Anda di halaman 1dari 57

Perjanjian Kredit dan Pengikatan

Jaminan Dalam Perbankan


PERJANJIAN KREDIT
 Pengertian kredit.
 Unsur-Unsur Kredit.
 Sifat, Bentuk, dan Isi Perjanjian Kredit.
 Grosse akta
Pasal 1754 KUH
Perdata

PENGERTIAN
KREDIT

Pasal 1 butir 16
Undang-Undang Nomor
10 tahun 1998
Pengertian kredit menurut Pasal 1754
KUH Perdata

“Pinjam meminjam ialah persetujuan dengan mana pihak


yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena
pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan
ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam
dan keadaan yang sama pula.”
Pengertian kredit menurut Pasal 1 butir
16 UU No. 10/1998

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat


dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.”
Unsur–unsur kredit

 Kepercayaan : keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi yang


diberikannya (uang, barang dan atau jasa) akan diterima kembali dalam
waktu dan cara sebagaimana diperjanjikan;
 Tenggang waktu : yaitu masa yang memisahkan antara antara pemberian
prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang;
 Degree of risk : tingkat risiko yg akan dihadapi sebagai akibat adanya
tenggang waktu, karena semakin lama kredit diberikan semakin tinggi
pula tingka risikonya. Atas adanya potensi risiko ini maka timbulah
jaminan dalam pemberian kredit;
 Prestasi : prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk
uang tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Dalam praktek
modern saat ini transaksi kredit menyangkut uang adalah yang paling
sering dijumpai.
Sifat perjanjian kredit
 Merupakan perjanjian pendahuluan ( ovoorvereenkomst) dari perjanjian
penyerahan uang;
 Bersifat konsensual, obligator;
 Perjanjian penyerahan uang bersifat riil;
 Termasuk dalam jenis perjanjian standar;
 Banyak dicampuri pemerintah;
 Mengandung perjanjian jaminan;
 Dalam aspek riil adalah perjanjian sepihak;
 Dalam aspek konsensual adalah perjanjian timbal balik.
Bentuk perjanjian kredit

 Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan atau dihadapan


notaris yang dinamakan akta otentik atau akta notariil
 Perjanjian kredit yang dibuat di bawah tangan yaitu
perjanjian pemberian kredit hanya dibuat antara para
pihak tanpa notaris.
Isi perjanjian kredit
Perjanjian Kredit yang baik sebaiknya/sekurang-kurangnya memuat klausula-
klausula sebagai berikut:
 Klausula-klausula tentang jenis dan jumlah serta tujuan kredit;
 Klausula-klausula tentang jangka waktu penarikan/penggunaan fasilitas kredit
dan ketentuan pembayaran kembali kredit;
 Klausula-klausula tentang bunga, provisi, komisi, biaya komitmen commitment
fee dan denda keterlambatan;
 Klausula tentang kuasa bank untuk melakukan pembebanan atas rekening giro
dan rekening pinjaman nasabah debitor;
 Klausula tentang pernyataan dan jaminan (representations and warranties);
 Klausula tentang prasyarat penarikan (conditions of precedent);
 Klausula tentang agunan kredit dan asuransi barang-barang agunan;
 Klausula tentang hal-hal yang wajib dilaksanakan (affirmative covenants);
 Klausula tentang hal-hal yang tidak boleh dilaksanakan (negative
covenants);
 Klausula tentang financial covenants;
 Klausula tentang tindakan yang dapat diambil oleh bank dalam rangka
pengawasan, pengamanan, penyelamatan, dan penyelesaian kredit;
 Klausula tentang kejadian kelalaian (events of default);
 Klausula tentang yurisdiksi;
 Klausula-klausula lain-lain (miscellaneous provisions atau boilerplate
provisions);
Grosse akta
 Pengertian : grosse akta adalah salinan pertama dari akta otentik (yang dibuat oleh
notaris) yang pada bagian atasnya diberi judul/berkepala/irah-irah:“Demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
 Landasan Hukum : Pasal 224 HIR/258 RBG berbunyi :
“Kepada grosse-grosse akta akta Hak Tanggungan/Hipotik dan surat-surat utang yang
dibuat dihadapan notaris di Indonesia dan berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa” diberikan kekuatan hukum yang sama seperti putusan
hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti (kekuatan eksekutorial yang
sama dengan putusan hakim).”
 Bentuk :
Formal :
• Harus berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.;
• Di bagian bawah akta harus dicantumkan “Diberikan sebagai grosse pertama”;
• Menyebutkan nama orang yang meminta grosse itu;
• Mencantumkan tanggal pemberian grosse akta tersebut;
Material : yang dapat dibuatkan grosse akta (mempunyai kekuatan eksekutorial) hanya
akta Hak Tanggungan, Hipotik, Fidusia dan akta yang berisi pengakuan utang.
 Keuntungan : dalam hal terjadi kemacetan dalam pembayaran kredit/piutang, maka
pemberi kredit dapat melakukan permohonan pelaksanaan eksekusi berdasarkan grosse
akta tersebut tanpa melalui proses gugatan yang memakan waktu dan biaya, tetapi cukup
dengan penetapan Pengadilan untuk pelaksanaan eksekusi.
Permasalahan grosse akta dalam praktek
 Adanya pendapat MA yang pada pokoknya menyatakan :
“Pengertian Grosse Akta (Pasal 224 HIR) adalah akta otentik yang berisi
pengakuan utang dengan perumusan semata-mata suatu kewajiban untuk
membayar/melunaskan sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu.”
Sehingga dalam grosse akta tidak dapat ditambahkan persyaratan lain, terlebih
apabila persyaratan tersebut berbentuk perjanjian;
 Penyelesaian perkara melalui eksekusi grosse akta Pengakuan Utang merupakan
pengecualian dari asas peradilan yaitu seseorang hanya dapat menyelesaikan
sengketa berdasarkan gugatan biasa;
 Besarnya uang yang harus dilunaskan dalam grosse akta pengakuan utang harus pasti,
dan tidak ada lagi suatu alasan hukum bagi debitor untuk menyangkal utangnya;
 Sesuai dengan makna dan pasal 224 HIR, Perjanjian Kredit tidak dapat dibuat dalam
bentuk pengakuan utang dengan judul “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”;
 Mengenai grosse akta Hak Tanggungan/Hipotik tidak ada permasalahan sepanjang
pengikatan jaminan (APHT) memenuhi persyaratan hukum dan sertifikat tanahnya
berupa hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha adalah sah (asli);
JAMINAN DAN PENGIKATANNYA

• Pengertian jaminan dan hukum jaminan


• Macam-macam barang jaminan
• Sifat pengikatan jaminan
• Bentuk pengikatan jaminan
Pengertian jaminan
 Adalah sesuatu benda atau barang yang dijadikan sebagai agunan
atau tanggungan atas pinjaman/kredit;
 Adalah sesuatu yg diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan
keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban;
 Penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang
untuk menanggulangi pembayaran kembali suatu utang;
 Menurut UU 10/1998 :
Pasal 1 Butir 23 : “Agunan adalah jaminan tambahan yang
diserahkan nasabah debitor kepada bank dalam rangka pemberian
fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.”
Pasal 8 : jaminan adalah keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan.
Pengertian hukum jaminan

 Prof. Sri Soedewi Masjhoen Sofwan : adalah hukum yg mengatur


konstruksi yuridis yg memungkinkan pemberian fasilitas kredit, dengan
menjaminkan benda-benda yg dibelinya sebagai jaminan. Peraturan
demikian harus cukup meyakinkan dan memberikan kepastian hukum bagi
lembaga-lembaga kredit, baik dalam negeri maupun luar negeri;
 J. Satrio : adalah peraturan hukum yg mengatur jaminan-jaminan piutang
seorang kreditor terhadap debitor.
 Salim HS : adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yg mengatur
hubungan hukum antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya
dg pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit:
 Prof. M. Ali Mansyur : adalah hukum yg mengatur hubungan hukum antara
kreditor dan debitor yg berkaitan dengan pembebanan jaminan atas
pemberian kredit.
Macam-macam agunan/jaminan

BENDA TAK BERGERAK


Tanah/Bangunan Kapal Laut isi > 20m3
KEBENDAAN
Logam Mulia
BENDA BERGERAK Kendaraan Bermotor
Stok Barang
BERWUJUD Mesin
Deposito
Saham
JAMINAN
Hak Tagih/Piutang
TAK BERWUJUD Hak Sewa

BUKAN JAMINAN PERORANGAN


Personal Guarantee
KEBENDAAN
Penanggungan (Borgtocht)
JAMINAN PERUSAHAAN
Corporate Guarantee
Jaminan kebendaan
Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :

I. Agunan berupa Hak Kebendaan:

1. Benda tidak bergerak

- Tanah / bangunan (T/B)

- Kapal laut dengan ukuran lebih dari 20 M3


Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :
Macam Hak Atas Tanah:
a. Hak Milik/HM

Subyek Hak Milik:

 WNI

 Badan-Badan Hukum yang ditunjuk oleh


Pemerintah
Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :
Macam Hak Atas Tanah:
b. Hak Guna Usaha/HGU

Subyek Hak Guna Usaha:

 WNI

 Badan-Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum


Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :
Macam Hak Atas Tanah:
c. Hak Guna Bangunan/HGB

Subyek Hak Guna Bangunan :

 WNI

 Badan-Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum


Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :
Macam Hak Atas Tanah:
d. Hak Pakai

Subyek Hak Pakai:

 WNI
 Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia
 Badan-Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
 Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di
Indonesia.
Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :

Macam Hak Atas Tanah:


2. Benda bergerak

a. Benda bergerak berwujud:

b. Benda bergerak tak berwujud:


Dari Sifatnya, Agunan/Jaminan Digolongkan
Menjadi Dua, yaitu :

II. Agunan yang bukan Hak Kebendaan/Jaminan


Penanggungan (borgtocht):

 Jaminan Perseorangan (personal guarantee)

 Jaminan Perusahaan (corporate guarantee)


SIFAT PENGIKATAN JAMINAN

Perjanjian pengikatan agunan/jaminan bersifat


accessoir terhadap perjanjian pokok (perjanjian
kredit). Perjanjian pengikatan agunan/jaminan
merupakan perjanjian tambahan, dalam arti
keberadaannya (berlakunya atau berakhirnya)
tergantung pada perjanjian kredit.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

1. HAK TANGGUNGAN

Ciri-ciri Hak Tanggungan:

● Accessoir pada perjanjian pokok

● Mengikuti obyeknya

● Kedudukan diutamakan

● Tidak dapat dibagi-bagi


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Asas-asas Hak Tanggungan

 Spesialitas

 Publisitas
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Obyek Hak Tanggungan

▪ Hak atas tanah dengan status Hak Milik, Hak Guna


Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas tanah
negara, atau

▪ Hak atas tanah dengan status hak di atas berikut


bangunan, tanaman dan hasil karya yang telah ada
atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah tersebut.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Peringkat Hak Tanggungan

 Dapat dibebani lebih dari satu Hak Tanggungan

 Ditentukan menurut tanggal pendaftarannya pada


Kantor Pertanahan.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pemberi dan Pemegang Hak Tanggungan

● Pemberi Hak Tanggungan adalah orang perseorangan


atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan perbuatan hukum terhadap obyek Hak
Tanggungan yang bersangkutan.

● Pemegang Hak Tanggungan adalah orang perseorangan


atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak
berpiutang.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pemberian Hak Tanggungan

 Pemberian Hak Tanggungan

Didahului dengan janji untuk memberikan Hak Tanggungan


sebagai jaminan pelunasan utang yang dicantumkan dalam
perjanjian utang-piutang.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pemberian Hak Tanggungan

 Pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh


PPAT

Dilakukan oleh pemberi Hak Tanggungan. Apabila tidak


dapat hadir dihadapan PPAT, maka pemberi Hak
Tanggungan dapat memberi kuasa kepada pihak lain
dengan menggunakan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan (SKMHT).
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pemberian Hak Tanggungan

 Pendaftaran Hak Tanggungan

Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada


Kantor Pertanahan. PPAT wajib mengirimkan APHT dan
warkat lain yang diperlukan kepada Kantor Pertanahan
selambat- lambatnya 7 hari kerja setelah penandatanganan
APHT.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Peralihan Hak Tanggungan

Apabila piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih


karena cessie, subrogasi, pewarisan atau sebab-sebab lain,
maka Hak Tanggungan beralih kepada kreditor baru.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Eksekusi Hak Tanggungan

Eksekusi Hak Tanggungan dalam hal debitor cidera janji


sebagai berikut:

 Dijual melalui pelelangan umum atau

 Obyek Hak Tanggungan dijual dibawah-tangan


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Berakhirnya (hapusnya) Hak Tanggungan

 Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;

 Pemegang Hak Tanggungan melepaskan Hak


Tanggungannya;

 Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan


peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri

 Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak


Tanggungan.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pencoretan (roya) Hak Tanggungan

● Setelah Hak Tanggungan berakhir (hapus)

● Catatan atau pernyataan tertulis dari kreditor bahwa


utang yang dijamin telah lunas atau kreditor melepaskan
Hak Tanggungannya.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

2. GADAI

"Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditor


(pemberi kredit) atas barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang / pemilik
barang, dan memberikan kekuasaan kepada kreditor
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan dari kreditor-kreditor lain." (Ps 1150 KUH
Perdata)
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Ciri-ciri Gadai:

 Accessoir terhadap perjanjian kredit;

 Preferen, didahulukan dari piutang yang lain

 Parate Executie, artinya pemegang gadai diberi hak


oleh undang-undang untuk menjual lelang
barang- barang yang digadaikan tanpa
melalui pengadilan, bila debitor lalai;

 Bersifat kebendaan, artinya pemegang gadai berhak


menjual barang jaminan bila debitor cidera
janji.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Objek Gadai

Barang-barang bergerak.

Syarat Mutlak Gadai

Barang gadai harus dilepaskan dari penguasaan


pemberi gadai/pemilik dan harus diserahkan
dalam penguasaan pemegang/penerima gadai
atau seorang pihak ketiga yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak, bila tidak
maka gadai tersebut batal.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Hak Pemegang Gadai (Kreditor)

• Pelunasan utang lebih dahulu (Hak Preferen);

• Menjual lelang barang yang digadaikan (Parate Executie);

• Memperoleh ganti rugi dari debitor atas biaya-biaya untuk


memelihara barang yang digadaikan;

• Berhak menahan barang yang digadaikan sampai seluruh


utang dilunasi (Hak Retensi).
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN
Kewajiban Pemegang Gadai

 Bertanggung jawab atas hilangnya/merosotnya nilai


barang gadai;

 Wajib memberitahukan kepada pemberi gadai/pemilik


barang bilamana barang gadai dijual;

 Bertanggung jawab atas hasil penjualan barang gadai.


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Proses dan Dokumen yang Diperlukan

 Dokumen asli bukti pemilikan barang yang akan


digadaikan;

 Perjanjian Gadai;

 Barang yang digadaikan harus diserahkan kepada


kreditor.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

3. FIDUSIA

“ Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar


kepercayaan dengan ketentuan tetap dalam
penguasaan pemilik benda “
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Ciri-ciri Fidusia

● Accessoir terhadap perjanjian pokok

● Tetap berada dalam penguasaan pemberi Fidusia;

● Tetap mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun

● Memberikan kedudukan diutamakan


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Objek Fidusia

 Benda bergerak, baik berwujud maupun tidak


berwujud;

 Benda tidak bergerak


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia

Pemberi Fidusia adalah orang perseorangan atau


badan hukum pemilik benda yang akan menjadi
objek Jaminan Fidusia;

Penerima Fidusia adalah orang perseorangan atau


badan hukum yang mempunyai piutang yang
pembayarannya dijamin dengan Jaminan Fidusia.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pembebanan Jaminan Fidusia

Dibuat dengan akta notaris, yang sekurang-kurangnya


harus memuat:

 Identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;

 Tanggal, nomor Akta Jaminan Fidusia, nama dan


tempat kedudukan notaris yang membuat Akta
Jaminan Fidusia;

 Data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia;


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pembebanan Jaminan Fidusia

Dibuat dengan akta notaris, yang minimal harus memuat:

 Uraian mengenai benda yang menjadi objek


Jaminan Fidusia;

 Nilai penjaminan;

 Nilai benda yang menjadi objek Fidusia.


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pendaftaran Jaminan Fidusia

 Wajib didaftarkan;

 Dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia

 Diterbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia

 Mempunyai kekuatan eksekutorial

 Jaminan Fidusia lahir pada tanggal dicatatnya


Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN
Peralihan Jaminan Fidusia

Mengakibatkan beralihnya segala hak dan kewajiban


Penerima Fidusia kepada kreditor baru.

Eksekusi Jaminan Fidusia

Eksekusi Jaminan Fidusia dalam hal debitor cidera janji


dapat dilakukan sebagai berikut:

● Dapat dilaksanakan tanpa melaui pengadilan;


● Melalui pelelangan umum;
● Dibawah-tangan
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Berakhirnya Jaminan Fidusia

Jaminan Fidusia berkahir karena hal-hal:

 Hapusnya utang yang dijamin dengan Fidusia;

 Pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh Penerima


Fidusia;

 Musnahnya benda yang menjadi objek Jaminan


Fidusia.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Pencoretan Pencatatan Jaminan Fidusia

 Setelah Jaminan Fidusia berakhir (hapus); dan

 Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan surat


keterangan yang menyatakan Sertipikat Jaminan Fidusia
yang bersangkutan tidak berlaku lagi;

 Diajukan Permohonan Pencoretan


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

4. CESSIE (Penyerahan Hak)

Pengertian

Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan


kebendaan tak bertubuh lainnya, yang dituangkan dalam
suatu akta otentik atau dibawah-tangan (pasal 613 KUH
Perdata)
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Ciri-ciri Cessie

 Secara tertulis dengan akta otentik (Notarial) atau


dibawah-tangan;

 Diberitahukan secara resmi (tertulis) dan disetujui/diakui.


BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

5. PENANGGUNGAN (Borgtocht)

“ Penanggungan adalah suatu persetujuan dengan


mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si
berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatannya si berutang manakala orang itu sendiri
tidak memenuhinya.“ (pasal 1820 KUH Perdata)
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Ciri-ciri Borgtocht

 Penjamin tidak secara spesifik memberikan suatu


barang sebagai jaminan kepada kreditor.

 Penanggungan tidak memberikan preferensi


terhadap tagihan pihak kreditor, pemberi kredit
hanya mempunyai kedudukan kreditor konkuren.
BENTUK PENGIKATAN (PERJANJIAN) JAMINAN

Hal-hal yang Harus Dimasukkan ke Dalam Perjanjian


Penanggungan (borgtocht):

• Pernyataan dari penjamin bahwa ia melepaskan semua


hak-hak utama dan hak-hak istimewa yang diberikan oleh
undang-undang,
• Nama dan alamat lengkap penjamin.
• Jumlah yang dijamin ditulis dalam angka dan huruf.
• Mencantumkan sifat dari jaminan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai