleh BRI, maka bunga dan denda bunga yang telah ditentukan dalam perjanjian ini tetap
berlaku, demikian pula dengan ketentuan lainnya.
d. Syarat-syarat lain mengacu pada putusan kredit, serta berlaku syarat-syarat umum perjanjian dan
kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Model SU) yang telah disetujui oleh dan
mengikat debitur, serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian
kredit ini.
e. Perjanjian ini telah disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan termasuk peraturan
Otoritas Jasa Keuangan.
Halaman 5/7

Klausa Good Coorporate Governance :


a. Pelanggaran bagi debitur / calon debitur BRI untuk memberikan/menjanjikan pemberian dalam
bentuk apapun juga, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam pemberian kredit,
baik pada saat ini maupun saat yang akan datang kepada bank maupun pihak yang terkait dengan
pemberian kredit diluar biaya-biaya yang telah ditentukan seperti provisi, administrasi dan
asuransi.
b. Seluruh jajaran BRI tidak diperkenankan menerima, meminta dalam bentuk apapun juga terkait
langsung maupun tidak langsung dalam pemberian kredit kepada debitur/calon debitur, baik
pada saat ini maupun di masa yang akan datang diluar biaya-biaya yang telah ditentukan seperti
provisi, administrasi, dan asuransi.
c. Klausa tambahan berdasarkan Surat No B. 502-ADK/KBP/07/2015: "Perjanjian ini telah
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketentuan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Klausula Publikasi
a. Dalam rangka penyelesaian kewajiban debitur, BRI berhak memanggil debitur / penjamin dan
atau mengumumkan nama debitur / penjamin bermasalah dimedia massa atau media lain yng
ditentukan BRI dan atau melakukan perbuatan lain yang diperlukan termasuk tindakan
memasuki tanah, pekarangan dan atau bangunan yang menjadi agunan dan memasang
pengumuman mana tidak boleh diubah dan atau dirusak oleh debitur / penjamin dengan ini
memberikan ijin kepada BRI untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Klausula Sell Down
a. BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk :
1. Menjual atau mengalihkan dengan cara lain sebagian atau seluruh pinjaman maupun hak
BANK berdasarkan Perjanjian Kredit serta Dokumen Agunan kepada pihak ketiga yang ditunjuk
oleh BANK sendiri ; dan/atau
2. Mengalihkan piutang/hak tagih BANK (cessie) yang timbul dari Perjanjian Kredit (termasuk
Perjanjian Pengikatan beserta Dokumen bukti pengikatan dan kepemilikan Agunan) kepada
pihak ketiga yang ditunjuk oleh BANK.
b. DEBITUR dengan ini menegaskan bahwa :
1. Dengan menandatangani Perjanjian Kredit, DEBITUR menyetujui penjualan/pengalihan dan
penyerahan sebagian atau seluruh pinjaman maupun hak BANK tersebut yang dilakukan dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK ; dan
2. DEBITUR mengakui pihak ketiga yang membeli/mengambilalih dan menerima sebagian atau
seluruh hak-hak BANK berdasarkan Perjanjian Kredit serta Dokumen Agunan sejak DEBITUR
menerima Surat Pemberitahuan dari BANK tentang penjualan/pengalihan dan penyerahan
tersebut disertai nama kreditur baru yang bersangkutan.
3. DEBITUR setuju bahwa pengakuan dan persetujuan DEBITUR untuk terikat pada
penjualan/pengalihan dan penyerahan hak-hak tersebut tidak memerlukan persyaratan
pemberitahuan resmi maupun persetujuan DEBITUR sebagaimana dimaksud Pasal 613 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan demikian DEBITUR tetap mengakui dan menyetujui
pihak ketiga yang diberitahukan oleh BANK sebagai kreditur baru, sesuai ketentuan butir 2.b
pasal ini. DEBITUR berjanji bahwa DEBITUR tidak akan mengubah dan/atau menarik kembali
penegasan ini.
c. Bank berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh Bank untuk menjual
dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih Bank, baik pokok maupun bunga,
berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak ketiga yang ditunjuk sendiri oleh Bank dalam
rangka sekuritisasi serta dengan cara dan syarat yang dianggap baik oleh Bank, tanpa adanya
Halaman 6/7

kewajiban bagi Bank untuk memberitahukan hal tersebut kepada Debitur.

Klausula Pelaporan
a. Debitur dengan Perjanjian Kredit ini memberikan kuasa (persetujuan) kepada BRI:
1. Untuk memberikan data dan/atau informasi termasuk tetapi tidak terbatas pada data/informasi
tentang penyediaan dana dan/atau pinjaman yang diterima untuk dilaporkan kepada Bank
Indonesia sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/21/PBI/2016 tanggal 3 Oktober 2016
Tentang Perubahan Atas PBI No. 9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi Debitur berikut
perubahannya.
2. Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak dapat berakhir karena sebab
apapun termasuk sebagaimana ditentukan pada Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Kuasa dimaksud telah diberikan dengan ditandatanganinya Perjanjian
Kredit ini, sehingga tidak diperlukan kuasa tersendiri.
Klausula Kuasa-kuasa
a. Debitur dengan ini memberi kuasa kepada BRI untuk sewaktu-waktu atau apabila BRI
menganggap perlu, terutama jika debitur wanprestasi, wanprestasi mana tidak perlu dibuktikan
lagi melainkan cukup dengan tidak dipenuhinya salah satu ketentuan dalam perjanjian ini dan
atau menurut BRI kredit yang diberikan dinyatakan macet, untuk membuat dan menandatangani
akta pengakuan hutang secara notariil atas nama debitur yang bertitel eksekutorial dengan
memuat besarnya hutang debitur secara pasti, sebagaimana jumlah yang nampak dalam rekening
pinjaman Debitur.
b. Disamping kuasa-kuasa dalam perjanjian ini secara tegas telah diberikan oleh debitur kepada
BRI, maka untuk keperluan pelaksanaan perjanjian dengan ini Debitur memberi kuasa kepada
BRI untuk melaksanakan pendebetan atas rekening debitur maupun rekening pemberi jaminan,
baik berupa giro, deposito maupun simpanan dan atau tabungan lainnya yang ada pada BRI .
c. Semua kuasa yang termaktub dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting dari dan tidak
dapat dipisahkan dari perjanjian ini dan oleh karena itu maka kuasa-kuasa tersebut tidak dapat
ditarik kembali dan atau dibatalkan dengan cara apapun juga atau karena sebab-sebab yang
termaktub dalam Pasal 1813 KUHP Perdata.
d. Debitur memberikan kuasa kepada BRI yang tidak dapat ditarik kembali untuk memindahkan
saldo dari rekening pinjaman ke rekening simpanan/ giro atas nama debitur apabil rekening
pinjaman bersaldo kredit.
Halaman 7/7

Surat Penawaran Putusan Kredit (SPPK) ini kami sampaikan untuk mendapatkan
pertimbangan dan persetujuan Saudara maksimal dalam waktu 14 (empat belas) hari,
selanjutnya setelah Saudara tandatangani diatas materai Rp. 6.000,- agar segera
diserahkan kembali kepada kami dan apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
SPPK ini diterima, belum dikembalikan kepada kami, maka SPPK dinyatakan tidak
berlaku lagi
Demikian agar maklum dan atas perhatian serta kepercayaan Saudara kepada
PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk disampaikan terima kasih.

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.


KANTOR CABANG BANDUNG KOPO

Pemipin Cabang SPB

Tindasan :
1. Berkas pinjaman ybs.
2. A r s i p

Anda mungkin juga menyukai