PEDOMAN
STANDAR
DOKUMEN
KPR
Bapindo Plaza, Mandiri Tower, 10Th Floor, Jalan Jendral Sudirman Kaveling 54-55, Jakarta 12190
Tel: +62 21 5267331, Fax: +62 21 5267287
e-mail: info@smf-indonesia.co.id
#11
DAFTAR ISI
Pendahuluan ........................
01. Origination
0101. Kriteria KPR ........................
0102. Tahapan Proses Originasi KPR ........................
0103. Fungsi Dalam Proses Originasi KPR ........................
0104. Berkas Kredit ........................
0105. Daftar Kerjasama dengan Pihak Ketiga ........................
02. Underwriting
0201. Tugas dan Syarat Underwriter ........................
0202. 3 C’s ........................
0203. Verifikasi ........................
0204. Rasio Angsuran ........................
0205. Penilaian Agunan ........................
0206. LTV ........................
0207. Asuransi ........................
0208. Keputusan Kredit ........................
0209. Berkas Agunan ........................
03. Servicing
0301. Tanggung Jawab Departemen Servicing ........................
0302. Kustodi Dokumen KPR ........................
0303. Monitoring Berkas Agunan ........................
0304. Customer Loan Service ........................
0305. Collections ........................
0306. Loan Workout ........................
0307. Foreclosure ........................
0308. Prepayment ........................
Lampiran
Perjanjian Kredit ........................
Formulir ........................
Mortgage Glosary ........................
Ringkasan ........................
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB PENDAHULUAN
HALAMAN 1/2
SUB-BAB
01. Pedoman Standar Dokumen KPR ini disusun dengan bantuan Technical Assistant (TAR INO
39427) dari Asian Development Bank (ADB) dan diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) disingkat SMF untuk digunakan oleh lembaga perbankan dan/ non bank
yang menyalurkan KPR atau disingkat Originator.
02. Pedoman ini telah dikonsultasikan dengan perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
03. Pedoman ini disusun dengan memperhatikan ketentuan dalam Basel Accord dan Peraturan
Bank Indonesia.
04. Pedoman ini berisi hal pokok dan mendasar yang dapat digunakan sebagai acuan Originator
dalam memproduksi KPR yang berkualitas.
05. Kriteria Standar yang terdapat dalam Pedoman ini secara bertahap akan ditingkatkan
sehingga Originator memiliki acuan untuk memproduksi KPR yang siap untuk disekuritisasi
dan layak investasi/ investment grade. Semakin tinggi kualitas portfolio KPR, maka semakin
kecil pendukung kredit/ credit enhancement yang diperlukan dalam rangka sekuritisasi.
06. Originator dapat mengaplikasikan pedoman ini secara bertahap. Bagi Originator yang sejak
awal telah siap menggunakan pedoman ini secara menyeluruh, akan lebih mudah untuk
mengaplikasikan setiap peningkatan standar pedoman ini dimasa datang.
a. Origination
b. Underwriting
c. Servicing
d. Quality Control
KOLOM VERIFIKASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB PENDAHULUAN
HALAMAN 2/2
SUB-BAB
HAL PENTING 04. Hal-hal yang relevan untuk mendukung kriteria standar.
UNTUK
DIPERHATIKAN
PENJELASAN 05. Merujuk pada Bab/ Sub-bab lain yang berkaitan dengan sub-bab ini.
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR
ORIGINATION
#11
ORIGINATION
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 1/4
SUB-BAB 01 KRITERIA KPR
TINJAUAN Sarana pemasaran untuk menawarkan KPR kepada masyarakat harus jelas dan
UMUM
transparan agar tidak menyesatkan konsumen dan tidak menimbulkan
persaingan yang tidak sehat diantara Originator.
KRITERIA Kriteria KPR beserta penjelasannya dibuat secara singkat, jelas dan tidak
STANDAR
menyesatkan konsumen sehingga memudahkan konsumen untuk mengambil
keputusan dalam memilih KPR yang sesuai dengan kemampuannya. Contoh
kata-kata dalam iklan yang dinilai menyesatkan antara lain: tanpa uang muka,
bunga nol persen, tanpa biaya KPR dan lain-lain.
a. Kewarganegaraan:
b. Usia:
KOLOM VERIFIKASI
KRITERIA KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 2/4
SUB-BAB 01 KRITERIA KPR
KOLOM VERIFIKASI
KRITERIA KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 3/4
SUB-BAB 01 KRITERIA KPR
KOLOM VERIFIKASI
KRITERIA KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 4/4
SUB-BAB 01 KRITERIA KPR
ALASAN Kriteria standar diperlukan agar suatu produk KPR ditawarkan kepada konsumen
PENERAPAN
KRITERIA secara jelas dan transparan sehingga tidak menyesatkan konsumen dalam
STANDAR
mengambil keputusan.
HAL PENTING Setiap fasilitas kredit harus mempunyai tujuan penggunaan yang jelas karena
UNTUK
DIPERHATIKAN setiap jenis kredit mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dari segi jangka
waktu, perhitungan bunga, agunan (barang bergerak/ tidak bergerak).
PENJELASAN 1
Lihat Bab Underwriting Sub-bab Rasio Angsuran
LEBIH LANJUT
2
Lihat penjelasan pada Bab Underwriting Sub-bab LTV
KOLOM VERIFIKASI
KRITERIA KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 1/3
SUB-BAB 02 TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
h. Melakukan akad kredit jika berkas lengkap dan tidak ada perubahan data
konsumen dan atau agunan;
KOLOM VERIFIKASI
TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 2/3
SUB-BAB 02 TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
02. Originator memiliki sistem yang mampu mengukur waktu yang diperlukan
dalam proses originasi.
ALASAN 01. Proses originasi dengan sistem ban berjalan dapat mempercepat proses dan
PENERAPAN
KRITERIA memperkecil biaya proses.
STANDAR
HAL PENTING 01. Input data konsumen hendaknya dilakukan oleh unit kerja lain sehingga
UNTUK
DIPERHATIKAN tidak mengganggu pelayanan terhadap konsumen.
Pada awal masa KPR, porsi bunga akan lebih besar dari porsi pokok
dan porsi bunga tersebut akan terus menurun sedangkan porsi pokok
akan terus meningkat sampai akhirnya pokok pinjaman menjadi nol,
pada saat mana KPR dinyatakan lunas1;
KOLOM VERIFIKASI
TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 3/3
SUB-BAB 02 TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
PENJELASAN 1
Lihat lampiran Grafik Amortisasi Angsuran
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
TAHAPAN PROSES ORIGINASI KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 03 FUNGSI DALAM PROSES ORIGINASI KPR
TINJAUAN Untuk memproduksi KPR berkualitas secara efisien dan efektif, diperlukan suatu
UMUM
unit kerja khusus yang didukung dengan staf yang khusus menangani proses
KPR atau sering disebut KPR Center.
01. Loan Processor: menawarkan produk dan jasa, menerima aplikasi dan
melakukan ’personal discussion’ dengan konsumen.
KOLOM VERIFIKASI
FUNGSI DALAM PROSES ORIGINASI KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 03 FUNGSI DALAM PROSES ORIGINASI KPR
HAL PENTING 01. KPR Center seyogyanya memiliki income statement dan balance sheet
UNTUK
DIPERHATIKAN sendiri, sehingga cost of funds, overhead cost, margin dan risk premium
dapat dihitung terpisah dari produk bank yang lain.
02. Dalam hal penerimaan aplikasi dilakukan oleh pihak ketiga, maka ‘personal
discussion’ dengan konsumen tetap dilakukan oleh loan processor.
04. Apabila salah seorang staf yang bertugas menjalankan salah satu fungsi
tersebut di atas sedang berhalangan (cuti, sakit, atau mengikuti pendidikan),
maka Originator harus memastikan bahwa proses KPR yang sedang
berjalan, tidak terganggu.
06. Dianjurkan agar staf loan processor dan Underwriter sudah memiliki
pengalaman dibidang servicing.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
FUNGSI DALAM PROSES ORIGINASI KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 1 /3
SUB-BAB 04 BERKAS KREDIT
TINJAUAN Proses originasi KPR akan menghasilkan 2 (dua) berkas, yaitu Berkas Kredit dan
UMUM
Berkas Agunan. Berkas Kredit berisi berkas mulai dari aplikasi sampai KPR
lunas, seperti yang diuraikan dalam bab ini, sedangkan Berkas Agunan akan
diuraikan dalam bab terpisah1.
h. Formulir Verifikasi
Berpenghasilan tetap:
KOLOM VERIFIKASI
BERKAS KREDIT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 2 /3
SUB-BAB 04 BERKAS KREDIT
Wirausaha:
NPWP
Profesional:
Sertifikat Tanah;
KOLOM VERIFIKASI
BERKAS KREDIT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 3 /3
SUB-BAB 04 BERKAS KREDIT
02. Semua surat menyurat dengan konsumen sampai KPR lunas terdokumentasi
dengan baik dalam Berkas Kredit.
ALASAN Kelengkapan dan pemeliharaan seluruh berkas KPR dengan baik adalah penting
PENERAPAN
KRITERIA karena pada saatnya akan digunakan sebagai bahan peninjauan/ pemeriksaan
STANDAR
oleh perusahaan pemeringkat/ rating agency dalam rangka sekuritisasi.
HAL PENTING 01. Pemilihan teknologi yang tepat dan input data secara lengkap dan akurat
UNTUK
DIPERHATIKAN sangat membantu Originator untuk penelusuran informasi mengenai
konsumen tertentu.
02. Seluruh berkas yang diuraikan di atas, memiliki benang merah satu dengan
lainnya sesuai urutan proses/ tanggal penerbitan.
03. Berkas yang berupa fotocopy, dicocokkan dengan aslinya dan dibubuhi paraf
dan tanggal pemeriksaan yang menandakan bahwa fotocopy sesuai dengan
aslinya. Ini penting untuk menghindari terjadinya penipuan.
04. Originator harus memastikan bahwa calon konsumen adalah orang yang
sama dengan orang yang tercantum datanya dalam KTP atau tanda bukti diri
lainnya yang setara dengan KTP.
05. Seluruh berkas yang ditulis dan atau diisi oleh konsumen, tidak boleh
diwakilkan, apalagi jika ditulis oleh staf Originator, apapun alasannya.
PENJELASAN 1
Lihat Bab Underwriting Sub-bab Berkas Agunan
LEBIH LANJUT
2
Lihat Standar Formulir Aplikasi Permohonan KPR
KOLOM VERIFIKASI
BERKAS KREDIT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 01 ORIGINATION
HALAMAN 1/1
SUB-BAB 05 DAFTAR KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
TINJAUAN Untuk mempercepat proses originasi, Originator perlu memiliki daftar nama pihak
UMUM
ketiga (termasuk perusahaan tempat calon konsumen bekerja, lokasi perumahan
berikut nama perusahaan pengembang, notaris, perusahaan penilai dan
perusahaan asuransi) yang telah disetujui terlebih dahulu sebelum konsumen
mengajukan aplikasi KPR.
Daftar tersebut di atas disebut Daftar Kerjasama dengan Pihak Ketiga (List of
Advance Approval).
KRITERIA 01. Originator memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak ketiga.
STANDAR
03. Persyaratan yang berlaku bagi pihak ketiga dari waktu ke waktu perlu
disesuaikan dengan kebutuhan Originator.
04. Originator memelihara daftar hitam yang berisi nama pihak ketiga yang
bermasalah.
ALASAN 01. Untuk memudahkan penetapan standar prestasi kerja dan standar biaya bagi
PENERAPAN
KRITERIA pihak ketiga.
STANDAR
HAL PENTING Penilaian terhadap kinerja pihak ketiga yang kurang baik perlu diinformasikan ke
UNTUK
DIPERHATIKAN seluruh unit yang terkait.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
DAFTAR KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
UNDERWRITING
#11
UNDERWRITING
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/3
SUB-BAB 01 TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
TINJAUAN 01. Underwriting bukan hanya merupakan ilmu pengetahuan akan tetapi juga
UMUM
merupakan seni, oleh karenanya tugas ini mempunyai karakter yang spesifik.
03. Umumnya keputusan kredit yang baik dibuat oleh seorang underwriter
berdasarkan intuisi dan pengalamannya dalam mengevaluasi ratusan bahkan
ribuan aplikasi KPR serta pemahamannya terhadap karakteristik kredit
macet.
01. Melakukan verifikasi ulang terhadap isi Berkas Kredit atas kelengkapan
berkas KPR sehingga mudah dibaca;
HAL PENTING 01. Seorang underwriter bisa saja mempunyai latar belakang pendidikan yang
UNTUK
DIPERHATIKAN beragam, namun secara umum harus memiliki:
a. Integritas
Dengan integritas yang kuat, seorang analis tidak akan goyah terhadap
kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan dalam menjalankan
KOLOM VERIFIKASI
TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/3
SUB-BAB 01 TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
tugasnya.
c. Sensitif
d. Intuisi
e. Etika
f. Obyektif
KOLOM VERIFIKASI
TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 3/3
SUB-BAB 01 TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
g. Pengetahuan Hukum
PENJELASAN 1
Lihat Bab Underwriting Sub-bab Verifikasi
LEBIH LANJUT
2
Lihat Bab Underwriting Sub-bab 3C’s
KOLOM VERIFIKASI
TUGAS DAN SYARAT UNDERWRITER
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/3
SUB-BAB 02 3 C's
TINJAUAN Pada pokoknya tugas seorang underwriter adalah melakukan evaluasi terhadap
UMUM
character/willingness to pay, capacity/ability to pay dan collateral. Dalam
mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, seorang underwriter perlu mencari
jawaban atas pertanyaan sebagai berikut:
03. Apakah penghasilan tersebut diyakini akan dapat terus berlanjut dimasa
datang?
04. Apakah nilai rumah dan tanah dimaksud memadai untuk dijadikan agunan?
01. Character
02. Capacity
KOLOM VERIFIKASI
3 C’s
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/3
SUB-BAB 02 3 C's
knowledge.
03. Collateral
HAL PENTING 01. Karakter berkaitan erat dengan itikad baik. Mengetahui sejak dini itikad baik
UNTUK
DIPERHATIKAN seseorang merupakan suatu keahlian tersendiri yang dapat dipelajari dari
pengalaman dengan melakukan observasi. Itikad baik terutama dapat
diketahui jika Originator bertemu langsung dengan konsumen.
02. Penghasilan yang stabil adalah penghasilan yang memadai dan terjamin
kelangsungannya untuk jangka waktu yang panjang. Penghasilan sementara
atau yang diperkirakan akan diperoleh dimasa datang, sebaiknya tidak
diperhitungkan.
03. Agunan memenuhi syarat jika setiap saat dapat dijual kembali dengan
mudah, cepat dan dengan nilai jual yang melebihi jumlah KPR sehingga
dapat melindungi kepentingan konsumen.
04. Kemampuan membayar angsuran dan nilai agunan adalah penting. Akan
tetapi, kemampuan membayar angsuran lebih penting dari nilai agunan. Jadi
meskipun nilai agunan mencukupi, bukan berarti KPR harus diberikan
kepada seseorang yang sejak awal sudah dapat diduga akan memiliki
kesulitan atau tidak mungkin melakukan pembayaran angsuran.
KOLOM VERIFIKASI
3 C’s
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 3/3
SUB-BAB 02 3 C's
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
3 C’s
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 03 VERIFIKASI
TINJAUAN Verifikasi adalah kegiatan menguji kebenaran data aplikasi KPR konsumen.
UMUM
01. Tidak ada perbedaan atau inkonsistensi data satu dengan lainnya,
02. Sumber pembayaran uang muka dan biaya KPR bukan dari pinjaman.
HAL PENTING 01. Penghasilan tambahan merupakan komponen penghasilan yang sangat
UNTUK
DIPERHATIKAN rawan karena sering digunakan untuk “mengkatrol” penghasilan yang
sesungguhnya.
03. Penelitian lebih dalam perlu dilakukan jika terdapat inkonsistensi antara data
yang satu dengan lainnya dan atau ditemui adanya masa tenggat dalam
riwayat hidup.
04. Verifikasi terhadap kebenaran tempat bekerja dan tempat tinggal dapat
dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Originator.
KOLOM VERIFIKASI
VERIFIKASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 03 VERIFIKASI
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
VERIFIKASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/3
SUB-BAB 04 RASIO ANGSURAN
TINJAUAN Faktor terpenting untuk menghitung kemampuan angsur (ability to pay) adalah
UMUM
dengan menggunakan rasio berikut ini.
Kewajiban lain/bulan:
KOLOM VERIFIKASI
RASIO ANGSURAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/3
SUB-BAB 04 RASIO ANGSURAN
= Rp 355.000,- (Y)
Angsuran KPR adalah mana yang lebih kecil antara (X) dan (Y).
Contoh:
KOLOM VERIFIKASI
RASIO ANGSURAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 3/3
SUB-BAB 04 RASIO ANGSURAN
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
RASIO ANGSURAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/4
SUB-BAB 05 PENILAIAN AGUNAN
TINJAUAN 01. Penilaian agunan adalah kegiatan menentukan estimasi harga pasar
UMUM
terhadap suatu obyek tertentu dan pada satu saat tertentu.
a. Penilaian agunan adalah opini tentang estimasi nilai suatu barang yang
akan dijadikan agunan atas KPR. Konsep penilaian yang digunakan untuk
menentukan estimasi harga pasar adalah:
KOLOM VERIFIKASI
PENILAIAN AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/4
SUB-BAB 05 PENILAIAN AGUNAN
Nilai atas suatu bidang tanah berikut bangunan dapat berubah jika terjadi
perubahan kondisi pasar, maka petugas penilai harus mampu
mengidentifikasikan, memperkirakan dan mengukur kondisi pasar secara
tepat serta kondisi lingkungan untuk menentukan estimasi nilai agunan. Oleh
karena itu, dalam laporan penilaian, selalu dicantumkan tanggal dilakukannya
penilaian, yang akan merupakan gambaran kondisi pasar saat itu.
a. Cost Approach
Dasar pemikiran metode ini adalah nilai suatu properti tidak akan lebih
besar dari biaya yang diperlukan untuk membangun yang baru.
Perhitungan dilakukan dengan cara menentukan estimasi biaya
konstruksi, dikurangi depresiasi kemudian ditambah dengan estimasi nilai
tanah.
Dasar pemikiran metode ini adalah seorang pembeli tidak akan membeli
suatu properti dengan harga yang lebih tinggi dari harga properti yang
sejenis. Pada kenyataannya tidak ada dua obyek yang sama persis,
maka melalui beberapa penyesuaian, dua obyek yang mirip dapat
dibandingkan dan akan diperoleh nilai setelah dilakukan penyesuaian.
Dalam praktek, yang sering digunakan sebagai pembanding adalah harga
pasar dari rumah baru yang sejenis.
KOLOM VERIFIKASI
PENILAIAN AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 3/4
SUB-BAB 05 PENILAIAN AGUNAN
ALASAN Sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan apakah kredit akan
PENERAPAN
KRITERIA diberikan dan berapa jumlah kredit yang akan diberikan.
STANDAR
HAL PENTING 01 Berkaitan dengan agunan, pertanyaan mendasar yang perlu dijawab sebelum
UNTUK
DIPERHATIKAN memberikan keputusan kredit:
02 Dalam hal penilaian agunan dilakukan sendiri oleh Originator, maka orginator
harus memiliki pedoman penilaian (appraisal guidelines) yang mencantumkan
metodologi penilaian dan secara tegas menyatakan tidak menggunakan
harga jual dari pengembang semata untuk dasar penilaian.
KOLOM VERIFIKASI
PENILAIAN AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 4/4
SUB-BAB 05 PENILAIAN AGUNAN
05. Penilaian merupakan salah satu aspek yang dinilai oleh perusahaan
pemeringkat/rating agency di dalam menentukan kualitas KPR untuk
disekuritisasi.
PENJELASAN 1
Lihat lampiran Form Appraisal
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
PENILAIAN AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/1
SUB-BAB 06 LTV
TINJAUAN Loan to Value (LTV) adalah perbandingan antara jumlah kredit (L) dengan harga
UMUM
jual atau hasil penilaian, mana yang lebih rendah (V).
Rasio ini digunakan sebagai salah satu alat untuk memberikan keputusan kredit1.
KPR
LTV = -----------------------------------------------------------------------------------------
Mana yang lebih rendah antara harga jual dengan hasil penilaian
02. Maksimum LTV adalah 70%, kecuali jika ada mortgage insurance / mortgage
guarantee.
ALASAN 01. Untuk meyakinkan Originator bahwa KPR yang diberikan2 mempunyai nilai
PENERAPAN
KRITERIA agunan yang memadai yang dapat menutup sisa kredit jika terjadi eksekusi
STANDAR
dikemudian hari.
HAL PENTING Harus dihindari pemberian KPR dengan meyakinkan bahwa hasil penjualan
UNTUK
DIPERHATIKAN agunan dikemudian hari pasti dapat menutup sisa hutang dengan alasan bahwa
nilai tanah akan terus meningkat.
PENJELASAN 1
Lihat Bab Underwriting Sub-bab Keputusan Kredit
LEBIH LANJUT
2
Lihat Bab Origination Sub-bab Kriteria KPR mengenai perhitungan besarnya
KPR.
KOLOM VERIFIKASI
LTV
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 07 ASURANSI
TINJAUAN Asuransi yang terkait dengan KPR adalah asuransi risiko, artinya kemungkinan
UMUM
timbulnya risiko dikemudian hari akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
KRITERIA 01. Asuransi Jiwa Kredit/ AJK: yang ditutup selama jangka waktu KPR
STANDAR
dengan bankers clause.
02. Asuransi Kerugian/ AK: yang ditutup selama jangka waktu KPR
dengan bankers clause.
HAL PENTING 01 Jenis asuransi lain misalnya Mortgage Insurance/ MI, yaitu asuransi yang
UNTUK
DIPERHATIKAN melindungi Originator dari resiko gagal bayar konsumen sampai dengan
jumlah tertentu. Misalnya konsumen hanya mampu menyediakan uang muka
sebesar 15%, maka dimungkinkan menikmati KPR sampai dengan 85%,
sepanjang penghasilannya mendukung.
02 Bentuk lain dari Mortgage Insurance adalah Mortgage Guarantee yang bisa
memiliki fitur yang mirip dengan Mortgage Insurance.
KOLOM VERIFIKASI
ASURANSI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 07 ASURANSI
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
ASURANSI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 08 KEPUTUSAN KREDIT
TINJAUAN Keputusan kredit merupakan akhir dari suatu rangkaian proses KPR yang tidak
UMUM
terputus sejak aplikasi.
KRITERIA 01. Dalam kebijakan kredit diatur bahwa keputusan kredit dilakukan oleh
STANDAR
sedikitnya 2 (dua) orang pejabat yang berwenang atau komite kredit, selain
underwriter.
02. Transparansi
03. Keputusan kredit yang tidak jadi direalisir, diadministrasikan dengan baik
termasuk alasan penolakan.
HAL PENTING 01. Semua keputusan kredit yang diberikan berdasarkan penyimpangan perlu
UNTUK
DIPERHATIKAN dicatat dan dievaluasi secara periodik terutama berkenaan dengan jenis dan
KOLOM VERIFIKASI
KEPUTUSAN KREDIT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 08 KEPUTUSAN KREDIT
alasan penyimpangannya.
02. Perlu dilakukan evaluasi terhadap penyimpangan yang sama yang terjadi
berulang-ulang, mungkin produk KPR atau prosedurnya yang perlu dikaji
ulang.
03. Komite Kredit atau dual approval bukan hanya dapat membantu mengurangi
subyektifitas dalam pengambilan keputusan tetapi juga sebagai sarana built-
in control.
04. Data KPR yang ditolak, dicatat secara terpisah sehingga Originator memiliki
daftar nama calon konsumen yang KPR-nya pernah ditolak berikut
alasannya.
05. Paling lambat sebelum akad kredit, perlu diingatkan kembali kepada
konsumen tentang hak dan kewajiban konsumen.
KOLOM VERIFIKASI
KEPUTUSAN KREDIT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 09 BERKAS AGUNAN
01. Semua berkas untuk persyaratan akad kredit telah lengkap dan benar.
02. Adanya surat keterangan resmi/Cover Note Notaris bahwa seluruh berkas
agunan asli yang belum diterima akan selesai dalam waktu yang sudah
disepakati.
01. Surat Keterangan Notaris/ Cover Note yang menerangkan akte dalam proses;
04. Surat keterangan Notaris bahwa sertifikat sedang dalam proses (lihat contoh
surat dimaksud pada lampiran)
ALASAN Kelengkapan seluruh berkas KPR dan pemeliharaannya adalah penting, karena
PENERAPAN
KRITERIA pada saatnya akan diteliti oleh Perusahaan Pemeringkat/ Rating Agency dalam
STANDAR
KOLOM VERIFIKASI
BERKAS AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 02 UNDERWRITING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 09 BERKAS AGUNAN
rangka Sekuritisasi.
HAL PENTING 01. Bahwa keputusan kredit telah dibuat berdasarkan prosedur yang ditentukan
UNTUK
DIPERHATIKAN akan merupakan salah satu aspek yang akan dinilai oleh Perusahaan
Pemeringkat/ Rating Agency dalam rangka proses sekuritisasi.
02. Konsistensi pencantuman data konsumen dan data agunan mulai dari aplikasi
sampai dengan Sertifikat Hak Tanggungan.
04. Pengikatan jaminan Fidusia atas tagihan-tagihan berupa klaim asuransi jiwa,
asuransi kerugian dan tagihan terhadap Pemerintah Pusat maupun Daerah
sehubungan pemutusan/pencabutan hak atas tanah.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
BERKAS AGUNAN
SERVICING
#11
SERVICING
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/1
SUB-BAB 01 TANGGUNG JAWAB DEPARTEMEN SERVICING
02. Loan Set up dan pemeliharaan loan file, termasuk memproses semua
pembayaran angsuran KPR, klaim asuransi, retensi, dan lain-lain;
04. Collection;
06. Foreclosure;
07. Prepayment,
08. Laporan kepada manajemen dan kepada pihak ketiga yang relevan;
PENJELASAN 1
Lihat Bab Servicing Sub-bab Customer Loan Service
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
TANGGUNG JAWAB DEPARTEMEN SERVICING
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/1
SUB-BAB 02 KUSTODI DOKUMEN KPR
a. Berkas Kredit, yang berisikan data lengkap aktivitas atas KPR mulai dari
aplikasi hingga KPR tersebut lunas, termasuk copy seluruh Berkas
Agunan.
b. Berkas Agunan yang disimpan dan dipelihara oleh kustodi dengan sistem
keamanan yang memadai termasuk ruang tahan api.
03. Dalam hal fungsi kustodi dilakukan oleh pihak ketiga/ outsourcing, maka
perjanjian dengan kustodi perlu dibuat.
ALASAN Untuk memastikan kelengkapan dokumen KPR melalui pengelolaan yang baik.
PENERAPAN
KRITERIA
STANDAR
HAL PENTING Pemisahan antara berkas KPR yang telah disekuritisasi dan yang belum,
UNTUK
DIPERHATIKAN penyimpanannya dilakukan secara terpisah. Sedangkan pencatatan dalam
sistem komputer juga perlu dilakukan pembedaan data, misalnya dengan
memberikan flag.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
KUSTODI DOKUMEN KPR
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/1
SUB-BAB 03 MONITORING BERKAS AGUNAN
KRITERIA 01. Originator memiliki sistem pengelolaan dokumen agunan yang terhubung
STANDAR
dengan sistem informasi lainnya secara terintegrasi, sehingga dapat
menghasilkan laporan yang komprehensif.
ALASAN 01. Untuk memastikan kelengkapan dokumen agunan dalam rangka memelihara
PENERAPAN
KRITERIA kualitas portfolio KPR.
STANDAR
02. Merupakan salah satu aspek yang dinilai oleh Perusahaan Pemeringkat/
Rating Agency dalam rangka proses sekuritisasi.
HAL PENTING Apabila prestasi pihak ketiga dalam penyelesaian dokumen tidak memuaskan,
UNTUK
DIPERHATIKAN maka hal itu harus diinformasikan ke bagian terkait sebagai bahan pertimbangan
kelanjutan kerjasama.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
MONITORING BERKAS AGUNAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 04 CUSTOMER LOAN SERVICE
TINJAUAN 01. Kunci sukses operasional departemen servicing adalah melayani konsumen
UMUM
sebaik mungkin.
02. Customer Loan Service (CLS) bertugas menjawab pertanyaan dari konsumen
atau jika diperlukan dapat meneruskan pertanyaan tersebut kepada unit kerja
yang relevan. Selanjutnya CLS berkewajiban memantau tindak lanjut atas
status penyelesaiannya.
03. Pelayanan dan pelatihan yang baik terhadap staf CLS dapat meningkatkan
efisiensi dan profit.
04. CLS merupakan unit kerja yang pertama kali akan dihubungi oleh konsumen
setelah akad kredit.
KRITERIA 01. Memiliki pedoman kerja agar semua CLS dapat memberikan informasi yang
STANDAR
sama kepada konsumen.
02. CLS haruslah orang yang berjiwa customer service oriented, serta
memahami seluruh proses KPR secara detil.
ALASAN Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen dan menjaga
PENERAPAN
KRITERIA reputasi Originator.
STANDAR
HAL PENTING 01. Pelatihan kepada staf CLS secara berkesinambungan untuk meningkatkan
UNTUK
DIPERHATIKAN kualitas pelayanan,
03. CLS sering merupakan elemen yang diabaikan oleh manajemen, padahal
CLS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suksesnya operasional
KOLOM VERIFIKASI
CUSTOMER LOAN SERVICE
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 04 CUSTOMER LOAN SERVICE
departemen servicing.
06. Input data yang berkualitas dan akurat ke dalam sistem IT merupakan kunci
keberhasilan CLS (GIGO = Garbage In Garbage Out).
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
CUSTOMER LOAN SERVICE
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 05 COLLECTIONS
TINJAUAN 01. “Counselor” mempunyai arti yang lebih luas dari “collector”, karena
UMUM
mencakup tugas sebagai konsultan keuangan, loan interpreter, family
counselor dan collector, disamping juga lebih customer oriented.
02. Collection adalah upaya untuk memperoleh pembayaran angsuran KPR dari
konsumen yang menunggak dalam waktu yang singkat, dan dengan biaya
yang minimum tanpa merusak hubungan baik dengan konsumen.
03. Memiliki strategi dan pedoman collection serta payment processing system
yang dipahami oleh collector.
HAL PENTING 01. Penanganan tunggakan yang diselesaikan oleh petugas khusus, akan
UNTUK
DIPERHATIKAN memberikan manfaat:
KOLOM VERIFIKASI
COLLECTIONS
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 05 COLLECTIONS
05. Muara dari berbagai macam alasan tunggakan hanya akan berkisar pada
kehilangan ability to pay dan atau kehilangan willingness to pay atau
kombinasi keduanya, atau kesalahan Originator sendiri.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
COLLECTIONS
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 06 LOAN WORKOUT
03. Write-off
KOLOM VERIFIKASI
LOAN WORKOUT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 06 LOAN WORKOUT
HAL PENTING 05. Keberhasilan dari Loan Workout merupakan hasil dari sejumlah kompromi
UNTUK
DIPERHATIKAN antara konsumen dan Originator untuk menghindari proses Foreclosure.
PENJELASAN 1
Merujuk ke Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/PBI/2005
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
LOAN WORKOUT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 07 FORECLOSURE
TINJAUAN 01. Apabila upaya Collection1 dan Loan Workout2 tidak berhasil, maka
UMUM
foreclosure/ eksekusi agunan merupakan upaya terakhir yang diambil
Originator.
02. Eksekusi agunan adalah proses penjualan agunan untuk pelunasan saldo
KPR tertunggak dalam rangka melindungi pengembalian investasi Originator.
03. Proses dan tahapan eksekusi agunan dilakukan sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
02. Harus ada tracking system sehingga foreclosure risk bisa terukur.
ALASAN 01. Untuk memberikan kedudukan preferensi kepada Originator dan investor
PENERAPAN
KRITERIA ketika foreclosure terjadi.
STANDAR
HAL PENTING 01. Dalam hal KPR tergolong kredit yang tidak wajib dibebani Hak Tanggungan,
UNTUK
DIPERHATIKAN seyogyanya hak untuk mendaftarkan hak tanggungan yang semula dimiliki
oleh Originator, ikut beralih kepada investor sebagai akibat transaksi
sekuritisasi.
02. Beberapa alasan penyebab hasil eksekusi agunan tidak mencukupi untuk
pelunasan saldo KPR, adalah:
KOLOM VERIFIKASI
FORECLOSURE
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 07 FORECLOSURE
PENJELASAN 1
Lihat Bab 3 Sub-bab Collection
LEBIH LANJUT
2
Lihat Bab 3 Sub-bab Loan Workout
KOLOM VERIFIKASI
FORECLOSURE
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 1/2
SUB-BAB 08 PREPAYMENT
TINJAUAN Prepayment adalah pelunasan terhadap sebagian maupun seluruh saldo KPR,
UMUM
sebelum jatuh tempo.
02. Memiliki sistem tracking record, sehingga dapat menghasilkan data historis
prepayment.
HAL PENTING 01. Secara umum faktor utama yang mempengaruhi prepayment:
UNTUK
DIPERHATIKAN
a. Pergerakan aktifitas ekonomi seperti keadaan ekonomi yang
mempengaruhi pendapatan dan mobilitas konsumen,
c. Karakter KPR seperti suku bunga, tipe KPR, lokasi, loan to maturity dan
LTV,
a. Refinancing
b. Menunggak
c. Konsumen Meninggal
d. Lainnya
KOLOM VERIFIKASI
PREPAYMENT
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB 03 SERVICING
HALAMAN 2/2
SUB-BAB 08 PREPAYMENT
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
PREPAYMENT
QUALITY
CONTROL
#11
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
TINJAUAN 01. Merupakan suatu proses evaluasi terhadap prosedur dan langkah-langkah
UMUM
dalam proses originasi sampai dengan servicing, termasuk mengevaluasi
kinerja seluruh staf yang terlibat dalam proses KPR.
KRITERIA 01. Penerapan Quality Control (QC) menuntut komitmen dari manajemen
STANDAR
beserta seluruh stafnya.
02. Memiliki fungsi QC, baik sebagai unit kerja tersendiri atau melekat pada tugas
rutin yang menjadi tanggung jawab semua karyawan yang terlibat dalam
proses KPR.
ALASAN Meyakinkan manajemen bahwa KPR yang diproduksi adalah KPR yang
PENERAPAN
KRITERIA memenuhi syarat untuk disekuritisasi.
STANDAR
Data sampel yang dipilih mewakili jumlah dan pelaksana proses produksi
KPR, termasuk KPR yang ditolak.
b. Targeted reviews
KOLOM VERIFIKASI
QUALITY CONTROL
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
c. Discretionary reviews.
03. Sejarah telah membuktikan bahwa pasar perumahan akan mengalami siklus
pasang surut. Ketika terjadi peningkatan persaingan pasar, QC sering
diabaikan karena mengejar volume KPR sering dijadikan strategi kunci.
Peningkatan volume produksi KPR secara berlebihan, sering digunakan
sebagai strategi untuk menyembunyikan non performing loan (NPL).
04. Pada suatu saat ketika pasar perumahan mulai lesu, volume KPR akan
menurun dan akan diikuti dengan meningkatnya volume kredit bermasalah
yang lebih cepat dibanding meningkatnya volume KPR di masa lalu.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
QUALITY CONTROL
MANAGEMENT
INFORMATION
SYSTEM
#11
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
TINJAUAN Informasi manajemen dan pengelolaan rekening merupakan salah satu aspek
UMUM
yang penting dalam pengelolaan KPR. Oleh karenanya perlu didukung oleh
teknologi sistem informasi yang memiliki fasilitas dan sistem pengelolaan yang
memadai.
KRITERIA 01. Sistem aplikasi sesuai dengan kebijakan KPR yang telah ditetapkan serta
STANDAR
memiliki fungsi pengelolaan yang memadai.
04. Sistem mampu menghasilkan laporan yang akurat, tepat waktu dan relevan
secara berkala kepada pihak terkait, termasuk investor.
KOLOM VERIFIKASI
TEKNOLOGI INFORMASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
02. Backup dan business continuity planning merupakan agenda penting untuk
bahan penilaian perusahaan pemeringkat/rating agencies.
03. Penerapan teknologi informasi yang terpadu di dalam suatu organisasi dapat
mempengaruhi efisiensi dan efektifitas suatu proses serta meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap konsumen.
05. Penyajian informasi yang baik, akurat, tepat waktu dan relevan merupakan
faktor penting untuk kesuksesan bisnis apapun, begitu pula pengelolaan KPR
yang memberi informasi tentang baik tidaknya suatu kinerja.
06. Prinsip dasar dari suatu laporan keuangan adalah penyajian yang mengacu
kepada standar akuntansi yang telah ditetapkan sehingga dapat diterima
secara luas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang menyesatkan.
PENJELASAN
LEBIH LANJUT
KOLOM VERIFIKASI
TEKNOLOGI INFORMASI
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
TINJAUAN 01. Originator perlu menetapkan batas waktu kepada petugas loan set–up untuk
UMUM
memasukkan data dari Berkas Kredit ke dalam sistem servicing/ loan file
system.
KRITERIA 01. Data yang masuk ke dalam sistem servicing harus akurat, bebas dari
STANDAR
kesalahan dan sesuai dengan hasil keputusan kredit.
02. Memiliki sistim pengamanan (security system) untuk menjaga integritas data
termasuk maintenance-nya.
HAL PENTING Pemeliharaan loan file yang paling sering dilakukan umumnya berkaitan dengan
UNTUK
DIPERHATIKAN collection1, prepayment2, perubahan suku bunga; klaim asuransi; pencairan dana
retensi (jika ada)
PENJELASAN 1
Lihat Bab Servicing Sub-bab Collection
LEBIH LANJUT
2
Lihat Bab Servicing Sub-bab Prepayment
KOLOM VERIFIKASI
SET-UP AND MAINTAINING LOAN FILE
LAMPIRAN
#11
DAFTAR LAMPIRAN
#11
Ketentuan-Ketentuan dan Syarat-Syarat Umum Perjanjian KPR
(“Ketentuan dan Syarat Umum”)
PASAL 1
DEFINISI
Perkataan-perkataan yang dimulai dengan huruf besar mempunyai arti sebagaimana
tersebut di bawah ini:
(a) AJB atau Akta Jual Beli adalah perjanjian jual beli antara Penjual dan
DEBITUR atas Tanah dan Bangunan yang dibuat dalam bentuk akta PPAT.
(b) Angsuran adalah pembayaran-pembayaran kembali Hutang dalam sejumlah
uang yang wajib dibayar secara berkala, berturut-turut setiap bulan takwim,
oleh DEBITUR kepada BANK sebagaimana ditentukan dalam Lampiran 1
Perjanjian Kredit.
(c) APHT atau Akta Pemberian Hak Tanggungan adalah akta yang dibuat oleh
PPAT untuk membebankan hak tanggungan tingkat pertama atas Tanah
dan/atau Bangunan milik DEBITUR untuk menjamin pelunasan Hutang yang
diberikan BANK.
(d) Asuransi adalah asuransi jiwa kredit DEBITUR dan asuransi kerugian atas
Bangunan untuk jumlah-jumlah dan syarat-syarat dan pada perusahaan
asuransi yang dapat diterima BANK, seperti disyaratkan dalam Pasal 10 di
bawah.
(e) Bangunan adalah bangunan rumah yang telah didirikan di atas Tanah berikut
turutannya, sebagaimana dirinci dalam Lampiran 2 Perjanjian Kredit, siap
pakai dan layak huni, yang dibeli oleh DEBITUR.
(f) BANK berarti PT. Bank _______________ dan/atau kuasa-kuasanya.
(g) Biaya KPR adalah biaya-biaya yang wajib dibayar oleh debitur kepada BANK
sehubungan dengan perjanjian kredit ini, termasuk biaya provisi, biaya
Notaris/PPAT, biaya pemasangan Hak Tanggungan, biaya pemasangan
fidusia, dan lain-lain biaya terkait.
(h) Bunga adalah jumlah yang wajib dibayar DEBITUR atas Pokok Kredit
terhutang dari waktu ke waktu berdasarkan ketentuan Pasal 3 di bawah
sebesar tingkat suku bunga yang ditentukan dalam Lampiran 1 Perjanjian
Kredit.
(i) DEBITUR adalah pihak yang menandatangani Perjanjian Kredit dengan BANK
dan menerima pinjaman sebesar Pokok Kredit yang diberikan BANK
berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditentukan dalam
Perjanjian Kredit ,dan Ketentuan dan Syarat Umum ini.
PASAL 2
PENCAIRAN KREDIT DAN PERSYARATANNYA
1. Pencairan Kredit dilakukan BANK dengan pemindahbukuan ke rekening Penjual
sebagai pembayaran harga beli Tanah dan Bangunan untuk tujuan mana
DEBITUR dengan ini memberi kuasa kepada BANK untuk melakukan
pemindahbukuan dan tindakan-tindakan lain atas nama DEBITUR tanpa
mengurangi kewajiban DEBITUR dalam ayat 2 (d) di bawah.
2. Pencairan Kredit dilakukan secara sekaligus setelah dipenuhinya syarat-syarat
tersebut di bawah ini (syarat tertentu atas pertimbangan BANK dapat
dikesampingkan):
(a) Tanah sudah bersertipikat dan terdaftar atas nama Penjual;
(b) DEBITUR telah menyerahkan kepada BANK sebelum atau bersamaan
dengan pencairan Pokok Kredit:
(i) PPJB / AJB yang telah ditandatangani oleh Penjual dan DEBITUR;
(ii) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) berikut lampirannya
(iii) SKMHT/APHT mengenai Tanah dan Bangunan yang telah
ditandatangani oleh DEBITUR dan BANK dalam bentuk dan dengan isi
yang dapat diterima BANK;
(iv) Asli polis asuransi jiwa kredit atas diri DEBITUR dan asli polis asuransi
kerugian atas Bangunan dalam jumlah pertanggungan yang ditentukan
BANK, dan di dalam polis mana BANK ditunjuk sebagai pihak yang
berhak menerima hasil klaim asuransi (Banker’s Clause);
(c) DEBITUR dan BANK telah menandatangani Perjanjian-perjanjian Jaminan;
(d) DEBITUR telah memberi kuasa dan petunjuk kepada PPAT/Notaris
bersangkutan atau kepada Penjual untuk menyerahkan langsung kepada
BANK asli sertipikat Hak Milik, atau Hak Guna Bangunan (HGB), dan asli
SKMHT atau APHT atau Sertipikat Hak Tanggungan, serta Sertipikat
Fidusia;
PASAL 3
SUKU BUNGA DAN SISTEM PERHITUNGAN BUNGA
1. DEBITUR wajib membayar Bunga kepada BANK sesuai ketentuan dalam Pasal 3
Perjanjian Kredit, Bunga mana dapat berubah sesuai ketentuan dalam ayat 4 di
bawah.
2. Sistem Perhitungan Bunga dalam Perjanjian Kredit dapat berupa Sistem
Perhitungan Bunga Anuitas, Efektif, atau Flat sebagaimana ditentukan pada
Lampiran 1 Perjanjian Kredit, yang diperhitungkan atas Pokok Kredit terhutang
sejak Tanggal Pencairan Kredit sampai dengan tanggal dilunasinya seluruh
Hutang tersebut.
3. Bunga terhutang dan wajib dibayar sejak Tanggal Pencairan Kredit sampai
dengan tanggal Hutang lunas dibayar.
4. DEBITUR setuju bahwa BANK berhak mengubah Suku Bunga sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 Perjanjian Kredit dari waktu ke waktu berdasarkan
kebijaksanaan BANK dengan memperhatikan kondisi pasar keuangan. BANK
akan memberitahukan perubahan ini melalui surat atau melalui pengumuman
pada kantor cabang BANK dan perubahan tersebut akan mulai berlaku bagi
pembayaran angsuran bulan berikutnya
5. Pemberitahuan perubahan Suku Bunga sebagaimana tersebut dalam ayat 4
Pasal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit.
PASAL 4
PEMBAYARAN KEMBALI KREDIT
1. Kewajiban pembayaran Hutang secara Angsuran sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 6 Perjanjian Kredit dapat dilakukan DEBITUR secara tunai melalui loket-
loket di seluruh Kantor Cabang BANK, atau melalui pendebetan rekening
tabungan, atau melalui bank-bank lain yang ditentukan oleh BANK.
2. Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perbankan yang berlaku, setiap
pembayaran yang diterima oleh BANK dari DEBITUR atas kewajiban
pembayaran Hutang diperhitungkan atau dibukukan oleh BANK ke dalam
rekening pinjaman DEBITUR dengan urutan pembayaran sebagai berikut :
a. denda atas tunggakan Angsuran;
b. biaya-biaya lain yang harus dibayar;
PASAL 5
PELUNASAN DIPERCEPAT
1. Pada prinsipnya, Pelunasan Dipercepat tidak diperbolehkan, namun apabila
DEBITUR bermaksud untuk tetap melunasi Hutangnya kepada BANK sebelum
berakhirnya jangka waktu kredit, maka DEBITUR harus mengajukan permohonan
tertulis kepada BANK untuk mendapat persetujuannya, dan wajib membayar
biaya penalti sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Perjanjian Kredit, biaya
mana dapat diubah BANK dari waktu ke waktu dengan pemberitahuan kepada
DEBITUR.
2. Apabila DEBITUR hanya bermaksud melakukan Pelunasan Dipercepat sebagian,
maka jumlah pembayaran tersebut harus memenuhi jumlah minimum yang
ditetapkan oleh BANK dan wajib membayar biaya penalti sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 Perjanjian Kredit.
3. Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perbankan yang berlaku, pelunasan
Dipercepat sebagian sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini diperuntukkan
pembayaran dalam urutan sebagai berikut :
a. denda atas tunggakan Angsuran.
b. Biaya-biaya lain yang harus dibayar.
c. Bunga terhutang.
d. Pokok terhutang.
PASAL 6
PEMBUKAAN REKENING DAN KUASA PENDEBETAN
1. DEBITUR wajib untuk membuka rekening tabungan pada BANK selambat-
lambatnya pada tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit (bilamana DEBITUR
1
Note: Diperlukan aturan Bank Indonesia untuk mengatur hal ini, karena selama ini pembukaan
rekening harus melibatkan calon nasabah secara langsung. Perlu ada aturan teknis yang mengatur
pelaksanaan ini, misalnya mengenai kemungkinan specimen tandatangan nasabah yang ada pada
BANK dapat dipindahkan atau digunakan pula oleh bank pengganti.
PASAL 8
AGUNAN TAMBAHAN
1. Apabila BANK berpendapat bahwa jaminan-jaminan yang tersebut pada ayat (1)
Pasal 7 di atas tidak mencukupi atau tidak lagi mencukupi untuk menjamin
pembayaran Hutang, DEBITUR menyetujui dan berkewajiban serta
mengikatkan diri untuk atas permintaan pertama dari BANK :
a. membayar kepada BANK sejumlah uang untuk menutupi kekurangan
agunan kredit tersebut;
b. menambah barang-barang/benda-benda lainnya untuk dijadikan agunan
tambahan;
c. menunjuk dan menghadirkan pihak ketiga untuk ikut menjamin pelunasan
Hutang (borgtocht/jaminan perorangan), pengikatan mana dibuat dalam
suatu perjanjian tersendiri.
2. Semua jaminan tambahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Perjanjian Kredit.
PASAL 9
PERNYATAAN-PERNYATAAN JAMINAN DEBITUR
DEBITUR dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa :
(a) DEBITUR (bila menikah dan tidak membuat Perjanjian Kawin) telah mendapat
persetujuan dari suami/isteri DEBITUR;
(b) tidak ada tuntutan/sengketa terhadap diri DEBITUR maupun terhadap Tanah dan
Bangunan;
(c) DEBITUR tidak mempunyai hutang-hutang lain kepada pihak siapapun juga,
selain Hutang berdasarkan Perjanjian Kredit, hutang dagang yang timbul dari
usaha sehari-hari (bila DEBITUR berdagang), dan hutang-hutang yang
dinyatakan DEBITUR dalam formulir permohonan kredit (bila ada);
PASAL 10
ASURANSI
1. DEBITUR berkewajiban untuk menutup dan mempertahankan selama masa
Perjanjian Kredit:
(i) asuransi jiwa kredit atas diri DEBITUR; dan
(ii) asuransi kerugian atas Bangunan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan
lain-lain bahaya dalam arti luasnya (seperti tanah longsor, gempa bumi,
banjir) yang dianggap perlu oleh BANK;
untuk jumlah pertanggungan yang dipandang cukup oleh dan dengan syarat-
syarat yang dianggap baik oleh BANK pada perusahaan asuransi yang ditunjuk
atau dapat diterima oleh BANK, dengan ketentuan asli surat polis asuransi
bersangkutan memuat Banker’s Clause guna kepentingan BANK, Penerus Hak
dan Pembeli Tagihan dengan kewajiban DEBITUR untuk menyerahkan asli polis
dan asli kwitansi premi pada BANK untuk disimpan oleh BANK.
2. Polis wajib diperpanjang sebelum masa berakhirnya bilamana dianggap perlu
oleh BANK, dan BANK dengan ini dikuasakan untuk menutup dan membayar
premi-premi asuransi-asuransi tersebut atas beban DEBITUR, termasuk
menerima dan menyimpan asli polis perpanjangannya.
3. Dalam hal terjadi sesuatu kejadian Kelalaian dan/atau kejadian yang
menimbulkan kewajiban pembayaran oleh perusahaan asuransi, uang hasil klaim
asuransi dimaksud menjadi hak BANK (dan/atau Penerus Hak dan Pembeli
Tagihan) (mengenai asuransi kebakaran sesuai ketentuan Pasal 297 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang) dan BANK (dan/atau Penerus Hak dan
Pembeli Tagihan) berhak dan dengan ini diberi kuasa untuk menerima seluruh
uang hasil klaim asuransi itu guna pembayaran (sebagian) Hutang dengan
PASAL 11
PENGHUNIAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN/RUMAH
1. DEBITUR wajib untuk segera menempati Bangunan/rumah yang dijadikan
agunan kredit.
2. Hunian segera oleh DEBITUR sendiri (dan keluarga) atas Bangunan merupakan
syarat mutlak pemberian kredit sehingga apabila dalam waktu 100 (seratus) hari
setelah serah terima Tanah dan Bangunan dari penjual kepada DEBITUR dan,
DEBITUR tetap belum menghuni rumah tersebut, maka telah terjadi cidera janji
dan BANK berhak untuk melakukan tindakan pengosongan dan eksekusi atas
agunan yang diberikan
3. DEBITUR, menyetujui dan berkewajiban serta mengikatkan diri untuk :
a. menempati Bangunan/rumah tersebut secara layak;
b. memeliharanya dengan baik atas biaya sendiri;
c. memperbaiki atas beban DEBITUR sendiri segala kerusakan yang terjadi
atas Bangunan/rumah tersebut, dan memberitahukannya pada BANK
d. membayar berbagai kewajiban atas berbagai fasilitas atau jasa yang
diberikan pihak lain seperti antara lain langganan listrik, langganan air bersih
dan sebagainya secara tertib dan teratur;
e. membayar Pajak Bumi dan Bangunan serta pajak, retribusi maupun
pungutan-pungutan lain dari Instansi Berwenang yang lazim dikenakan
terhadap pemilik/penghuni rumah secara tepat dan teratur;
f. memperpanjang jangka waktu hak atas Tanah yang diagunkan kepada BANK
tepat waktu dan tidak melewati 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya jangka
waktu hak DEBITUR atas Tanah.
4. DEBITUR tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BANK dilarang untuk:
a. mengubah bentuk atau konstruksi Bangunan/rumah tersebut yang
mengakibatkan berkurangnya nilai agunan;
PASAL 12
KEJADIAN KELALAIAN
1. Menyimpang dari jadwal pembayaran kembali Hutang yang ditentukan dalam
Perjanjian Kredit, BANK berhak dengan pemberitahuan kepada DEBITUR untuk
menuntut/menagih pembayaran seluruh Hutang yang terhutang dengan seketika
dan sekaligus, dan DEBITUR wajib membayar Hutang segera dan sekaligus
tanpa diperlukan somasi/teguran lebih lanjut. Bila DEBITUR alpa membayar
seluruh Hutang segera dan sekaligus, BANK berhak melaksanakan eksekusi
atas barang agunan, bilamana terjadi salah satu hal atau peristiwa Kelalaian
dibawah ini ;
a. bilamana suatu Angsuran atau bunga atau lain-lain jumlah uang yang
terhutang, tidak dibayar lunas pada waktunya dan dengan cara sebagaimana
ditentukan dalam Perjanjian Kredit, dalam hal mana lewatnya waktu saja
telah memberi bukti yang cukup dan sah bahwa DEBITUR telah melalaikan
kewajibannya;
b. bilamana DEBITUR lalai memenuhi atau melanggar salah satu ketentuan-
ketentuan lainnya dari kewajiban pembayarannya menurut Perjanjian Kredit
dan/atau kewajiban-kewajiban yang termaktub dalam Perjanjian-perjanjian
Jaminan yang dianggap material oleh BANK;
c. bilamana suatu pernyataan, keterangan atau dokumen yang diberikan
sehubungan dengan Perjanjian Kredit dan/atau perjanjian-perjanjian jaminan
ternyata tidak benar; atau diketahui dikemudian hari bahwa sesuatu hal yang
oleh BANK dianggap penting dalam mengambil keputusan memberikan kredit
ini tidak diungkapkan oleh DEBITUR;
d. bilamana DEBITUR tidak menempati Tanah dan Bangunan dalam batas
waktu 100 hari sejak tanggal serah terima rumah ;
PASAL 13
PENGAWASAN, PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
TERHADAP BARANG AGUNAN
1. Selama DEBITUR belum melunasi seluruh Hutangnya yang timbul dari Perjanjian
Kredit ini, BANK berhak setiap saat yang dianggap layak oleh BANK, melakukan
pemeriksaan terhadap barang agunan dan meminta keterangan-keterangan yang
diperlukan.
2. Apabila terjadi sesuatu Kelalaian seperti dimaksud Pasal 12 di atas, maka BANK
berhak setiap saat melakukan tindakan terhadap Tanah dan Bangunan yang
diagunkan yaitu BANK berhak (dan dengan ini diberi kuasa oleh DEBITUR) untuk
memasuki dan menguasai Tanah dan Bangunan dan melakukan segala tindakan
tanpa yang perlu kecuali untuk menjalankan penjualan eksekusi.
PASAL 14
PENYERAHAN PIUTANG KEPADA PIHAK LAIN
1. Sehubungan dengan penyerahan Tagihan BANK sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian Kredit, DEBITUR menegaskan telah mengetahui dan menyetujui
bahwa pihak yang menggantikan kedudukan BANK demi hukum memperoleh
dan mendapatkan manfaat dari segala hak dan agunan yang melekat pada
Tagihan tanpa kecuali, termasuk tanpa pembatasan berdasarkan (i) Hak
Tanggungan, (ii) hak milik fidusia atas uang pembayaran tagihan-tagihan
sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan dan Syarat Umum Pasal 7 ayat 1 (ii) di
atas, (iii) hak untuk menyimpan atau menunjuk pihak lain untuk menyimpan
PASAL 15
PELEPASAN HAK KOMPENSASI
DEBITUR dengan ini melepaskan hak untuk menuntut kompensasi berdasarkan
ketentuan Pasal 1425 sampai dengan 1429 KUHPer atas tagihan-tagihannya
terhadap BANK atau Penerus Hak atau Pembeli Tagihan, dan hak untuk
PASAL 16
IKATAN-IKATAN DEBITUR
DEBITUR berjanji dan menyetujui bahwa selama Perjanjian Kredit berlangsung
sampai dengan semua Hutang dibayar lunas oleh DEBITUR kepada BANK :
(I) DEBITUR wajib melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
(1) menggunakan Pokok Kredit semata-mata guna membiayai pembelian
Tanah dan Bangunan;
(2) menutup asuransi sesuai ketentuan Pasal 10 di atas;
(3) memelihara Bangunan tetap dalam keadaan layak huni sesuai ketentuan
Pasal 11;
(4) mengikat Tanah dan Bangunan dengan Hak Tanggungan terdaftar tingkat
pertama dan (bila diminta peringkat ke-2 dan seterusnya untuk
kepentingan) BANK sesuai peraturan yang berlaku dan dengan syarat-
syarat serta ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh BANK;
(5) memberikan keterangan-keterangan secara benar atas pertanyaan-
pertanyaan pihak BANK dalam rangka pengawasan dan pemeriksaan
barang agunan;
(6) apabila DEBITUR mempunyai hubungan rekening atau simpanan
dengan/pada bank-bank lembaga keuangan lainnya, DEBITUR wajib
mengungkapkan secara penuh setiap rekening yang telah dibuka oleh
DEBITUR pada lembaga keuangan atau lembaga lainnya;
(7) memberi wewenang pada BANK atau penggantinya untuk mengirim
laporan rekening pinjaman DEBITUR pada Pembeli Tagihan;
(8) atas permintaan BANK, mengubah dan menandatangani perubahan-
perubahan Perjanjian Jaminan agar BANK memperoleh manfaat penuh
dari perjanjian-perjanjian jaminan itu, dan untuk itu DEBITUR memberi
kuasa pada BANK dan/atau Penerus Hak dan/atau Pembeli Tagihan
untuk menandatangani akta-akta perubahan itu dan melakukan
perbuatan-perbuatan berkenaan tanpa kecuali;
(9) membayar segala pajak terhutang termasuk pajak-pajak atas Tanah dan
Bangunan dan semua kewajiban-kewajiban pembayaran/retribusi lain
tepat pada waktunya; dan
(10) memperbaharui asuransi dan membayar segera premi-premi
asuransinya.
PASAL 18
KUASA YANG TIDAK DAPAT DITARIK KEMBALI
Semua kuasa yang dibuat dan diberikan oleh DEBITUR kepada BANK (dan/atau
Penerus Hak serta pihak lain yang membeli dan menerima penyerahan tagihan dari
BANK) berdasarkan Perjanjian Kredit maupun Ketentuan dan Syarat Umum ini
merupakan bagian yang terpenting dan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari
Perjanjian Kredit, yang tanpa adanya kuasa-kuasa itu Perjanjian Kredit tidak akan
dibuat, dan dengan demikian maka kuasa-kuasa tersebut tidak dapat ditarik kembali
atau berakhir karena sebab-sebab apapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas pada
sebab-sebab termaktub dalam Pasal 1813, 1814, dan 1816 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, selama masih ada kewajiban DEBITUR yang terhutang terhadap
BANK (dan/atau Penerus Hak serta pihak lain kepada siapa BANK telah menjual
tagihannya terhadap DEBITUR) dan setiap kuasa tersebut diberikan dengan hak
substitusi atau hak untuk mengalihkan kuasa.
PASAL 20
SATU KESATUAN PERJANJIAN
Semua ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat dalam Ketentuan dan Syarat Umum
ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahakan dengan dan merupakan bagian
dari Perjanjian Kredit.
Perjanjian Kredit ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini, ___________, tanggal
___________________ dua ribu _____ (__-__-200__), oleh dan antara:
-Para pihak telah saling setuju dan sepakat untuk membuat dan melaksanakan
Perjanjian Kredit ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI
Perkataan-perkataan yang dimulai dengan huruf besar mempunyai arti sebagaimana
didefinisikan dalam Pasal 1 Ketentuan-Ketentuan dan Syarat-Syarat Umum Perjanjian
KPR yang ditetapkan BANK (“Ketentuan dan Syarat Umum”) terlampir yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit ini.
PASAL 2
JUMLAH POKOK KREDIT
BANK setuju untuk memberikan fasilitas kredit kepada DEBITUR berdasarkan
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit sampai setinggi-tingginya dalam jumlah
yang disebut dalam Lampiran 1 huruf (a) (selanjutnya disebut ”Pokok Kredit”) untuk
tujuan membiayai pembelian Tanah dan Bangunan sebagaimana diuraikan dalam
Lampiran 2 Perjanjian Kredit ini.
1
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
PASAL 4
JANGKA WAKTU KREDIT DAN JATUH TEMPO KREDIT
1. Pinjaman Pokok diberikan untuk jangka waktu sebagaimana tercantum pada
Lampiran 1 huruf (b) Perjanjian Kredit ini, terhitung sejak tanggal Pencairan Kredit,
dan wajib telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo kredit sebagaimana ditentukan
dalam Lampiran 1 huruf (c) Perjanjian Kredit ini (”Tanggal Jatuh Tempo”).
2. Selama Hutang (sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 Ketentuan dan Syarat
Umum) belum dibayar lunas pada Tanggal Jatuh Tempo, Perjanjian Kredit ini tetap
berlaku.
PASAL 5
SUKU BUNGA DAN PROVISI
1. DEBITUR wajib membayar Bunga kepada BANK sesuai dengan suku bunga
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 huruf (d) Perjanjian Kredit ini yang
diperhitungkan berdasarkan Sistem Perhitungan Bunga sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 1 huruf (e) Perjanjian Kredit ini.
2. Atas fasilitas kredit yang diberikan BANK, DEBITUR wajib membayar provisi
dalam jumlah sebagaimana ditentukan dalam Lampiran 1 huruf (f) Perjanjian
Kredit ini.
PASAL 6
PEMBAYARAN KEMBALI KREDIT
DEBITUR wajib membayar kembali Hutang secara Angsuran dalam jumlah dan jadwal
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Lampiran 1 huruf (g) dan (h) Perjanjian
Kredit ini sampai seluruh Hutang lunas, tanpa mengurangi ketentuan kelalaian
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Ketentuan dan Syarat Umum yang mengakibatkan
kewajiban pembayaran seluruh Hutang yang terhutang dengan seketika dan sekaligus.
PASAL 8
AGUNAN
1. Guna menjamin pembayaran kembali dengan tertib dan secara sebagaimana
mestinya seluruh dan setiap Hutang yang terutang dan wajib dibayar DEBITUR
kepada BANK, baik yang ada saat ini, maupun yang timbul di kemudian hari, baik
berdasarkan Perjanjian Kredit ini maupun perjanjian-perjanjian jaminan terkait,
DEBITUR dengan ini setuju memberikan agunan berupa :
i. Hak Tanggungan atas Tanah dan Bangunan sebagaimana diuraikan dalam
Lampiran 2 Perjanjian Kredit;
ii. Jaminan Fidusia atas tagihan-tagihan berupa klaim asuransi jiwa, asuransi
kerugian, dan tagihan terhadap pemerintah sehubungan pemutusan/
pencabutan hak atas tanah sebagaimana diuraikan dalam Pasal 7 ayat (1)(ii)
Ketentuan dan Syarat Umum.
2. Apabila BANK berpendapat bahwa agunan yang diberikan pada ayat (1) Pasal ini
tidak mencukupi atau tidak lagi mencukupi untuk menjamin pembayaran Hutang,
DEBITUR menyetujui dan berkewajiban serta mengikatkan diri untuk atas
permintaan pertama dari BANK untuk memberikan tambahan agunan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 Ketentuan dan Syarat Umum.
PASAL 9
BIAYA-BIAYA
1. Semua biaya dan ongkos yang timbul untuk menyiapkan, menanda-tangani serta
untuk melaksanakan Perjanjian Kredit ini termasuk tanpa pembatasan biaya
hukum, biaya notaris, biaya perkara dan biaya pengacara yang ditunjuk untuk
melakukan penagihan terhadap DEBITUR, dipikul dan dibayar oleh DEBITUR.
2. Apabila karena satu dan lain hal biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan
Perjanjian Kredit dibayarkan lebih dahulu oleh BANK, maka DEBITUR mengakui
biaya-biaya tersebut sebagai Hutangnya dan wajib melunasinya kepada BANK,
kecuali diatur lain dalam Perjanjian Kredit.
PASAL 11
LAIN-LAIN
1. Perjanjian Kredit ini berikut lampiran-lampirannya, termasuk ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang tercantum dalam Ketentuan dan Syarat Umum, merupakan
satu kesatuan perjanjian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit ini.
2. DEBITUR tidak dapat mengalihkan segala hak dan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian Kredit kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
BANK (dan/atau pihak lain kepada siapa BANK telah menjual tagihannya terhadap
DEBITUR).
3. Semua pemberitahuan tertulis dari BANK dan semua surat menyurat antara BANK
dan DEBITUR dalam pelaksanaan Perjanjian Kredit ini mengikat dan harus ditaati
oleh DEBITUR.
PASAL 12
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kredit ini akan diatur dalam
surat-menyurat berdasarkan kesepakatan bersama antara BANK dan DEBITUR
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit ini.
2. DEBITUR dengan ini menyatakan telah membaca dan memahami ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat dalam Perjanjian Kredit ini dan Ketentuan dan Syarat
Umum yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit ini.
Demikianlah Perjanjian Kredit ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup,
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
BANK DEBITUR
_____________________ ___________________
- Sebuah bangunan rumah tinggal, seluas ...........m2, setempat dikenal sebagai Jalan
.............................
yang didirikan berdasarkan Ijin Mendirikan Bangunan nomor ....................... tanggal
.........................., dikeluarkan oleh ......................................;
- Bangunan rumah tinggal tersebut didirikan di atas sebidang tanah terdaftar sebagai Hak
Milik [Hak Guna Bangunan] 1) No. ........../Desa......................... tertanggal
............................, dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan .........................., terletak di :
Propinsi :
Kabupaten/Kotamadya :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
=====
1
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
1
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
2
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
-Berhubung dengan segala sesuatu yang diuraikan di atas ini para penghadap masing-
masing bertindak dalam kedudukannya tersebut di atas menerangkan bahwa DEBITUR
dan BANK telah saling setuju dan mufakat untuk dan dengan ini membuat/menetapkan
perjanjian sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI-DEFINISI
-Perkataan-perkataan dimulai dengan huruf besar mempunyai arti seperti disebut dalam
Perjanjian Kredit, kecuali ditentukan lain dibawah:
Hutang : segala dan setiap tagihan-tagihan BANK berdasarkan
Perjanjian Dijamin.
Perjanjian Dijamin : berarti (i) Perjanjian Kredit, dan (ii) perjanjian yang dibuat
berdasarkan atau sehubungan dengan Perjanjian Kredit,
mencakup tanpa pembatasan Perjanjian Pengakuan Hutang
Murni (bila ada).
Perjanjian Jaminan : mencakup Akta Jaminan Fidusia ini, Akta Pemberian Hak
Tanggungan dan perjanjian jaminan lainnya yang mungkin
diadakan di kemudian hari, masing-masing berikut perjanjian
perubahannya, pembaharuannya dan perluasannya.
Pihak Terkait : adalah perusahaan dimana DEBITUR bekerja, dan
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang
berwenang memberikan ganti kerugian atas Tanah jika
Pasal 2
PENYERAHAN TAGIHAN
-Untuk menjamin pembayaran kembali dengan lunas, tertib dan sebagaimana mestinya
semua Hutang, DEBITUR dengan ini menyerahkan/mencessiekan kepada BANK yang
dengan ini menerima baik pengalihan dan penyerahan hak milik (cessie) dari DEBITUR,
atas:
(a) segala tagihan-tagihan terhadap Pemerintah Pusat maupun Daerah yang timbul
bilamana hak DEBITUR atas Tanah sesuatu saat diputuskan/diakhiri sebelum
batas waktunya berakhir;
(b) semua tagihan, hak, wewenang dan klaim uang ganti rugi asuransi yang timbul
berdasarkan polis asuransi kerugian dan asuransi jiwa yang sekarang telah ada
dan dikemudian hari akan dimiliki/dipunyai dan diperoleh DEBITUR terhadap
perusahaan asuransi manapun, meliputi dan mencakup kejadian apapun
mengenai:
(i) Bangunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 Perjanjian Kredit berikut
turutannya milik / kepunyaan DEBITUR;
(ii) diri DEBITUR terhadap bahaya/risiko kecelakaan, kematian dan bahaya/risiko
lainnya yang ditentukan oleh BANK.
-Jaminan-jaminan tersebut di atas diberikan untuk jumlah yang lebih tinggi antara total
jumlah yang menurut catatan-catatan BANK dari waktu ke waktu terhutang oleh
DEBITUR dan jumlah Pokok Kredit ditambah 25% (dua puluh lima persen) darinya atau
seluruhnya sebesar Rp. _________,- (________ Rupiah).
Pasal 3
HAK ATAS TAGIHAN
-Mulai saat berlakunya akta ini, maka Tagihan, baik yang sekarang ada maupun yang
akan ada di kemudian hari, menjadi milik/hak BANK dan dengan demikian semua uang
hasil pembayaran Tagihan yang sekarang ada maupun yang timbul di kemudian hari
adalah milik/kepunyaan serta hak BANK.
Pasal 5
PENGHENTIAN DAN PERUBAHAN PERJANJIAN ASURANSI
-Penghentian/pengakhiran atau perubahan atau penambahan terhadap syarat dalam
perjanjian asuransi hanya sah dan mengikat BANK jika disetujui secara tertulis oleh
BANK.
Pasal 6
PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERJANJIAN ASURANSI
-Meskipun tagihan atas klaim asuransi telah diserahkan/dicessiekan oleh DEBITUR
kepada BANK berdasarkan akta ini, akan tetapi DEBITUR sebagai tertanggung
menyetujui tetap berkewajiban untuk menjalankan dan melaksanakan semua dan setiap
kewajiban terhadap perusahaan asuransi berdasarkan perjanjian asuransi, antara lain
(tetapi tidak terbatas) membayar premi dan lain biaya asuransi serta kewajiban lain
mengenai atau sehubungan dengan barang yang diasuransikan.
Pasal 8
PERNYATAAN DAN JAMINAN
-DEBITUR menjamin BANK bahwa Tagihan merupakan hak penuh DEBITUR sendiri,
tidak ada orang/pihak lain yang turut mempunyai hak apapun, tidak
dijaminkan/dipertanggungkan dengan cara bagaimanapun, tidak tersangkut dalam
perkara/sengketa dan tidak dalam sitaan serta belum pernah diserahkan/dicessiekan
dengan cara bagaimanapun dan kepada siapapun.
-DEBITUR dengan ini membebaskan dan melepaskan BANK dari semua dan setiap
tuntutan, gugatan atau tagihan yang mungkin diajukan oleh orang/pihak siapapun
mengenai atau sehubungan dengan hal yang dijamin oleh DEBITUR tersebut diatas
beserta kerugian yang timbul dari itu. Tuntutan, gugatan/tagihan dan kerugian yang
timbul sehubungan dengan hal-hal yang dijamin DEBITUR sepenuhnya dan seluruhnya
menjadi tanggungan dan tanggung jawab DEBITUR sendiri.
Pasal 9
KUASA
-DEBITUR dengan ini memberi kuasa kepada BANK dengan hak untuk
memindahkan/mensubstitusikan kuasa ini kepada orang/pihak lain untuk:
(a) melakukan tindakan apapun yang dipandang perlu atau diwajibkan untuk
memberitahukan secara resmi mengenai penyerahan/cessie Tagihan yang
termaktub dalam akta ini kepada Pihak Terkait untuk memperoleh pengakuan Pihak
Terkait mengenai penyerahan Tagihan ini, demikian itu semua atas biaya
DEBITUR; dan
(b) melakukan dan mengerjakan segala tindakan apapun yang dipandang perlu oleh
BANK untuk menagih pembayaran Tagihan terhadap Pihak Terkait dan
sehubungan dengan itu menerima semua pembayaran serta memberikan tanda
pelunasan/kuitansi untuk segala penerimaan uang, menjalankan, melaksanakan
semua dan setiap hak/wewenang yang dimiliki oleh DEBITUR terhadap Pihak
Pasal 10
PENYERAHAN KEMBALI TAGIHAN
-Penyerahan/cessie Tagihan ini berlangsung selama DEBITUR masih mempunyai
Hutang dan komitmen berdasarkan Perjanjian Dijamin, sehingga jika Hutang sudah
terbayar lunas dan tidak mungkin timbul hutang baru, maka Tagihan demi hukum
kembali kepada DEBITUR.
-Bila diminta DEBITUR, BANK atas biaya DEBITUR, mengeluarkan surat keterangan
atau pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh BANK bahwa hutang DEBITUR
kepada BANK telah dibayar lunas dan Tagihan kembali menjadi hak DEBITUR.
Pasal 11
KETENTUAN LAIN
1. Bukti Kelalaian
-DEBITUR akan terbukti lalai dalam melaksanakan suatu kewajiban kepada BANK
dengan lewatnya jangka waktu yang ditetapkan untuk melakukan kewajiban
tersebut, sehingga mengenai kelalaian itu tidak diperlukan teguran atau pernyataan
berupa apapun.
4. Pemberitahuan
-Semua pemberitahuan yang perlu dikirim kepada DEBITUR untuk dan dalam
rangka melaksanakan akta ini harus dikirim dengan surat pos tercatat, disampaikan
secara pribadi atau dikirim melalui telex atau facsimile kepada alamat sebagai
berikut :
DEBITUR :
.
.
Telepon :
Facsimilie :
Untuk Perhatian :
Telepon :
Facsimilie :
Untuk perhatian :
-atau kepada alamat lain yang dapat diberitahukan kemudian secara tertulis oleh
DEBITUR kepada BANK.
-Suatu pemberitahuan dianggap diterima oleh DEBITUR (i) pada hari
penyerahannya, jika disampaikan secara pribadi, (ii) 7 (tujuh) hari setelah diterima
di Kantor Pos, jika dikirim melalui pos tercatat, atau (iii) pada hari pengiriman berita,
jika dikirim melalui telex atau melalui facsimile (yang disusul dengan penegasan
tertulis).
5. Pemilihan Domisili
-Mengenai akta ini dan segala akibatnya, DEBITUR memilih domisili yang tetap dan
seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ________ di _________, dengan
tidak mengurangi hak dan wewenang BANK mengajukan tuntutan hukum terhadap
DEBITUR berdasarkan perjanjian ini dihadapan pengadilan atau instansi lain yang
berwenang dalam wilayah Republik Indonesia.
1
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
2
) Coret salah satu yang tidak berlaku.
-Berhubung dengan segala sesuatu yang diuraikan di atas ini para penghadap masing-
masing bertindak dalam kedudukannya tersebut di atas menerangkan bahwa DEBITUR
dan BANK telah saling setuju dan mufakat untuk dan dengan ini membuat/menetapkan
perjanjian sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI-DEFINISI
-Perkataan-perkataan dimulai dengan huruf besar mempunyai arti seperti disebut dalam
Perjanjian Kredit, kecuali ditentukan lain dibawah:
Hutang : segala dan setiap tagihan-tagihan BANK berdasarkan
Perjanjian Dijamin.
Perjanjian Dijamin : berarti (i) Perjanjian Kredit, dan (ii) perjanjian yang dibuat
berdasarkan atau sehubungan dengan Perjanjian Kredit,
mencakup tanpa pembatasan Perjanjian Pengakuan Hutang
Murni (bila ada).
Perjanjian Jaminan : mencakup Akta Jaminan Fidusia ini, Akta Pemberian Hak
Tanggungan dan perjanjian jaminan lainnya yang mungkin
diadakan di kemudian hari, masing-masing berikut perjanjian
perubahannya, pembaharuannya dan perluasannya.
Pihak Terkait : adalah perusahaan dimana DEBITUR bekerja, dan
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang
berwenang memberikan ganti kerugian atas Tanah jika
Pasal 2
PENYERAHAN TAGIHAN
-Untuk menjamin pembayaran kembali dengan lunas, tertib dan sebagaimana mestinya
semua Hutang, DEBITUR dengan ini menyerahkan/mencessiekan kepada BANK yang
dengan ini menerima baik pengalihan dan penyerahan hak milik (cessie) dari DEBITUR,
atas:
(a) segala tagihan-tagihan terhadap Pemerintah Pusat maupun Daerah yang timbul
bilamana hak DEBITUR atas Tanah sesuatu saat diputuskan/diakhiri sebelum
batas waktunya berakhir;
(b) semua tagihan, hak, wewenang dan klaim uang ganti rugi asuransi yang timbul
berdasarkan polis asuransi kerugian dan asuransi jiwa yang sekarang telah ada
dan dikemudian hari akan dimiliki/dipunyai dan diperoleh DEBITUR terhadap
perusahaan asuransi manapun, meliputi dan mencakup kejadian apapun
mengenai:
(i) Bangunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 Perjanjian Kredit berikut
turutannya milik / kepunyaan DEBITUR;
(ii) diri DEBITUR terhadap bahaya/risiko kecelakaan, kematian dan bahaya/risiko
lainnya yang ditentukan oleh BANK.
-Jaminan-jaminan tersebut di atas diberikan untuk jumlah yang lebih tinggi antara total
jumlah yang menurut catatan-catatan BANK dari waktu ke waktu terhutang oleh
DEBITUR dan jumlah Pokok Kredit ditambah 25% (dua puluh lima persen) darinya atau
seluruhnya sebesar Rp. _________,- (________ Rupiah).
Pasal 3
HAK ATAS TAGIHAN
-Mulai saat berlakunya akta ini, maka Tagihan, baik yang sekarang ada maupun yang
akan ada di kemudian hari, menjadi milik/hak BANK dan dengan demikian semua uang
hasil pembayaran Tagihan yang sekarang ada maupun yang timbul di kemudian hari
adalah milik/kepunyaan serta hak BANK.
Pasal 5
PENGHENTIAN DAN PERUBAHAN PERJANJIAN ASURANSI
-Penghentian/pengakhiran atau perubahan atau penambahan terhadap syarat dalam
perjanjian asuransi hanya sah dan mengikat BANK jika disetujui secara tertulis oleh
BANK.
Pasal 6
PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERJANJIAN ASURANSI
-Meskipun tagihan atas klaim asuransi telah diserahkan/dicessiekan oleh DEBITUR
kepada BANK berdasarkan akta ini, akan tetapi DEBITUR sebagai tertanggung
menyetujui tetap berkewajiban untuk menjalankan dan melaksanakan semua dan setiap
kewajiban terhadap perusahaan asuransi berdasarkan perjanjian asuransi, antara lain
(tetapi tidak terbatas) membayar premi dan lain biaya asuransi serta kewajiban lain
mengenai atau sehubungan dengan barang yang diasuransikan.
Pasal 8
PERNYATAAN DAN JAMINAN
-DEBITUR menjamin BANK bahwa Tagihan merupakan hak penuh DEBITUR sendiri,
tidak ada orang/pihak lain yang turut mempunyai hak apapun, tidak
dijaminkan/dipertanggungkan dengan cara bagaimanapun, tidak tersangkut dalam
perkara/sengketa dan tidak dalam sitaan serta belum pernah diserahkan/dicessiekan
dengan cara bagaimanapun dan kepada siapapun.
-DEBITUR dengan ini membebaskan dan melepaskan BANK dari semua dan setiap
tuntutan, gugatan atau tagihan yang mungkin diajukan oleh orang/pihak siapapun
mengenai atau sehubungan dengan hal yang dijamin oleh DEBITUR tersebut diatas
beserta kerugian yang timbul dari itu. Tuntutan, gugatan/tagihan dan kerugian yang
timbul sehubungan dengan hal-hal yang dijamin DEBITUR sepenuhnya dan seluruhnya
menjadi tanggungan dan tanggung jawab DEBITUR sendiri.
Pasal 9
KUASA
-DEBITUR dengan ini memberi kuasa kepada BANK dengan hak untuk
memindahkan/mensubstitusikan kuasa ini kepada orang/pihak lain untuk:
(a) melakukan tindakan apapun yang dipandang perlu atau diwajibkan untuk
memberitahukan secara resmi mengenai penyerahan/cessie Tagihan yang
termaktub dalam akta ini kepada Pihak Terkait untuk memperoleh pengakuan Pihak
Terkait mengenai penyerahan Tagihan ini, demikian itu semua atas biaya
DEBITUR; dan
(b) melakukan dan mengerjakan segala tindakan apapun yang dipandang perlu oleh
BANK untuk menagih pembayaran Tagihan terhadap Pihak Terkait dan
sehubungan dengan itu menerima semua pembayaran serta memberikan tanda
pelunasan/kuitansi untuk segala penerimaan uang, menjalankan, melaksanakan
semua dan setiap hak/wewenang yang dimiliki oleh DEBITUR terhadap Pihak
Pasal 10
PENYERAHAN KEMBALI TAGIHAN
-Penyerahan/cessie Tagihan ini berlangsung selama DEBITUR masih mempunyai
Hutang dan komitmen berdasarkan Perjanjian Dijamin, sehingga jika Hutang sudah
terbayar lunas dan tidak mungkin timbul hutang baru, maka Tagihan demi hukum
kembali kepada DEBITUR.
-Bila diminta DEBITUR, BANK atas biaya DEBITUR, mengeluarkan surat keterangan
atau pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh BANK bahwa hutang DEBITUR
kepada BANK telah dibayar lunas dan Tagihan kembali menjadi hak DEBITUR.
Pasal 11
KETENTUAN LAIN
1. Bukti Kelalaian
-DEBITUR akan terbukti lalai dalam melaksanakan suatu kewajiban kepada BANK
dengan lewatnya jangka waktu yang ditetapkan untuk melakukan kewajiban
tersebut, sehingga mengenai kelalaian itu tidak diperlukan teguran atau pernyataan
berupa apapun.
4. Pemberitahuan
-Semua pemberitahuan yang perlu dikirim kepada DEBITUR untuk dan dalam
rangka melaksanakan akta ini harus dikirim dengan surat pos tercatat, disampaikan
secara pribadi atau dikirim melalui telex atau facsimile kepada alamat sebagai
berikut :
DEBITUR :
.
.
Telepon :
Facsimilie :
Untuk Perhatian :
Telepon :
Facsimilie :
Untuk perhatian :
-atau kepada alamat lain yang dapat diberitahukan kemudian secara tertulis oleh
DEBITUR kepada BANK.
-Suatu pemberitahuan dianggap diterima oleh DEBITUR (i) pada hari
penyerahannya, jika disampaikan secara pribadi, (ii) 7 (tujuh) hari setelah diterima
di Kantor Pos, jika dikirim melalui pos tercatat, atau (iii) pada hari pengiriman berita,
jika dikirim melalui telex atau melalui facsimile (yang disusul dengan penegasan
tertulis).
5. Pemilihan Domisili
-Mengenai akta ini dan segala akibatnya, DEBITUR memilih domisili yang tetap dan
seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ________ di _________, dengan
tidak mengurangi hak dan wewenang BANK mengajukan tuntutan hukum terhadap
DEBITUR berdasarkan perjanjian ini dihadapan pengadilan atau instansi lain yang
berwenang dalam wilayah Republik Indonesia.
#11
DOCUMENTS CHECKLIST
Dengan ini saya / kami mengajukan permohonan kredit sebesar Tanggal Permohonan:
Rp
Jangka waktu yang diminta: Thn Bln Tgl Nm.Bulan Tahun
1. Bahwa semua informasi dalam aplikasi pembiayaan ini adalah lengkap dan benar, dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian Hutang.
2. Tidak berkeberatan dan menyetujui Bank untuk menghubungi kantor tempat saya / kami bekerja,
pemberi kerja, pemberi referensi serta pihak manapun yang dianggap penting bank Bank untuk pasfoto
mendapatkan informasi dan keterangan serta data mengenai saya, berkaitan dengan permohonan calon debitur
kredit ini. 4x6
3. Tidak berada dalam keadaan pailit, atau terlibat dalam perkara di Pengadilan, sita jaminan, dan tidak
dalam keadaan memberikan jaminan atas hutang pihak lain.
4. Permohonan ini beserta seluruh lampirannya menjadi milik Bank dan tidak akan saya / kami minta
kembali.
5. Bank mempunyai hak untuk menyetujui / menolak permohonan saya / kami ini.
6. Permohonan yang saya ajukan ini adalah untuk kepentingan saya / kami dan bukan untuk orang lain.
pasfoto
co-debitur
4x6
7. Bersedia dituntut dimuka Pengadilan jika ternyata pernyataan ini beserta data yang saya / kami
serahkan ternyata tidak benar atau palsu.
Tanggal:
materai
A complete form with the necessary documents will help us process your application faster. Please take photocopies of all documents that are
submitted to banks (including this application form) for your personal record.
X. VALIDASI
ANALISA LINGKUNGAN
up
a2
Ba
at
Je
R
er
ny
Ad
in
a
k
Ad
Pe
Td
La
Listrik
Gas
Air
Saluran buangan air
Jalan lingkungan
Jalan setapak
Penerangan jalan
Selokan
Pengelolaan sampah
Taman
Ketinggian dari permukaan air
PENINGKATAN MUTU
1. Bangunan
2. Dapur 3. Lainnya
Pendapat Penilai: (tentang keistimewaan & penyusutan dan keadaan pasar serta pengaruhnya terhadap obyek)
BIAYA PRODUKSI
vol satuan harga nilai baru kondisi nilai wajar
Cost Approach
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Rangka
Pekerjaan Dinding
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Jendela
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Listrik
Pekerjaan Plumbing & Sanitair
Pekerjaan Perlengkapan
Total (A)
Pekerjaan Persiapan
Ijin / pajak
Fasilitas (listrik)
Total (B)
Sarana Pelengkap Lain
Total perkiraan reproduksi (C)
Depresiasi
Total (C) - depresiasi
Perkiraan Harga Tanah
Perkiraan harga tanah & rumah
DATA PEMBANDING
Sales Comparation Analysis Obyek Pendapat Penilai:
Alamat
Harga jual
Sumber data
Penyesuaian
Kualitas konstruksi
Tgl penjualan
Lokasi
Usia
Kondisi
Garasi / carport
Kolam renang
Genset / lainnya
Net adjustment
Indikasi nilai
Indikasi harga atas dasar reproduksi: Rp Indikasi harga atas perbandingan: Rp
DATA DEBITUR
Jumlah Pinjaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Pinjaman
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Perkiraan Jumlah
Pinjaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perkiraan Jumlah
Pinjaman 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
No. Periode Saldo Awal Porsi Pokok Porsi Bunga Angsuran Bulanan Saldo Akhir
0 25/03/2010 110,000,000 - - - 110,000,000
1 25/04/2010 110,000,000 181,582 1,283,333 1,464,916 109,818,418
2 25/05/2010 109,818,418 183,701 1,281,215 1,464,916 109,634,717
3 25/06/2010 109,634,717 185,844 1,279,072 1,464,916 109,448,873
4 25/07/2010 109,448,873 188,012 1,276,904 1,464,916 109,260,861
5 25/08/2010 109,260,861 190,205 1,274,710 1,464,916 109,070,656
6 25/09/2010 109,070,656 192,425 1,272,491 1,464,916 108,878,231
7 25/10/2010 108,878,231 194,669 1,270,246 1,464,916 108,683,562
8 25/11/2010 108,683,562 196,941 1,267,975 1,464,916 108,486,621
9 25/12/2010 108,486,621 199,238 1,265,677 1,464,916 108,287,383
10 25/01/2011 108,287,383 201,563 1,263,353 1,464,916 108,085,820
11 25/02/2011 108,085,820 203,914 1,261,001 1,464,916 107,881,906
12 25/03/2011 107,881,906 206,293 1,258,622 1,464,916 107,675,613
13 25/04/2011 107,675,613 208,700 1,256,215 1,464,916 107,466,913
14 25/05/2011 107,466,913 211,135 1,253,781 1,464,916 107,255,778
15 25/06/2011 107,255,778 213,598 1,251,317 1,464,916 107,042,180
16 25/07/2011 107,042,180 216,090 1,248,825 1,464,916 106,826,089
17 25/08/2011 106,826,089 218,611 1,246,304 1,464,916 106,607,478
18 25/09/2011 106,607,478 221,162 1,243,754 1,464,916 106,386,317
19 25/10/2011 106,386,317 223,742 1,241,174 1,464,916 106,162,575
20 25/11/2011 106,162,575 226,352 1,238,563 1,464,916 105,936,223
21 25/12/2011 105,936,223 228,993 1,235,923 1,464,916 105,707,230
22 25/01/2012 105,707,230 231,665 1,233,251 1,464,916 105,475,565
23 25/02/2012 105,475,565 234,367 1,230,548 1,464,916 105,241,198
24 25/03/2012 105,241,198 237,102 1,227,814 1,464,916 105,004,096
25 25/04/2012 105,004,096 239,868 1,225,048 1,464,916 104,764,229
26 25/05/2012 104,764,229 242,666 1,222,249 1,464,916 104,521,563
27 25/06/2012 104,521,563 245,497 1,219,418 1,464,916 104,276,065
28 25/07/2012 104,276,065 248,361 1,216,554 1,464,916 104,027,704
29 25/08/2012 104,027,704 251,259 1,213,657 1,464,916 103,776,445
30 25/09/2012 103,776,445 254,190 1,210,725 1,464,916 103,522,254
31 25/10/2012 103,522,254 257,156 1,207,760 1,464,916 103,265,099
32 25/11/2012 103,265,099 260,156 1,204,759 1,464,916 103,004,943
33 25/12/2012 103,004,943 263,191 1,201,724 1,464,916 102,741,751
34 25/01/2013 102,741,751 266,262 1,198,654 1,464,916 102,475,490
35 25/02/2013 102,475,490 269,368 1,195,547 1,464,916 102,206,121
36 25/03/2013 102,206,121 272,511 1,192,405 1,464,916 101,933,611
37 25/04/2013 101,933,611 275,690 1,189,225 1,464,916 101,657,921
38 25/05/2013 101,657,921 278,906 1,186,009 1,464,916 101,379,014
39 25/06/2013 101,379,014 282,160 1,182,755 1,464,916 101,096,854
40 25/07/2013 101,096,854 285,452 1,179,463 1,464,916 100,811,402
41 25/08/2013 100,811,402 288,783 1,176,133 1,464,916 100,522,619
42 25/09/2013 100,522,619 292,152 1,172,764 1,464,916 100,230,467
43 25/10/2013 100,230,467 295,560 1,169,355 1,464,916 99,934,907
44 25/11/2013 99,934,907 299,008 1,165,907 1,464,916 99,635,899
45 25/12/2013 99,635,899 302,497 1,162,419 1,464,916 99,333,402
46 25/01/2014 99,333,402 306,026 1,158,890 1,464,916 99,027,376
47 25/02/2014 99,027,376 309,596 1,155,319 1,464,916 98,717,780
48 25/03/2014 98,717,780 313,208 1,151,707 1,464,916 98,404,572
49 25/04/2014 98,404,572 316,862 1,148,053 1,464,916 98,087,710
50 25/05/2014 98,087,710 320,559 1,144,357 1,464,916 97,767,151
51 25/06/2014 97,767,151 324,299 1,140,617 1,464,916 97,442,852
52 25/07/2014 97,442,852 328,082 1,136,833 1,464,916 97,114,770
53 25/08/2014 97,114,770 331,910 1,133,006 1,464,916 96,782,860
54 25/09/2014 96,782,860 335,782 1,129,133 1,464,916 96,447,078
No. Periode Saldo Awal Porsi Pokok Porsi Bunga Angsuran Bulanan Saldo Akhir
55 25/10/2014 96,447,078 339,700 1,125,216 1,464,916 96,107,379
56 25/11/2014 96,107,379 343,663 1,121,253 1,464,916 95,763,716
57 25/12/2014 95,763,716 347,672 1,117,243 1,464,916 95,416,044
58 25/01/2015 95,416,044 351,728 1,113,187 1,464,916 95,064,315
59 25/02/2015 95,064,315 355,832 1,109,084 1,464,916 94,708,483
60 25/03/2015 94,708,483 359,983 1,104,932 1,464,916 94,348,500
61 25/04/2015 94,348,500 364,183 1,100,733 1,464,916 93,984,317
62 25/05/2015 93,984,317 368,432 1,096,484 1,464,916 93,615,885
63 25/06/2015 93,615,885 372,730 1,092,185 1,464,916 93,243,155
64 25/07/2015 93,243,155 377,079 1,087,837 1,464,916 92,866,076
65 25/08/2015 92,866,076 381,478 1,083,438 1,464,916 92,484,598
66 25/09/2015 92,484,598 385,929 1,078,987 1,464,916 92,098,670
67 25/10/2015 92,098,670 390,431 1,074,484 1,464,916 91,708,239
68 25/11/2015 91,708,239 394,986 1,069,929 1,464,916 91,313,253
69 25/12/2015 91,313,253 399,594 1,065,321 1,464,916 90,913,658
70 25/01/2016 90,913,658 404,256 1,060,659 1,464,916 90,509,402
71 25/02/2016 90,509,402 408,972 1,055,943 1,464,916 90,100,430
72 25/03/2016 90,100,430 413,744 1,051,172 1,464,916 89,686,686
73 25/04/2016 89,686,686 418,571 1,046,345 1,464,916 89,268,115
74 25/05/2016 89,268,115 423,454 1,041,461 1,464,916 88,844,661
75 25/06/2016 88,844,661 428,394 1,036,521 1,464,916 88,416,266
76 25/07/2016 88,416,266 433,392 1,031,523 1,464,916 87,982,874
77 25/08/2016 87,982,874 438,449 1,026,467 1,464,916 87,544,425
78 25/09/2016 87,544,425 443,564 1,021,352 1,464,916 87,100,861
79 25/10/2016 87,100,861 448,739 1,016,177 1,464,916 86,652,123
80 25/11/2016 86,652,123 453,974 1,010,941 1,464,916 86,198,149
81 25/12/2016 86,198,149 459,270 1,005,645 1,464,916 85,738,878
82 25/01/2017 85,738,878 464,629 1,000,287 1,464,916 85,274,249
83 25/02/2017 85,274,249 470,049 994,866 1,464,916 84,804,200
84 25/03/2017 84,804,200 475,533 989,382 1,464,916 84,328,667
85 25/04/2017 84,328,667 481,081 983,834 1,464,916 83,847,586
86 25/05/2017 83,847,586 486,694 978,222 1,464,916 83,360,892
87 25/06/2017 83,360,892 492,372 972,544 1,464,916 82,868,520
88 25/07/2017 82,868,520 498,116 966,799 1,464,916 82,370,404
89 25/08/2017 82,370,404 503,927 960,988 1,464,916 81,866,477
90 25/09/2017 81,866,477 509,807 955,109 1,464,916 81,356,670
91 25/10/2017 81,356,670 515,754 949,161 1,464,916 80,840,916
92 25/11/2017 80,840,916 521,772 943,144 1,464,916 80,319,144
93 25/12/2017 80,319,144 527,859 937,057 1,464,916 79,791,285
94 25/01/2018 79,791,285 534,017 930,898 1,464,916 79,257,268
95 25/02/2018 79,257,268 540,247 924,668 1,464,916 78,717,021
96 25/03/2018 78,717,021 546,550 918,365 1,464,916 78,170,471
97 25/04/2018 78,170,471 552,927 911,989 1,464,916 77,617,544
98 25/05/2018 77,617,544 559,378 905,538 1,464,916 77,058,166
99 25/06/2018 77,058,166 565,904 899,012 1,464,916 76,492,263
100 25/07/2018 76,492,263 572,506 892,410 1,464,916 75,919,757
101 25/08/2018 75,919,757 579,185 885,730 1,464,916 75,340,572
102 25/09/2018 75,340,572 585,942 878,973 1,464,916 74,754,630
103 25/10/2018 74,754,630 592,778 872,137 1,464,916 74,161,852
104 25/11/2018 74,161,852 599,694 865,222 1,464,916 73,562,158
105 25/12/2018 73,562,158 606,690 858,225 1,464,916 72,955,467
106 25/01/2019 72,955,467 613,768 851,147 1,464,916 72,341,699
107 25/02/2019 72,341,699 620,929 843,986 1,464,916 71,720,770
108 25/03/2019 71,720,770 628,173 836,742 1,464,916 71,092,597
109 25/04/2019 71,092,597 635,502 829,414 1,464,916 70,457,095
No. Periode Saldo Awal Porsi Pokok Porsi Bunga Angsuran Bulanan Saldo Akhir
110 25/05/2019 70,457,095 642,916 821,999 1,464,916 69,814,179
111 25/06/2019 69,814,179 650,417 814,499 1,464,916 69,163,762
112 25/07/2019 69,163,762 658,005 806,911 1,464,916 68,505,757
113 25/08/2019 68,505,757 665,682 799,234 1,464,916 67,840,075
114 25/09/2019 67,840,075 673,448 791,468 1,464,916 67,166,627
115 25/10/2019 67,166,627 681,305 783,611 1,464,916 66,485,322
116 25/11/2019 66,485,322 689,253 775,662 1,464,916 65,796,069
117 25/12/2019 65,796,069 697,295 767,621 1,464,916 65,098,774
118 25/01/2020 65,098,774 705,430 759,486 1,464,916 64,393,344
119 25/02/2020 64,393,344 713,660 751,256 1,464,916 63,679,685
120 25/03/2020 63,679,685 721,986 742,930 1,464,916 62,957,699
121 25/04/2020 62,957,699 730,409 734,506 1,464,916 62,227,290
122 25/05/2020 62,227,290 738,930 725,985 1,464,916 61,488,359
123 25/06/2020 61,488,359 747,551 717,364 1,464,916 60,740,808
124 25/07/2020 60,740,808 756,273 708,643 1,464,916 59,984,535
125 25/08/2020 59,984,535 765,096 699,820 1,464,916 59,219,439
126 25/09/2020 59,219,439 774,022 690,893 1,464,916 58,445,417
127 25/10/2020 58,445,417 783,052 681,863 1,464,916 57,662,365
128 25/11/2020 57,662,365 792,188 672,728 1,464,916 56,870,177
129 25/12/2020 56,870,177 801,430 663,485 1,464,916 56,068,747
130 25/01/2021 56,068,747 810,780 654,135 1,464,916 55,257,967
131 25/02/2021 55,257,967 820,239 644,676 1,464,916 54,437,727
132 25/03/2021 54,437,727 829,809 635,107 1,464,916 53,607,919
133 25/04/2021 53,607,919 839,490 625,426 1,464,916 52,768,429
134 25/05/2021 52,768,429 849,284 615,632 1,464,916 51,919,145
135 25/06/2021 51,919,145 859,192 605,723 1,464,916 51,059,953
136 25/07/2021 51,059,953 869,216 595,699 1,464,916 50,190,737
137 25/08/2021 50,190,737 879,357 585,559 1,464,916 49,311,380
138 25/09/2021 49,311,380 889,616 575,299 1,464,916 48,421,764
139 25/10/2021 48,421,764 899,995 564,921 1,464,916 47,521,769
140 25/11/2021 47,521,769 910,495 554,421 1,464,916 46,611,274
141 25/12/2021 46,611,274 921,117 543,798 1,464,916 45,690,156
142 25/01/2022 45,690,156 931,864 533,052 1,464,916 44,758,293
143 25/02/2022 44,758,293 942,735 522,180 1,464,916 43,815,557
144 25/03/2022 43,815,557 953,734 511,182 1,464,916 42,861,823
145 25/04/2022 42,861,823 964,861 500,055 1,464,916 41,896,962
146 25/05/2022 41,896,962 976,118 488,798 1,464,916 40,920,845
147 25/06/2022 40,920,845 987,506 477,410 1,464,916 39,933,339
148 25/07/2022 39,933,339 999,027 465,889 1,464,916 38,934,312
149 25/08/2022 38,934,312 1,010,682 454,234 1,464,916 37,923,631
150 25/09/2022 37,923,631 1,022,473 442,442 1,464,916 36,901,157
151 25/10/2022 36,901,157 1,034,402 430,514 1,464,916 35,866,755
152 25/11/2022 35,866,755 1,046,470 418,445 1,464,916 34,820,285
153 25/12/2022 34,820,285 1,058,679 406,237 1,464,916 33,761,606
154 25/01/2023 33,761,606 1,071,030 393,885 1,464,916 32,690,576
155 25/02/2023 32,690,576 1,083,525 381,390 1,464,916 31,607,051
156 25/03/2023 31,607,051 1,096,167 368,749 1,464,916 30,510,884
157 25/04/2023 30,510,884 1,108,955 355,960 1,464,916 29,401,929
158 25/05/2023 29,401,929 1,121,893 343,023 1,464,916 28,280,036
159 25/06/2023 28,280,036 1,134,982 329,934 1,464,916 27,145,054
160 25/07/2023 27,145,054 1,148,223 316,692 1,464,916 25,996,831
161 25/08/2023 25,996,831 1,161,619 303,296 1,464,916 24,835,212
162 25/09/2023 24,835,212 1,175,171 289,744 1,464,916 23,660,041
163 25/10/2023 23,660,041 1,188,882 276,034 1,464,916 22,471,159
164 25/11/2023 22,471,159 1,202,752 262,164 1,464,916 21,268,407
No. Periode Saldo Awal Porsi Pokok Porsi Bunga Angsuran Bulanan Saldo Akhir
165 25/12/2023 21,268,407 1,216,784 248,131 1,464,916 20,051,623
166 25/01/2024 20,051,623 1,230,980 233,936 1,464,916 18,820,643
167 25/02/2024 18,820,643 1,245,341 219,574 1,464,916 17,575,301
168 25/03/2024 17,575,301 1,259,870 205,045 1,464,916 16,315,431
169 25/04/2024 16,315,431 1,274,569 190,347 1,464,916 15,040,862
170 25/05/2024 15,040,862 1,289,439 175,477 1,464,916 13,751,423
171 25/06/2024 13,751,423 1,304,482 160,433 1,464,916 12,446,941
172 25/07/2024 12,446,941 1,319,701 145,214 1,464,916 11,127,240
173 25/08/2024 11,127,240 1,335,098 129,818 1,464,916 9,792,142
174 25/09/2024 9,792,142 1,350,674 114,242 1,464,916 8,441,468
175 25/10/2024 8,441,468 1,366,432 98,484 1,464,916 7,075,037
176 25/11/2024 7,075,037 1,382,373 82,542 1,464,916 5,692,663
177 25/12/2024 5,692,663 1,398,501 66,414 1,464,916 4,294,162
178 25/01/2025 4,294,162 1,414,817 50,099 1,464,916 2,879,345
179 25/02/2025 2,879,345 1,431,323 33,592 1,464,916 1,448,022
180 25/03/2025 1,448,022 1,448,022 16,894 1,464,916 0
181 25/04/2025 0 - - - 0
182 25/05/2025 0 - - - 0
183 25/06/2025 0 - - - 0
184 25/07/2025 0 - - - 0
185 25/08/2025 0 - - - 0
186 25/09/2025 0 - - - 0
187 25/10/2025 0 - - - 0
188 25/11/2025 0 - - - 0
189 25/12/2025 0 - - - 0
190 25/01/2026 0 - - - 0
191 25/02/2026 0 - - - 0
192 25/03/2026 0 - - - 0
193 25/04/2026 0 - - - 0
194 25/05/2026 0 - - - 0
195 25/06/2026 0 - - - 0
196 25/07/2026 0 - - - 0
197 25/08/2026 0 - - - 0
198 25/09/2026 0 - - - 0
199 25/10/2026 0 - - - 0
200 25/11/2026 0 - - - 0
201 25/12/2026 0 - - - 0
202 25/01/2027 0 - - - 0
203 25/02/2027 0 - - - 0
204 25/03/2027 0 - - - 0
205 25/04/2027 0 - - - 0
206 25/05/2027 0 - - - 0
207 25/06/2027 0 - - - 0
208 25/07/2027 0 - - - 0
209 25/08/2027 0 - - - 0
210 25/09/2027 0 - - - 0
211 25/10/2027 0 - - - 0
212 25/11/2027 0 - - - 0
213 25/12/2027 0 - - - 0
214 25/01/2028 0 - - - 0
215 25/02/2028 0 - - - 0
216 25/03/2028 0 - - - 0
217 25/04/2028 0 - - - 0
218 25/05/2028 0 - - - 0
219 25/06/2028 0 - - - 0
No. Periode Saldo Awal Porsi Pokok Porsi Bunga Angsuran Bulanan Saldo Akhir
220 25/07/2028 0 - - - 0
221 25/08/2028 0 - - - 0
222 25/09/2028 0 - - - 0
223 25/10/2028 0 - - - 0
224 25/11/2028 0 - - - 0
225 25/12/2028 0 - - - 0
226 25/01/2029 0 - - - 0
227 25/02/2029 0 - - - 0
228 25/03/2029 0 - - - 0
229 25/04/2029 0 - - - 0
230 25/05/2029 0 - - - 0
231 25/06/2029 0 - - - 0
232 25/07/2029 0 - - - 0
233 25/08/2029 0 - - - 0
234 25/09/2029 0 - - - 0
235 25/10/2029 0 - - - 0
236 25/11/2029 0 - - - 0
237 25/12/2029 0 - - - 0
238 25/01/2030 0 - - - 0
239 25/02/2030 0 - - - 0
240 25/03/2030 0 - - - 0
Porsi Bunga
Angsuran
Porsi Bunga
Porsi Pokok
Porsi Pokok
(1+r)n Cr X r
A = ---------------- X -----------
(1+r)n–1 12
Dimana:
A: Angsuran per bulan
r: Bunga pertahun
n: Jangka Waktu (dlm tahun)
Cr: Jumlah Pokok Kredit / Jumlah KPR
Rumus efektif
(1+r)n
A = ---------------- X Cr X r
(1+r)n–1
Dimana:
A: Angsuran per bulan
r: Bunga perbulan (bunga pertahun dibagi 12)
n: Jangka Waktu (dlm bulan)
Cr: Jumlah Pokok Kredit / Jumlah KPR
MORTGAGE
GLOSARY
#11
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
01. Istilah dan pernyataan di bawah ini merupakan istilah yang sering digunakan di dalam KPR.
02. Petugas yang terlibat dalam pengelolaan KPR disarankan untuk memahami istilah yang ada
di dalam pengelolaan KPR untuk dapat melayani konsumen dengan baik.
ISTILAH KETERANGAN
Adjustable Rate Mortgage KPR dengan suku bunga yang dapat disesuaikan secara
(ARM) periodik berdasarkan suatu indeks yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Alih Debitur Pelunasan saldo pinjaman KPR konsumen lama dengan cara
penjualan rumah yang menjadi jaminan KPR, dimana pembeli
rumah akan menjadi konsumen KPR.
Application form (Formulir Formulir permohonan yang harus diisi oleh nasabah dan/atau
Aplikasi) calon nasabah untuk mencatat informasi yang dibutuhkan oleh
Bank.
Appraisal Opini atas nilai estimasi harga pasar terhadap suatu obyek
rumah tertentu dan pada saat tertentu.
Credit Enhancement Adalah suatu metoda untuk mengurangi risiko kredit dengan
melimpahkannya ke suatu lembaga/institusi tertentu.
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
ISTILAH KETERANGAN
Credit Report Adalah suatu laporan mengenai catatan kinerja kredit dari
konsumen potensial yang akan dipergunakan Originator untuk
membantu menetapkan kelayakan pemberian kredit terhadap
konsumen tersebut.
Disaster Recovery System Adalah suatu sistem yang melakukan back-up terhadap
keberlanjutan kegiatan bisnis terhadap suatu risiko/kejadian
menyebabkan sistem utama (back-bone) menjadi tidak
berfungsi (misalnya karena adanya bencana atau hal lainnya)
Early Payment Default Kejadian gagal bayar/ tunggakan KPR di awal masa KPR.
Fixed Rate Tingkat suku bunga KPR tetap sepanjang jangka waktu
pinjaman KPR.
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
ISTILAH KETERANGAN
Fully Amortized Sistem pembayaran angsuran bulanan yang terdiri dari Pokok
dan Bunga. Besarnya angsuran mencukupi untuk pembayaran
kembali pinjaman hingga lunas sesuai jangka waktu yang
ditetapkan; dapat disebut juga pelunasan secara otomatis.
GIGO (Garbage In Merupakan prinsip dalam sistem informasi dimana kualitas data
GarbageOut) yang diterima akan berdampak pada informasi yang dihasilkan
kemudian.
Index Rate Adalah suatu acuan tingkat suku bunga tertentu untuk
digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga produk KPR.
Loan Approval Lihat Bab Origination Sub-bab Fungsi Dalam Proses Originasi
KPR
Loan Closer Lihat Bab Origination Sub-bab Fungsi Dalam Proses Originasi
KPR
Loan Processor Lihat Bab Origination Sub-bab Fungsi Dalam Proses Originasi
KPR
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
ISTILAH KETERANGAN
Loan Set-up Kegiatan pencatatan data/ informasi ke dalam loan file sesuai
dengan hasil keputusan kredit.
LTV Ratio (Loan To Value) Adalah perbandingan (persentase) antara jumlah kredit dengan
harga jual tanah & rumah atau hasil penilaian yang dilakukan
oleh perusahaan penilai, mana yang lebih rendah. (Jumlah
Pinjaman/ nilai properti = loan to value ratio).
Non Performing Loan (NPL) Status pinjaman/ KPR dimana terjadi penunggakan angsuran
lebih dari 3 (tiga) bulan atau tergantung dari Perjanjian Kredit
yang ada.
Periodic Rate Adjustment Tanggal penyesuaian suku bunga dalam suatu periode tertentu.
Date
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
ISTILAH KETERANGAN
yang di-interview.
Servicing (Loan Suatu fungsi dalam pengelolaan KPR yang meliputi kegiatan
Administration) administrasi pembayaran, customer service (pelayanan
debitur), pelaporan kepada investor, penagihan dan proses
eksekusi aset. Selengkapnya lihat Bab Servicing Sub-bab
Tanggung Jawab Departemen Servicing.
Tracking Record System Suatu mekanisme pencatatan yang dibuat sedemikian rupa
untuk kemudahan pengaksesan data/ informasi.
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
PEDOMAN STANDAR MINIMUM KPR REVISI
ISTILAH KETERANGAN
KOLOM VERIFIKASI
MORTGAGE GLOSARY
RINGKASAN
#11
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB RINGKASAN
HALAMAN 1/4
SUB-BAB
BAB
KETERANGAN
SUB-BAB
KRITERIA KPR Kriteria KPR beserta uraiannya dibuat secara singkat, jelas dan tidak
menyesatkan, untuk memudahkan calon debitur mengambil
keputusan untuk memilih KPR yang sesuai dengan kebutuhannya.
TAHAPAN PROSES ORIGINASI Originator perlu memiliki pedoman tertulis mengenai seluruh tahap
KPR proses originasi, mulai dari awal kontak dengan konsumen sampai
dengan pencairan. Pedoman tersebut hendaknya mudah diakses dan
dipahami oleh seluruh staf yang terlibat dalam proses.
FUNGSI DALAM PROSES Untuk mendukung pelaksanaan proses originasi, perlu adanya
ORIGINASI KPR struktur organisasi yang jelas termasuk tanggung jawab, akuntabilitas
dan peran staf diseluruh aspek dalam proses originasi.
STRUKTUR ORGANISASI Perlu adanya pemisahan fungsi yang jelas dalam proses originasi
KPR dalam rangka menjamin terlaksananya proses ban berjalan dan
confilict of interest.
LIST OF ADVANCE APPROVAL Untuk mempercepat proses KPR perlu ada advance approval untuk
pihak ketiga
TUGAS DAN SYARAT Syarat minimum yang harus dipenuhi oleh seorang underwriter
UNDERWRITER
PENILAIAN AGUNAN Metode penilaian Cost Approach dan Sales Comparation Approach.
LOAN TO VALUE (LTV) Loan to Value (LTV) adalah perbandingan antara jumlah kredit (L)
dengan harga jual atau hasil penilaian, mana yang lebih rendah (V).
KOLOM VERIFIKASI
RINGKASAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB RINGKASAN
HALAMAN 2/4
SUB-BAB
BAB
KETERANGAN
SUB-BAB
ASURANSI KPR minimum harus memiliki Asuransi Jiwa kredit dan Asuransi
kebakaran untuk selama masa KPR.
KEPUTUSAN KREDIT Dalam kebijakan kredit diatur bahwa keputusan kredit harus:
1. Dilakukan oleh sedikitnya 2 (dua) orang pejabat yang berwenang
atau komite kredit, selain underwriter,
2. Transparan,
3. Keputusan kredit (persetujuan atau penolakan) harus tertulis dan
merupakan satu mata rantai dari mulai aplikasi KPR,
4. Keputusan penolakan harus dicantumkan secara tertulis.
Konsumen harus mengetahui mengapa aplikasi KPR-nya ditolak,
5. Mencantumkan syarat akad kredit, terutama: uang muka lunas,
biaya KPR lunas, berkas rumah dan tanah memenuhi syarat, tidak
ada perubahan data (konsumen dan agunan).
BERKAS AGUNAN Minimum Berkas Agunan adalah: Sertifikat hak atas tanah, IMB,
Sertifikat Hak Tanggungan dan lain-lain.
KOLOM VERIFIKASI
RINGKASAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB RINGKASAN
HALAMAN 3/4
SUB-BAB
BAB
KETERANGAN
SUB-BAB
CUSTOMER LOAN SERVICE Originator memiliki pedoman kerja agar semua CS dapat memberikan
informasi yang sama kepada konsumen. CS haruslah orang yang
berjiwa customer service oriented, serta memahami seluruh proses
KPR secara detil.
QUALITY CONTROL Penerapan Quality Control (QC) menuntut komitmen dari manajemen
beserta seluruh stafnya. Memiliki fungsi QC, baik sebagai unit kerja
tersendiri atau melekat pada tugas rutin yang menjadi tanggung jawab
semua karyawan yang terlibat dalam proses KPR.
MANAGEMENT INFORMATION 1. Sistem aplikasi sesuai dengan Kebijakan KPR yang telah
SYSTEM ditetapkan serta memiliki fungsi pengelolaan yang memadai.
KOLOM VERIFIKASI
RINGKASAN
PEDOMAN STANDAR DOKUMEN KPR REVISI
BAB RINGKASAN
HALAMAN 4/4
SUB-BAB
BAB
KETERANGAN
SUB-BAB
SET-UP AND MAINTAINING Data yang masuk ke dalam sistem servicing harus akurat, bebas dari
LOAN FILE kesalahan dan sesuai dengan hasil keputusan kredit Memiliki sistem
pengamanan (security system) untuk menjaga integritas data
termasuk maintenance-nya
KOLOM VERIFIKASI
RINGKASAN