1. JUDUL AKTA
Judul akta disesuaikan dengan perbuatan hukum yang dibuat.
Contoh : “Jual Beli”, “Hibah”, “Izin Kawin”, dan lain sebagainya..
Ingat, satu akta hanya untuk satu perbuatan hukum saja!
2. NOMOR AKTA
Nomor urut akta saja, tanpa diberi bulan dan tahun.
Sebagai contoh : “Nomor : 01”.
Untuk akta notaris, nomornya berganti tiap satu bulan sekali
(kembali lagi ke nomor 01)
3. AWAL AKTA / KEPALA AKTA
Diuraikan hari, tanggal pembuatan akta, waktu, dan nama Notaris yang
membuat akta tersebut.
Contoh :
-Pada hari ini, Kamis, tanggal 01-05-2020 (satu Mei dua ribu dua
puluh).----------------------------------------------------------------------------------
-Pukul 10.00 – 10.30 W.I.B (sepuluh sampai dengan pukul sepuluh
lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Barat). ----------------------------
-Berhadapan dengan saya, TIRAMISHU, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta
Pusat, dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-225.HT.03.01-Tahun
2000, tanggal 18-03-2000 (delapan belas Maret dua ribu), beralamat
kantor di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Garuda Nomor 17,
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama-
namanya akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : --------------------
Jika saudara sebagai seorang Notaris di Jakarta Selatan dengan
SK Menteri Hukum Dan HAM RI Nomor :
C-225.HT.03.01-Tahun 2001, tanggal 18-03-2001.
Alamat Kantor di Jl. Tebet Raya Nomor 100.
Variasi pada bagian awal akta ini adalah bila NOTARIS CUTI
Maka : menggunakan NOTARIS PENGGANTI
================================================================
========================================================
========================================================