OLEH :
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
MAKALAH HUKUM JAMINAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupannya membutuhkan berbagai hal untuk memenuhi
kebutuhan.Dalam memenuhi kebutuhan tersebut setiap individu harus mendapatkannya dengan
melakukan pembelian, meminjam atau pun dengan sistem barter.Untuk membeli dan meminjam
saat ini memang sangat sering dilakukan dan dimungkinkan terjadi. Untuk barter memang
mungkin terjadi tetapi saat ini sistem tersebut jarang sekali dipergunakan. Seperti yang kita
ketahui manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan sehari-hari setiap orang memiliki berbagai
cara sesuai dengan perkembangan kehidupan saat ini, misalnya pinjam-meminjam. Ketika terjadi
hubungan pinjam meminjam maka timbul hak dan kewajiban, ketika terjadi wan prestasi maka
disinilah timbulnya pemikiran mengenai apa yang dinamakan jaminan.
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
Hukum jaminan adalah hukum mengatur konstruksi yuridis yang memungkinkan pemberian
fasilitas kredit, dengan menjaminkan benda-benda yang dibelinya sebagai jaminan .Peraturan
demikian harus cukup menyakinkan dan memberikan kepastian hukum bagi lembaga-lembga
kredit, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Adanya lembaga jaminan dan lembaga
demikian kiranya harus dibarengi dengan adanya lembaga kredit dengan jumlah besar,dengan
jangka waktu lama dan bunga yang relatif rendah. Sebenarnya apa yang dikemukakan oleh Sri
Soedewi Masjhoen Sofwan ini merupakan suatu konsep yuridis yang berkaitan dengan
penyusunan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan pada masa yang
akan dating. Sedangkan saat ini telah dibuat berbagai peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan jaminan.
J satrio
Hukum jaminan adalah peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan piutang seorang
kreditor terhadap debitor. Definisi ini difokuskan pada pengaturan pada hak-hak kreditor semata-
mata,tetapi tidak memperhatikan hak-hak debitor.Padahal subjek kajian hukum jaminan tidak
hanya menyangkut kreditor semata-mata,tetapi juga erat kaitannya dengan debitor.
Salim H.S
Hukum jaminan adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum
antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebebanan jaminan untuk
mendapatkan fasilitas kredit.
Hukum jaminan adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara kreditor dan debitor yang
berkaitan dengan pembebanan jaminan atas pemberian kredit.Dari pendapat diatas dapat ditarik
benang merah bahwa hukum jaminan adalah peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara pemberi jamianan dengan penerima jaminan dengan menjaminkan benda- benda sebagai
jaminan.[1]
Asas Publicitiet
Asas bahwa semua hak baik hak tanggungan hak fidusia dan hipotik harus didaftarkan.
Hak tanggungan: Objek benda jaminan adalah tanah berikut atau tidak berikut dengan apa
yang ada diatasnya maka aturan hukum dan yang mengaturnya adalah hak tanggungan.
Hak fidusia: Objek jaminan adalah benda bergerak contoh: mobil, sepeda motor, perabot
rumah tangga. Benda yang akan menjadi jaminan masih tetap dikuasai. Aturan hukum yang
mengaturnya disebut lembaga Fidusia.
Benda yang akan menjadi jaminan tapi tidak dikuasainya maka aturan hukum yang
mengaturnya disebut pengadaian
Hipotik: Hipotik digunakan apabila benda yang sebagai jaminan berupa kapal yang berbobot
minimal 20 ton.
Hak-hak yang dijadikan sebagai jaminan ia wajib didaftarkan yaitu dimasing-masing instansi
yang berwenang terhadap benda tersebut. Kegunaan didaftarkan adalah supaya pihak ketiga
tahu bahwa benda tersebut sedang dijaminkan untuk sebuah hutang atau dalam pembebanan
hutang.
Asas publicitiet untuk melindungi pihak ketiga yang beritikat baik
Asas Specialitiet
Bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan hipotik hanya dapat dibebankan atas persil (satuan
tanah) atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu. Secara ringkas,
Bahwa sesuatu benda yang akan dijaminkan sudah didaftarkan.
Asas Tidak Dapat Dibagi
Yaitu asas dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak
tanggungan, hak fidusia, hipotik walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian. Contoh: A
berhutang ke Bank 100 juta dengan jaminan sebidang tanah, dan sebuah mobil. Tanah nilai
taksirannya 100 juta dan mobil nilai taksirannya 60 juta, apabila hutang ini telah 50 %
diselesaikan maka nilai jaminannya hanya sebatas 1 benda jaminan tapi dengan begitu walau
hutang sudah mengecil tapi jaminan tidak bisa dibagi atau diambil.
6. Fungsi Jaminan
Fungsi jaminan adalah sebagai sarana perlindungan bagi keamanan atau kepastian pelunasan
hutang debitur kepada kreditur.Jaminan secara yuridis mempunyai fungsi untuk mengkover
hutang. Oleh karena itu, jaminan di samping faktor-faktor lain (watak, kemampuan, modal,
jaminan dan kondisi ekonomi), dapat dijadikan sebagai sarana perlindungan untuk para kreditur
dalam kepastian atau pelunasan
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum jaminan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur ketentuan mengenai
jaminan dari pihak debitur atau dari pihak ketiga bagi kepastian pelunasan piutang kreditur atau
pelaksanaan suatu prestasi.Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sudah sering mendengar istilah
jaminan.Jaminan dalam pengertian bahasa sehari-hari biasanya merujuk pada pengertian adanya
suatu benda atau barang yang dijadikan sebagai pengganti atau penanggung pinjaman uang
terhadap seseorang.
2. Saran
Dalam melakukan kegiatan pinjam-meminjam sebaiknya di landasi dengan jaminan, karena
dengan adanya jaminan para kreditur mendapatkan sarana perlindungan bagi keamanan atau
kepastian pelunasan hutang debitur. Jadi, marilah kreditur dan debitur melakukan sebuah
jaminan dalam proses peminjaman atau hutang.
DAFTAR PUSTAKA
Bahsan,M.2007. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia.Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada
Latif,Azharudin. Nahrowi.2009. Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif dan
Hukum Islam.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta
Fuady, Munir. 2003. Jaminan Fidusia. Bandung: PT. Aditya Bakti
H.S., Salim. 2004. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Widjaja, Gunawan. Yani, Ahmad. 2001. Seri Hukum Bisnis, Jaminan Fidusia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada