Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan tentang ciri-ciri dari grosse akta sebagai berikut :
a. Grosse akta berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”. b. Dibawah grosse akta harus di cantumkan kata-kata ”sebagai Grosse Pertama”. c. Dcantumkan pula nama orang yang mana atas permintaannya grosse akta itu diberikan. d. Dicantumkan pula tanggal pemberian grosse akta tersebut. e. Mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum yang tetap. f. Grosse akta bersifat assesoir. g. Hanya notaris yang berwenang mengeluarkan Grosse Akta. h. Pengeluaran grosse akta tidak memerlukan pesetujuan lebih dahulu dari Debitur dan pengeluarannya pun tidak perlu diperjanjikan terlebih dahulu.
Perbedaan Grosse akta dengan Perjanjian pada umumnya :
a. Pada bagian akhir dari grosse akta selalu tercantum kalimat: “Diberikan sebagai grosse pertama oleh saya …. notaris di ….. kepada dan atas perintah dari ……. (nama kreditur) pada hari ini …….tanggal ….. Ciri ini dapat membedakan antara grosse akta dengan salinan akta biasa, s ebab pada salinan akta biasa tidak memuat kalimat seperti di atas, tetapi hanya tercantum kata-kata sebagai berikut : “Diberikan sebagai salinan yang sama bunyinya.” b. Grosse akta bersifat assesor, sedangkan perjanjian pada umumnya bisa berupa perjannjian pokok (misalnya perjanjian kredit, AJB dll). c. Grosse akta hanya notaris yang bewenang untuk membuat /mengeluarkan grosse akta sedangkan perjanjian pada umunya dapat di keluarkan oleh notaris, PPAT, maupun yg lainnya. d. Grosse akta hanya berisikan jumlah/nominal pengakuan hutang tertentu sedangkan pada perjanjian pada umumnya bisa berupa perjanjian apa saja kecuali grosse akta.. e. Grosse akta memiliki kekuatan eksekutorial yang berbeda dengan perjanjian pada umumnya (misal perjanjian sewa menyewa). 2. Urutan-urutan dan tata cara pemberian /pengeluaran suatu grosse akta sebagai berikut : a. Antara debitur dan kreditur mengadakan perjanjian hutang piutang oleh dan di hadapan notaris, dalam kesempatan itu dibuat akta pengakuan hutang. b. Kreditur meminta kepada notaris yang membuat akta pengakuan hutang tersebut atau penggantinya, untuk mengeluarkan/memberikan grosse akta atas pengakuan hutang tersebut. Permintaan ini dilakukan, baik pada saat diadakan perjanjian hutang piutang tersebut ataupun beberapa waktu setelah diadakannya perjanjian itu. c. Atas dasar permintaan dari kreditur, maka notaris yang sebelumnya membuat atas pengakuan hutang tersebut, atau penggantinya dapat memberikan grosse akta pengakuan hutang berdasarkan minuta yang disimpannya. Grosse akta pengakuan hutang tersebut dikeluarkan dengan irah-irah pada bagian kepala akta”Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. d. Grosse akta pengakuan ini, diberikan dengan nama grosse pertama diterima dan disimpan oleh kreditur untuk keperluan kemudahan eksekusinya. e. Apabila permohonan tersebut dapat dikabulkan, Pengadilan Negeri akan membuat/mengeluarkan surat perintah kepada notaris yang bersangkutan untuk mengeluarkan grosse keuda atau selanjutnya.
3. 20 alasan melakukan ppjb :
a. Objek jual beli tanah dalam proses balik nama;
b. Objek jual beli tanah dalam proses pemecahan tanah; c. Jika penjual lebih dari satu orang dan salah satu penjual akanke kota atau luar negeri; d. Objek jual beli tanah dalam proses pembuatan sertifikat; e. Objek jual beli tanah masih berupa SKT atau Letter C; f. Calon penjual melakukan PPJB guna meminta uang muka sebagai tanda keseriusan; g. Bagi perusahaan developer digunakan untuk memperoleh dana awal (uang muka) dari konsumen untuk memperlancar pembangunan rumah atau apartemen; h. Objek tanah jual beli dalam proses roya; i. Pembayaran sebagai konsekuensi jual beli belum bisa dilaksanakan dengan penuh atau lunas; j. Surat-surat atau dokumen tanah belum lengkap; k. Objek atau bidang tanah belum dapat dikuasai oleh para pihak , pihak penjual maupun pihak pembeli , dalam hal ini pemilik asal ataupun pemilik baru; l. Besaran objek jual beli masih dalam pertimbangan atau negosiasi oleh para pihak; m. Pajak (SPPT PBB) Tahun berjalan belum terbit; n. Objek jual beli tanah masih dalam proses pembagian warisan oleh para ahli waris; o. Objek jual beli tanah masih dalam jaminan bank atau bukan bank; p. Objek jual beli tanah dalam sengketa di pengadilan; q. Objek jual beli tanah yang di beli berasal dari lelang (berdasarkan risalah lelang) yang belum di balik namakan ke pembeli atau pemenang lelang; r. Pembeli membuat PPJB lunas dengan alasan akan menjual lagi tanah yang di belinya sehingga terdapat PPJB dan kuasa lebih dari satu kali atau bertingkat; s. Penjual / Pembeli akan pindah ke luar kota; t. Jika pajak-pajak yang dikenakan pada terhadap jual beli tanah belum dapat di bayar baik oleh penjual atau pembeli.