Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA

Antara
PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO
Dengan
PT. JSP AGUNG
Nomor : /RBP-JSP/CA-SVI/X/2023

PENGEMBANGAN COASTAL AREA PROJECT


SEGMENT VI
BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR
2023

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO
Dengan
PT. JSP AGUNG
Nomor : /RBP-JSP/CA-SVI/X/2023

Pada hari ini ……………, tanggal …………., bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh tiga
(…–10–2023), kami yang bertanda tangan dibawah ini :
I. Tuan SATRIA ARDIANSYAH, Warga Negara Indonesia, Lahir di Prabumulih pada
tanggal 08-05-1970 (Delapan Mei Seribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh), Pekerjaan
Wiraswasta, bertempat tinggal di Balikpapan Jalan Pupuk Timur IV No.55 Rukun
Tetangga 038 Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan Selatan, Pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor 6471050805700009.
Bertindak dalam jabatannya selaku Direktur PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO,
berkedudukan di Ruko Bandar Balikpapan Blok I 1 No.4 Jalan Jend. Sudirman,
Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, Kota Balikpapan Kalimantan Timur.
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Tuan Muhammad basirudin, Warga Negara Indonesia, Lahir di Brebes pada tanggal 11
Mei 1980 (Sebelas Mei Seribu Sembilan Ratus Delapan Puluh), Pekerjaan Wiraswasta,
bertempat tinggal di Rawa Bokor Kelurahan Benda Kecamatan Benda Kota Tanggerang ,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 3671041105800003.
Bertindak dalam jabatannya selaku Direktur PT. JSP AGUNG
, berkedudukan di Gedung Artha Graha 26 Floor ( SCBD ) Unit 2601 Jln Jendral
Sudirman Senayan Kebayoran Baru.
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemenang kegiatan Investasi Pembangunan Coastal Area
Kota Balikpapan Nomor: 027/0233/Bang.CR tanggal 25 Maret 2015 sesuai dengan Surat
Penetapan Pemenang nomor 027/0899/Bang tanggal 27 Maret 2015 yang dikeluarkan Walikota
Balikpapan dan yang tertuang dalam perjanjian Kerjasama Investasi nomor: 002/SP-BPCA/S-
VI/2015 tanggal 24 Agustus 2015.
Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang bergerak dan sudah berpengalaman dalam
bidang pertambangan batuan, dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan reklamasi
PIHAK PERTAMA.
Berdasarkan segala sesuatu yang belum terurai diatas, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA membuat perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan yang tertuang dalam pasal-
pasal dibawah ini:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Perjanjian kerjasama ini mempunyai maksud dan tujuan mengerjakan dan menyelesaikan Coastal
Area Project di Kota Balikpapan oleh PIHAK PERTAMA dan bekerjasama dengan PIHAK
KEDUA khusus pengadaan Batu Boulder dalam bagian pekerjaan reklamasi PIHAK
PERTAMA, sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan detail engineering yang telah
ditetapkan PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
JANGKA WAKTU
Pekerjaan kerjasama ini dibuat untuk waktu 3 tahun sejak perjanjian kerjasama ini ditanda-
tangani, yang sesuai dengan proposal PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO dengan
Pemerintah Kota Balikpapan selaku Panitia Tender dan selanjutnya selaku Badan Pengelola
Coastal Area. Apabila diperlukan perjanjian ini dapat diperpanjang sesuai kesepakan kedua belah
pihak.
PASAL 3
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA:
1. Mengelola dan mengerjakan pelaksanaan reklamasi segmen VI sesuai yang ditetapkan
Pemerintah Kota Balikpapan selama 3 tahun sesuai proposal PT. ROYAL BORNEO
PROPERTINDO dengan Pemerintah Kota Balikpapan
2. Mempersiapkan segala aspek legalitas yang terkait dengan pekerjaan reklamasi yang
dimaksud sehingga proses pelaksanaan reklamasi Segmen VI dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
3. Menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pihak yang akan mengerjakan pengadaan batu boulder
dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi yang dimaksud pada pasal 1 Perjanjian Kerjasama ini
dan menjamin pembayaran kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk SKBDN MT 752 usance
akseptasi.
4. Menjamin pengembalian terhadap penempatan dana jaminan pelaksanaan dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan cara pembayaran secara penuh dengan
ketentuan apabila PIHAK KEDUA sudah memenuhi kewajibannya pengiriman objek
perjanjian.

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA:


1. Untuk kerjasama ini PIHAK KEDUA bersedia menyerahkan dana jaminan pelaksanaan
dalam bentuk Bilyet Giro kepada Pihak Pertama senilai Rp.1.347.500.000 (Satu Milyar
Tiga Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) pada saat waktu proses
pengurusan Instrumen SKBDN berjalan.
2. Menjamin kegiatan dan pengadaan batu boulder yang dipasok PIHAK KEDUA untuk
kebutuhan PIHAK PERTAMA selanjutnya memenuhi dan mengikuti semua
persyaratan/aspek legalitas.
3. Menjamin ketersediaan batu boulder yang disepakati untuk disuplai oleh PIHAK KEDUA
tersebut selama berlangsungnya pelaksanaan kegiatan reklamasi.

PASAL 4
OBJEK PERJANJIAN
Jenis Material Volume Harga Satuan (Rp) Total Harga
(MT) (Rp)
Batu Boulder 1.750.000 385.000,- 673.750.000.000,-
Ukuran 50 cm – 90 cm

Nilai Kontrak Pekerjaan sebesar Rp.673.750.000.000 ( Enam Ratus Tujuh Puluh Tiga Milyar
Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah.

PASAL 5
VOLUME
1. Sesuai kesepakatan bersama, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan jatah pasokan
material batu boulder kepada PIHAK KEDUA sejumlah QTY 673.750.000.000 MT dalam
waktu maksimal 3 tahun dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
2. Kedua belah pihak sepakat dengan harga Rp.385.000/MT CNF, di lokasi Segmen VI Coastal
Area Project Balikpapan Kalimantan Timur.
3. Pembongkaran batu boulder dan Demurrage menjadi tanggung jawab Pihak Pertama dan
Pihak Kedua tidak dibebani biaya pembongkaran dan biaya lain-lain

PASAL 6
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilakukan melalui mekanisme Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN) MT 752 tanpa syarat tertentu sbb:
1.1 Tidak ada kaitan dengan pinjaman untuk pembelian material batu boulder.
1.2 Tidak ada kaitan dengan penyertaan modal terhadap PT. DWI SELEBES SAMUDRA
1.3 SKBDN adalah pengganti terhadap pembayaran Cash/Tunai,
maupun jumlah Volume Batu Boulder yang masuk, berdasarkan berita acara yang
dilakukan oleh Independent Surveyor pada saat material dilokasi pengangkutan setelah
objek perjanjian diatas kapal Tongkang.
2. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) MT 752 dalam tahap pertama
diterbitkan senilai 62.500 MT x Rp.385.000,- = Rp.24.062.500.000,- (Dua Puluh Empat
Milyar Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) kepada PIHAK KEDUA. Harga
Batu Boulder senilai Rp.385.000/MT adalah diluar PPn 11%
3. Beban pajak PPn 11% ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
4. Beban pajak PPh 2.5% ditanggung oleh PIHAK KEDUA
5. Pihak KEDUA akan mengirimkan material tahap selanjutnya, setelah PIHAK PERTAMA
menyelesaikan tagihan atau pembayaran material sebelumnya.
6. Mekanisme pembayaran tahap II (kedua) dan selanjutnya mengikuti pasal 6 ayat 1 dan 2

PASAL 7
JAMINAN DAN PINALTY
1. Apabila sesuatu dan lain hal, PIHAK PERTAMA tidak dapat melanjutkan sebagian atau
keseluruhan proyek tersebut diatas, maka PIHAK PERTAMA harus mengembalikan
penempatan dana jaminan pelaksanaan PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi pekerjaan yang sudah menjadi bagian dari
perjanjian dengan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan mengenakan
penalty kepada PIHAK KEDUA secara proporsional.
3. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) setelah
Proyek dinyatakan dimulai oleh Pemerintah Kota Balikpapan.
4. PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN) selambay-lambatnya 30 hari kerja sejak Surat Peritah Kerja (SPK) diterbitkan.
5. Apabila terjadi perubahan kebijakan dari Pemerintah berkaitan dengan pelaksanaan projek
Segment VI Coastal Area Project Balikpapan, KALTIM, sebagian maupun secara
keseluruhan maka Batu Boulder yang sudah terlanjur diproduksi oleh Pihak Kedua akan
tetap diakomodir dan akan segera dibayarkan sesuai dengan kesepakatan.
6. Bilyet Giro (BG) sebagai jaminan pelaksanaan senilai Rp.1.347.500.000 (Satu Milyar Tiga
Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dapat dicairkan pada saat
waktu proses pengurusan Instrumen SKBDN berjalan.
PASAL 8
FORCE MAJEURE
1. Kegagalan atau keterlambatan para pihak untuk melaksanakan dan memenuhi tugas dan
kewajibannya dalam perjanjian ini tidak dianggap sebagai cidera janji bilamana kegagalan
atau keterlambatan tersebut disebabkan oleh suatu atau beberapa keadaan-keadaan kahar,
dengan ketentuan bahwa pihak tersebut selanjutnya telah mengambil semua tindakan
pencegahan yang memadai, perhatian yang patut, berupaya dengan tekun dan tindakan
lainnya yang layak, untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin timbul, dengan tujuan
untuk menghindari kegagalan atau keterlambatan, sehingga dapat memenuhi kewajibannya
sesuai dengan perjanjian ini selanjutnya disebut sebagai force majeure.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 Pasal ini tersebut diatas tidak akan
memberikan alas an pembenaran atau dasar pemaafan bagi pihak untuk dibebaskan dari
kewajiban melakukan pembayaran atas sejumlah uang yang telah jatuh waktu sebelum
terjadinya force majeure.
3. Force majeure akan meliputi perang, pemberontakan, kekacauan umum, blockade, sabotase,
embargo, pomogokan dan perselisihan perburuhan lainnya yang dilakukan oleh para
karyawan masing-masing pihak dan afiliasinya sebagaimana dimaksud dalam angka 2 Pasal
ini termasuk penutupan lokasi produksi, penutupan atau penghentian operasional sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung dari pemogokan dan atau perselisihan perburuhan
lainnya tersebut, kerusuhan, wabah penyakit, gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung
berapi, semburan air panas, badai, banjir, keadaan cuaca yang buruk, peledakan, kebakaran,
sambaran petir, jatuhnya pesawat terbang/helicopter, penundaan yang berkepanjangan untuk
mendapat persetujuan yang diperlukan dari Pemerintah, perubahan ketentuan perundang-
undangan, kuasa Tuhan (act of God), tindakan pengacau keamanan dan ketertiban, dan sebab
apapun di mana bagi pihak dan afiliasinya yang bersangkutan tidak mempunyai daya dan
kuasa wajar atas kejadian tersebut yang akan mengakibatkan tertundanya, terputusnya,
tercegahnya tindakan yang tepat waktu dari pihak dan afiliasinya yang bersangkutan.
4. Pada saat terjadi force majeure, apabila masih memungkinkan, pihak yang mengalaminya
harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam jangka waktu paling
lambat 7 hari kalender dengan menjelaskan alas an dan penyebabnya, tempat dan perkiraan
waktu terjadinya dan lamanya force majeure tersebut.
5. Dalam hal pemberitahuan force majeure tidak dilakukan atau telah melewati jangka waktu
sebagaimana yang dimaksud dalam angka 4 Pasal ini, maka force majeure tersebut dianggap
tidak terjadi, dan pihak yang bersangkutan tidak dibebaskan dari kewajibannya dalam
melaksanakan perjanjian ini.
6. Dalam force majeure yang tidak dapat diperkirakan waktunya untuk melaksanakan
pemulihan-pemulihan keadaan sebagaimana mestinya, para pihak, baik sendiri-sendiri atau
bersama-sama, menyepakati, menyetujui dan mengikatkan diri untuk menentukan dan
memutuskan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang diperlukan atas dasar itikad baik
dan selanjutnya untuk memulihkan force majeure tersebut. Namun demikian, dalam hal force
majeure tidak dapat diperkirakan berakhirnya atau berlangsung untuk jangka waktu selama
120 hari kalender secara terus menerus, maka para pihak menyetujui dan menyepakati untuk
mengadakan koordinasi, pembahasan dan tindakan lebih lanjut mengenai keberlangsungan
perjanjian ini dan segala akibatnya.

PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI
Apabila terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat dalam menjalankan perjanjian ini, maka
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengambil langkah penyelesaian melalui
perundingan dengan cara kekeluargaan (non litigasi). Apabila langkah yang sudah ditempuh ini
tidak dapat menyelesaikan masalah, maka para pihak sepakat untuk menempuh cara
penyelesaian lewat Lembaga Arbitrase. Dan apabila langkah ini juga belum dapat menyelesaikan
masalah, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan persoalan ini lewat Pengadilan
Negeri yang berkedudukan di Balikpapan, KALTIM.

PASAL 10
LAIN-LAIN
1. Perjanjian ini dan segala bagiannya merupakan keseluruhan perjanjian diantara para pihak
dan karenanya menghapuskan segala negosiasi atau pemahaman secara lisan atau tertulis
sebelumnya.
2. Apabila salah satu ketentuan dalam perjanjian ini bertentangan dengan atau tidak dapat
dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, maka ketentuan tersebut dianggap tidak
berlaku, sedangkan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian ini tetap berlaku, dengan
ketentuan bahwa para pihak dengan ini setuju untuk memperbaiki atau merubah ketentuan
yang tidak berlaku tersebut sedemikian rupa dan sedapat mungkin serta sepanjang sesuai
dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar maksud dan
tujuan perjanjian tetap tercapai. Apabila para pihak mengetahui bahwa berdasarkan hukum
atau peraturan-peraturan yang berlaku suatu tindakan wajib dilakukan oleh salah satu pihak
dalam perjanjian ini atau para pihak karena bila tidak dilakukan akan mengakibatkan
pelanggaran hukum, maka pihak tersebut akan memberitahukan hal tersebut kapada para
pihak.
3. Kegagalan salah satu pihak dalam perjanjian ini untuk menuntut pelaksanaan suatu ketentuan
dari perjanjian ini oleh pihak lain dalam perjanjian ini pada suatu waktu, tidak akan
mempengaruhi haknya untuk menuntut pelaksanaan ketentuan tersebut untuk waktu
sesudahnya. Pembebasan salah satu pihak dalam perjanjian ini atas suatu pelanggaran
terhadap suatu ketentuan perjanjian ini tidak dapat ditafsirkan sebagai pembebasan atas
pelanggaran-pelanggaran berikutnya dari ketentuan tersebut.
4. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini diputuskan oleh para pihak
secara musyawarah dan mufakat dan akan dibuatkan dalam addendum atau amandemen
tersendiri yang ditandatangani oleh para pihak, yang merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat dua rangkap yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan ditanda-tangani dengan materai yang cukup pada tanggal yang disebutkan diawal
perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. ROYAL BORNEO PROPERTINDO PT. JSP AGUNG

Satria Ardiansyah
Muhammad Basirudin
Direktur
Direktur

Anda mungkin juga menyukai